Anda di halaman 1dari 20

HALAMAN SAMPUL

PROPOSAL KKN CSR TEMATIK LIPONSOS KEPUTIH

“ HEALTHY LIVING STARTS WITH SIMPLE THINGS ”

Disusun Oleh Kelompok 5 :

DPL : Yuanita Wulandari, S.Kep.,Ns.,MS.


Muhammad Aziez Fatwa 20161770053
Fahmi Amrullah 20181660085
Ummi Mucharromah 20181660100
Rahayu Susanti 20181660099
Jaenal Fanani 20181660112
Moch. Wasis Auda Firdaus 20181660088
Amelia Evi Kusuma 20161220098
Kholik 20161220053
Maulidin 20161333024
Abdul Muid 20161333050
Moch Syamsul Maarif 20161333005

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA


2019
i
LEMBAR PENGESAHAN

Panitia Pelaksanaan KKN CSR TEMATIK LIPONSOS KEPUTIH


Universitas Muhammadiyah Surabaya

Ketua Pelaksana KKN Sekretaris

Moch. Wasis Auda Firdaus Amelia Evi Kusuma


NIM. 20181660088 NIM. 20161220098

MENGETAHUI,

DOSEN PEMBIMBING

Yuanita Wulandari, S.Kep.,Ns.,MS.

MENYETUJUI,
KEPALA UPTD LIPONSOS KEPUTIH

Sugianto

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................................ I
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... II
DAFTAR ISI..............................................................................................................III
RINGKASAN ........................................................................................................... IV
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................4
BAB II PROFIL UPTD ................................................................................................5
BAB III TARGET DAN INDIKATOR PENCAPAIAN .............................................9
BAB IV METODE PELAKSANAAN .......................................................................10
BAB V PENUTUP ....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................14
LAMPIRAN ................................................................................................................15

iii
RINGKASAN

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) CSR Tematik merupakan bentuk perwujudan
pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa kepada masyarakat. Program ini dilaksanakan dengan
bantuan serta bimbingan dari dosen pembimbing serta pihak-pihak tertentu yang telah ikut serta
untuk berkontribusi. Program KKN CSR Tematik ini merupakan sarana bagi setiap mahasiswa
untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan secara nyata serta mengabdi kepada masyarakat untuk
memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia (SDM).

KKN CSR Tematik akan dilaksanakan dalam kurun waktu dua bulan (25 Juli- 25
September) yang bertempat di UPTD Liponsos Keputih Surabaya, dengan Sasaran penghuni yang
ada di dalam Liponsos. Adapun program kami yang akan dilaksanakan dengan sasaran tersebut
yaitu program edukasi, sarana dan prasarana, keagamaan, pemberdayaan, kemerdekaan,
lingkungan. Dengan sasaran serta program-program yang telah di rancang tersebut diharapkan
mampu membangun minat para penghuni liponsos untuk terus mengembangkan serta
memaksimalkan potensi dirinya.

Adapun kunci sukses keberhasilan kegiatan KKN CSR Tematik ini adalah kerja keras yang
tinggi, berfikir cerdas serta peduli terhadap masyarakat. Maka dari itu, kami mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Surabaya yang berasal dari latar belakang disiplin ilmu yang berbeda
serta kompetensi yang berbeda, yakin akan program yang telah kami rancang dapat memberikan
dampak yang positif bagi masyarakat setempat. Tetapi bagaimanapun juga, program ini tentu
memiliki berbagai kelemahan serta kendala, untuk itu kami berharap program yang telah kami
susun dapat berjalan lancar dan tepat sasaran.

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sampai saat ini, Indonesia masih tergolong Negara yang sedang maju dan belum mampu
menyelesaikan masalah kemiskinan. Dari beberapa banyak masalah sosial yang ada sampai
saat ini, gelandangan dan pengemis adalah masalah yang perlu harus di perhatikan lebih dari
pemerintah, karena saat ini masalah tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan kota-kota
besar, terutama seperti Surabaya.

