Kelompok 5 Bethsaida Yes
Kelompok 5 Bethsaida Yes
Puji syukur kami ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan kasih
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Manajemen
Keperawatan di ruang Bethsaida Siloam Hospitals Lippo Vilage pada tanggal 23
Mei – 18 Juni 2015 sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
1. dr. Anastina Tahjoo, selaku Chief Executive Officer of Siloam Hospital Lippo
Vilage Karawaci Tangerang yang telah memberikan ijin untuk praktek
manajemen.
2. Ibu Niken W.N. Palupi S. Kp., M. Kes., selaku Ketua STIKES Bethesda
Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk praktek manajemen
keperawatan.
3. Ibu Vivi Retno I S. Kep., Ns., MAN selaku Pembimbing Akademik
Manajemen Keperawatan.
4. Ibu Ns. Dhianna Sri Setyohariyati, S.Kep selaku Head Division of Nursing
Siloam Hospital Lippo Vilage yang telah memberikan ijin untuk praktek
manajemen khususnya di ruang Bethsaida.
5. Ibu Ns. Fransisca Witanti Utami, S.Kep selaku pembimbing klinik.
6. Ibu Ns. Sri Karyani, S. Kep, sebagai Head Nurse di Ruang Bethsaida.
7. Perawat ruang Bethsaida sebagai pembimbing di lapangan yang sudah
mengajarkan banyak hal kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, segala macam kritik dan saran yang sifatnya membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dan perubahan dalam profesi setiap saat terjadi yang
memerlukan pengelolaan secara professional dengan mengikuti
pengembangan manajemen secara terpadu terhadap tuntutan global. Dalam
pengembangan keperawatan dimasa depan yang menjadi prioritas utama
adalah manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat
diterapkan dalam tatanan pelayanan nyata yaitu di rumah sakit dan
komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan penerapannya.
Peningkatan pelayanan kesehatan melalui rumah sakit selalu terpacu
dengan kesadaran, harapan serta permintaan masyarakat yang semakin
tinggi. Masyarakat mengharapkan pelayanan yang bermutu tanpa
menghadapi kesulitan untuk memperolehnya. Mutu pelayanan
menunjukkan pada tingkat kesempatan pelayanan kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap pasien (Sugiharto, 2013).
Tuntunan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang
ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak tentang konsep
pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaanya. Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan sistem
Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) mulai dari ketenagaan,
pasien, penetapan sistem MPKP, dan perbaikan dokumentasi keperawatan
dengan menerapkan prinsip SME (Sesuai standar, mudah dilaksanakan,
efisien dan efektif).
Manajemen keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu mendapatkan
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini
berkaitan dengan tuntunan profesi dan tuntunan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
professional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di
Indonesia. Pelayanan keperawatan profesional merupakan bagian yang
integral dari pelayanan kesehatan yang berdasarkan ilmu keperawatan
yang kokoh, berorientasi pada pelayanan yang bermutu tinggi dalam
bentuk pelayanan biopsiko-sosial dan spiritual, mulai dari tingkat
individual dan mencakup seluruh sudut kehidupan sampai tingkat
masyarakat. Pelayanan keperawatan professional mempunyai kode etik
keperawatan yang menjamin bahwa masyarakat mendapat pelayanan yang
bertanggung gugat dan bertanggung jawab atas tindakan yang
diberikannya dan menuju kode etik profesi dimana, setiap tindakan dan
keputusan.
Menurut Suyanto (2008) manajemen adalah sebagai suatu proses dapat
dipelajari dari fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh seorang
manajer. Adapun yang dimaksud fungsi manajemen adalah langkah-
langkah penting yang wajib dikerjakan oleh seorang manajer untuk
mencapai tujuan. Masing-masing pakar mengidentifikasi fungsi-fungsi
manajemen yang berbeda-beda.
tangga darurat
Jalur
Lokasi anda saat ini
Evakuasi
Hydrant box
APAR
Lift Tamu
Lift Barang
2. Analisis terhadap klien
a. Karakteristik
Divisi Keperawatan
Misi Divisi Keperawatan adalah memberikan pelayanan keperawatan
professional berlandaskan cinta kasih yang senantiasa fokus dan
tanggap terhadap kebutuhan dan harapan pasien atau keluarga untuk
mencapai keseimbangan jasmani, rohani, dan spiritual melalui praktek
asuhan keperawatan terbaik berstandar global.
b. Tingkat ketergantungan
Berdasarkan pengamatan pada tanggal 24-26 Mei 2016 terdapat
pasien dengan kategori sebagai berikut :
a) Tanggal 24 Mei 2016
15 pasien minimal care, 16 pasien partial care, dan 8 pasien
total care.
b) Tanggal 25 Mei 2016
15 pasien minimal care, 18 pasien partial care, dan 8 pasien
total care.
c) Tanggal 26 Mei 2016
16 pasien minimal care, 16 pasien partial care, dan 6 pasien
total care.
3. Analisis unit layanan keperawatan
a. Flow of care
Tidak
Rawat inap
Administrasi
Ya
Pulang
Administrasi
Mendapatkan kamar
Dilakukan pengkajian
Pasien pulang
b. Manajement unit
Head Nurse
CN Educator
Ward Clerk
Nurse
HCA Helper
1) Kebutuhan Tenaga
Kebutuhan tenaga perawat per-shift menurut Douglas sebagai
berikut:
Klasifikasi Pasien
b. Non manusia
1) Method
Memberikan asuhan keperawatan secara holistik dengan responsif
care dan safety dan Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP).
2) Material
Nama Barang Inventaris Jumlah
animax 1
bed pan 14
Bengkok plastik 10
Botol suction 5
Co mode 1
Cool pack 2
Gelas ukur plastik 2
Gelas ukur plastik kecil 4
Gelas ukur stainlis 4
Gerusan obat 3
Hair dryer 1
Kasur debitus 4
Kursi roda 1
monitor 1
opthalmuscope 1
Pad slide 1
penlight 2
Reflek hammer 1
Regulator oksigen twin 4
Regulator oksigen single 13
Regulator suction 11
Spuit gliserin 3
Standar infsu mobile 15
stetoskop 10
surestep 1
Tabung oksigen mobile 4
Tabung oksigen portable 2
termometer 9
urinal 19
washer 1
Lampu x ray 1
ECG 1
Ambubag 1
defibrilator 1
Trolley emergency 1
Timbangan listrik 1
Tensimeter dinding 44
Trolley obat 3
Trolley dressing 1
3) Money
Anggaran didapatkan dari banyak jumlah pasien, pemakaian
tempat tidur dan peralatan medis, pemeriksaan penunjang yang
tersedia.
4) Marketing
Sistem marketing di ruang Bethsaida dapat dilakukan dengan cara
pemberian mutu pelayanan dan mengimplementasi kebijakan
mutu: cepat, tepat, tanggap, trampil, komunikatif, dan cinta kasih
dan bekerja sama dengan tim asuransi, BPJS, perusahan.
5. Lingkungan kerja
a. Lingkungan fisik
Terdiri dari 19 kamar dengan 44 tempat tidur, 3 kamar kelas 1, 13
kamar kelas II, 3 kamar kelas III. Ruangan berlantai viniel putih
kecoklatan, berdinding tembok dengan cat putih dan dilengkapi
dengan AC.
1) Ruangan pasien
Terdiri dari 19 kamar, 3 kamar kelas 1, 13 kamar kelas II dan 3
kamar kelas III. Setiap kamar kelas 1 dilengkapi dengan 2 bed, 2
tempat duduk, 1 toilet, 2 almari pakaian, 2 almari obat, 2 televisi, 2
meja portable dan 1 handrub. Setiap kamar kelas II dilengkapi
dengan 2 bed, 2 tempat duduk, 1 toilet, 2 almari pakaian, 2 almari
obat, 1 televisi, 2 meja portable dan 1 handrub. 2 kamar kelas III
dilengkapi dengan 3 bed, 3 tempat duduk, 1 toilet, 3 almari obat, 3
meja portable, 1 handrub dan 1 kamar kelas III dilengkapi dengan
6 bed, 6 tempat tidur, 2 toilet, 6 almari obat, 6 meja portable, 1
handrub.
2) Nurse station
Dilengkapi 2 komputer, 1 printer sticker, 1 faxs, 2 rak dokumen, 2
rak serbaguna, dan 4 telepon.
3) Ruang head nurse
Ruangan dilengkapi 1 komputer, 1 printer, 2 telepon, 1 rak
serbaguna.
4) Dirty utility
Dirty utility untuk menyimpan alat tenun kotor, sampah medis,
troli mandi, pispot, urinal, baskom mandi.
5) Clean utility
Clean utility untuk tempat persiapan obat, menyimpan alat-alat
bersih seperti alat tenun, perlengkapan alat untuk tempat sample
pemeriksaan laboratorium, kulkas yang berisi obat-obatan, troli
ganti verban, dan wastafel.
6) Ward Clerk
Ward Clerk merupakan petugas administrasi di ruangan untuk
mempercepat pemberian asuhan keperawatan dalam kaitannya
dengan persiapan pasien rencana pulang, rencana tindakan yang
berkaitan dengan pembayaran dan peralatan yang akan digunakan
oleh perawat dan pasien.
b. Non fisik
Metode keperawatan yang digunakan di Bethsaida adalah Model
Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). MPKP adalah suatu
metode yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian
asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut
diberikan (Sitorus & Yuli, 2006).
Kelebihan :
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah
diatasi dan memberikan kepuasan pada anggota tim, bila
diimplementasikan di RS dapat meningkatkan mutu asuhan
keperawatan
4) Ruang MPKP merupakan lahan praktek yang baik untuk proses
belajar
5) Ruang rawat MPKP sangat menunjang program pendidikan
keperawatan
Kelemahan :
1) Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk
konferensi tim, membutuhkan waktu dimana sulit
melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk.
2) Akuntabilitas pada tim tinggi
3) Beban kerja tinggi
4) Pendelegasian tugas terbatas
5) Kelanjutan keperawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab klien tugas
Keperawatan di ruang Bethsaida terdiri dari head nurse, perawat
primer, dan perawat associate. Tugas dari masing-masing perawat
sebagai berikut:
1) Kepala ruang
a) Perencanaan
(1) Merencanakan program kegiatan atau pelayanan yang
ada di ruangan.
(2) Menunjuk anggota menjadi ketua tim
(3) Mengikuti serah terima pasien dari shift dinas
sebelumnya.
(4) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien dan
menyiapkan pasien pulang.
(5) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien
(6) Mengatur penugasan dan penjadwalan
(7) Strategi pelaksanaan keperawatan.
(8) Mengikuti visite dokter dan mendiskusikan status
kesehatan pasien dan tindakan yang akan dilakukan.
(9) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
(10) Membantu pengembangan staff, pendidikan, dan
latihan
(11) Membantu bimbingan terhadap peserta didik
keperawatan dan karyawan baru
b) Pengorganisasian
1) Merumuskan metode atau sistem penugasan
2) Menjelaskan rincian tugas perawat primer
3) Melakukan orientasi kepada pasien baru dan keluarga
4) Mengkaji setiap pasien, menganalisa, menetapkan
rencana keperawatan, menerapkan tindakan
keperawatan dan mengevaluasi rencana keperawatan.
5) Mengkoordinasikan rencana keperawatan dan
tindakan medis melalui komunikasi yang konsisten
6) Membagi tugas anggota tim dan merencanakan
kontinuitas asuhan keperawatan melalui conference
7) Membimbing dan mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh anggota tim
8) Bertanggung jawab terhadap kepala IPM dan HDUN
9) Menjelaskan rentang kendali di ruang rawat
Head Nurse
A. Analisa data
Salah satu pilar mutu kerja ruang Bethsaida angka pressure ulcer ≤
3,5% didapat di rumah sakit. Berdasarkan angka kejadian pressure ulcer
bulan April tahun 2016 didapatkan 3 kejadian (0,86%). Dari hasil
pengkajian dengan observasi selama 3 hari di Ruang Bethsaida ditemukan
2 kejadian pressure ulcer yang didapatkan selama perawatan di rumah.
Saat dikaji oleh perawat, pasien mengalami pressure ulcer akibat tirah
baring yang lama.
