Anda di halaman 1dari 11

Nama : LUSYANA RAHMAN

Nim : 8196141004
Kelas : Pendidikan Kimia A 2019

PERCOBAAN
SUSPENSI TEPUNG BESI

Kata Kunci: Struktur Atom, besi, elektron tunggal


I. Kompetensi Inti
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar
(4.15) Membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau
melibatkan prinsip koloid.
III. Indikator
Menganalisis pengaruh elektron tunggal pada sifat kemagnetan besi melalui
percobaan suspensi tepung besi.
IV. Tujuan
Aspek Kognitif Produk
Membuat suspensi tepung besi dan mengetahui pengaruh elektron tunggal
pada sifat kemagnetan besi berdasarkan suspensi tepung besi tersebut.
Aspek Kognitif Proses
Menemukan pertanyaan dan merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel,
melakukan percobaan, menulis hasil percobaan, mengolah data hasil
pecobaan, mengkomunikasikan secara tertulis dan secara lisan melalui
presentasi
V. Landasan Teori
a. Struktur Atom
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron berada
di dalam inti atom sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom
karena muatan listriknya. Semua elektron bermuatan negatif () dan semua proton
bermuatan positif (+) sementara itu neutron bermuatan netral. Elektron yang
bermuatan negatif () ditarik oleh proton yang bermuatan positif (+) pada inti
atom. Elekron yang tidak berpasangan disebut elektron tunggal.

b. Besi
Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin: ferrum) dan
nomor atom 26. Merupakan logam dalam deret transisi pertama dan merupakan
unsur paling umum di bumi berdasarkan massa, membentuk sebagian besar
bagian inti luar dan dalam bumi. Besi adalah unsur keempat terbesar pada kerak
bumi. Seperti unsur golongan 8 lainnya, besi berada pada rentang tingkat oksidasi
yang lebar, -2 hingga +6, meskipun +2 dan +3 adalah yang paling banyak. Unsur
besi terdapat dalam meteorit dan lingkungan rendah oksigen lainnya, tetapi reaktif
dengan oksigen dan air. Permukaan besi segar nampak berkilau abu-abu
keperakaran, tetapi teroksidasi dalam udara normal menghasilkan besi oksida
hidrat yang dikenal sebagai karat. Tidak seperti logam lain yang membentuk
lapisan oksida pasivasi, oksida besi menempati lebih banyak tempat daripada
logamnya sendiri dan kemudian mengelupas, mengekspos permukaan segar untuk
korosi.
Besi adalah logam dengan penampakan putih silver mengkilap,
mempunyai sifat elastis dan lunak. Elastis berarti logam tersebut mampu ditarik
namun tidak putus. Lunak artinya logam tersebut dapat ditempa dengan berbagai
bentuk. Besi mempunyai kekuatan tarik yang sangat tinggi. Besi dapat ditarik
tanpa membuatnya putus. Besi sangat mudah untuk digunakan dalam berbagai
aplikasi. Besi bisa dibengkokkan, digulung, dipotong, dibentuk maupun
dipadukan dengan logam lain. Besi murni memiliki titik lebur 1536 C atau 2797 F
dan titik didih 3000 C (5400 F). Besi mempunyai densitas 7,87 gram/cm3.
Besi adalah logam yang sangat aktif, sangat mudah bereaksi dengan
oksigen di udara menghasilkan oksida besi (Fe2O3) yang dikenal sebagai karat.
Besi juga bereraksi dengan air dan uap pada suhu tinggi menghasilkan gas
hidrogen serta mempunyai sifat larut dalam larutan asam.

