“CESTODA”
KELOMPOK 5
ANDI SRI WAHYUNI P. (K11115009)
MARHANI (K11115027)
NINING YUSNAENI SYAHAR (K11115044)
ERNI AMALIA (K11115067)
MAYA IVANA AWI (K11115068)
HASNIAR (K11115073)
IZMI FADILLAH SULAEMAN (K11115330)
ANUGRAWANSYAH (K11115541)
KELAS B
B. PERTANYAAN MASALAH
(ANDI SRIWAHYUNI P)
Berdasarkan hasil fakta masalah yang di temukan maka dapat di disimpulkan sebuah
pertanyaan masalah yaitu Apakah ekstrak etanol dan ekstrak n-heksan daun ketepeng
cina dapat mematikan cacing pita ayam (Raillietina sp.) ?
(MARHANI)
Berdasarkan hasil fakta masalah yang di temukan maka dapat di disimpulkan sebuah
pertanyaan masalah yaitu Mengapa larva Taenia Solium bisa menyebabkan penyakit atau
infeksi pada jaringan lunak.
(NINING YUSNAENI SYAHAR)
Berdasarkan hasil fakta masalah yang di temukan maka dapat di disimpulkan sebuah
pertanyaan masalah yaitu bahwa apakah tikus yang ada pada perkebunan karet terinfeksi
cacing parasit atau tidak.
(ERNI AMALIA)
Berdasarkan hasil fakta masalah yang di temukan maka dapat di disimpulkan sebuah
pertanyaan masalah yaitu bahwa Apakah terdapat cacing pita (Taeniasolium L. ) pada
tinja masyarakat di desa Purwosari?
(MAYA IVANA AWI)
Apakah cairan kista C. bovis yang bersifat imunogenik yang dapat dikembangkan
menjadi kandidat vaksin?
(HASNIAR)
Proses apa sajakah yang dapat diklakukan selain dapat mengurangi jumlah parasit yang
terdapat pada ikan bandeng juga menghilangkan parasit pada ikan tersebut,?karna kalau
hanya sekedar mengurangi berarti jumlah parasit itu masih ada.
(IZMI FADILLAH SULAEMAN)
Bagaimana faktor-faktor resiko infeksi cacing pita pada ayam ras petelur komersial di
Bogor.
(ANUGRAWANSYAH)
Berdasarkan hasil fakta masalah yang di temukan maka dapat di disimpulkan sebuah
pertanyaan masalah yaitu Mengapa Larva cacing pita babi bisa menimbulkan problem
kesehatan masyarakat
C. TUJUAN
(ANDI SRIWAHYUNI P)
Berdasarkan pertanyaan masalah maka Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat
pengaruh ekstrak n-heksan dan ekstrak etanol daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.)
terhadap waktu kematian cacing pita ayam (Raillietina sp.)
(MARHANI)
Berdasarkan dari pertanyaan masalah di atas maka dapat di simpulkan tujuan dari
penelitian ini adalah Untuk mengetahui Larva Taenia Solium ini bisa menyebabkan
penyakit atau infeksi pada jaringan lunak.
(NINING YUSNAENI SYAHAR)
Berdasarkan dari pertanyaan masalah di atas maka dapat di simpulkan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui ada berapa jenis tikus yang terinfeksi dan jenis
cacing parasit apa yang terdapat pada tikus tersebut.
(ERNI AMALIA)
Berdasarkan dari pertanyaan masalah di atas maka dapat di simpulkan tujuan dari
penelitian ini adalah Untuk mengetahui keberadaan cacing pita ( Taeniasolium L. ) yang
terdapat pada feses masyarakat di desa Purwosari.
(MAYA IVANA AWI)
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan protein dalam cairan kista C. bovis yang
bersifat imunogenik yang dapat dikembangkan menjadi kandidat vaksin.
(HASNIAR)
Jadi pemeriksaan dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis parasit yang
menyerang organ tubuh bagian dalam,dengan cara membedah tubuh ikan,
C. SOLUSI
(ANDI SRIWAHYUNI P.)
Berdasarkan faktor penyebab diketahui bahwa cacing pita ayam Raillium sp. Dapat
menyebabkan ayam menjadi kurus hamkan kematian meskipun tidak secara mendadak.
Hal ini tentu akam menimbulkan kerugian bagi para peternak ayam selain itu cacing pita
ayam tidak hanya terdapat pada usus namun terdapat pula pada kepala ayam terutama
bagian mata. Adapun cara yang dapat dilakukan agar ayam tidak cacingan yakni dengan
menjaga sanitasi kandang dan peralatan peternakan meliputi kandang dibersihkan, dicuci
dan disemprot desinfektan serta memotong rumput diarea kandang, dan mencegah agar
kandang tidak becek. Selain itu bagi peternak ayam pun harus menjaga sanitasi
lingkungannya serta personal hiegine agar tidak pula terinfeksi oleh larva maupun telur
cacing yang dapat disebarkan melalui inang pembawa.
(MARHANI)
Adapun solusi yang seharusnyadi lakukan yaitu bahwa diperlukan intervensi oleh Dinas
Kesehatan berupa pemberian obat cacing secara massal dan penyuluhan kesehatan bagi
masyarakat sedangkan Dinas Peternakan memberikan penyuluhan berternak yang benar
dan memberikan vaksinasi ternak babi.
(NINING YUSNAENI SYAHAR)
Berdasarkan faktor penyebab yang di temukan maka solusi sebaiknya yaitu dengan
membasmi adanya tikus seperti memberikan racun tikus sehingga tidak terjadi sumber
penularan kepada manusia dengan matinya jenis tikus dan cacing tersebut. Dengan
demikian Kita sendiri sebagai manusia dapat melakukan penanganan spesifik yaitu
dengan meningkatkan sanitasi lingkungan yang ada pada perkebunan teh tersebut dan
personal hygiene dengan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat.
(ERNI AMALIA)
Menjaga kebersihan diri sendiri, mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup
eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan
hidup manusia. Membuat jamban pribadi dan menghilangkan kebiasan buang air besar di
sungai atau disembarang tempat, karena faktor ini mencegah penularan penyakit.
Membuat kandang untuk hewan ternak. Memasak daging dengan pemanasan lebih dari
60°C.
(MAYA IVANA AWI)
Agar terhindar dari infeksi Cysticercus bovis maka kita harus melakukan vaksin terhadap
sapi yang sudah terkena virus ini, dan melakukan pengecekan rutin ke para pedegang sapi
apakah sapi – sapi mereka sudah diberi vaksin. Karna jika sapi yang sudah terinveksi
tersebut di sembelih dan dikonsumsi oleh manusia maka manusia juga akan ikut
terinfeksi. Maka jalan satu – satunya ialah kita harus memberikan vaksin terhadap sapi –
sapi yang sudah terinveksi.
(HASNIAR)
Hasil inventarisasi tersebut terhadap parasit pada ikan bandeng,kiranya komposisi
perairan dan suhu yang ada untuk dapat diobservasi untuk pengaturan
penunjangan,harusnya pada jenis perairan yang dihuni oleh banyak ikan bandeng,perlu
diperbaiki suhu dan kompisisi airnya,sehingga parasit yang ada pada perairan ikan
bandeng walau masih ada,namun setidaknya sudah berkurang.
(IZMI FADILLAH SULAEMAN)
Berdasarkan hasil investigasi yang ditemukan solusi yang tepat yaitu konsumen harus
lebih selektif dalam menkomsumsi daging ayam ras komersial, sebaiknya apabila
menkonsumsi daging ayam yang telah di masak secara sempurna ( suhu di atas 100 C ).
Dan juga dalam pemeliharaan ayam ras petelur komersial agar memperhatikan sanitasi
dan kebersihan kandang dan makanannya.
(ANUGRAWANSYAH)
Berdasarkan faktor penyebab yang di temukan maka solusi sebaiknya yaitu dengan
Meningkatkan sanitasi lingkungan masyarakat, Meminimalisir pemeliharaan babi serta
membuatkan kandang untuk babi serta Mengkonsumsi daging babi hutan yang telah di
masak dengan sempurna.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cestoda (Cestoidea) adalah kelas cacing pipih parasit dari filum Platyhelminthes yang
dikenal dengan cacing pita. Semua cestoda merupakan parasit dan sejarah hidup mereka
bervariasi, tetapi biasanya mereka tinggal disaluran pencernaan vertebrata dalam bentuk
dewasa, dan sering dalam tubuh spesies lain dari hewan sebagai remaja. Semua spesies
vertebrata dapat menjadi inang bagi setidaknya satu spesies cacing pita, contohnya
seperti siput. cacing pita yang merupakan cacing parasit dapat tinggal pada berbagai jenis
hewan seperti Taenia solium pada babi, Taenia saginata pada sapi, Hymenolepis nana
pada tikus, dan jenis Raillitina sp pada ayam. Infeksi yang disebabkan oleh cacing pita
tergolong ringan. Meski demikian tetap menimbulkan bahaya, infeksi yang bersifat
invasif karena cacing pita bermigrasi keluar saluran pencernaan, dapat memicu
komplikasi yang lebih berbahaya. Seperti infeksi Cestoda jenis Raillitina sp pada ayam
dapat menyebabkan ayam menjadi kurus bahkan mati meskipun jangka waktunya tidak
cepat. Sedangkan penyebaran cacing pita pada manusia dapat melalui daging sapi
maupun babi yang tidak dimasak matang atau masih mentah.
