Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MORFOLOGI DAN ANATOMI BENIH

TENTANG

“IDENTIFIKASI BIJI REKALSITRAN”

Oleh :

Mochamad Yusril Wicaksono

A41180101

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Benih menjadi salah satu input yang penting dalam bidang pertanian. Benih
sebagai penentu keberhasilan tanaman dapat tumbuh hingga panen atau tidak
samasekali. Sistem produksi pertanian baik untuk memenuhi konsumsi sendiri
maupun berorientasi komersial diperlukan adanya ketersediaan benih yang
memiliki daya tumbuh tinggi termasuk di Indonesia. Di Indonesia merupakan
salah satu negara dengan sektor pertanian sebagai prioritas dalam memenuhi
kebutuhan hidup masyarakatnya, sehingga sangat perlu untuk memperhatikan
benih yang akan ditanam maupun yang akan di produksi atau di komersialkan.
Oleh karena itu menjadi sangat penting bahwa kontribusi benih dalam mendorong
meningkatkan jumlah dan kualitas produksi pertanian yang mampu dihasilkan.

Kemampuan benih untuk tumbuh dan berkecambah di pengaruhi oleh


keadaan lingkungan, cadangan makan dan kadar air. Kadar air benih merupakan
salah satu komponen yang harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan maupun
untuk tujuan penyimpanan benih. Kadar air memiliki dampak besar terhadap
benih selama penyimpanan. Kadar air biji atau benih berfungsi untuk menentukan
saat panen yang tepat dan saat penyimpanan benih. Kadar air optimum dalam
penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6%–8%. Kadar air yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan naiknya aktivitas pernafasan yang dapat
berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam benih. Selain itu
merangsang perkembangan cendawan patogen di dalam tempat penyimpanan.
Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan
kerusakan pada embrio.

Benih Rekalsitran yaitu benih yang tidak dapat disimpan dalam waktu lama,
tidak tahan atau mati jika disimpan pada suhu dingin, dan tidak tahan disimpan
bila kadar airnya diturunkan sampai di bawah kadar air kritis.

Sifat-sifat benih rekalsitran adalah memiliki ukuran yang besar, memiliki


kadar air benih antara 30-70%, dengan variasi kadar air yang besar diantara
individu benih ketika terlepas dari tanaman induk (shedding), mudah
terkontaminasi mikroorganisme, tidak toleran terhadap suhu rendah dan beku
(chilling and freezing injury), periode penyimpanan yang singkat, mudah
berkecambah di penyimpanan dan) peka terhadap penurunan air pada saat proses
pembentukan benih dan saat terlepas dari tanaman induk (Tresnawati dkk, 2014).

1.2 Tujuan

Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari struktur dan bagian dari anatomi


Benih Rekalsitran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kemampuan benih untuk tumbuh dan berkecambah di pengaruhi oleh


keadaan lingkungan, cadangan makan dan kadar air. Kadar air benih merupakan
salah satu komponen yang penting dan harus diketahui baik untuk tujuan
pengolahan benih maupun untuk tujuan penyimpanan benih. Kadar air memiliki
dampak besar terhadap viabilitas benih selama penyimpanan. Kadar air biji atau
benih berfungsi untuk menentukan saat panen yang tepat dan saat penyimpanan
benih yang benar. Benih yang mengalami masa simpan dalam kondisi benih atau
lingkungan simpan yang tidak optimum viabilitasnya akan turun yang ditunjukkan
oleh turunnya daya berkecambah benih (Achmad dkk, 2012).
Menurut Shaban (2013), berdasarkan tingkat kadar air di dalam benih
terdapat dua tipe benih yakni benih ortodoks dan benih rekalsitran. Benih
ortodoks adalah benih yang dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama dengan
kadar air dapat diturunkan sampai di bawah 10%, dan dapat disimpan pada suhu
dan kelembapan yang rendah. Jenis pohon yang benihnya termasuk benih ortodok
antara lain merbau (Intsia bijuga), kayu kuku (Pericopsis mooniana), tisuk
(Hibiscus macrophyllus), krasikarpa (Acacia crassicarpa), pelita (Eucalyptus
pellita), ampupu (Eucalyptus urophylla), asam jawa (Tamarindus indica L.) dan
bungur (Langersstroemia speciosa).
Benih rekalsitran yaitu benih yang tidak dapat disimpan dalam waktu lama,
tidak tahan atau mati jika disimpan pada suhu dingin, dan tidak tahan disimpan
bila kadar airnya diturunkan sampai di bawah kadar air kritis. Jenis benih yang
termasuk rekalsitran adalah nangka (Artocarpus heterophyllus), meranti (Shorea
selanica), gaharu (Aquilaria malaccensis), damar (Agathis sp.), Kemenyan
(Styrax benzoin), Mimba (Azadirachta indica), Bakau (Rhizophora apiculata),
dan Nyamplung (Calophyllum inophyllum) (Walters et al 2013).
Sifat-sifat benih rekalsitran adalah memiliki ukuran yang relatif lebih
besar dibandingkan benih ortodoks, memiliki kadar air benih antara 30-70%
dengan variasi kadar air yang besar diantara individu benih ketika terlepas dari
tanaman induk (shedding), mudah terkontaminasi mikroorganisme, tidak toleran
terhadap suhu rendah dan beku (chilling and freezing injury), periode
penyimpanan yang singkat, mudah berkecambah di penyimpanan dan g) peka
terhadap penurunan air pada saat proses pembentukan benih dan juga saat terlepas
dari tanaman induk (Tresniawati dkk, 2014).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Morfologi dan Anatomi Benih tentang “Identifikasi Biji Rekalsitran”
dilakukan pada hari Rabu tanggal 6 November 2019. Pukul 13.00 - 15.00 WIB
bertempat di Laboratorium TPB Lantai 2 Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat : 3.2.2 Bahan :

