Anda di halaman 1dari 9

TUGAS REVIEW

(GENAP)

ISU DAN TEORI PEMBANGUNAN

ZULKIFLI (1702015056)

ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2019
BAB 1

MEMAHAMI ILMU SOSIAL DAN REALITA

Dalam perkembangan teori-teori sosial modern (Craib, 1984) pemahaman terhadap suatu realitas
harus dipandang sebagai jenos pengetahuan dari satu kesatuan dasar pengetahuan manusia. Pengetahuan
(baik pengetahuan terungkap maupun pengetahuan yang tak terungkap) merupakan integrasi intelektual
atas unsur-unsur pengalaman personal kedalam kesatuan pemahaman. Pemahanman berartiaktivitas
intelegensi manusia dalam mengartikan dan memahami realitas. Sementara pemahaman atas keseluruhan
realitas hanya dapat dicapai melalui proses integrasi personal atas fakta-fakta partikularnya. Dengan
demikian pengetahuan manusia mengandung dua aspek pokok yakni pengetahuan tentang keseluruhan
realitas dan pengetahuan tentang fakta-fakta partikularnya. Kedua aspek pengetahuan ini dapat didekati
dengan cara-cara dan metodologi yang berbeda yang selanjutnya melahirkan sebuah teori.

Sebuah teori akan banyak membantu dan berguna jika teori yang dimaksud dapat dipelajari dan
diajarkan sebagai sesuatu yang baru dan dapat dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-hari(empiris).
Dengan demikian pemahaman yang benar adalah belajar tentang isi teori daripada belajar untuk berpikir
secara teoritis. Teori sosial dibuat untuk maksud-maksud yang sama, yakni untuk menerangkan dan
memahami pengalaman pada basis pengalaman-pengalaman orang dan ide-ide umum mengenai dunia.
Oleh karena itu, harus dibedakan antara pemikiran teoritis sehari-hari sebagai bentuk kesadaran transitif
kritis (Freire, 1973).

Pengetahuan sosial sebagai kajian ilmu-ilmu sosial adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
dan mempelajari tentang masalah sosial. Hal ini disebabkan karena ada yang menekankan faktor
kesadaran, sedangkan yang lainya lebih mengutamakan faktor lingkungan yang satu menekankan peranan
manusia terhadap pembentukan sturktur sosialnya, sedangkan yang lainnya menekankan pada peranan
struktur sosial dalam membentuk kesadaran dan tingkat laku manusiannya. Bentuk-bentuk interaksi inilah
yang kemudian memperkuat keberadaan pendekatan ilmu-ilmu sosial sesuai pembidangnya yang
dihubungkan oleh preanata-pranata sosial (sosial instutution) dalam masyarakat.
BAB 2

POSISI METODOLOGI TEORI DAN ISU PEMBANGUNAN

Logika deduktif

Menjelaskan sesuatu
fenomena tertentu

Mnegaskan hubungan sebab


akibat (kasualitas)

Membuktikan teori

Menemukan teori

TEORI ISU/RUMOR

Bebas nilai Problem Terikat nilai

Umum Ketegangan Empiris

General Konflik Spesifik

Tekstual Kontekstual

Logika Induktif

Memahami sesuatu

Berpikir yang benar

Membangun Teori

BAB 3

MODEL PENALARAN TEORI DAN ISU PEMBANGUNAN

Ada beberapa mekanisme konsep yang perlu diperhatikan antara lain istilah : problem khusus,
problem umum, isu(rumor), pendapat umum, agenda pemerintah, perumusan usulan kebijaksanaan
publik, dan penilaian atau evaluasi kebijakan publik, persyaratan isu dapat masuk dalam agenda
sistematik, persyaratan isu dapat masuk dalam agenda pemerintah.
BAB 4

KONSEP PEMBANGUNAN

KONSEP PENDEKATAN ORIENTASI


Pertumbuhan Ekonomi Negara-negara dunia (umum)
Rekonstruksi Pemulihan Ekonomi Eropa(yang terlibat P.D II)
Modernisasi IPTEK >Negara Dunia Ketiga
Westernisasi Kebudayaan dan IPTEK >Negara Dunia Ketiga (Timur)
Perubahan Sosial Sosial >Negara Dunia Ketiga
Pembebasan Ekonomi-Politik >Amerika Latin
Pembaruan IPTEK kemudai Sosial-Politik >Negara Dunia Ketiga
Pembangunan Bangsa Politik >Negara Baru Merdeka
Pembangunan Nasional Politik >Negara Baru Merdeka
Pengembangan Politik Indonesia
Pembinaan Politik Indonesia
Pembangunan Eklektik-Campuran Negara Dunia Ketiga

