pembangunan tidak bisa dipungkiri lebih berputar kepada pendekatan teoritis dan
keilmuan daripada sebuah kajian konseptual yang lebih mengacu kepada praktek.
Pendekatan pembangunan mulai yang diwarnai oleh pendekatan ekonomi yang sejak
pemikir klasik seperti Adam Smith yang mengajarkan tentang pasar dengan “invisible
hand”nya, David Ricardo dengan perdagangan bebas antar negara dengan keunggulan
komparatif, disusul Karl Marx dengan “ekonomi terpimpin”, hingga John Maynard
pemerintah, atau yang lebih kotemporer seperti teori Tarikan Besar (Big Push) hingga
nilai-nilai maju (biasanya mengacu kepada nilai di negara maju sendiri) ataupun yang
strukturalis, yakni yang percaya bahwa hanya perubahan secara struktural yang bisa
membuat negara berkembang menjadi maju. Karena yang terjadi adalah struktur yang
tidak benar, bukan nilai yang tidak benar pada amatan saya pada akhirnya merupakan
akumulasi pendekatan yang saling melengkapi, dan tidak perlu saling dipertentangkan.
pembangunan cenderung bersifat sektarian, atau sangat menonjolkan salah satu dan
mengabaikan yang lain. Pendekatan ini sangat khas ilmuwan. Seorang ilmuwan selalu
unggul. Pendekatan ini cukup berbeda dengan pendekatan manajemen yang lebih bersifat
memadukan seluruh pendekatan yang ada, menyusun dalam tatanan praktek dengan
berusaha membuatnya tidak tumpah tindih. Pendekatan manajemen yang lebih mampu
ekonomi dan politik biasanya lebih bersifat “zero sum game”. Ini sejalan dengan apa
yang dikatakan, Peter F Drucker, bahwa only management and management alone that
can create values and therefor economic prosperity. Alasannya dapat difahami dalam
keunggulannya untuk bersaing dengan organisasi lain di dalam negara dan antar negara,
dan pada akhirnya kompetisi antar negara bukan terjadi antar negara itu sendiri,
melainkan antar organisasi di dalam negara, yaitu organisasi publik, organisasi bisnis,
dan organisasi nirlaba. Meski pada akhirnya, dengan menguatnya kompetisi bisnis di
dalam kompetisi global mendorong organisasi bisnis sebagai ujung tombak persaingan
Pernyataan ini mendukung terkait dengan korelasi antara faktor pembangunan negara
berkembang, hal ini juga menjadi landasan bahwasanya dalam proses pembangunan akan
Beberapa ahli mengidentifikasi faktor penyebab ketimpangan tersebut antara lain Gunnar
Myrdal melalui teori struktural/soft people-soft state, Robert Chambers melalui teori
Whose Reality Counts : Put The First Last – Put The Last First dan David Korten dengan
Coba saudara analisis upaya mengatasi isu pembangunan tersebut dengan konsep teoritik
Dalam perkembangan sejarahnya, terlihat bahwa kapitalisme lahir lebih kurang tiga abad
maupun praktek pembangunan sudah berada di dalam alam kapitalisme. Karena itu, tidak
sudah menerapkannya untuk ditiru. Selanjutnya dalam teori dependensi yang bertolak
dari analisa Marxis, dapat diakatakan hanyalah mengangkat kritik terhadap kapitalisme
dari skala pabrik (majikan dan buruh) ke tingkat antar negara (sentarl dan pinggiran),
dengan analisis utama yang sama yaitu eksploitasi. Demikian halnya dengan teori sistem
dunia yang didasari teori dependensi, menganalisis persoalan kapitalisme dengan satuan
analisis dunia sebagai hanya satu sistem, yaitu sistem ekonomi kapitalis. Dari ketiga teori
yang sudah dikemukaan secara garis besar mempunyai kesamaan sudut pandang