 Alat Tulis  Biji Lamtoro


 Kertas HVS  Biji Kelapa Sawit
 Penggaris  Biji Nangka
 Cutter  Biji Mahoni
 Kaca Pembesar  Biji Karet
 Biji Pepaya
 Biji Sengon
 Biji Mangga
 Biji Durian
 Biji Kakao
3.3 Prosedur Kerja

1. Menyiapkan Alat dan Bahan


2. Membelah Biji dengan cutter
3. Mengamati Biji yang telah dibelah dengan Kaca Pembesar
4. Mencatat Hasil Pengamatan pada Kertas HVS
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

NO GAMBAR & BAGIAN FUNGSI


NAMA

Endosprem Kulit Luar : Untuk melindungi


Kulit Luar bagian dalam Biji
1 Plumula Plumula : tempat calon Daun
Radikula Radikula : tempat calon Akar
Biji Kakao
Endosprem : Tempat penyimpanan
cadangan makanan bagi Embrio

Endosprem Kulit Luar : Untuk melindungi


Kulit Luar bagian dalam Biji
2 Plumula Plumula : tempat calon Daun
Radikula Radikula : tempat calon Akar
Biji Durian Endosprem : Tempat penyimpanan
cadangan makanan bagi Embrio

Endosprem Kulit Luar : Untuk melindungi


Kulit Luar bagian dalam Biji
3 Plumula Plumula : tempat calon Daun
Radikula Radikula : tempat calon Akar
Biji Mangga
Endosprem : Tempat penyimpanan
cadangan makanan bagi Embrio

Endosprem Kulit Luar : Untuk melindungi


Kulit Luar bagian dalam Biji
4 Plumula Plumula : tempat calon Daun
Radikula Radikula : tempat calon Akar
Biji Sengon
Endosprem : Tempat penyimpanan
cadangan makanan bagi Embrio
Endosprem Kulit Luar : Untuk melindungi
5 Kulit Luar bagian dalam Biji
Plumula Plumula : tempat calon Daun
Radikula Radikula : tempat calon Akar
Biji Pepaya
Endosprem : Tempat penyimpanan
cadangan makanan bagi Embrio

Endosprem Kulit Luar : Untuk melindungi


6 Kulit Luar bagian dalam Biji
Plumula Plumula : tempat calon Daun
Radikula Radikula : tempat calon Akar
Biji Karet
Endosprem : Tempat penyimpanan
cadangan makanan bagi Embrio

Endosprem Kulit Luar : Untuk melindungi


7 Kulit Luar bagian dalam Biji
Plumula Plumula : tempat calon Daun
Biji Mahoni Radikula Radikula : tempat calon Akar
Endosprem : Tempat penyimpanan
cadangan makanan bagi Embrio

Endosprem Kulit Luar : Untuk melindungi


8 Kulit Luar bagian dalam Biji
Plumula Plumula : tempat calon Daun
Radikula Radikula : tempat calon Akar
Biji Nangka
Endosprem : Tempat penyimpanan
cadangan makanan bagi Embrio

Endosprem Kulit Luar : Untuk melindungi


9 Kulit Luar bagian dalam Biji
Plumula Plumula : tempat calon Daun
Radikula Radikula : tempat calon Akar
Biji Kelapa Sawit
Endosprem : Tempat penyimpanan
cadangan makanan bagi Embrio
Endosprem Kulit Luar : Untuk melindungi
Kulit Luar bagian dalam Biji
10 Plumula Plumula : tempat calon Daun
Radikula Radikula : tempat calon Akar
Endosprem : Tempat penyimpanan
Biji Lamtoro
cadangan makanan bagi Embrio

4.2 Pembahasan

Benih Rekalsitran yaitu benih yang tidak dapat disimpan dalam waktu lama,
tidak tahan atau mati jika disimpan pada suhu dingin, dan tidak tahan disimpan
bila kadar airnya diturunkan sampai di bawah kadar air kritis.
Sifat-sifat benih rekalsitran adalah memiliki ukuran yang besar, memiliki
kadar air benih antara 30-70%, dengan variasi kadar air yang besar diantara
individu benih, mudah terkontaminasi mikroorganisme, tidak toleran terhadap
suhu rendah dan beku (chilling and freezing injury), periode penyimpanan yang
singkat, mudah berkecambah di penyimpanan dan peka terhadap penurunan air

Benih rekalsitran berdasarkan hasil praktikum adalah memiliki ciri-ciri


benihnya berukuran besar, basah (lembab) karena kadar air yang tinggi dan
permukaannya licin dan berlendir. Benih ini sulit disimpan dalam jangka lama
karena benih sangat mudah berkecambah.

Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan


beberapa contoh Benih Rekalsitran seperti pada dibawah ini :

Tanaman Kakao memiliki nama latin Theobroma cacao L yang memiliki


perakaran tunggang dengan panjang dapat mencapai 8 meter dengan arah
horizontal, dan 15 meter ke arah bawah. Sedangkan kakao yang diperbanyak
secara vegetatif memiliki perakaran serabut, dan akan berubah menyerupai akar.
Biji buah kakao tidak memiliki masa dormansi, sehingga tidak mungkin
menyimpan biji untuk benih dalam waktu yang lama. Biji Kakao memiliki
Anatomi seperti Plumula (Calon Daun), Radikula (Calon Akar), Kotiledon
(Tempat Penyimpanan Cadangan Makanan) dan Kulit Pelindung Biji
Biji durian memiliki bentuk bulat hingga lonjong dengan serabut halus
pada bagian ujungnya. Biji dari buah durian hanya tersusun dari beberapa lapisan
saja, dimana yang pertama memiliki kulit luar atau epidermis yang tipis, dan
bagian dalam dermis yang tebal. Biji tersebut memililiki warna coklat pada bagian
permukaan, sedangkan pada bagian dalam memiliki warna putih. Biji durian
sering disebut dengan pongge.

Buah mangga memiliki nama latin Mangifera Indica .L dan memiliki jenis
biji berkeping dua (Dikotil) dengan bentuk pipih maupun agak tebal. Biji tersebut
memiliki warna putih keabu-abuan dan ada juga yang abu-abu. Biji mangga dapat
digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif tergantung dari
kemauanya. Sama seperti benih rekalsitran kebanyakan, biji mangga terdiri atas
Kotiledon, Plumula, Radikula & Kulit Luar
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan praktikum identifikasi morfologi dan anatomi


benih rekalsitran maka dapat disimpulkan bahwa benih rekalsitran adalah benih
yang tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama, berbeda dengan benih ortodoks,
dan tidak tahan bila kadar air benih tersebut diturunkan dari batas bawah air.
Benih Rekalsitran memiliki struktur dan anatomi yang mirip dengan benih
ortodoks, tetapi ada beberapa yang berbeda sedikit, yakni benih rekalsitran sedikit
lebih besar ukuranya, dan rata-rata memiliki serabut serabut halus pada kulit
luarnya.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam mengidentifikasi anatomi benih digunakan alat bantu yang


lengkap dan yang dapat memaksimalkan kerja dari Praktikkan agar tidak ada
kekeliruan dalam mengidentifikasi biji tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Shaban, M. 2013. Aging in Orthodox Seeds is a Problem. Adv Biol Biom Res,
1(11): 1296-1301.

Walters, C., P. Berjak., N. Pammenter., K. Kennedy dan P. Raven. 2013.


Preservation of Recalcitrant Seeds. Science, 339(612): 915-916.

Achmad., E. Widajati dan S. S. Vityaningsih. 2012. Kuantitas dan Kualitas


Kecambah Sengon pada Beberapa Tingkat Viabilitas Benih dan Inokulasi
Rhizoctonia sp. Silvikultur Tropika, 3(1): 49-56.

Tresniawati, C., E. Murniati dan E. Widajati. 2014. Perubahan Fisik, Fisiologi


dan Biokimia Selama Pemasakan Benih dan Studi Rekalsitransi Benih
Kemiri Sunan. Agron. Indonesia, 42(1): 74 – 79.

Anda mungkin juga menyukai