BAB 5

PERSEPSI PEMBANGUNAN

PERSEPSI TENTANG RUANG LINGKUP


Hakikat nilai pembnagunan yang harus dicapai Indikator ekonomi klasik vs indikator neo-ekonomi
Hakikat proses pembangunan Teori konflik vs Teori ekuilibrium
Penahapan jalur pembangunan Unlinear vs Multilenier; Necessity model vs
Posibillity model
Dimensi hubunga antar bangsa dalam proses Dependency model vs Diffusionisme
pembangunan
Keseimbangan antara manusia dengan lingkungan Limits to growth vs Model of dooms
hidupnya
Pemilikan faktor produksi Capitalist mode of production vs Socialist mode of
production
Strategi pembangunan Pertanian vs Industri; Big push strategy vs Un-
balanced growth strategy

Model pembangunan yang dibutuhkan dunia ke III pada sekarang menurut Schramm bukanlah suatu
model dunia ke III atau tiga benua, melainakan lebih pada suatu rangkaian model nasional yang dibuat
oleh bangsa yang bersangukutan yang:

1. Didasarkan pada pemahaman yang menyeluruh mengenai kebutuhan nasional


2. Bergerak pada kecepatan berapa saja yang layak dan;
3. Diarahkan menuju apa yang dipersepsikan oleh negara dan masyarakat tersbut sebagai tujuannya.
BAB 6

PEMBANGUNAN DUNIA KETIGA

Apa pun nama yang diberikan kepada Dunia Ketiga, pada umumnya negara-negara tersebut memiliki
ciri umum yang sama yakni: Kemiskinan, Kebodohan, dan Keterbelakangan (3K) yang antara lain diukur
dari indikator growth national product (GNP) per kapita, tingkat melek huruf, tingkat kematian bayi, dan
ukuran indikator-indikator sosial yang lain. Tetapi tampaknya, fenomena dan pola yang terjadi justru
memperpatah jarak kesenjangan antara negara kaya/maju dan negara miskin/terbelkang.

Dalam hal ini Tamas Szentles(1976) dalam bukunya The Political Economy of Under Development,
menjelaskan kriteria tentang keterbelkangan yang dilihat dari beberapa segi antara lain: Pertama
keterbelkangan dianggap sebagai keterbatasan sumber-sumber, Kedua, keterbelakangan dianggap sebgai
keterlambatan dalam arti lingkaran setan statistik atau sebagai sistem yang berkesembangan stabil tetapi
semu; Ketiga, keterbelakangan dipandang sebagai keterikatan pada tradisi; Keempat, keterbelkangan
dianggap sebagai akibat penjajahan dan kesenjangan yang terjadi antara negara maju dan negara yang
berkembang; Kelima, keterbelakangan dianggap sebagai akibat ketidak seimbangan dalam hubungan
internasional.

BAB 7

PERKEMBANGAN PARADIGMA DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Situasi Pasca Perang Kelompok Negara Paradigma dan Strategi Pembangunan Indonesia
Dunia Kedua Pembangunan
Amerika Serikat, Pertumbuhan
membantu negara Eropa
(Marshal Plan) Negara Maju
Pertumbuhan dan
Pemerataan

Pembangunan Manusia
Negara Kaya dan Badan Pembangunan Seutuhnya dan Seluruh
Masyarakat Berkelanjutan
Internasional, Negara
Membantu negara Berkembang
miskin pasca Pembangunan Manusia
penjelajahan
BAB 8

TEORI NEGARA

Negara (state) menurut Budiman (1997) merupakan lembaha yang memiliki kekuasaan sangat
besar dalam sebuah masyarakat. Negara dapat memaksakan kehendaknya kepada warga atau kelompok
yang ada dimasyarakat. Bahkan kalau perlu, negara memiliki keabsahan untuk menggunakan kekerasan
fisik dalam memaksakan keparuhan masyarakat terhadpa perintah-perintah yang dikeluarkanya.
Kekuasaan yang sangar besar ini diperoleh karena negara merupakan kelembagaan dari kepentingan
umum, Sebagai lembaga Kekuasaan yang sangar besar ini diperoleh karena negara merupakan
kelembagaan dari kepentingan umum, Sebagai lembaga yang mewakili kepentingan umum, negara dapat
memaksakan kehendaknya melawan kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok di masyarakat yang
lebih kecil jumlahnya.

BAB 9
PENDEKATAN UTAMA STUDI PEMBANGUNAN
(MAJOR APPROACH TO THE STUDY DEVELOPMENT)

Pendekatan utama dalam (sosiologi) studi pembangunan dapat dibagi dalam dua wilayah
pengembangan ide dasar yakni pemikiran konservatif dan pemikiran radikal sebagai asumsi filosifisnya.
Batasan dari duan wilayah ide tersebut dapat dipakai sebagai referensi pengembangan model ekuilibrium
dan model konflik. Tetapi tidak semua pengamat melihat bahwa dua pembagian wiayah ini merupakan
pilihan harga matik karena dalam kenyataannya munfkun masih ada kecenderungan gabungan (eclectic)
dan keseimbangan dari kedua pendekatan tersebut dalam kajian studi yang sama atau kajian studi yang
lain. Di samping ada kecenderungan cara kerja (sosiologi) studi pembnagunan seringkali mengarah pada
analisis sintesa dari kedua pendekatan tersebut.
ISU EKUILIBRIUM KONFLIK
Sesuatu yang menyatukan Sesuatu yang memecah belah
Kepentingan
(uniting) (deviding)
Hubungan sosial Sesuatu yang menguntungkan Sesuatu yang menindas
Kesatuan sosial Hasil kesepakatan Sesuatu yang memaksa
Sistem untuk memenuhi suatu
Masyarakat Sistem keganasan klas
kebutuhan
Memerlukan pengendalian dari Kelembagaan akan mengubah
Alam hidup manusia
kelembagaan hakikat alam
Meningkatkan konflik dan bukan
Perbedaan atau ketidaksamaan Kebutuhan hidup masyarakat
kebutuhan hidup
Menumbuhkan keadaan dan
Negara Alat untuk menindas
perasaan aman/nyaman
Kelompok sosial dengan
Klas Alat cara pandang keseluruhan
kepentingan yang berbeda

BAB 10
DIMENSI TEORI-TEORI PEMBANGUNAN

Dalam bab ini sengaja dibahas secara ringkas tiga kelompok teori pembangunan yang dianggap
penting secara literatur; Pertama, kelompok teori modernisasi yang menekankan pada faktor manusia dan
nilai nilai budaya sebagai pokok persalan dalam pembangunan. Kedua, kelompok teori ketergantungan
sebagai reaksi terhadap teori modernisasi yang dianggap kurang memadai, bahkan menyesatkan. Ketiga,
kelompok teori-teori yang belum memiliki nama sebagai reaksi terhadap teori ketergantungan yang
disebut sebgai teori atau ide pembangunan yang lain. Teori modernisasi dan teori ketergantungan
cenderung berorientasi pada analisi politik dan ekonomi. Sedangkan teori /ide pembangunan yang lain
cenderung berorientasi pada kebutuhan, pengaruh kekuatan faktor dari dalam, mengandalkan kemampuan
sendiri,berdasar ekoligis, dan berdasar pada transformasi struktural dan kultural.

BAB 11
STRATEGI PEMBANGUNAN

Tjokrowinoto (1987:26) mengutip pendapat Korten mencoba memberikan peta perbandingan


karakteristik tiga strategi pembangunan yakmi strategi pertumbuhan, strategi kebutuhan dasar, strategi
berpusat pada manusia.
Strategi
Karakteristik
Pertumbuhan Basic Needs People Centered

Fokus Industri Pelayanan Manusia

Nilai Berpusat pada industri Berakibat pada manusia Berpusat pada manusia

Hubungan manusia
Indokator Ekonomi makro Indikator sosial
dengan sumber

Peranan Pemerintah Enterpreneur Service provider Facilidator/ enabler

Kemampuan
Kreativitas dan
Sumber Utama Modal admisnistratif dan
komitmen
anggaran
Konsentrasi dan Keterbatasan anggaran Struktur dan prosedur
Kendala
marginalisasi dan in-kompetensi aparat yang tidak mendukung