Berdasarkan data statistik pemerintahan Propinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa sekitar
4,2 juta KK penduduk Jawa Timur, hidup dibawah garis kemiskinan. Dengan demikian
diperkirakan sekitar 15 juta orang atau 35 % penduduk Jawa Timur, dikategorikan sebagai
penduduk miskin. Sementara ada sekitar 750 orang gelandangan dan pengemis (gepeng) di
liponsos keputih. Keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) di kota Surabaya saat ini
semakin banyak dan sulit diatur, Mereka dapat ditemui diberbagai pertigaan, perempatan,
lampu merah dan tempat umum, bahkan di kawasan pemukiman, sebagian besar dari mereka
menjadikan mengemis sebagai profesi. Hal ini tentu sangat mengganggu pemandangan dan
meresahkan masyarakat.

Penyebab dari semua itu antara lain adalah jumlah pertumbuhan penduduk yang tidak
diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang memadai dan kesempatan kerja yang tidak selalu
sama. Disamping itu menyempitnya lahan pertanian di desa karena banyak digunakan untuk
pembangunan pemukiman dan perusahaan atau pabrik. Keadaan ini mendorong penduduk
desa untuk berurbanisasi dengan maksud untuk merubah nasib, tapi sayangnya, mereka tidak
membekali diri dengan pendidikan dan keterampilan yang memadai. Sehingga keadaan ini
akan menambah tenaga yang tidak produktif dikota. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan
hidup, mereka bekerja apa saja asalkan mendapatkan uang termasuk meminta-minta
(mengemis). Demi untuk menekan biaya pengeluaran, mereka memanfaatkan kolong

1
jembatan, stasiun kereta api, emperan took, pemukiman kumuh dan lain sebagainya untuk
beristirahat, mereka tinggal tanpa memperdulikan norma sosial.

Hidup bergelandangan tidak memungkinkan orang hidup berkeluarga, tidak memiliki


kebebasan pribadi, tidak memberi perlindungan terhadap hawa panas ataupun hujan dan hawa
dingin, hidup bergelandangan akan dianggap hidup yang paling hina diperkotaan. Keberadaan
gelandangan dan pengemis (gepeng) di perkotaan sangat meresahkan masyarakat, selain
mengganggu aktifitas masyarakat di jalan raya, mereka juga merusak keindahankota. Dan
tidak sedikit kasus kriminal yang dilakukan oleh mereka, seperti mencopet bahkan mencuri
dan lain-lain.

Oleh sebab itulah, apabila masalah gelandangan dan pengemis tidak segera mendapatkan
penanganan, maka dampaknya akan merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat serta
lingkungan sekitarnya.

Untuk mengatasi masalah gelandangan dan pengemis (gepeng), pemerintah mengutus


Polisi Pamong Praja Satpol PP untuk merazia semua gelandangan dan pengemis (gepeng) yang
ada diseluruh sudut kota Surabaya, untuk kemudian dijaring dan ditampung di Liponsos
(lingkungan pondok sosial) Dinas Sosial Keputih Surabaya Hal ini bertujuan untuk
membersihkan kota dari gelandangan dan pengemis, serta berupaya untuk memberikan
penyadaran kepada mereka.

Liponsos merupakan tempat penampungan bagi para PMKS (Penyandang Malasah


Kesejahteraan Sosial) yang terjaring oleh razia Satpol PP di seluruh kota Surabaya. Kondisi
melebihi batas normal membuat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Liponsos Keputih sulit untuk
mengatur tempat tidur untuk para pengemis dan gepeng. Akibatnya, banyak yang terpaksa
tidur di tikar dan lantai, karena jumlah kasur yang tersedia terbatas. Kondisi yang
memprihatinkan tersebut ditambah lagi dengan keadaan lingkungan liponsos yang sangat
kumuh dan tidak layak huni khususnya pada bangunan untuk psikotic laki-laki dan perempuan.
Bayangkan saja, mereka hidup dan beraktifitas dalam ruangan kumuh, berdesak-desakan dan
bercampur baur dengan kotoran mereka sendiri, sungguh pemandangan yang sangat
memprihatinkan.

2
Di Liponsos ini juga memiliki pegawai-pegawai, antara lain tugasnya adalah memasak,
membersihkan ruangan, memandikan, mengantar dan lain-lain, termasuk merawat orang sakit
jiwa. Namun dengan jumlah pegawai yang tidak memadai di tambah lagi beban tugas yang
harus mereka pikul, menjadikan penanganan PMKS (Penyandang Malasah Kesejahteraan
Sosial) di Liponsos sangat tidak maksimal. Belum lagi perawatan orang sakit jiwa harus
bersamaan dengan mengurus gelandangan dan pengemis (gepeng), orang jompo, dan anak
jalanan (anjal) di tengah keterbatasan pemahaman tentang penanganan penyandang masalah
sosial dan terbatasnya tenaga. Fenomena inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji
lebih mendalam tentang bagaimana proses penanganan PMKS (Penyandang Malasah
Kesejahteraan Sosial) di Liponsos tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan tentang penanganan pada gelandangan dan
pengemis (gepeng). Dalam upaya penanganannya pihak Dinas Sosial memberikan kegiatan
keseharian kepada mereka, memberikan bimbingan moral serta membekali mereka yang masih
produktif keterampilan untuk memperbaiki kehidupannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem pengelolaan Tangki air minum yang ada di Liponsos Keputih ?
2. Bagaimana Sistem pengaturan IPAL yang ada di Liponsos Keputih ?
3. Apakah ada sebuah kegiatan yang dapat mendorong klien mampu membuat suatu
keterampilan di Liponsos Keputih ?
4. Bagaimana sistem PHBS yang ada di Liponsos Keputih?
5. Bagaimana proses bimbingan konseling yang ada di Liponsos ?

1.3 Usulan Program

1. Pembenahan pada tangki air minum.


2. Perencanaan memaksimalkan fungsi IPAL.
3. Ikut serta dalam pendampingan untuk menciptakan karya.
4. Perbaikan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat).
5. Melakukan pendekatan melalui bimbingan konseling.

3
1.4 Metode Penelitian
1.4.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam proses pengolahan


datanya, peneliti memperoleh data secara langsung dengan mendeskripsikan data-data
yang diperoleh di lapangan yang berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mengamati serta
menggambarkan bagaimana penanganan yang dilakukan oleh Liponsos Keputih Kota
Surabaya. Terhadap seluruh klien yang ada di Liponsos Keputih Surabaya.

1.4.2 Mitra Pendukung Penelitian


Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para informan. Penentuan sampel
dilakukan dengan tujuan untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi
dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk mencari sumber data yang
mantap dan lengkap. Mereka antara lain adalah:
 pimpinan UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Liponsos Keputih.
 bagian pembinaan.
 Para pegawai Liponsos
 Seluruh klien yang ada di Liponsos Keputih yang sebelumnya sudah ditentukan oleh
peneliti berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud seperti: Klien yang masih
bisa diajak berkomunikasi dengan baik.
 LPPM

4
BAB II

Profil UPTD

2.1 Profil UPTD

2.1.1 Sejarah UPTD

Didirikan sekitar bulan Juli 1997 dengan nama Panti Rehabilitasi Sosial di Keputih.
Menampung para PMKS yang berkeliaran di jalan-jalan maupun sudut kota yang
mengganggu keindahan kota. Tujuannya membersihkan kota dari para PMKS dan memberi
kesadaran sehingga mampu memberdayakan diri. Tahun 2013 berubah menjadi UPTD
LIPONSOS Keputih. Jumlah penghuni yang ada di liponsos 3 bulan terakhir (April 2019)
sebanyak 1036 jiwa dengan rincian yang ada diliponsos sebanyak 870 jiwa, dan Rsj menur
dan lawing sebanyak 166. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh liponsos keputih tersebut
sejumlah 128.

• VISI

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial


yang profesional berbasis panti

• MISI

1. Meningkatkan kualitas dan kemandirian bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan


Sosial agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar

2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya secara profesional

5
3. Meningkatkan pola kemitraan dalam penyelenggaraan pelayanan kepada Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial dengan lembaga dan/atau perseorangan sebagai potensi
dan sumberdaya kesejahteraan sosial

4. Meningkatkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam menerima kembali


Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial khususnya ODGJ (Orang Dengan
Gangguan Jiwa) sebagai investasi modal sosial.