c. Sifat Kemagnetan Bahan


Ketika materi ditempatkan dalam medan magnet, kekuatan magnetik dari
bahan yang mengandung elektron akan terpengaruh. Efek ini dikenal sebagai
Hukum Faraday Induksi Magnetik. Namun bahan dapat bereaksi sangat berbeda
dengan kehadiran medan magnet luar. Rekasi ini tergantung pada sejumlah faktor,
seperti struktur atom, molekul material dan medan magnet bersih terkait dengan
atom. Momen magnetik berhubungan dengan atom memiliki tiga asal-usul, yaitu
gerakan orbital elektron, perubahan dalam gerak orbit yang disebabkan oleh
medan magnet luar dan spin dari elektron.
Pada sebagian besar atom, elektron terjadi pada pasangan. Spin elektron
dalam pasangan di arah yang berlawanan. Jadi, ketika elektron dipasangkan
bersama-sama, mereka berputar berlawanan menyebabkan medan magnet mereka
untuk membatalkan satu sama lain. Oleh karena itu, tidak ada medan magnet
bersih. Bergantian, bahan dengan beberapa elektron berpasangan akan memiliki
medan magnet bersih dan akan bereaksi lebih untuk bidang eksternal.
Berdasarkan sifat medan magnet atomis, bahan dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu diamagnetik, paramagnetik dan ferromagnetik. Berikut akan djelaskan
tentang ketiga sifat dari kemagnetan.
 Diamagnetik, bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet
atomis masing-masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak
nol (Halliday & Resnick, 1989). Bahan diamagnetik tidak mempunyai momen
dipol magnet permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan magnet luar,
maka elektron-elektron dalam atom akan berubah gerakannya sedemikian
hingga menghasilkan resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan.
Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak orbital elektron sehingga
semua bahan bersifat diamagnetik karena atomnya mempunyai elektron orbital.
Bahan dapat bersifat magnet apabila susunan atom dalam bahan tersebut
mempunyai spin elektron yang tidak berpasangan. Dalam bahan diamagnetik
hampir semua spin elektron berpasangan, akibatnya bahan ini tidak menarik
garis gaya. Permeabilitas bahan diamagnetik adalah 0μμ<>mχ. Contoh bahan
diamagnetik yaitu: bismut, perak, emas, tembaga dan seng. Dalam bahan
diamagnetic semua elektron dipasangkan sehingga tidak ada magnet permanen
saat bersih per atom. Sifat diamagnetic timbul dari penataan kembali dari orbit
elektron di bawah pengaruh medan magnet luar. Diamagnetisme adalah sifat
suatu benda untuk menciptakan suatu medan magnet ketika dikenai medan
magnet. Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak. Diamagnetik adalah salah
satu bentuk magnet yang cukup lemah, dengan pengecualian superkonduktor
yang memiliki kekuatan magnet yang kuat. Semua material menunjukkan
peristiwa diamagnetik ketika berada dalam medan magnet. Oleh karena itu,
diamagnetik adalah peristiwa yang umum terjadi karena pasangan elektron,
termasuk elektron inti di atom, selalu menghasilkan peristiwa diamagnetik
yang lemah. Namun demikian, kekuatan magnet material diamagnetik jauh
lebih lemah dibandingkan kekuatan magnet material feromagnetik ataupun
paramagnetik. Material yang disebut diamagnetik umumnya berupa benda
yang disebut 'non-magnetik', termasuk di antaranya air, kayu, senyawa organik
seperti minyak bumi dan beberapa jenis plastik, serta beberapa logam seperti
tembaga, merkuri, emas dan bismut. Superkonduktor adalah contoh
diamagnetik sempurna. Ciri-ciri dari bahan diamagnetic adalah:
1. Bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing
atom/molekulnya adalah nol.
2. Jika solenoida dirnasukkan bahan ini, induksi magnetik yang timbul lebih
kecil.
 Paramagnetik, bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet
atomis masing-masing atom/molekulnya tidak nol, tetapi resultan medan
magnet atomis total seluruh atom/molekul dalam bahan nol (Halliday &
Resnick, 1989). Hal ini disebabkan karena gerakan atom/molekul acak,
sehingga resultan medan magnet atomis masing-masing atom saling
meniadakan. Bahan ini jika diberi medan magnet luar, maka elektron-
elektronnya akan berusaha sedemikian rupa sehingga resultan medan magnet
atomisnya searah dengan medan magnet luar. Sifat paramagnetik ditimbulkan
oleh momen magnetik spin yang menjadi terarah oleh medan magnet luar. Pada
bahan ini, efek diamagnetik (efek timbulnya medan magnet yang melawan
medan magnet penyebabnya) dapat timbul, tetapi pengaruhnya sangat kecil.
