Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PITURUH
Jl. Klepu - Pituruh Km. 4 Pituruh 54263
Tlp : (0275) 6451039 Email: puskesmaspituruh@gmail.com

IDENTIFIKASI RESIKO DI TIAP UNIT UKP


TAHUN 2018
PENDAFTARAN/REKAM MEDIS

No Masalah yang dihadapi Analisa masalah Alternatif penyelesaian masalah

1.  Pasien enggan mengantri dipanggil  Panggilan nomor antrian di bagian pendaftaran


untuk didaftar sesuai urutan sehingga dilaksanakan dengan sederhana
Pasien mendaftar tidak sesuai nomor urut sering ditinggal mengerjakan  Panggilan dilakukan dengan bantuan pengeras suara
kepentingan lain  Himbauan untuk tidak meninggalkan tempat sebelum
 Pendaftar bukan pasien yang didaftar
mendaftar untuk periksa  Menyediakan tempat/kotak untuk meletakkan fotokopi
 Setelah mengambil nomor antrian KTP/JKN/kartu berobat untuk didaftar petugas
pasien pergi dari puskesmas meskipun pasien meninggalkan puskesmas
(mengambil nomor antrian terus
pulang)
2.  Pendaftaran tidak dilakukan sesuai  Pendaftaran sebaiknya dilakukan sesuai prosedur
prosedur/SOP, contoh : yang ditanya  Pada audit internal perlu dinilai kepatuhan terhadap
RM ganda nama orangtua bukan nama KK, yang SOP dan di evaluasi untuk dilakukan pembinaan
ditanyakan nama pasien bukan nama  RM dari tiap unit pelayanan dikembalikan lagi ke
lengkap, isian identitas kurang bagian pendaftaran dan disusun sesuai urutan
lengkap. tempatnya
 RM tidak berada di rak RM sehingga  RM yang terpisah dari family folder dimasukkan ke
dibuatkan RM baru dalam map khusus untuk penanda di akhir pelayanan
harus dimasukkan dalam family foldernya lagi

1
3. RM rajal dan Ranap belum terintegrasi  Kepatuhan terhadap prosedur sangat  Pembinaan petugas yang tidak patuh SOP
kurang dari masing-masing petugas  Bridging SIMPUS dikonsultasikan dengan baik ke
 Sistem RM Rajal dan Ranap yang dinkes yang berwenang, jika memungkinkan mencari
tidak terkomputerisasi(simpus dan p tenaga yang profesional menata software simpus
care tidak terintegrasi) puskesmas

4.  Petugas tidak melakukan pendaftaran  Patuhi SOP


sesuai prosedur  Nilai kepatuhan SOP dan lakukan pembinaan
Salah masuk poli  Pasien kurang jelas menyampaikan  Tanyakan tujuan berobat saat triase dan pengkajian
tujuan berobat awal oleh perawat di ruang paling depan puskesmas
 Petugas entry data di pendaftaran
tidak memperhatikan tujuan berobat
sehingga RM disusun urut petugas
meng entry data

5.  Penulisan identitas pasien hanya  Informasikan setiap mendaftar sebaiknya pasien


berdasar informasi membawa tanda pengenal/kartu berobat
Kesalahan penulisan identitas pasien pendaftar/keluargatanpa pengecekan  Memasukkan kartu berobat ke dalam plastik klip
KTP ato tanda pengenal yang lain ukuran 10x7 dan dijadikan satu dengan kartu JKN
 Pendaftar tidak ditanya variabel  Ibu kandung sebaiknya selalu ditanyakan untuk
pembeda antara 1 pasien dengan pasien membedakan pasien dengan nama yang sama
lain misal ibu kandung  RM pasien yang sakit dalam sebuah keluarga
diletakkan di bagian paling depan dari family folder
bersama resep yang dituliskan

6. Kartu berobat belum berfungsi  Bentuk kartu berobat yang sangat  Cetakan kartu berobat yang lebih baik, misal kertas
sederhana lebih tebal

2
 Alasan kartu berobat hilang,tercuci,  Sosialisasi pentingnya kartu berobat
rusak, tertinggal, tidak dibawa  Memasukkan kartu berobat ke dalam plastik klip
ukuran 10x7 dan dijadikan satu dengan kartu JKN

7. Penulisan SOAP tidak lengkap  Kepatuhan mengisi SOAP kurang  Evaluasi penilaian kepatuhan SOP
 Tidak pahamnya petugas arti  Dilakukan pelatihan penulisan SOAP
pentingnya SOAP  Meningkatkan komitmen penulisan SOAP yang baik
dan benar dengan selalu melakukan monitoring
evaluasi dalam PMKP maupun audit internal

8. Pasien atau keluarga yang mendaftar  Tidak ada sosialisasi prosedur  Diadakan banner dan media sosialisasi prosedur
bingung cara melakukan pendaftaran pendaftaran yang jelas di ruang pendaftaran
pendaftaran  Pengusulan petugas customer service
 Belum ad petugas khusus bagian
customer service yang membantu
pasien/keluarganya
9. Pasien yang mendaftar beresiko jatuh  Settingan tempat pendaftaran dengan  Mengubah settingan pendaftaran dengan menyediakan
dengan mendaftar sambil berdiri meja tinggi kurang efektif tempat duduk
 Tidak disediakan tempat duduk saat  Merubah posisi pendaftaran dengan meja menghadap
pasien mendaftar. pintu
 Mengarahkan pendaftaran dengan mengadakan petugas
customer service di bagian pendaftaran selain petugas
pendaftaran
10. Tidak ada kursi prioritas untuk  Pasien berebut kursi  Menempelkan tanda untuk kursi prioritas
lansia,bumil dan anak-anak  Pasien prioritas(bumil,lansia,anak-  Memberikan ruangan tunggu khusus untuk lansia,bumil
anak) berdiri dan beresiko jatuh dan anak-anak

3
RUANG PEMERIKSAAN UMUM

No Masalah yang dihadapi Analisa masalah Alternatif penyelesaian masalah

1.  Penjadwalan yang kurang efektif  Penjadwalan bisa lebih baik lagi


 Petugas senior dengan “doubel  Evaluasi uraian tugas
Petugas RPU bertugas sendiri jobs”  Efektifitas pasien diperiksa dokter dengan sistem triase dan
 Efektifitas dokter di RPU masih pengkajian awal oleh paramedis
kurang karena berbagi dengan UGD  Pengusulan penambahan paramedis diperbantukan di BPU,
dan Ranp dokter dan paramedis terjadwal berpartner/berpasangan
  Pengkajian awal di bagian depan puskesmas dan dijadwalkan
kepada paramedis
 Penjadwalan khusus kepada paramedis yang bertugas di
bagian pelaporan simpus dan tindakan serta rujukan yang
direncanakan di ruangan tersendiri di sebelah BPU

2. RM berproses lama masuk RPU dari  SIMPUS dan p care harus diisi dulu  Petugas terlatih entry data dan wifi yang cepat
ruang pendaftaran  Kartu berobat tidak dibawa pasien  Kartu berobat difungsikan sesuai penomoran RM
memperlama pencarian RM  Evaluasi uraian tugas untuk dilakukan pembinaan
 Pembagian tugas di bagian  Memasukkan kartu berobat ke dalam plastik klip ukuran 10x7
pendaftaran yang kurang kordinasi dan dijadikan satu dengan kartu JKN

3. Salah masuk,salah poli  Sop pendaftaran tidak dipatuhi  Kepatuhan SOP


 Identitas pasien tidak tepat  Petugas RPU mengecek kembali urutan nomor antrian yang
masuk ke RPU dan mengecek kembali tujuan berobat
 Menandai kertas pengkajian awal dengan kertas berwarna
untuk menandai tujuan berobat, misal :
Kertas buram: tujuan berobat BPU

4
Kertas HVS kuning : BPG,KIA,lansia

4. APD kadang tidak digunakan petugas  Tidak bon APD difarmasi  Bon rutin APD di bagian farmasi
 Petugas RPU tidak patuh SOP APD  Kepatuhan APD dievaluasi lagi untuk dilakukan pembinaan
 Menganggap sepele tindakan di  Sosialisasi dan edukasi untuk menertibkan pasien batuk
RPU, ganti verban, aff hecting, memakai masker di bagian paling depan puskesmas
evakuasi serumen prop, memeriksa
Tekanan darah, dll
 Pasien batuk tidak menggunakan
masker

5. Pasien di RPU semakin bertambah  Masyarakat belum menerapkan  UKM PROMKES bisa lebih giat mensosialisasikan self care
sejak era JKN “self care” dan masih berpikir untuk masyarakat sebelum kontak PPK I
paradigma sakit  Menggiatkan program promotif preventif bukan kuratif
 Kesadaran berobat pasien tinggi
 Meningkatnya permintaan rujukan
ke rumah sakit

6. Pemeriksaan vital sign yang tidak  Tekanan darah diperiksa dengan  Tentukan standar dan pengadaaan alat ukur yang sama di
lengkap dan berbeda standar alat yang tensimeter air raksa, digital dan masing unit pelayanan
dipakai jarum di masing masing unit  Disediakan meja triase dan petugas untuk pengkajian awal di
pelayanan sehingga memunculkan bagian paling depan puskesmas dekat pendaftaran, untuk
hasil yang berbeda standarisasi pengukuran
 SOP pengkajian awal kurang
dipatuhi (anamnesis,memeriksa
vital sign, mengukur BB dan TB)
isian di simpus

5
7. Rujukan online  Tenaga pembuat rujukan harus  Pelatihan seluruh karyawan bisa membuat rujukan online
paham ICD X  Sosialisasi rujukan berjenjang melalui tulisan atau
 Edukasi rujukan berjenjang pengumuman
membutuhkan waktu untuk  Rujukan dibuat di ruang SIMPUS jadi satu dengan ruang
mengarahkan pasien tindakan
 (bukan dibuat oleh petugas TU)
8. Sterilisasi alat medis kurang tertib  Sering lupa,malas, dan double job  Monitoring dan evaluasi sistem steriliasi alat medis dimasing-
masing unit pelayanan
 Pengusulan sterilisasi sistem terpadu oleh tim khusus

9. Ruangan kurang rapi dan kurang bersih  Petugas tidak pernah bisa kerja  Kerja bakti bersih-bersih dilakukan setelah pelayanan dengan
bakti saat dijadwalkan kerja bakti komitmen bersama
karena pelayanan  Penjadwalan bersih-bersih ruangan tiap hari
 Sistem tanggung jawab bersih-  Membudayakan “handarbeni” merasa memilikiruangan RPU
bersih ruangan tidak dibagi kepada untuk kenyamanan bersama
anggota ruangan tersebut  Cleaning servis sifatnya hanya membantu sebagian kecil
 Sikap dan perilaku “mengandalkan kebersihan dan kerapian ruangan
teman” menjadi budaya  Pengusulan rak untuktempat dokumen para pemegang
 Sibuknya petugas RPU sehingga program sekaligus petugas di RPU
mengandalkan cleaning servis
untuk kebersihan ruangan
 Tidak tersedianya lemari dokumen
untuk pemegang program sekaligus
anggota RPU, sehingga terkesan
banyak dokumen tertumpuk di RPU

6
RUANG PEMERIKSAAN GIMUL

No Masalah yang dihadapi Analisa masalah Alternatif penyelesaian masalah

1  Ruangan yang terlalu sempit  Pindah ruangan yang lebih luas


menyebabkan ketidaknyamanan  Penataan ruangan yang representatif
Ruangan terlalu sempit temapat karena ruangan penuh
dengan berkas apalagi jika keluarga
dan pasien masuk ruangan bersama
sama
 Pengap dan kumuh

2. Tensimeter air raksa rusak  Sering dipinjam unit lain (kegiatan  Masing-masing unit/kegiatan mempunyai alat sendiri
prolanis) sehingga tidak meminjam unit lain
 Sistem monitoring perawatan alat  Pengusulan pengadaan tensimeter air raksa
medis yang kurang baik  Membangun sistem monitoring perawatan alat sebaiknya
diaktifkan kembali

3. Saluran wastafel kadang-kadang berbau Saluran IPAL yang sering bumpet Perbaikan IPAL
sehingga gas dari IPAL keluardari
wastafel dalam wujud bau

4. Selang angin kompresor sering pecah Selang angin kompresor yang teralu Perlu perencanaan untuk ganti selang angin yang lentur dengan
rapuh sehingga gampang pecah mekanisme servis dental unit secara periodik per tahun

7
5. Belum ada tambalan gigi depan (light Banyak pasien mau pasang tambalan Pembelian light curing dan alkes sesuai PMK 75
curing) yang Di PMK 75 seharusnya gigi depan tapi alat dan bahan belum
ada ada

6. Kurangnya tenaga/poli gigi jika petugas Dokter gigi diperbantukan di Usul dokter gigi tidak diperbantukan di puskesmas lain
ada kegiatan luar gedung puskesmas lain selama 3 hari setiap
minggunya Sistem penjadwalan kegiatan luar gedung menyesuaikan
pelayanan
Petugas gigi sering punya acaraUKGM
(kegiatan luar gedung)

8
Ruang pelayanan KIA dan MTBS

No Masalah yang dihadapi Analisa masalah Alternatif penyelesaian masalah

1. Ruangan pelayanan kurang nyaman  Ukuran ruangan sempit  Menata ulang tatanan ruang periksa MTBS
 Dekat jendela tapi tidak dibuka

2. APD dan alat kurang lengkap  Kurangnya kesadaran untuk  Usul amprah APD dari farmasi
menggunakan APD  Membuat monev penggunaan APD pada petugas
 APD tidak diselenggarakan di ruang
MTBS

3. Sebagian SOP belum dilaksanakan  Kurangnya sosialisasi SOP yang  Cek kepatuhan SOP dengan daftar tilik dijadwalkan secara
berlaku di ruang MTBS rutin oleh tim audit internal
 Petugas enggan bertanya dan  Sosialisasi SOP yang masih kurang CR nya (complience
Rate) /kepatuhan terhadap SOP
merasa yang dilakukan sudah benar
 Membuka diri untuk belajar
 Beberapa SOP belum dilaksanakan
karena sedikit merubah perilaku
yang rutin dilakukan petugas

4. Form MTBS kadang tidak diisi  Lupa dan malas  Meningkatkan komitmen petugas piket di MTBS
 Mekanisme monev penggunaan  Membuat monev penggunaan form MTBS secara rutin
form MTBS masih kurang

9
Ruang pelayanan Lansia

No Masalah yang dihadapi Analisa masalah Alternatif penyelesaian masalah

1. Petugas piket sering kosong  Sistem penjadwalan tidak dipatuhi  Usul sistem penjadwalan dengan petugas yang memadai
 Sebagian petugas piket mempunyai  Jadwal luar gedung harus diatur sesuai jadwal di dalam
jadwal kegiatan luar gedung gedung
 Petugas piket yang berhalangan  Sistem monev secara rutin
tidak konfirmasi dan tidak mencari
pengganti
 Kurangnya monitoring dan evaluasi
dari sistem penjadwalan

2. Masih ada petugas yang tidak sesuai  SOP yang ada tidak jelas wujud  Inventarisasi SOP yang sebaiknya ada di ruang lansia
protap print outnya  Sosialisasi SOP-SOP yang ada
 Belum pernah ada sosialisasi SOP  Ada monitoring dan evaluasi menilai compliance rate/angka
di lansia kepatuhan dari SOP yang ada
 Petugas tidak mengetahui
SOP/protap

3. Ruangan panas dan sempit sehingga  Ruangan lansia adalah pindahan  Setting ulang ruangan/desain interior
pasien dan petugas kurang nyaman dari ruangan yang di desain  Barang-barang di dalam ruangan pemeriksaan disesuaikan
sebelumnya dengan ukuran ruangan
 Ruangan pemeriksaan kurang  Usul pengadaan kipas angin/AC
memenuhi standar  Jendela ruangan dirubah model dengan membuka ke atas
 Belum ada cooler/AC?kipas angin
 Jendela ruangan jarang dibuka
karena menganggu jalan masuk

10
4. Alat ukur tensimeter, stetoskop,  Inventarisasi alat di ruang lansia  Usul pengadaan termasuk alat perawatan luka
timbangan masih pinjam setelah pindahan tidak jelas  Meminta dari unit BPU jika stok dan jumlahnya berlebihan
 Petugas lama tidak menggunakan
alat-alat di ruang lansia

5. Pasien lansia masih menunggu lama  Antrian obat mengikuti nomor  Antrian di pendaftaran dibagi 2 urutan lansia dan non lansia
dalam antrian obat di farmasi antrian pendaftaran yang masih jadi sehingga sampai di farmasi pun juga beda urutannya
satu urutan  Dibuat SOP penerimaan obat khusus lansia
 Belum ada mekanisme
pengambilan obat khusus lansia

6. Santun lansia belum buka setiap hari  Belum adanya mekanisme  Buka setiap hari dengan kebijakan SDM dan prosedur yang
penjadwalan buka setiap hari jelas
 Kebijakan SDM untuk buka setiap
hari masih belum jelas

7. Kursi tunggu khusus diperuntukkan  Belum dipikirkan prioritas kursi  Membuat stiker bertuliskan prioritas kursi untuk lansia
prioritas pasien lansia belum ada tunggu untuk lansia

11
Ruang Laboratorium

No Masalah yang dihadapi Analisa masalah Alternatif penyelesaian masalah

1. Belum ada ruang khusus untuk  Ruangan terbatas  Pemeriksaan BTA di luar ruangan
pemeriksaan BTA  Belum ada perencanaan anggaran  Membuat usulan ruangankhusus BTA

2. Bak cuci belum ada pembatas  Bak cuci masih jadi satu dengan  Pemberian pembatas polikarbonat pada bak cuci
meja kerja  Pembuatan bak cuci terpisah dengan meja kerja

3. Pasien belum melunasi biaya Kurang sosialisasi dari poli perujuk  Sosialisasi petugas poli tentang alur pemeriksaan
pemeriksaan laboratorium laboratorium

4. Petugas merasa bingung dengan Belum ada alur untuk prosedur khusus  Kordinasi dengan bagian pendaftaran
alurpemeriksaan laboratorium untuk laboratorium hari berikutnya
jadwal hari berikutnya pada pasien
terperiksa BTA, GDP,feses

12
Ruang farmasi

No Masalah yang dihadapi Analisa masalah Alternatif penyelesaian masalah

1.  Penulisan identitas dari loket  Mengecek ulang setiap menerima resep


pendaftaran kurang jelas  Membaca dan mencocokkan dengan jenis dan jumlahobat
Penerimaan resep dan pemberian  Penulisan resep dari unit pelayanan yang diberikan
(salah identitas,salah baca,salah ambil masih ada yang disingkat  Konfirmasi kepada penulis resep
obat)  Penulisan resep tidak lengkap

2. Pemberian informasi obat kadang salah  Petugas lupa menyampaikan  Konfirmasi kepada pemberi resep
dan lupa informasi obat yang diberikan  Membaca petunjuk pemberian obat di dalam brosur kardus
obat

3. Suhu gudang obat tidak stabil  AC sering mati  Ada pemantauan suhu ruang secara jelas
 Belum terpantau pencatatan suhu  Penanggung jawab ruang farmasi lapor untuk AC yang
ruang sering mati agar diservis

4. Ruang penyerahan obat kurang nyaman  Pasien dan petugas harus  Menyediakan meja kecil untuk penyerahan obat
berkomunikasi secara langsung

5. Lemari psikotropika belum terkunci  Belum sesuai kaidah standar  Usul lemari yang di dalam/kotak keduadiberi kunci yang
ganda namun dobel lemari satu kunci berbeda dengan lemari diluarnya

13
6. Obat psikotropika masih ditulis oleh  Dokter tidak berada di puskesmas  Penjadwalan dokter standby di puskesmas
perawat saat pasien yang membutuhkan  Penambahan SDM dokter di puskesmas
psikotropika meminta obat  Petugas farmasi tertib mengecek obat psikotropika untuk
 Kurangnya komitmen petugas ditulis oleh dokter,jikaada ang ditulis paramedis,sebaiknya
untuk menuliskan resep segera minta resep dokter sesegera mungkin
psikotropika di resep yang ditulis
oleh dokter

14
Ruang UGD dan rawat inap

No Masalah yang dihadapi Analisa masalah Alternatif penyelesaian masalah

1. Tiidak ada obat injeksi  Tidak ada droping dari dinkes  Menunggu stok farmasi dinkes
ATS,ABU,stesolid supp  Membeli sendiri di apotek belum  Mengusulkan belanja obat sendiri mencari apotek di luar
tentu ada barangnya wilayah jika perlu

2. Petugas UGD belum terlatih PPGD  Petugas kurang pede menangani  Usul petugas mengikuti PPGD
pasien UGD  Membuat simulasi latihan penanganan pasien emergensi
 Kerjasama tim untuk menangani
pasien gadar kurang baik

3. Penyiapan obat yang sering tidak sesuai  Dokter menulis resep antasid syrup,  Ada kebijakan petugas yang mengelola farmasi di UGD RRI
stok obat di RRI kosong tapi stok di  Ada sistem pencatatan yang baik tentang LPLPO UGD RRI
farmasi masih ada
 LPLPO RRI dan UGD tidak tertib
karena tidak ada petugas farmasi
khusus UGD RRI

4. Petugas masih kesulitan membuat  Dokter menuliskan diagnosis  Dokter menuliskan diagnosis ICD X
rujukan online,mengisi diagnosis ICD bahasa indonesia bukan bahasa ICD  Petugas mendownload aplikasi ICD X bahas indonesia
X X bahasa Inggris di hp androidnya
 Petugas yang membuat rujukan  Petugas membuat catatan khusus diagnosis ICD X yang
tidak mengetahui terjemahan sering ditemui di puskesmas
diagnosis dalam bahasa indonesia
ke dalam ICD X

15
 Petugas belum mempunyai catatan
khusus tentang panduan ICD X atau
catatan khusus untuk diagnosis ICD
X

5. Kebersihan ruangan kurang optimal  Luasnya ruangan tidak sebanding  Pembagian region daerah ruangan yang dibersihkan oleh
dengan tenaga yang mengerjakan petugas misal ruang UGD,kamar bersalin oleh si A
kebersihan  Ada area khusus untuk batas pembersihan dari
 Masih ada campuran lantai dari lantaitanahdan lantai keramik dengan keset yang dari kain
tanah dan lantai dari keramik yang  Tertib dilakukan monev piket kebersihan
diakses oleh pengunjung dan
petugas
 Monev untuk kebersihan masih
kurang baik sistemnya

6. Linen kurang tertib dilakukan  Kurangnya monev linen (monev SK  Monitoring dan evaluasi linen sebaiknya dilakukan sebagai
petugas linen, sistem pengelolaan pe;uang perbaikan
linen, jadwal linen dll)

7. Penulisan rekam medis  RM sering tidak lengkap  Sosialisasi penulisan RM yang benar
 No RM tidak ada di RM ranap  RM diuat lengkap dengan kaidahyang seharusnya dengan
 SOAP tidak rutin dikerjakan oleh kesepakatan internal petugas pelaksana
petugas
 Diagnosis tidak dituliskan dalam
ICD X

8. Rekam medis rajal tidak kontak petugas  Rujukan internal tidak disertai  Rujukan internal disertai RM jjika pasien berpindah unit
UGD rekam medis karena petugas jaga
sendirian di unitnya

16
 Petugas di UGD tidak dapat
menuliskan layanan/asuhan
klinisnya di RM pasien rajal
 Rekam medis rajal dan ranap tidak
terintegrasi

9. Penggunaan APD tidak tertib  Petugas tidak tertib menggunakan  Saling mengingatkan antar petugas untuk menggunakan
APD karena kurangnya kesadaran APD
pentingnya APD

10. Sistem sterilisasi yang tidak jelas  Belum ada tim khusus memikirkan  SK tim PPI dan uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab
pengaturannya tentang sterilisasi  Membuat sistem dan prosedur penjadwalan sterilisasi
 Ada perubahan tim pencegahan terpadu
infeksi yang semula masuk tim
PMKP direncanakan tim PPI berdiri
sendiri di bawah pengawasan kapus
 Sterilisasi belum terpadu di satu
ruangan (masing-masing ruangan
masih melakukan sterilisasi sendiri-
sendiri)

11. Pengelolaan sampah  Sampah ditetapkan menjadi 2 atau 3  Melakukan audit tentang pengelolaan sampah
kategori tidak jelas  Hasil audit pengelolaan sampah disosialisasikan
 Monev pengelolaan smpah tidak
jelas
12 Lampu alat operasi, EKG rusak  Tidak ada petugas khusus yang  SK penunjukan petugas yang memperbaiki alat
diberi tanggung jawab untuk  Sosialisasi prosedur memperbaiki alkes
memperbaiki
 Alur memperbaiki alkes rusak tidak
jels prosedurnya

17
 Monev pemeliharaan alkes masih
kurang optimal
13. Ruangan perawatan 1 kamar berisi 8  Edukasi kepada pasien tidak mudah  Pengurangan bed di flamboyan menjadi 6 bed
bed dengan ruangan 1 kamar berisi 1 dengan fasilitas yang berbeda  Relokasi flamboyan untuk alih fungsi menjadi ruangan lain
bed pasien dianggap sama yaitu disuruh menganggap sama  Ruang anggrek dikhususkan untuk anak-anak kurang dari 12
pembiayaan tidak berkelas  Pasien masih beranggapan di th
puskesmas ad ruang kelas1,2 dan 3
padahal tidak berkelas lagi
 Ruangan flamboyan berisi 8 bed
dianggap sangat padat

18
Ruang PONED

No Masalah yang dihadapi Analisa masalah Alternatif penyelesaian masalah

1.  Jumlah partus set terbatas, sehingga  Usul pengadaan partus set sesuai standar dan ada sejumlah
alat sering digunakan cadangan
Partus set sudah mulai rusak ringan  Melakukan pemeliharaan alat dengan baik

2. Tabung O2 milik VK masih pindah  Masih sering dipinjam ruangan lain  Usul pengadaan tabung neonatal dan maternal sendiri-
tempat  Keterbatasan jumlah tabung sendiri
oksigen namun meningkatnya kasus  Pemenuhan alkes/sarpras sesuai standar poned
yang membutuhkan tabung O2

Tabung O2 belum ada pengikatnya  Resiko jatuh jika tidak ada  Usul membuatkan tali/rantai pengikat tabung oksigen
pengikatnya
3.  Rawan roboh
 Resiko mudah dipindah-pindah ke
ruangan lain
4. Tempat mencuci alat belum ada  Tempat mencuci alkes partus masih  Usul dibuatkan tempat khusus mencuci alat sesuai staandar
di kamar mandi ruang bersalin  Tidak disarankan mencuci alat di kamar mandi
 Resiko infeksi pada petugas karena  Numpang nyuci alat partus di ruang UGD
tempat cuci alat tidak terstandar

5. Ruang jaga bidan jauh dari ruang  Inpartu kebrojoln di ruang bersalin  Ruang jaga pindah ruang perawatan dahlia 1 (dekat dengan
bersalin karena bidan membantu memeriksa ruang bersalin), dibuat pintu jebolan ruang jaga dengan
pasien UGD ruang bersalin dan ruang nifas direncanakan di ruang dahlia
2,3,4 namun dekat ruang isolasi

19
 Pembuatan rujukan butuh waktu  Ruang jaga pindah ruang nifas lama/ruang krioterapi dibuat
lama sedangkan komputer untuk jebolan pintu dengan ruang jaga perawat sehingga masih
membuat rujukan dan pesawat telp bisa mengakses pelayanan UGD
ada d ruang jaga perawat yang  Ruang bersalin pindah ruang flamboyan untuk eliminasi
letaknya jauh dari ruang bersalin ruang perawatan sesuai PMK 75 yaitu 10 bed (saat ini ruang
sekitar 8 meter perawat >10 bed) dan ruang nifas di ruang anggrek 1,2,3

20
Ruang KB

No Masalah yang dihadapi Analisa masalah Alternatif penyelesaian masalah

1.  Pasien bingung alur pelayanan  Ruang KB terpusat di satu lokasi, direncanakan di bekas
 Petugas tidak patuh prosedur ruang bersalin
Ruangan untuk pasang implan dan  Kesan penuh dan uyek-uyekan  Ruang pengkajian awal tetap di ruang KIA
pasang IUD tidak jadi satu, sedangkan  Prosedur pelayanan KB perlu dilakukan audit untuk evaluasi
ruang pengkajian awal tidak di ruang dan perbaikan
KIA tapi di aula

2. Pasien paska pasang IUD dan implan  Ganti verban untuk pasien paska  GV dilakukan di masing-masing unit pelayanan
masih dioper kontrol dirawat inap pasang implan dianggap sebagai  Meja gyn disediakan di ruang KIA
tindakan UGD  Komunikasi yang baik untuk mengoper pekerjaan/tindakan
 Kontrol IUD membutuhkan meja karena ada istilah pelimpahan wewenang dan rujukan
gynekologi yang posisi ada di internal
ruangan KB di dekat rawat
inap,sehingga kontrol KB dilakukan
teman-teman rawat inap
 Sesama petugas dengan kompetensi
yang sama mengoper pekerjaan

21
Dibuat oleh

Mengetahui TIM UKP

dr.CH. Dorothyningrum dr. Betty Nuning W,M.Sc


197111142002122007 198305242009022007

22

Anda mungkin juga menyukai