BAB 12

PEMBANGUNAN INSTITUSIONAL

Aliran Institution Building memandang institusionalitas sebagai suatu fungsi dari pada innovative
organization dan perhatian utamanya adalah membangun organisasi yang efektif dengan memberikan
perhatian pada unsur kepemimpinan, doktrin, program, sumber daya, struktur intern dan lingkages.
BAB 13

FILOSOFI DEMOKRASI DAN PEMBANGUNAN

Salah satu harapan ide demokrasi adalah terciptanya masyarakat demokrasi yankni “Civil
Society” sebagai model hubungan antar negara dengan kelompok-kelompok masyarakat, seperti :
keluarga, perusahaan, asosiasi/perkumpulan, dan gerakan-gerakan masyarakat yang beroperasi bebas dari
campur tangan negara.
BAB 14

INDIVIDU DAN MODERNISASI DALAM PEMBANGUNAN

Berbicara tentang modernisasi, istilah ini sangat populer dan berkembang pada tahun 1970-
an.Banyak sekali yang mengemukakan perihal defini si modernisasi ini mulai dari Bendix (dalam Beling
dan Totten, 1970) sampai ke beberapa pakar lainya yang menjelaskan dengan artian yang tidak jauh
berbeda sehingga bila kita amati secara lebih mendalam, maka pendapat-pendapat tersebut mewakili
kategori kelompok-kelompok pakar lain sebagai pakar ekonomi, ekonomi politik, pakar sosiologi dan
pakar psikologi.

BAB 15
TEORI KEMISKIN DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN

Kemiskinan dalam pengertian luas dapat meliputi kemiskinan di bidang ekonomi, sosial, budaya,
politik, iman dan akhlak. Menurut definisi World Bank (1990) kemiskinan adalah sebagai
ketidakmampuan seorang individu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Kemiskinan sebagai suatu
proses adalah merupakan pencerminan kegagalan dari sistem pada masyarakat dan negara dalam
mengelola sumber daya dan dana secara adil kepada warga negaranya.

Selanjutnya Usman dan Uphoff ( dalam Dewanta, 1995) menyebutkan beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam upaya pentasan kemiskinan yaitu :
a) Investasi pelayanan masyarakat dalam bidang infrastruktu pisik dan sosial
b) Kebijaksanaan pemerintah yang menguntungkan masyarakat kecil
c) Teknologi yang disediakan untuk kaum miskin sesuai kemampuannya
d) Kelembagaan yang efektif yang mampu menumbuhkan sinergisme bekerja
Pemberdayaan tersebut dimaksudkan guna lebih mendayagunakan semua potensi ekonomi dan sosial
untuk dapat dikembangkan secara optimal yang mampu bertumpupada kepentingan rakyat. Menurut
Chambers (1987) ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu : Pertama, beranjak dari urutan prioritas dan
strategi masyarakat yang miskin; Kedua, memusatkan perhatian pada kesepakatan orang luar dengan
orang-orang yang miskin tentang hal apa yang perlu dilakukan dan yang tidak perlu dilakukan, sehingga
pembangunan dapat dirumuskan kembali sebagai upaya yang mencangkup penyediaan peluang bagi
masyarakat miskin melalui peningkatan peran serta, produktivitas dan efisiensi.
BAB 16

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

Mengapa keterlibatan masyarakat menjadi penting artinya dalam pembangunan? Jawaban


pertama:berupaya memadukan atau mengawinkan model top down dengan bottom up agar program
pembangunan tersebut dapat diterima oleh masyarakat banyak. Jawaban kedua: memotovasi masyarakat
untuk menumbuhkan rasa ikut memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap hasil-hasil dan pelaksanaan
pembangunan. Kesadaran berpartisipasi ini sangat penting artinya, terutama bila dikaitkan dengan
perwatan atau pengelola hasil pembangunan.

Menurut Soetrisno (1995) arti pentingnya parsipasi alan selalu dihadapkan pada berbagai
permasalahan pembangunan dari soal demokrasi, hubungan negara dengan rakyat, civil society, tanah,
kehutanan, pertaninan sampai transformasi sosial budaya menuju masyarakat industrial.

Anda mungkin juga menyukai