Bahan diamagnetik dan paramagnetik mempunyai sifat kemagnetan yang
lemah. Perubahan medan magnet dengan adanya bahan tersebut tidaklah besar
apabila digunakan sebagai pengisi kumparan toroida. Bahan paramagnetik ada
yang positif, kerentanan kecil untuk medan magnet. Bahan-bahan ini sedikit
tertarik oleh medan magnet dan materi yang tidak mempertahankan sifat
magnetik ketika bidang eksternal dihapus. Sifat paramagnetik adalah karena
adanya beberapa elektron tidak berpasangan, dan dari penataan kembali
elektron orbit disebabkan oleh medan magnet eksternal. Paramagnetisme
adalah suatu bentuk magnetisme yang hanya terjadi karena adanya medan
magnet eksternal. Material paramagnetik tertarik oleh medan magnet, dan
karenanya memiliki permeabilitas magnetis relatif lebih besar dari satu (atau,
dengan kata lain, suseptibilitas magnetik positif). Meskipun demikian, tidak
seperti ferromagnet yang juga tertarik oleh medan magnet, paramagnet tidak
mempertahankan magnetismenya sewaktu medan magnet eksternal tak lagi
diterapkan. Ciri-ciri dari bahan paramagnetic adalah:
1. Bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing
atom/molekulnya adalah tidak nol.
2. Jika solenoida dimasuki bahan ini akan dihasilkan induksi magnetik yang
lebih besar.
3. Contoh: aluminium, magnesium, wolfram, platina, kayu
 Ferromagnetik, bahan ferromagnetik adalah bahan yang mempunyai resultan
medan atomis besar (Halliday & Resnick, 1989). Hal ini terutama disebabkan
oleh momen magnetik spin elektron. Pada bahan ferromagnetik banyak spin
elektron yang tidak berpasangan, misalnya pada atom besi terdapat empat buah
spin elektron yang tidak berpasangan. Masing-masing spin elektron yang tidak
berpasangan ini akan memberikan medan magnetik, sehingga total medan
magnetik yang dihasilkan oleh suatu atom lebih besar. Medan magnet dari
masing-masing atom dalam bahan ferromagnetik sangat kuat, sehingga
interaksi diantara atom-atom tetangganya menyebabkan sebagian besar atom
akan mensejajarkan diri membentuk kelompok-kelompok. Kelompok atom
yang mensejajarkan dirinya dalam suatu daerah dinamakan domain. Bahan
feromagnetik sebelum diberi medan magnet luar mempunyai domain yang
momen magnetiknya kuat, tetapi momen magnetik ini mempunyai arah yang
berbeda-beda dari satu domain ke domain yang lain sehingga medan magnet
yang dihasilkan tiap domain saling meniadakan. Bahan ini jika diberi medan
magnet dari luar, maka domain-domain ini akan mensejajarkan diri searah
dengan medan magnet dari luar. Semakin kuat medan magnetnya semakin
banyak domain-domain yang mensejajarkan dirinya. Akibatnya medan magnet
dalam bahan ferromagnetik akan semakin kuat. Setelah seluruh domain
terarahkan, penambahan medan magnet luar tidak memberi pengaruh apa-apa
karena tidak ada lagi domain yang disearahkan. Keadaan ini dinamakan jenuh
atau keadaan saturasi. Sifat kemagnetan bahan ferromagnetik ini akan hilang
pada temperatur yang disebut Temperatur Currie. Temperatur Curie untuk besi
lemah adalah 770 0C, dan untuk baja adalah 1043 0C (Kraus. J. D, 1970).
Ferromagnetik memiliki elektron tidak berpasangan sehingga atom mereka
memiliki momen magnet bersih. Mereka mendapatkan magnet yang sifatnya
kuat karena keberadaan domain magnetik. Dalam domain ini, sejumlah besar di
saat-saat atom (1012 sampai 1015) adalah sejajar paralel sehingga gaya magnet
dalam domain yang kuat. Ketika bahan feromagnetik dalam keadaan
unmagnitized, wilayah hampir secara acak terorganisir dan medan magnet
bersih untuk bagian yang secara keseluruhan adalah nol.. Ketika kekuatan
magnetizing diberikan, domain menjadi selaras untuk menghasilkan medan
magnet yang kuat dalam bagian. Komponen dengan materi-materi ini biasanya
diperiksa dengan menggunakan metode partikel magnetik. Ferromagnetisme
adalah sebuah fenomena dimana sebuah material dapat mengalami magnetisasi
secara spontan, dan merupakan satu dari bentuk kemagnetan yang paling kuat.
Fenomena inilah yang dapat menjelaskan kelakuan magnet yang kita jumpai
sehari-hari. Ferromagnetisme dan Ferromagnetis memerupakan dasar untuk
menjelaskan fenomena magnet permanen. Ciri-ciri bahan ferromagnetic
adalah:
1. Bahan yang mempunyai resultan medan magnetis atomis besar.
2. Tetap bersifat magnetik → sangat baik sebagai magnet permanen
3. Jika solenoida diisi bahan ini akan dihasilkan induksi magnetik sangat besar
(bisa ribuan kali).
4. Contoh: besi, baja, besi silikon, nikel, kobalt.

d. Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen antara fase terdispersi dalam medium
pendispersi. Secara umum terdispersi adalah padatan, sedangkan medium
pendispersinya adalah air. Dalam sistem suspensi dapat dibedakan antara zat
terdispersi dan medium pendispersi. Fase terdispersi dalam bentuk padatan
dengan ukuran besar akan terlihat tersebar dalam medium air. Karena ukuran zat
terdispersi besar, fase air tidak mampu lagi menahannya. Oleh karena itu zat
terdispersi akan mengendap. Ukuran zat terdispersi dalam suspensi lebih dari 10-5
cm, dengan penyaringan biasa zat terdispersi dapat disaring. Jadi suspensi adalah
dispersi padatan dengan bentuk fisik heterogen. Misalnya tepung beras dilarutkan
dalam air dan dikocok dengan kuat, apabila campuran tersebut dibiarkan beberapa
saat, campuran tersebut akan mengendap ke bawah. Suspensi mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Suspensi mempunyai ukuran partikel > 10-5 cm.
2. Suspensi dapat dilihat dengan mikroskop, dapat disaring dengan kertas
saring.
3. Suspensi bersifat labil, artinya tidak tahan lama.
4. Suspensi mudah mengalami koagulasi.
5. Suspensi termasuk cairan heterogen.

e. Natrium Hidroksida (Soda Kaustik)


Natrium Hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api
atau sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida
terbentuk dari oksida basa, dapat dilarutkan dalam air dan membentuk larutan
alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida murni
berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun
larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan Sorensen, bersifat lembap cair dan
secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas, sangat larut dalam air
dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan karena dalam proses pelarutannya
dalam air bereaksi secara eksotermis. NaOH juga larut dalam etanol dan metanol
walaupun kelarutannya dalam kedua pelarut tersebut lebih kecil daripada
kelarutan KOH. NaOH tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya.
larutan NaOH akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.

VI. Rumusan Masalah


1. Apa yang terjadi ketika sebatang logam didekatkan ke dalam cawan petri
yang berisi suspense tepung besi?
2. Bagaimana sifat kemagnetan besi?
3. Bagaimana pengaruh elektron tunggal ?
VII. Hipotesis
1. Potongan besi yang dijadikan suspensi akan mengikuti arah logam yang
didekatkan dengan serbuk besi tersebut.
2. Besi memiliki sifat feromagnetik
3. Adanya elektron tunggal akan menghasilkan medan magnet sehingga
menimbulkan sifat kemagnetan pada besi
VIII. Identifikasi Variabel
1. Variabel Manipulasi, jumlah serbuk besi yang ditambahkan dan jumlah
volume (mL) soda kaustik.
2. Variabel Respon, kuat lemahnya sifat kemagnetan besi.
3. Variabel Kontrol, jenis besi yang dijadikan tepung besi dan konsentrasi
soda kaustik yang digunakan sama.

IX. Alat dan Bahan


a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum suspensi tepung besi dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. Alat Praktikum
No Alat Praktikum Ukuran Jumlah (pcs)
1. Cawan Petri Sedang 1
2. Mortar dan Pestle Besar 1/1
3. Sendok Sedang 1
4. Sebatang Logam - 1

b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum suspensi tepung besi dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2. Bahan Praktikum
No Bahan Praktikum Konsentrasi Jumlah (pcs)
1. Serbuk Besi - 8 sendok
2. Soda Kaustik 50% 50 mL

X. Prosedur Kerja
Dalam melakukan eksperimen suspensi tepung besi terdapat beberapa langkah
yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut.
1. Masukkan 8 sendok serbuk besi ke dalam mortar kemudian gerus/giling
dengan pestle sampai serbuk besi sehalus mungkin (seperti tepung)
2. Masukkan tepung besi tersebut ke dalam cawan petri
3. Tuangkan soda kaustik 50 % ke dalam cawan petri kemudian aduk
selama beberapa saat
4. Ambil sepotong logam dan dekatkan ke dalam cawan petri seperti pada
gambar. Amati apa yang terjadi.

XI. Hasil Pengamatan


Tabel 3. Hasil Pengamatan
No Prosedur Kerja Sebelum Reaksi Sesudah Reaksi
1. Besi digerus/digiling
2. Tepung besi dicampur soda
kaustik
3. Sebatang logam didekatkan

XII. Analisis Data


1. Apa yang terjadi ketika besi dicampurkan dengan soda kaustik?
2. Apa yang terjadi ketika sebatang logam didekatkan ke dalam cawan petri
yang berisi suspensi tepung besi?
Potongan besi yang dijadikan suspensi akan mngikuti arah logam yang
didekatkan dengan serbuk besi tersebut. hal ini dikarenakan besi memiliki sifat
feromagnetik yaitu sifat besi yang dapat menarik logam lainnya pada saat tidak
ada medan magnet di sekitarnya. Sifat feromagnetik ini lebih kuat dibandingkan
dengan sifat paramagnetik sehingga medan yang dihasilkan dapat bersifat
permanen. Medan magnet ini dapat timbul akibat adanya elektron tunggal atau
elektron yang tidak memiliki pasangan.
Besi banyak memiliki elektron dengan orientasi putaran ke arah yang sama
sehingga bersifat magnetis. Atom besi memiliki 4 elektron tak berpasangan spin
yang memiliki orientasi seragam yaitu pada orbital d
26Fe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
Elektron pada atom menghasilkan medan magnet saat bergerak, berotasi,
mengelilingi inti, dan berputar pada sumbunya sendiri. Jika elektron-elektron
memiliki orintasi putaran yang sama, atom akan bersifat magnetis sehingga
merespon terhadap medan magnet. Tetapi, jika putaran elektron-elektron
mengarah ke orientasi yang beragam, atom tidak bersifat magnetis karena medan
magnet saling menetralkan. Akibatnya, atom tidak merespon terhadap medan
magnet lain.
XIII. Tugas
Jelaskan apa yang anda lihat! Gunakan pengetahuan kimia yang anda miliki.
Jawaban : potongan besi yang dijadikan suspensi akan mengikuti arah logam
yang didekatkan dengan serbuk besi tersebut. Hal ini dikarenakan karena besi
memiliki sifat feromagnetik yaitu sifat besi yang dapat menarik logam lainnya
pada saat tidak ada medan magnet di sekitarnya. Sifat feromagnetik ini lebih kuat
dibandingkan dengan sifat paramagnetik sehingga medan yang dihasilkan dapat
bersifat permanen. Medan magnet ini dapat timbul akibat adanya elektron tunggal
atau elektron yang tidak memiliki pasangan.
XIV. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan suspensi tepung besi ini antara lain :
1. Potongan besi yang dijadikan suspensi akan mengikuti arah logam yang
didekatkan dengan serbuk besi tersebut. Hal ini dikarenakan besi memiliki
sifat feromagnetik.
2. Besi bersifat feromagnetik karena terdapat 4 elektron yang yang tidak
berpasangan.
3. Sifat kemagnetan suatu materi di pengaruhi oleh banyaknya elektron
tunggal atau elektron tidak bepasangan. Semakin banyak elektron yang
tidak bepasangan, semakin kuat sifat kemagnetannya.
XV. Daftar Pustaka
G.1990. Vogel Bagian 1 Buku Teksa Analisis Anorganik Kualitatif Makro
dan Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai