Anda di halaman 1dari 9

REVIEW JURNAL

STASE KEPERAWATAN JIWA


“TERAPI MUSIK KLASIK UNTUK KLIEN HALUSINASI
PENDENGARAN”
MINGGU KE-1

Disusun Oleh:

NURUL HIDAYAH
I4051191004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
Review Literatur

Pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran di Ruang Anggrek

A. Gambaran Kondisi
Ny. D masuk ke rumah sakit jiwa karena suka marah-marah, gaduh dan
gelisah, bicara sendiri, nyanyi sendiri, keluyuran memakai sepeda sebab Ny. D
mendengar suara atau bisikan orang yang besekongkol untuk membunuhnya,
membunah anaknya, menyiksanya, dan berbicara kotor . Ny.D sering mendengar
bisikan pada saat sore dan malam hari terkadang bisikan itu lumayan sering datang
ketika Ny.D sedang merokok dan ingin tidur dan bisa menyebabkan dirinya marah-
marah.
Ny.D sudah 11 kali keluar masuk rumah sakit jiwa dengan alasan yang
sama, pada saat sudah keluar dari rumah sakit Ny. D sering kambuh dan tidak bisa
menyendalikan haluisinasinya. Sekarang kondisi Ny.D lebih baik dibandingkan
sebelumnya, Ny.D sangat kooperatif, ia rajin mengikuti kegiatan yang dilakukan
diruangan baik dari membersihkan ruangan sampai mematuhi jadwal minum obat.
Ny.D suka bernyanyi, diruangan Anggrek setelah jadwal senam berlalu, mahasiswa
yang praktek dan klien mengobrol dan akhiri dengan bernyayi. Ny.D dengan
senang hati bernyanyi.

B. Review Jurnal
Jurnal 1
Efektifitas Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi
Pada Pasien Halusinasi Dengar Di RSJ Tampan Provinsi Riau
Problem (Tujuan dan Populasi)
 Tujuan dari penelitian ini mengetahui efektifitas terapi musik klasik
terhadap penurunan tingkat halusinasi pada pasien halusinasi dengar di RSJ
Tampan Provinsi Riau
 Populasi dalam penelitian ini adalah Sampel dari penelitian ini adalah 34
orang dibagi menjadi 17 orang sebagai kelompok eksperimental dan 17
orang sebagai kelompok kontrol.
Intervention (teknik pengumpulan data dan caranya)

Penelitian ini menggunakan instrument berupa kuisioner dengan 12 pertanyaan


yang telah diuji validitas dan reabilitas. Metode penelitian yang digunakan adalahb
desain eksperimen quasi dengan desain pretest-posttest dengan kelompok kontrol
yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisa yang
digunakan adalah analisa univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran
tentang karakteristik responden, mendeskripsikan tingkat halusinasi dengan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan terapi
musik dan analisa bivariat digunakan untuk melihat pengaruh terapi musik klasik
terhadap tingkat halusinasi pada pasien halusinasi.

Comparison (perbandingan)
-
Out Come
 Secara umum penderita halusinasi ialah laki-laki. Laki-laki cenderun sering
mengalami perubahan peran dan penurunan interaksi sosial serta kehilangan
pekerjaan, hal ini yang sering menjadi penyebab laki-laki lebih rentan
terhadap masalah mental, termasuk depresi.
 Secara umum terapi musik ialah terapi yang memiliki kekuatan untuk
mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang.
Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi, musik dapat meningkatkan,
memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan
spritual.
 Dari hasil penlitian tersebut didapatkan hasil bahwa penderita halusinasi
pendengaran mengalami penurunan tingkat terhadap bisikan-bisikan yang
sering muncul sebab terapi musik klasik dapat membuat penderita
merasakan ketenangan, santai, rileks, nyaman, mulai dapat berinteraksi
dengan orang lain, fokus terhadap apa yang dilakukan serta munculnya
motivasi untuk sembuh.
Jurnal 2
Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Kemampuan Mengontrol
Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Di RSJ Dr. Amino Gondohutomo Provinsi
Jawa Tengah
Problem (Tujuan dan Populasi)
 Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh musik klasik Mozart
terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi di RSJ
Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
 Populasi dalam penelitian ini adalah pasien halusinasi yang di rawat di
Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.
Populasi yang mengalami halusinasi pada bulan Januari sampai Desember
adalah 3496 pasien, sehingga rata-rata tiap bulan adalah 291 pasien.

Intervention (teknik pengumpulan data dan caranya)

Penelitian ini dilakukan di RSJ Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
pada bulan Maret sampai April 2015. Alat pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Lembar kuesioner. Lembar kuesioner tersebut sudah
dilakukan uji validitas oleh I Ketut Sudiatmika sehingga bisa diberikan pada
saat sebelum dan setelah melakukan intervensi. Lembar kuesioner yang terdiri
dari yang terdiri dari 12 pertanyaan dengan skor 1-4 dan rentang nilai 12-48.

Comparison (perbandingan)
-
Out Come
Dari hasil penlitian tersebut didapatkan hasil bahwa terapi musik klasik Mozart
memiliki pengaruh yang signifikan dalam kemampuan mengontrol halusinasi.

Jurnal 3
Acceptance Of Music Stimulation Therapy For Auditory Hallucination
Patients
Problem (Tujuan dan Populasi)
 Tujuan dari penelitian ini untuk menurunkan timgkat kekambuhan pasien
terhadap pengalaman halusinasi dengar.
 Responden dalam penelitian ini adalah pasien dengan skizofrenia

Intervention (teknik pengumpulan data sama cara nya)

Studi ini digunakan dua jenis pengumpulan data. Pertama, datanya diperoleh
dengan menggunakan teknik wawancara menggunakan pertanyaan terbuka. Kedua,
datanya diambil dengan kuesioner dengan tertutup pertanyaan yang berisi data
demografis daftar dan kekambuhan pasien sebelum dan sesudah intervensi satu
bulan.

Comparison (perbandingan)
-
Out Come
Dari hasil penlitian tersebut didapatkan hasil bahwa terapi musik klasik dapat
menurunkan tingkat halusinasi.

Jurnal 4
Effectiveness Of Music Therapies On Audio Verbal Hallucination (AVH) And
Associated Emotional Distress (ED) Among Patients With Psychosis In
Selected Settings At Mangaluru
Problem (Tujuan dan Populasi)
 Tujuan dari penelitian ini terapi musik bertindak sebagai pikiran yang
mengalihkan perhatian dari halusinasi dan itu membawa mereka kembali
untuk hidup di dunia nyata
 Responden dalam penelitian ini adalah pasien dengan skizofrenia

Intervention (teknik pengumpulan data sama cara nya)

Sebuah penelitian kuasi eksperimental dilakukan pada 60 subjek dengan Selected


Music (30 dalam kelompok I) & Self Grup Musik Terpilih (30 di grup II).

Comparison (perbandingan)
-
Out Come
Temuan mengungkapkan bahwa Selected Music lebih efektif dalam mengurangi
AVH & ED daripada Self Dipilih Musik kelompok. Kedua musik itu efektif dalam
mengurangi AVH dan ED.
Jurnal 5
A Study of the Effects of Music Therapy on Negative and Positive Symptoms
in Schizophrenic Patients
Problem (Tujuan dan Populasi)
 Tujuan dari penelitian ini untuk membandingkan dampak terapi musik pada
gejala negatif dan positif pada pasien dengan skizofrenia.
 Responden dalam penelitian ini adalah pasien dengan skizofrenia

Intervention (teknik pengumpulan data sama cara nya)


96 peserta secara acak ditugaskan untuk kelompok kontrol atau dua kelompok
eksperimen. Kelompok eksperimen 1 menerima terapi musik aktif (bermain
individu dan kelompok, improvisasi, bernyanyi, dan gerakan), sedangkan kelompok
eksperimen 2 menerima terapi musik pasif (mendengarkan musik rekaman) dalam
sesi mingguan selama periode 1 bulan. Kelompok kontrol 3 tidak menerima sesi
terapi musik apa pun. Ukuran hasil termasuk skala untuk penilaian gejala negatif
dan positif. Hasil: Kedua jenis terapi musik memiliki efek yang signifikan pada
skor komposit untuk gejala negatif (P<.05) di perbandingan dengan skor gejala
positif, dan pada satu subskala penting dari gejala negatif, yaitu,
anhedoniaasociality (P<.01). Juga, hasil menunjukkan beberapa variasi yang
menarik, yang secara keseluruhan menunjuk ke lebih meresap dan lebih dalam efek
dari jenis terapi musik aktif dan pasif pada peserta perempuan (P<.01).

Comparison (perbandingan)
-
Out Come
Terapi musik mungkin memiliki efek menguntungkan pada gejala negatif dan
positif dari tipe residual skizofrenia.

C. Pembahasan
Halusinasi adalah ketidakmampuan klien dalam mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai yang diterima oleh panca indra yang
ada. Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang
tidak realita atau tidak ada (Videbeck, 2008).
Penanganan pasien dengan halusinasi bertujuan agar pasien mampu
mengontrol halusinasinya. Penanganan pada pasien ini meliputi pemberian obat,
tindakan keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan serta tindakan
nonfarmakologis lainnya. Nonfarmakologis juga disarankan unutk membantu
dalam proses penyembuhan, lal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Lelono
(2011) bahwa salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan
tindakan nonfarmakologis.
Terapi yang digunakan untuk mengurangi halusinasi pada kasus adalah
terapi musik, terapi yang bisa digunakan adalah terapi musik klasik. Terapi musik
merupakan salah satu bentuk dari teknik relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi
perilaku agresif, memberikan rasa tenang, mengendalikan emosi, pengembangan
spiritual dan menyembuhkan gangguan psikologi (Candra, 2013).
Penelitian Ulrich, Houtmans, dan Gold (2007) yang juga menggunakan
terapi musik untuk kelompok pasien skizofrenia, didapatkan hasil bahwa terapi
musik dapat mengurangi gejala negatif dan meningkatkan kontak interpersonal
serta meningkatkan kemampuan pasien untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial
di masyarakat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terapi musik sangat efektif
bagi penderita skhizofrenia, penderita merasakan ketenangan, santai, rileks,
nyaman, mulai dapat berinteraksi dengan orang lain, fokus terhadap apa yang
dilakukan serta munculnya motivasi untuk sembuh.
Tanggapan pasien terhadap terapi musik menunjukkan stimulasi berbagai
reaksi yang berbeda-beda terhadap responnya. Beberapa pasien merespon dengan
baik terapi musik yang didpaat dan di sisi lain, pasien terganggu oleh terapi musik.
Tetapi mereka yang didapatkan terapi merasakan halalusinasinya hilang ketika
sedang berlangsung terapi musik.
Dan dan dari 5 jurnal yang ada menujukan bahawa terapi musik dapat
mempengaruhi halusinasi, dan menurunan halusinasinya. Dan sejalan dengan
penelitiannya Kamardi (2017) terapi musik terbukti efektif dalam menurunkan
gejala negatif pada penderita skizofrenia (halusinasi). Perubahan dapat dilihat dari
menurunnya skor yang diperoleh oleh ketiga partisipan pada alat ukur Positive and
Negative Syndrome Scale (PANSS). Terapi musik terbukti dapat meningkatkan
respon emosi, meningkatkan kemauan untuk berbaur dalam lingkungan sosial, dan
meningkatkan kemampuan komunikasi seperti menjaga alur percakapan dan
menyusun kata-kata.
Penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2016) musik memiliki efek yang
baik dalam mengurangi keanehan, depresi, rasa sakit, mengekspresikan rasa
mereka, meningkatkan kreativitas, memotivasi pasien, meningkatkan sosialisasi
terhadap masyarakat, meningkatkan memori, mengurangi perilaku agresif,
memberikan rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi,
pengembangan spiritual dan menyembuhkan gangguan psikologi.
Penelitian yang dilakukan Rosiana (2013) Musik Mozart memberikan efek
pada pendengarnya menjadi santai dan damai. Selain itu musik Mozart juga dapat
menutupi perasaan yang tidak menyenangkan, mengurangi ketegangan otot dan
memperbaiki koordinasi tubuh, mengatur hormon-hormon yang berkaitan dengan
stres, mengubah persepsi tentang ruang dengan kata lain mempengaruhi untuk
mengenali ruang sekitar, menimbulkan rasa aman, mengurangi kecemasan,
relaksasi, mengurangi perilaku agresif dan antisosial, serta mengatasi depresi.
Dapat disimpulkan bahwa terapi musik efektif terhadap dalam penurunun
halusiniasi, yan member berbagai efek yang positif kepada klein, satu diantaranya
tenang.
DAFTAR PUSTAKA

Aldridge, D. (2008). Melody in music therapy: a therapeutic narrative analysis.


London: Jessica Kingsley Publisher.
Candra, I.W., Ekawati, I.G.A., Gama, I.K. (2013). Terapi Musik Klasik Terhadap
Perubahan Gejala Perilaku Agresif Pasien Skizofrenia. Bali : Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar.
Kamardi, J.D.M., Sariadarma. (2017). Penerapan Terapi Musik untuk
Menurunkan Gejala Negatif pada Penderita Schizophrenia di Panti Sosial
X. Vol. 1, No. 1. ISSN 2579-6348.
Lelono, S. K. (2011). Efektifitas Cognitive Behaviour Therapy Dan Rational
Emotiv Ehaviour Therapy Terhadap Klien Perilaku Kekerasan, Halusinasi
Dan Harga Diri Rendah Di RSMM Bogor.
Purnama, D.M.W., Ramanisa, S. (2016). Pengaruh Musik Klasik dalam
Mengurangi Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia di Rumah.V
olume 5, Nomor 4. MAJORITY.
Rosiana, Jumaini, dan Hasleni, Yesi. (2013). Efektivitas Terapi Musik Klasik
Mozart Terhadap Penurunan Skor Halusinasi Pendengaran Pada Pasien
Skizofrenia. Program Studi Ilmu Keperawatan Riau : Universitas Riau.
Ulrich, G., Houtmans, T., & Gold, C. (2007). American Music Therapy
Association. The Additional Therapeutic effect of Group Music Therapy
for Schizophrenic Patients, 116,362-70.
Vadebeck, Sheila C. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Buku Ajar
Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai