Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM MORFOLOGI DAN ANATOMI BENIH

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMASAKAN BENIH TANAMAN


PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN

NAMA : Mohammad Imron Rosyidi

NIM : A41180451

GOLONGAN :A

TEKNIK PRODUKSI BENIH

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Periode pembentukan dan pemasakan biji (maturation of seed) dimulai


sejak selesai pembuahan (fertilazation) sampai panen. Biasanya biji matang
bersamaan waktunya dengan masaknya buah , dan hal terpenting dalam
pemasakan biji adalah perubahan mengenai: kadar air, daya kecambah biji, daya
tumbuh biji, berat kering biji, ukuran besar biji. Hal tersebut sangat berpengaruh
dalam menentukan waktu panen suatu tanaman , sehingga di perolehproduksi biji
yang bermuitu tinggi, dalam arti viabilitasnya, vigor, berta kering, dan ukuran dari
biji.

Mutu benih dideskripsikan ke dalam mutu genetic, fisik, dan fisiologi.


Mutufisik dan fisiologi benih dimulai dari penentuan kapan benih masak secara
fisiologiyang akan berpengaruh terhadap daya berkecambah benih. Penentuan
kematangan buah setiap jenis akan bervariasi. Pemanenan buah untuk benih harus
dilakukantepat waktu pada saat buah telah masak fisiologi. Pemanenan sebelum
atausesudah masak fisilogi menghasilkan benih yang bermutu rendah.
Kematangan buah dapat dicirikan oleh kadar air benih, perubahan warna buah,
kadungan bahankimia pada benih serta pematangan buatan (Bonner et al., dalam
Suita, E,dkk,2008). Benih disebut masak apabila secara fisiologi dapat
berkecambah, buah atauorgan pembentuk biji sudah masak. Proses pematangan
buah dan biji biasanyaseiring, sehingga kemasakan buah dan biji diperoleh pada
waktu yang hampir bersamaan. (Schmidt dalam Suita, E,dkk, 2008)

1.2 Tujuan

1. mengetahui tingkat kemasakan benih sebelum masak fisiologis,


setengah masak fisiologis, sebelum masak fisiologis untuk tanaman pangan,
hortikultura.

2. menjelaskan tingkat perbedaan kemasakan benih.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Selama proses pemasakan buah beberapa sel di bagian tengah dan dalam
dari daun buahnya dapat hancur. Pada perkembangan bakal bijinya, setelah
penyerbukan maka jaringan parenkim pada plasenta tumbuh sekitar funikula (ari-
ari biji). Parenkim itu terus tumbuh sampai menutupi seluruh biji-biji yang
berkembang. Sel-sel jaringan ini berdinding tipis dan membentuk jaringan
homogen. Sel-sel ini tidak melebar dengan pericarp tetapi menempel padanya dan
juga pada biji-biji. Mula-mula jaringan parenkim itu kukuh, tetapi ketika buahnya
menjadi masak, dinding selnya menjadi lebih tipis dan sel-sel itu sebagian
menjadi rusak. (Sutopo, 2002: 25).

Tanaman yang telah mencapai tingkat kemasakan yang maksimal tidak


akan mempengaruhi benih, walaupun dalam keadaan kering, tidak akan terjadi
kekisutan pada benih. Benih yang di panen sebelum tercapai tingkat kemasakan
buah yang maksimal atau matang, embrio tidak cukup masak, maka
perkecambahan biji menjadi lemah, mengerut, tidak berkualitas, dan pendek daya
hidupnya. Menurut Hartman dan Kester 1986.
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum anatomi benih dilaksanakan pada tanggal 13 dan 20–


November- 2019 pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Teknik
Produksi Benih Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
- alat tulis
-scapel
-pinset
-petridis
-jangka sorong
-kaca pembesar
3.2.2 Bahan
-Benih Kacang Tanah (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak
fisiologis)

- Benih Timun (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak fisiologis)

- Benih Melon (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak fisiologis)

- Benih Pare (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak fisiologis)

- Benih Terong (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak fisiologis)

- Benih Cabai (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak fisiologis)

- Benih Tomat (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak fisiologis)

- Benih Padi (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak fisiologis)

- Benih Semangka (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak


fisiologis)

- Benih sengon (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak fisiologis)

- Benih nangka (masak fisiologis, ½ masak fisiologis)

- Benih karet (masak fisiologis, ½ masak fisiologis)


- Benih lamtoro (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak fisiologis)

- Benih mangga (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak fisiologis)

- Benih kakau (masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak fisiologis)

3.3 Prosedur kerja


1. Menyiapkan alat bahan yang digunakan.
2. mengamati masing masing benih tersebut pada tingkat kemasakan yang berbeda
yaitu, masak fisiologis, ½ masak fisiologis, belum masak fisiologis.
3. mengidentifikasi benih meliputi nama benih, gambar benih, kondisi benih,
bentuk benih, warna benih, ukuran benih, permukaan benih, dan cadangan
makanan benih.
4. gambar keadan benih tersebut sesuai dengan tingkat kemasakan yang berbeda.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Nama benih, Nama Kondisi Bentuk Ukuran Warna Permuka Cadangan


latin dan Gambar Benih (cm) an Makanan
1. Kacang Tanah a. masa a.ginjal a.P: 1,42 a. coklat a.halus a. sempurna
(Arachus hypogaea) fisiologis b. ginjal T: 0,84 b. coklat b.halus b. setengah
b. setengah c. ginjal b. p: 1,15 pudar c.halus sempurna
masak t: 0,81 c. coklat c. belum
c.sebelum c. p:1,02 pudar sempurna
masak t:0,62

2 Timun a. masa a. lancip a.P: 1 a. putih a.halus a. sempurna


(cucumis sativus) fisiologis pipih T: 0,4 kekuningan b.halus b. setengah
b. setengah b. lancip b. p: 0,92 b. putih c.halus sempurna
masak pipih t: 0,43 pudar c. belum
c.sebelum c. lancip c. p:0,61 c. putih sempurna
masak pipih t:0,3 pudar

3 Melon a. masa a. lancip a.P: 1,31 a. putih a.halus a. sempurna


(cucumis melo) fisiologis pipih T: 0,84 kekuningan b.halus b. setengah
b. setengah b. lancip b. p: 1,1 b. putih c.halus sempurna
masak pipih t: 0,72 pudar c. belum
c.sebelum c. lancip c. p:0,87 c. putih sempurna
masak pipih t:0,61 pudar
4 Pare a. masa a. pipih a.P: 1 a. coklat a. kasar a. sempurna
(momordica fisiologis b. pipih T: 1,8 b. coklat b. kasaar b. setengah
charantia) b. setengah c. pipih b. p: 1,1 keputihan c. kasar sempurna
masak t: 1,1 c. coklat c. belum
c.sebelum c. p:0,91 keputihan sempurna
masak t:0,83

5 Terong a. masa a. pipih a. d: 0,42 a. a. kasap a. sempurna


(solanum fisiologis b. pipih b. d :0,31 kekuningan b. kasap b. setengah
melongena) b. setengah c. pipih c.d: 0,27 b.kuning c.kasap sempurna
masak pudar c. belum
c.sebelum c.kuning sempurna
masak pudar
6 Cabai a. masa a. pipih a. d: 0,51 a. a. kasap a. sempurna
(capsicum annum) fisiologis b. pipih b. d :0,47 kekuningan b. kasap b. setengah
b. setengah c. pipih c.d: 0,43 b.kuning c.kasap sempurna
masak pudar c. belum
c.sebelum c.kuning sempurna
masak pudar
7 Tomat a. masa a. pipih a. d: 0,31 a. a. kasap a. sempurna
(solanum fisiologis b. pipih b. d :0,27 kekuningan b. kasap b. setengah
lycopersicum) b. setengah c. pipih c.d: 0,21 b.kuning c.kasap sempurna
masak pudar c. belum
c.sebelum c.kuning sempurna
masak pudar

8 Padi a. masa a. lancip a.P: 0,8 a. kuning a. kasap a. sempurna


(oryza sativa) fisiologis b. lancip T: 0,5 b.kuning b. kasap b. setengah
b. setengah c.lancip b. p: 0,5 pudar c. kasap sempurna
masak t: 0,4 c. kuning c. belum
c.sebelum c. p:0,5 hijau sempurna
masak t:0,4
9 Jagung a. masa a. dent a. P:0,6 a. orange a. halus a. sempurna
(zea mays) fisiologis b. dent L:0,76 tua b.halus b. setengah
b. setengah 3. dent b. P:0,9 b. orange 3. halus sempurna
masak cerah c. belum
L:0,8
c.sebelum 3. orange sempurna
c.P: 0,9
masak putih
L:0,8
10 Kedelai a. masa a. bulat a.D:0,69 a. kuning a. halus a. sempurna
(glycinemax) fisiologis b. bulat b.D:0,52 tua b. halus b. setengah
b. setengah c. bulat c.D:0,44 b. kuning c. halus sempurna
masak cerah c. belum
c.sebelum c.. hijau sempurna
masak
11 Kacang hiaju a. masa a. bulat a. D:0,41 a. hijau a. halus a. sempurna
(vigna radiata) fisiologis b. bulat b.D: 0,41 b. hijau b. halus b. setengah
b. setengah c. bulat c.D:0,49 c. hijau c. halus sempurna
masak c. belum
c.sebelum sempurna
masak
12 Nangka a. masa a. oblong a. p:3 cm a. putih a. halus a. sempurna
(Artocarpus fisiologis b. oblong l:15,03 kecoklatan b.halus b. setengah
heterophyllus) b. setengah b. p: 3,2 b. putih sempurna
masak kekuninga
l:14,05

13 Karet a. masa a.bulat a. a. coklat tua a. halus a. sempurna


(hevea brasiliensis) fisiologis b. bulat d:21,04 b. coklat b.halus b. setengah
b. belum p: 1,5 muda sempurna
masak
b. d:19
p:2,5

14 Lamtoro a. masa a. pipih a. p:9,06 a. coklat tua a. halus a. sempurna


(leucaena fisiologis b. pipih l:5,65 b. coklat b. halus b. setengah
leucocephala) b. setengah c.pipih b. p:8,06 mud c.halus sempurna
masak kriput c.hijau c. belum
l:5.05
c.sebelum sempurna
c. p:9,04
masak
l:5

15 Mangga a. masa a. pipih a. p:94 a. putih a. kasap a. sempurna


(mangifera) fisiologis b. pipih l:30 pekat b.kasap b. setengah
b. setengah c. pipih b.p:90 b. putih c.kasap sempurna
masak pudar c. belum
l:37
c.sebelum c.putih sempurna
c.p:58,85
masak pudar
l:30
16 Kakau a. masa a. oblong a. p:20 A. ungu a. halus a. sempurna
(theoroma cacao) fisiologis b. oblong l:9,04 b. merah b. halus b. setengah
b. setengah c. oblong b.p:18,04 muda c. halus sempurna
masak c.merah c. belum
l:9,02
c.sebelum muda sempurna
c.
masak
p:12,01
l:9,04

4.2 Pembahasan

Periode pembentukan dan pemasakan biji (maturation of seed) dimulai


sejak selesai pembuahan (fertilazation) sampai panen. Biasanya biji matang
bersamaan waktunya dengan masaknya buah , dan hal terpenting dalam
pemasakan biji adalah perubahan mengenai: kadar air, daya kecambah biji, daya
tumbuh biji, berat kering biji, ukuran besar biji. Hal tersebut sangat berpengaruh
dalam menentukan waktu panen suatu tanaman , sehingga di perolehproduksi biji
yang bermuitu tinggi, dalam arti viabilitasnya, vigor, berta kering, dan ukuran dari
biji.

Dalam mendapatkan benih yang berviabilitas tinggi harus masak fisiologis


pada saat pemanenan. Masak fisiologis adalah apabila zat makanan dari benih
tersebut tidak lagi tergantung pada pohon induknya, yang umum di tandai denagn
prubahan warna kulit pada buah, masaknya benih atau buah pada umumnya
terjadi secara musiman . benih yang telah masak fisiologis bercirikan cadangan
makanan di dalam biji sudah terlengkapi, sel sel di dalam benih sudah dewasa,
benih lebih berwarna tua, ukuran benih yang relative bagus atau seragam dan
viabilitas benihnya yang baik.

Pada biji yang setengah masak fisiologis atau buah bercirikan buah pada
biji masih setengah matang dan zat makanan buah masih bergantung pada pohon
induknya, dan warna buah yang mencolok sedikit tua tetapi belum tua. Dan pada
biji yang setngah masak bercirikan cadangan makanan pada biji tidak sempurna,
ukuran biji yang relative tidak seragam, warna biji yang pudar, sel sel dalam benih
yang masih belum dewasa dan viabilitas benih yang kurang baik, tetapi biji
tersebut 50% bisa tumbuh, karena dengan cadangan makanan yang sudah
terbentuk sehingga ada dorongan dalam pertumbuhannnya.
Pada biji yang belum masak fisiologis bercirikan biji tersebut tidak siap
untuk di tumbuhkan karena cadangan makanan biji yang belum terbentuk, sel sel
biji yang belum dewasa, dan relative ukuran biji tidak maksimal atau tidak
semestinya, dan warnabenih yang pudar atau pucat. Dengan benih yang belum
masak tersebut dapatmenurunkan atau kerugianpada petani karena viabilitasnya
yang sanagt rendah atau tidak layak untuk di jadikan tanaman baru.

Selama proses pemasakan buah beberapa sel di bagian tengah dan dalam
dari daun buahnya dapat hancur. Pada perkembangan bakal bijinya, setelah
penyerbukan maka jaringan parenkim pada plasenta tumbuh sekitar funikula (ari-
ari biji). Parenkim itu terus tumbuh sampai menutupi seluruh biji-biji yang
berkembang. Sel-sel jaringan ini berdinding tipis dan membentuk jaringan
homogen. Sel-sel ini tidak melebar dengan pericarp tetapi menempel padanya dan
juga pada biji-biji. Mula-mula jaringan parenkim itu kukuh, tetapi ketika buahnya
menjadi masak, dinding selnya menjadi lebih tipis dan sel-sel itu sebagian
menjadi rusak. (Sutopo, 2002: 25).

Tanaman yang telah mencapai tingkat kemasakan yang maksimal tidak


akan mempengaruhi benih, walaupun dalam keadaan kering, tidak akan terjadi
kekisutan pada benih. Benih yang di panen sebelum tercapai tingkat kemasakan
buah yang maksimal atau matang, embrio tidak cukup masak, maka
perkecambahan biji menjadi lemah, mengerut, tidak berkualitas, dan pendek daya
hidupnya. Menurut Hartman dan Kester 1986.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. pada biji yang masak fisiologis semua unsur kandungannya atau sel sel yang
terdapat di dalamnya sudah dewasa , sudah siap untuk dalam pertumbuhannya,
pada biji yang setengah masak fisiologis dan belum masak fisiologis tidak dapat
di gunakan dalam proses pertubuhan karena sel sel yang di kandung belum
dewasa dan tak mampu berkembang menjadi tanaman yang baik dalam
pertumbuhannya

2. biji yang masak fisiologis memiliki ukuran yang lebih seragam dan warna yang
menua. Pada biji yang belum masak fisiologis memiliki bentuk yang kurang
optimal atau tidak semestinya dan warna biji yang pudar bahkan beda warna

5.2 Saran

Mahasiswa dalam praktikum seharusnya lebih memerhatikan keterangan


dari dosen atapun teknisi demi kelanjacaran dalam praktikum, dan alat yang di
gunakan dalam praktikum harus lebih memadai.
DAFTAR PUSTAKA

Imam, S Muhammad. 2008. Pengaruh Tingkat Kematangan Buah


Terhadap Perkecambahan Biji: buletin kebun raya indonesia vol. 11 no 2, july
2008 hal 36-40.

BKPM (Buku Kerja Praktek Mahasiswa) semester III. 2019. Morfologi


dan Anatomi Benih.

Anda mungkin juga menyukai