MOTTO LIPONSOS

CREATIVE = melakukan segala sesuatu penuh kreatifitas

ACTIVE = melakukan secara aktif

KINDNESS = didasari dengan kebaikan

EFFECTIVE = efektifitas yang dihitung menurut SDM, resource, waktu dsb

PRIORITY = Sesuai prioritas

2.1.2 Sarana & Prasarana

1. Barak A ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) Laki-laki :

 3 Ruang ukuran 4 x 32 M2

 di tega barak ada joglo a X a M 2

2. Barak B ODGJ Laki-laki :

 4 Ruang ukuran 4 x 32 M2

 Ruang tengah ada shower untuk mandikan klien

3. Barak C ODGJ Perempuan :

 Ruang ukuran 22 x 3 M2

4. Barak D Gelandangan pengemis Laki-laki :

 3 Ruang ukuran 4 x 25 M2

 1 Ruangan ukuran 4 x 15 M2

 1 Ruang serbaguna 4 x 5 M2

6
 1 Ruang di tengah barak untuk gudang barang

5. Barak E Gelandangan pengemis perempuan :

 2 Ruangan ukuran

 Ditengah baarak ada jemuran

6. 1 Ruang serbaguna untuk pembinaan mental dan perpustakaan

7. Barak Lanjutan

8. Ruangan Serbaguna (AULA) sekaligus ruang tamu, ruang rapat

9. Musholla

10. Dapur Umum

11. Poliklinik

12. Toilet luar 4 ruangan

13. Kantor Sekretariat

14. Gudang

15. Lapangan

16. Ruang Satpam

2.2 Peta dan Luas Wilayah

7
2.2.1 Batas Wilayah
Sebelah Utara : Kelurahan Mulyorejo
Sebelah Timur : Kelurahan Sukolilo
Sebelah Selatan : Kelurahan Keputih
Sebelah Barat : Kelurahan Manyar
2.2.2 Kondisi Geografis
Luas wilayah seluruh Kecamatan Sukolilo ± 23,69m terbagi menjadi 7 kelurahan, yaitu
Nginden jangkungan, Semolowaru, Medokan semampir, Gebang putih, Klampis ngasem, Menur
Pumpungan, Keputih.

2.2.3 Jarak dengan Pusat Pemerintah


Untuk menuju kantor Kecamatan, dari Kelurahan Kedung Baruk hanya membutuhkan
waktu kurang lebih 7 menit dengan menempuh jarak 1 km. Untuk menuju Pusat Pemerintah Kota
dengan menempuh jarak 10 km. Sedangkan untuk menuju Pusat Pemerintahan Propinsi sekitar
12 km dan jarak ke Ibukota Negara berjarak 900 km.
2.2.4 Kondisi Kependudukan
Kecamatan Sukolilo memiliki jumlah penduduk sebanyak ± 94.148 jiwa. dengan poporsi
perempuan sebanyak 49.036 jiwa dan proporsi laki-laki sebanyak 8620 jiwa. Seluruh penduduk
berjumlah 51.112 jiwa.

8
BAB III

3.1 Indikator Pencapaian Luaran

No. Jenis Luaran Indikator Pencapaian


1. Memfungsikan kembali tangka air minum Air minum layak untuk di konsumsi
2. Merencanakan fungsi dari IPAL Air yang keluar dari bio tank tidak bau
3. Mampu menghasilkan karya layak pakai Menghasilkan sebuah kerajinan berupa
rak make up berbahan kardus
4. Klien mampu menerapkan PHBS Personal hygine teratasi
5. Klien mampu mengungkapkan identitas diri, Mampu memahami identitas diri,
masalah, dll masalah, dll

9
BAB IV

Metode Pelaksanaan

4.1 Jadwal Kegiatan

Hari : Senin, Rabu, Jumat

Jam : mengikuti jam kerja liponsos

4.2 Pelaksanaan

No Nama Kegiatan Program Tujuan Penanggung Keterangan


Jawab (PJ)
1. Perbaikan tangki air Memfungsikan Air minum layak Abdul Muid ± 2 hari masa
minum kembali tangka air untuk di konsumsi (Teknik) kerja
minum
2. Perencanaan IPAL Merencanakan Air yang keluar dai Muid Ghozali ± 7 hari masa
fungsi dari IPAL bio tank tidak bau (Teknik) kerja

3. Membuat Keterampilan Membuat rak make Menghasilkan Kholik Mengikuti


up karya yang layak (Ekonomi) Jadwal Liponsos
pakai
4. Perbaikan PHBS PHBS Personal Hygin Moch. Wasis Mengikuti
teratasi Auda (FIK) Jadwal Liponsos

5. Mampu mengungkapkan Bimbingan Mampu memahami Muhammad Mengikuti


identitas diri, masalah, dll Konseling identitas diri, Aziez Fatwa Jadwal Liponsos
masal dll (Psikologi)

10
4.3 Anggaran Dana Kegiatan

Teknik

No. Jenis Barang Volume Satuan Harga Jumlah


1. Filter sarungan 9 biji Rp.70.000 Rp. 630.000
2. Stop kontak panasonic 7 biji Rp.15.000 Rp. 105.000
3. Kabel NYM 2x3 6m meter Rp.60.000 Rp. 60.000
4. Pipa Listrik 1 biji Rp.10.000 Rp. 10.000
5. Tukang 1 orang Rp.150.000 Rp. 150.000
6. Lain Lain - - Rp.100.000 Rp. 100.000
Total Rp.1.055.000

Keperawatan

No. Jenis Barang Volume Satuan Harga Jumlah


1. Peralatan personal hygin - - Rp.250.000 Rp.250.000
2. Print Leafleat - - Rp.100.000 Rp.100.000
3. Lain lain - - Rp.200.000 Rp.200.000
Total Rp.550.000
Ekonomi

No. Jenis Barang Volume Satuan Harga Jumlah


1. Lem Tembak 5 biji Rp.30.000 Rp.150.000
2. Kertas karton 25 biji Rp.10.000 Rp.250.000
3. Kertas Kado 25 biji Rp.5000 Rp.125.000
4. Lain lain - - Rp.100.000 Rp.100.000
Total Rp.625.000

11
Total seluruh anggaran

No. Kebutuhan Jumlah

1. Pengeluaran Teknik Rp.1.055.000

2. Pengeluaran Keperawatan Rp. 550.000

3. Pengeluaran Ekonomi Rp. 625.000

4. Pengeluaran Psikologi -

5. Lain lain Rp. 70.000

Total Rp.2.300.000

Sumber Dana

No Sumber Jumlah

1. Iuran mahasiswa Rp. 300.000

2. LP4M Universitas Muhammadiyah Surabaya Rp.2.000.000

Total Rp.2.300.000

12
BAB V

PENUTUP

Pelaksanaan kuliah Kerja Nyata (KKN) CSR Tematik ini program realisasi dari Universitas
Muhammadiyah Surabaya agar mampu mengaplikasikan dan menganalisis beberapa masalah yang
ada di masyarakat secara langsung meliputi bidang Psikologi, Keperawatan, Teknik, dan Ekonomi.
Pelaksanaan program di harapkan dalam pelakasanaannya semua tujuan yang telah di rencanakan
dapat tercapai sehingga akan berdampak pada upaya memandirikan Klien dari Liponsos Keputih
Surabaya.

Demikian proposal kami buat di harapkan dapat memberikan gambaran rancangan


program yang akan kami laksanakan di UPTD Liponsos Keputih, Kecamatan Sukolilo, Kelurahan
Keputih, Kota Surabaya. Semoga Tuhan yang maha esa memberkahi dan memberikan kelancaran
bagi terlaksananya kegiatan ini dengan baik, berguna, dan bermanfaat. Oleh karena itu, bantuan
dan kerjasama Bapak/Ibu dalam bentuk dukungan dana, materi, dan moril sangat kami harapkan
demi terlaksananya setiap program yang di rencanakan dalam KKN CSR Tematik Universitas
Muhammadiyah Surabaya.

13
DAFTAR PUSTAKA

UPTD liponsos keputih. 2019. Demografi Liponsos keputih. Surabaya.

Https://www.academia.edu. Gambaran umum wilayah kecamatan sukolilo. Akses : 10 juli 2019


15 : 30. Surabaya

Ardelina riyanto. 2018. Kinerja UPT liponsos keputih dalam pelayanan sosdas. Surabaya.

14
LAMPIRAN

15
16

Anda mungkin juga menyukai