Tertusuk jarum syring merupakan hal yang sangat diwaspadai oleh
perawat ketika mengoplos obat, mengambil darah maupun memberikan
obat. Dari hasil pengkajian selama 3 hari di Ruang Bethsaida pada tanggal
24 Mei 2016 didapatkan 6 dari 10 perawat shift pagi yang menutup jarum
syring saat mengoplos obat menggunakan dua tangan, tanggal 25 Mei
didapatkan 5 dari 10 perawat shift pagi yang menutup jarum syring saat
mengoplos obat menggunakan dua tangan dan tanggal 26 Mei 2016
didapatkan 5 dari 10 perawat shift pagi yang menutup jarum syring saat
mengoplos obat dengan dua tangan.
Cuci tangan merupakan salah satu cara untuk mencegah HAIs
(Healthcare Associate Infections). Cuci tangan ada 5 moment, yaitu
sebelum melakukan prosedur bersih atau steril, sebelum bersentuhan
dengan pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan
dengan lingkungan sekitar pasien, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien. Saat dilakukan pengkajian dengan observasi di Ruang Bethsaida
didapatkan 7 dari 10 perawat shift pagi yang tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah menyentuh pasien pada tanggal 24 Mei 2016,
didapatkan 5 perawat dari 10 perawat shift pagi yang tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah menyentuh pasien pada tanggal 25 Mei 2016, dan
didapatkan 5 perawat dari 10 perawat yang tidak mencuci tangan sebelum
dan sesudah menyentuh pasien pada tanggal 26 Mei 2016.
A. Analisa Data
Matriks TOWS
3. Masih ada Mencegah 1. Pengkajian Perawat 2-4 Juni Ruang Senin, 6 Perawat
kejadian peningkatan a. Planning 2016 Bethsaida Juni 2016 incharge/
pressure kejadian b. Pengajuan proyek inovasi lantai 8 Perawat Primer
pressure c. Presentasi Ruang Bethsaida
ulcer di
ulcer 2. Sosialisasi
ruang 3. Implementasi
Bethsaida 4. Evaluasi
Lembar Observasi
JUMLAH
Lembar Observasi Resiko Tertusuk
Tanggal Observasi :
JUMLAH
Formulir Skala Braden (Patricia, 2012)
Nama pasien :
IMR :
Tanggal :
PARAMETER TEMUAN SKOR
Persepsi 1. Tidak 2. Gangguan 3. Gangguan pada 1 4. Tidak ada
sensori merusak atau sensori pada atau 2 ekstremitas gangguan
respon bagian ½ atau berespon sensori,
terhadap permukaan pada perintah berespon
stimulasi tubuh atau verbal tapi tidak penuh
nyeri, hanya selalu mampu terhadap
kesadaran berespon pada manyatakan perintah
menurun stimuli nyeri ketidaknyamanan verbal
Kelembapan 1. Selalu 2. Sangat lembab 3. Kadang lembab 4. Kulit kering
terpapar
keringat atau
urin basah
Aktivitas 1. Terbaring di 2. Tidak bisa 3. Berjalan dengan 4. Dapat berjalan
tempat tidur berjalan atau tanpa sekitar
bantuan ruangan
Mobilitas 1. Tidak mampu 2. Tidak dapat 3. Dapat membuat 4. Dapat
bergerak merubah perubahan posisi merubah
posisi secara tubuh atau posisi tanpa
tepat atau ekstremitas bantuan
teratur dengan mandiri
Nutrisi 1. Tidak dapat 2. Jarang mampu 3. Mampu 4. Dapat
menghabiskan menghabiskan menghabiskan ½ menghabiskan
1/3 porsi ½ porsi makan porsi makan porsi makan,
makanan, atau intake tidak
sedikit cairan kurang memerlukan
minum, puasa dari jumlah suplemen
atau minum optimum nutrisi
air putih, atau
mendapat
infus lebih
dari 5 hari
Gesekan 1. Tidak 2. Membutuhkan 3. Membutuhkan
memapu bantuan bantuan minimal
mengangkat minimal mengangkat
badannya mengangkat tubuhnya
sendiri atau tubuhnya
spatik,
kontraktur
atau gelisah
TOTAL SKOR