DISUSUN OLEH:
Erina Nur Fazryah Risa Asifa
Firdha Ismi Amanda N Septi Puji
Raisya Anjani Fadila Sidiq Alamsyah
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT BANDUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
POKJAR KATAPANG
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Tenis Meja
Sejarah Tenis Meja Indonesia
Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya
dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan
rekreasi.Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara
lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.Sebelum perang
dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI
(Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta
PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI elah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table
Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI
hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja
yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD,
SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-
perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.Indonesia
selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai
anggota ITTF pada tahun 1961.Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang
patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya Silatama
(Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan
setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan
sekali.
Dalam perkembangan yang sangat pesat, para pengemar olahraga tennis meja dituntut
untuk mempelajari dan menganalisa kepesatannya lebih mendalam hingga ke detil-detilnya.
Dengan demikian, kita akan mengetahuio cara-cara terbaru yang akan membawa para pemain
meningkatkan mutu teknik bermain dan bertanding yang akan menuju kea rah keberhasilan.
Kita tentu sependapat bahwa tingkat kesempurnaan hanya akan terwujud melalui system
latihan yang penuh disiplin disertai keteguhan hati dalam meraih kesuksesan.
Bermain tennis meja ada dua tenaga yang paling mendasar; yang satu adalah tenaga
pukulan membentur bola yamg lebih di kenal dengan sebutan memukul, dan yang satunya
lagi adalah tenga pergesekan yang lebih di kenal dengan sebutan mengesek bola. Selain bola
yang tinggi dekat net., dapat di pukul secara ringkas, memukul bola-bola yang lainya harus
dilengkapi dengan gesekan. Apabila diuraikan, di sini mengandung dua arti :
pada saat pukulan half volley, yang diutamakan adalah pukulan, sedangkan pergesekan
hanya merupakan factor penunjang. Memukul dapat menambah kecepatan dan tenaga
bola, mengesek dapat menimbulkan bola berputaran atas (topspin). Putaran atas
berguna untuk menciptakan garis kurva yang sesuai dengan pukulan.
pada saat menciptakan putaran seperti bola loop drive, haruslah mengutamakan
pergesekan. Akan tetapi, mengejar tuntutan pergesekan secara monoton malah akan
berakibat sebaliknya. Gesekan akan terlalu tipis, menyebabkan kurangnya kurangnya
tenaga putaran bola dan sulit untuk mengorbitkan bola yang berputaran dua.
BAB II
TEHNIK DAN PERATURAN TENIS MEJA
A. Tehnik Tenis Meja
Sepuluh Perintah Tennis Meja
1. Gaya bermain apa saja yang Anda inginkan. Jangan biarkan orang lain mendikte
bagaimana anda harus bermain, tetapi dengarkan nasihat untuk memperbaikinya. Gaya
anda bisa menjadi perpanjangan dari kepribadian Anda. Semakin banyak memiliki gaya
permainan, semakin kaya akan variasi, bawa sesuatu ke permainan. Jadilah diri sendiri.
2. Bermain dengan peralatan apapun yang anda inginkan, tetapi seharusnya tidak membatasi
pilihan taktis anda atau pilihan lainnya. Gunakan peralatan yang anda bisa dan harus bisa
dgn cara memainkan peralatan lainnya. Eksperimentasi adalah kunci.
3. Mengembangkan taktik-taktik dari counter, serve, poin, pertandingan, peralatan lawan,
gaya dari lawan, perilaku lawan, taktik lawan, apapun. Berpikirlah sebelum, selama dan
setelah bermain. Be smart.
4. Menghormati orang lain.Adalah cara untuk menjadi dihormati. Jangan menggunakan
taktik untuk kecewa, ketakutan atau mengganggu lawan, disetiap point. bermainlah jika
seseorang meminta anda untuk bermain. Cobalah untuk bersenang-senang dan biarkan
orang lain yang memiliki rasa senang juga. Memberikan nasihat dan membantu pemain
lain. dan memberikan respect. Be a Gentle
5. Belajar untuk menang dan belajar untuk kalah, biasakan diri anda menerima kesalahan
dan keterbatasan dan kekurangan tehnik anda, jangan mengeluh ketika anda kalah. Anda
kalah karena anda tidak menerima kekalahan tersebut. Be modest..!!
6. Tidak ada keberuntungan, coba tempatkan bola anda persis jatuh didepan net atau
diujung2 meja..maka anda akan terbiasa dengan pukulan2 itu…begitu pula dengan lawan
anda, jika pukulan mereka menyentuh net atau ditepi meja..coba lah untuk tetap focus
mengembalikan bola dari mereka…tetap focus..!!
7. Meningkatkan gaya dan teknik. Memperbaiki kelemahan anda lebih mudah daripada
meningkatkan kekuatan Anda, dan ingat bahwa lawan yang pintar akan melihat pada
tiap2 kelemahan. Pertama memutuskan untuk melatih apa, mengapa dan bagaimana
Anda akan melakukannya, kemudian latihlah.
Belajar untuk rally.
8. Aturan dan peralatan akan berubah, sehingga gaya tertentu atau peralatan dapat
diistimewakan. Jika anda bisa berubah kapan saja, anda juga dapat menerima perubahan
dan mereka yang bermain di beberapa kekurangan, seperti Gaya yang kurang disukai,
atau bahkan dirugikan oleh peraturan yakinlah masih bisa menang. Hanya diperlukan
usaha yang lebih keras.
9. Tidak ada peralatan yang tidak adil. Tidak ada gaya yang buruk dengan olahraga. Tidak
ada pemain yang inferior atau superior dengan cara apapun, dan tentu saja anda tidak
berhak untuk menghakimi seseorang. Tinggalkan semua olahraga jika Anda berpikir
berbeda dari ini.
10. Satu-satunya hukum yg harus dihormati adalah peraturan ( the rules of the game ). Hal
ini berarti bahwa satu-satunya cara menunjukkan permainan seharusnya mainkan.
Bacalah, patuhi semua peraturan, dan lalu tegakkan. Cobalah untuk memanfaatkan
aturan untuk keuntungan Anda.
Berikut langkah-langkah Dasar menuju keberhasilan Bermain Tenis Meja :
1. Menentukan Peralatan Tenis Meja
2. Lakukanlah Pemanahasan dan Pelemasan
3. Cara Memegang Bet dan Mengontrtol Bet
4. Posisi Siap Pukulan Porhand dan Backhand
5. Penepatan Kaki (bagaimana cara bergerak)
6. Permainan Spin
7. Dasar Pukulan (Chooping, pushing ; backspin, Bloking, Looping,Lobbing)
8. Servis dan kemudian ketingkatan selanjutnya
9. Tipe Permainan, Taktik Bermain dan Strategi
BAB III
1. KOGNITIF
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Dalam ranah
kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah
sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud
adalah:
a. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) : mengetahui sejarah tenis meja
b. Pemahaman (comprehension) : memahami peraturan olahraga tenis meja
c. Penerapan (application) : menerapkan teori tentang teknik dalam tenis meja
d. Analisis (analysis) : mengetahui nilai yang diperoleh setelah melakukan tenis meja
e. Sintesis (syntesis) : menerapkan teknik yang ada didalam teori ketika praktik tenis meja
f. Evaluasi (evalution) : memecahkan masalah atau membuat strategi dalam olahraga ini
2. AFEKTIF
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.. Ciri-ciri hasil
belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
a. Penerimaan
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap
sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam
domain afektif.
b. Pemberian respon atau partisipasi
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif,
menjadi peserta dan tertarik.
c. Penilaian atau penentuan sikap
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau
kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak
menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan
opresiasi”.
d. Organisasi
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih
konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem
nilai internal mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
e. Karakterisasi / pembentukan pola hidup
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai
teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan.
Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan
emosi jiwa.
3. PSIKOMOTORIK
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil
belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
(memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan
dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan
sebagainya.
Menurut Davc, 1970 (dalam Akbar, 2013) klasifikasi tujuan domain psikomotor
terbagi lima kategori yaitu :
a. Peniruan
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan
yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada
umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
b. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-
gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini
siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku
saja.
c. Ketetapan
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.
Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat
minimum.
d. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal diantara gerakan-gerakan yang
berbeda.
e. Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik
maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat
kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.
BAB IV
LAPANGAN TENIS MEJA
BAB V
KESIMPULAN
Dalam perkembangan yang sangat pesat, para pengemar olahraga tennis meja dituntut
untuk mempelajari dan menganalisa kepesatannya lebih mendalam hingga ke detil-detilnya.
Dengan demikian, kita akan mengetahuio cara-cara terbaru yang akan membawa para pemain
meningkatkan mutu teknik bermain dan bertanding yang akan menuju kea rah keberhasilan.
Kita tentu sependapat bahwa tingkat kesempurnaan hanya akan terwujud melalui system
latihan yang penuh disiplin disertai keteguhan hati dalam meraih kesuksesan.
Bermain tennis meja ada dua tenaga yang paling mendasar; yang satu adalah tenaga
pukulan membentur bola yamg lebih di kenal dengan sebutan memukul, dan yang satunya lagi
adalah tenga pergesekan yang lebih di kenal dengan sebutan mengesek bola. Selain bola yang
tinggi dekat net., dapat di pukul secara ringkas, memukul bola-bola yang lainya harus
dilengkapi dengan gesekan
Cara Memegang Bet dan Mengontrtol Bet Ketiaka cara memegang Bet anda tidak
sempurna akan membuat pukulan anda tidak sempurnna pula. Contohnya anda bisa melakukan
pukulan forhand yang sempurna dengan cara memegang bet yang tidak sempurna, tapi karena
gerakan tubuh anda tidak akan mampu melakukan pukulan backhand dengan sempurna.