Dari penelitian seroprevalensi sistiserkosis di Kabupaten Mimika, Papua. Hasil survei
menunjukkan bahwa rata-rata seroprevalensi sistiserkosis di Kabupaten Mimika, Papua
sebesar 50% (22/44), dengan seroprevalensi terbesar ditemukan di Distrik Kuala
Kencana 100% (3/3),Distrik Kwamki Narama 46,4% (13/28), dan Distrik Mimika Baru
46,1% (6/13). Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa infeksi cacing pita
lumayan besar di indonesia. Adapun hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi infeksi
cacing pita yakni dengan menjaga sanitasi lingkungan dan personal hiegine serta
meningkatkan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
B. SARAN
Berdasarkan hasil analisis jurnal kami dengan berbagai referensi yang di teliti, maka
kami mengharapkan agar jurnal ini bisa menjadi literatur pembelajaran khususnya pada
materi Cestoda. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat kepada para penulis dan pembaca
khususnya sehingga bisa lebih meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam menganalisis
jurnal.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Sri Wahyuni P. : Difa Intannia1, Rezki Amelia 1, Lisda Handayani1, dan Heri
Budi Santoso2 (2015). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol dan Ekstrak n-Heksan
Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata. L) terhadap Waktu Kematian Cacing Pita
Ayam (Raillietina Sp.) Secara In Vitro. Jurnal Pharmascience, Vol 2. hal: 24 – 30
Marhani : Semuel Sandy (2014) . Kajian Aspek Epidemiologi Taeniasis dan
Sistiserkosisdi Papua. Jurnal Penyakit Bersumber Binatang, Vol. 2, No. 1, Juni
2014 : 1 – 14
Nining Yusnaeni Syahar : Dewi, K. & Purwaningsih, E. (2013) . Cacing parasit pada
tikus di perkebunan karet di Desa Bogorejo, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten
Pesawaran, Lampung dan tinjauan zoonosisnya. Jurnal Penelitian Zoo Indonesia.
22(2):1-7
Erni Amalia : Nelky Suriawanto.(2014). DETEKSI CACING PITA (Taenia solium L.)
MELALUI UJI FESES PADA MASYARAKAT DESA PURWOSARI KECAMATAN
TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG SULAWESI TENGAH. Biocelebes,
Juni 2014, hlm. 17-28
Maya Ivana Awi : Nyoman Sadra Dharmawan1(2013). Protein Spesifik Cairan Kista
Cysticercus bovis pada Sapi Bali yang Diinfeksi dengan Taenia saginata.
Jurnal Veteriner Vol. 14 No. 1: 78-84
Hasniar : Endang Juniardi. (2014). INVENTARISASI CACING PARASIT PADA IKAN
BANDENG (Chanos chanos) DI TAMBAK DESA KETAPANG KECAMATAN
MAUK KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN.
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 4 No. 4 : 251-257
Izmi Fadillah Sulaeman : Elok Budi Retnani (2009). Analisis Faktor-Faktor Resiko
Infeksi Cacing Pita pada Ayam Ras Petelur Komersial di Bogor. Jurnal
Veteriner September 2009 Vol. 10 No. 3 : 165-172
Anugrawansyah : Ida Bagus Ngurah Swacita1, Kadek Karang Agustina1, I Wayan
Polos2, Sabelina Fitriani2, Natalia2 (2015). Survei Seroprevalensi Taenia solium
Sistiserkosis Di Kabupaten Mimika, Papua. Buletin Veteriner Udayana Volume 7
No. 2