Anda di halaman 1dari 16

Makalah

FISIKA MATERIAL BERPORI

“zeolit”

oleh:

Kelompok VI

Anggota:

Siti Lusiana Nurmalasari ( F1B115036)

Yudi Pranata (F1B115054 )

Hevy Lestari (F1B115055 )

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DANILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberi kesehatan, nikmat serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul “Zeolit”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika
Material Berpori. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga berharap semoga allah
memberi yang terbaik atas makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Dengan segala kekurangan kami, kritik dan saran sangat diharapkan dari
pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki makalah ini.

Kendari 2 juni 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
2.1 Definisi Zeolit ................................................................................................................. 6
2.2 Komposisi kimia dan struktur zeolit ............................................................................... 7
2.3 Sifat-sifat zeolit ............................................................................................................... 8
2.4 Metode pembuatan zeolite sintesis ................................................................................. 9
2.5 Aplikasi dari zeolit ........................................................................................................ 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 15
3.2 Saran ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Material berpori didefinisikan sebagai padatan yang mempunyai pori sehingga
mempunyai luas permukaan yang besar. Suatu padatan dapat disebut sebagai material
berpori apabila mempunyai porositas 0,2-0,95. Porositas merupakan fraksi volume
pori terhadap volume total padatan. Material berpori telah digunakan secara luas
sebagai katalis dan pengemban katalis pada berbagai industri kimia, adsorben pada
penjernihan dan detoksifikasi air, elektroda pada sel elektrokimia, sensor, bahan
isolator, dan sebagainya.

Salah satu material berpori yang sering kita dengar contohnya yaitu zeolit.
Zeolit ini sendiri banyak digunakan sebagai media pertukaran ion dalam proses
pemurnian air baik untuk kebutuhan rumah tangga,komersial, maupun industry.
Zeolit memiliki potensi memberikan pemisahan yang tepat dan spesifik dari gas
termasuk penghilangan H2O, CO2 dan SO2 dari aliran gas alam kelas rendah.

Zeolit alam terbentuk karena adanya proses perubahan alam (zeolitisasi) dari
batuan vulkanik tuf. Pada zeolit alam, terdapat molekul air dalam pori dan oksida
bebas di permukaan seperti Al2O3, SiO2 ,CaO, MgO, Na2O, K2O dapat menutupi
pori-pori atau situs aktif dari zeolit sehingga dapat menurunkan kapasitas adsorpsi
maupun sifat katalisis dari zeolit tersebut. Inilah alasan mengapa zeolit alam perlu
diaktivasi terlebih dahulu sebelum digunakan.

Berdasarkan uraian di atas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai
material berpori khususnya tentang “Zeolit”.

4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas pada pembahasan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Apa definisi dari zeolit ?


b. Apa Komposisi kimia dan struktur zeolit ?
c. Apa sifat-sifat dari zeolit ?
d. Bagaimana metode pembuatan zeolite sintesis ?
e. Apa aplikasi dari zeolit ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Pembaca dapat mengetahui definisi zeolit.
b. Pembaca dapat mengetahui Komposisi kimia dan struktur zeolit.
c. Pembaca dapat mengetahui sifat-sifat dari zeolit.
d. Pembaca dapat mengetahui metode pembuatan zeolite sintesis.
e. Pembaca dapat mengetahui aplikasi dari zeolit.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Zeolit
Zeolit berasal dari bahasa Yunani yaitu Zeo (mendidih) dan lythe (batu).
Zeolit adalah mineral dengan struktur kristal alumino silikat yang berbentuk
rangka (framework) tiga dimensi, mempunyai rongga dan saluran, serta
mengandung ion Na, K, Mg, Ca dan Fe serta molekul air. Zeolit pada umumnya
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu zeolit alam dan zeolit sintetik. Zeolit alam
biasanya mengandung kation-kation K+ ,Na+, Ca2+ atau Mg2+, sedangkan zeolit
sintetik biasanya hanya mengandung kation-kation K+ atau Na+.

Zeolit alam terbentuk karena adanya proses perubahan alam (zeolitisasi)


dari batuan vulkanik tuf. Pada zeolit alam, terdapat molekul air dalam pori dan
oksida bebas di permukaan seperti Al2 O3 , SiO2 , CaO, MgO, Na2 O, K2 O dapat
menutupi pori-pori atau situs aktif dari zeolit sehingga dapat menurunkan
kapasitas adsorpsi maupun sifat katalisis dari zeolit tersebut. Inilah alasan
mengapa zeolit alam perlu diaktivasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Zeolit
alam terdapat secara alami didaerah batuan sedimen di sekitar daerah gunung api
atau mengendap sebagai batuan sedimen, pada bagian tanah jenis basalt didaerah
sumber air panas (hot spring).

Zeolit sintetis adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat fisik
dan kimia yang sama dengan zeolit alam. Zeolit ini dibuat dari bahan lain dengan
proses sintesis. Zeolit sintetis dapat dibuat menggunakan tiga jenis bahan kimia
yang kegunaannya sama dengan zeolit alam, yaitu karbon aktif, silika gel, dan
zeolit buatan. Karena sifat zeolit yang unik, dimana susunan atom maupun
komposisinya dapat dimodifikasi maka banyak dilakukan pembuatan zeolit
sintetis yang sesuai dengan kebutuhan seperti yang diperlihatkan pada Tabel 2.
Zeolit sintetis memiliki kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan zeolit alam

6
dan memiliki rasio Si/Al yang dapat disusun sesuai kebutuhan. Perubahan rasio
Si/Al pada suatu material akan mempengaruhi sifat dari material tersebut.

2.2 Komposisi kimia dan struktur zeolit


Zeolit bersifat mikro alumino silikat kristal yang komposisi kimianya
ditentukan oleh rumus umum berikut :

M2/n O Al2 O3 aSiO2 b H2O atau Mc/n {(AlO2 )c (SiO2 )d } b H2O

dimana n adalah valensi logam, a dan b adalah molekul silikat dan air, c dan d
adalah jumlah tetrahedra alumina dan silica.

Pada umumnya komposisi zeolit alam mengandung klinoptilolit,


mordenit, chabazit, dan erionit. Warna dari zeolit adalah putih keabu-abuan,
putih kehijau-hijauan atau putih kekuning-kuningan. Densitas zeolit antara 2,0 -
2,3 g/cm 3 , dengan bentuk halus dan lunak Zeolit merupakan mineral alami
aluminosilikat yang terhidrasi. Zeolit termasuk golongan yang dikenal sebagai
mineral "tektosilikat". Zeolit alam biasanya terbentuk dari perubahan batuan
yang kaya akan gelas di danau atau air laut.

7
Kerangka dasar struktur zeolit terdiri dari unit-unit tetrahedral [AlO4 ]
dan [SiO4 ] yang saling berhubungan melalui atom O. Pada struktur 3 dimensi
yang digambarkan pada Gambar 1, dapat dilihat bahwa empat ikatan tetravalent
silikon adalah netral sedangkan empat ikatan trivalen aluminium adalah negatif,
sehingga dibutuhkan ion bermuatan positif untuk menetralkan senyawa tersebut,
seperti Na, yang diindikasikan secara umum.

2.3 Sifat-sifat zeolit


Zeolit tidak mengalami perubahan struktur yang berarti bila dipanaskan
pada suhu tinggi serta tahan terhadap oksidasi dan reduksi. Pada pemanasan
600oC , sebagian zeolit tidak memberikan perubahan posisi ion dalam kristal,dan
tidak menyebabkan perubahan struktur. Berberapa jenis zeolit tahan terhadap
perlakuan kimia pada pH < 3 dan pH > 12. Ketahanan radiasi zeolit juga sangat
baik, misalnya klinoptilolit dengan tingkat radiasi 106 –1010 rad tidak

8
mengalami perubahan struktur, sedangkan resin organik radiasi dengan dosis 106
rad saja telah menyebabkan menurunnya fungsi pertukaran ion resin.

Zeolit dengan struktur rangka tiga dimensi akan mempunyai luas


permukaan yang besar sehingga memungkinkan zeolit dapat menyerap (sorpsi)
molekul gas pada posisi molekul air dalam kristal zeolit. Kemampuan sorpsi ini
tidak hanya ditentukan ukuran partikel, tetapi juga oleh muatan dan lokasi kation
yang berada dalam rongga zeolit. Zeolit perlu diaktivasi untuk menguapkan
molekul air sebelum dipakai sebagai sorben.

2.4 Metode pembuatan zeolite sintesis


Dalam pembuatan zeolite sintetis Pemanfaatan bahan mineral dengan
nilai ekonomi rendah telah banyak dikembangkan oleh para ahli untuk
pembuatan zeolit sintetis, seperti fly ash, abu sekam padi, kaolin, diatomite, dan
smektit. Selain bahan tersebut, batu apung juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan dasar pembuatan zeolit. Dalam penelitian ini sintesis zeolit mengacu
kepada pembentukan zeolit alam yang terjadi secara hidrotermal yang telah
dilakukan oleh Warsito (2008).

Alat dan bahan yang di gunakan dalam pembuatan zeolit sintesis ini yaitu :

Alat dan bahan kegunaan


Pemanas Sebagai alat untuk memanaskan
Pengaduk Sebagai alat untuk mengaduk bahan
Akuades Sebagai bahan
Al(OH)3 Sebagai bahan
NaOH Sebagai bahan
Batu apung Sumber silica
XRD Sebagai alat untuk mengkarakteristik
Sebagai alat untuk mengkarakteristik

9
LCR-meter Sebagai alat untuk untuk mengukur
induktansi (L), kapasitansi(C), dan
resistansi(R) dari suatu komponen

Proses yang di lakukan dalam pembuatan zeolite sintesis ini yaitu:

a. Pembuatan natrium silikat

Batu apung yang telah halus sebanyak 10 g ditambahkan ke dalam 40 g


NaOH. Campuran ini dipanaskan selama 4 jam dengan suhu 350°C. Selanjutnya
akan terbentuk padatan yang kemudian dilarutkan dalam akuades dan didiamkan
selama 12 jam.

b. Pembuatan natrium aluminat

Natrium aluminat dibuat dengan mencampurkan 20 g NaOH dengan 100


mL akuades. Campuran ini kemudian dipanaskan pada temperatur 100°C. Setelah
pemanasan dilakukan, sebanyak 8,5 g Al(OH) 3 dimasukkan ke dalam campuran
sedikit demi sedikit dengan pengadukan.

c. Pembuatan zeolit

Pembuatan zeolit dilakukan dengan mencampurkan natrium silikat dengan


variasi volume dan natrium aluminat 15 ml, dimana variasi rasio ditampilkan
dalam Tabel 3. Campuran ini kemudian disimpan pada temperatur kamar selama
24 jam dengan pengadukan menggunakan stirrer.

10
Tabel 3. Rasio volume natrium silikat dan natrium aluminat (Si/Al) untuk setiap
sampel

d. Pemanasan, pencucian dan pengeringan sampel

Sampel yang telah terbentuk kemudian dipanaskan dengan suhu 100°C


selama 48 jam. Selanjutnya sampel disaring dan dicuci dengan menggunakan
akuades hingga pH netral. Sampel kemudian dikeringkan pada suhu 100°C selama
2 jam.

e. Karakterisasi

Karakterisasi sampel dilakukan dengan menggunakan LCR-meter dan


Difraktometer Sinar-X (XRD). LCR-meter digunakan untuk mengukur
konduktivitas dari sampel yang dihasilkan, sedangkan XRD digunakan untuk
mengetahui jenis zeolit yang dihasilkan. Pengukuran konduktivitas dilakukan
dengan cara menempatkan sampel ke dalam sebuah kotak isolator dan dipadatkan
isolator ini diberi elektroda yang terhubung dengan LCR-meter dan akan
menghasilkan nilai resistansi.

Karakterisasi dengan menggunakan XRD dilakukan pada sampel 2 dengan


rasio Si/Al 15:15. Data XRD menunjukkan pola difraksi dari zeolit dengan rasio
Si/Al 15:15 memiliki sudut 2θ utama yang ditunjukkan dalam Tabel 4, dimana
sudut-sudut ini menunjukkan pola yang sama dengan zeolit-A (Cesium Sodium
Hydrogen Aluminum Silicate) sesuai dengan data JCPDS nomor 82-1285.

11
Zeolit dengan rasio Si/Al 15:15 pada sudut 2θ di 24,2537° memiliki
kemiripan puncak dengan zeolit A (JCPDS nomor 82-12850) pada sudut 2θ di
24,004°. Sementara itu, sudut 2θ di 47,4849° pada zeolit dengan rasio Si/Al 15:15
memiliki puncak yang hampir sama dengan zeolit A pada sudut 2θ di 47,339°.
Kemiripan puncak lainnya juga terlihat pada sudut 2θ 49,6615° dimana data JPDS
menunjukkan nilai yang hampir sama pada sudut 2θ di 49,743° dan pada sudut 2θ
55,9967° terhadap sudut 2θ zeolit A di 55,963°. Pada sudut 2θ di 78.1648°
kembali terlihat kesamaan puncak dengan sudut 2θ zeolit A di 78.115°.

Tabel 4. Puncak utama pada zeolit dengan rasio Si/Al 15:15 dan JCPDS 82-1285

Pada Gambar 3(a) terlihat puncak yang dimiliki oleh zeolit dengan rasio
15:15 memiliki kesamaan dengan Gambar 3(b) yang merupakan pola XRD JCPDS
82-1285. Zeolit-A (Cesium Sodium Hydrogen Aluminum Silicate) diketahui
memiliki bentuk kristal kubik.

Gambar 3. Pola XRD (a) zeolit dengan rasio Si/Al 15:15 ; (b) zeolit-A
(JCPDS 82-1258)

12
Pengukuran konduktivitas menunjukkan bahwa sampel yang dihasilkan
termasuk dalam bahan jenis semikonduktor, dimana kisaran nilai
konduktivitasnya antara 0,375 mS/m hingga 0,404 mS/m dengan konduktivitas
terbesar dihasilkan oleh zeolit dengan rasio 10:15 seperti yang terlihat dalam
Tabel 5.

Selisih nilai konduktivitas dari setiap sampel menunjukkan nilai yang


tidak terlalu besar. Dari uji konduktivitas ini diketahui zeolit sintetis yang
dihasilkan dengan rasio Si/Al kecil secara keseluruhan mempunyai nilai
konduktivitas yang besar.

2.5 Aplikasi dari zeolit


Zeolit memiliki berbagai aplikasi industri, terutama penukar ion,
adsorben, dan katalis kimia. Zeolit sebagai adsorben digunakan dalam proses
pemisahan dan pemurnian gas dan cairan karena kemampuannya untuk menyerap
molekul selektif dari ukuran atau kutub yang berbeda. mereka digunakan dalam
pemisahan oksigen dari udara untuk menghilangkan air dan CO2 dari aliran gas,
eparasi hidrokarbon bercabang linear, dan dalam penghilangan senyawa organik
yang mudah menguap dari mobil dan gas industri yang habis.
aplikasi zeolit yang paling penting sebagai penukar ion adalah ekstraksi
kation Ca2+ dan Mg2+ air limbah domestik dan industri Natrium zeolit A
digunakan dalam formulasi deterjen untuk menggantikan polifosfat dan senyawa
lain yang sangat mencemari. mereka juga digunakan dalam ekstraksi NH4+ dari

13
air limbah dan mereka juga telah menggunakan dextensif dalam membersihkan
limbah nuklir.
Mengenai penggunaan zeolit sebagai katalis atau pendukung katalis,
penggunaannya sangat umum dalam proses industri penyulingan, petrokimia, dan
bahan kimia. penggantian katalis konvensional dalam banyak proses oleh zeolit
adalah karena perbaikan yang diperkenalkan bahan-bahan ini dalam aktivitas
katalitik dan selektivitas.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa:

a. Zeolit adalah mineral dengan struktur kristal alumino silikat yang


berbentuk rangka (framework) tiga dimensi, mempunyai rongga dan saluran,
serta mengandung ion Na, K, Mg, Ca dan Fe serta molekul air.
b. Zeolit tidak mengalami perubahan struktur yang berarti bila dipanaskan pada
suhu tinggi serta tahan terhadap oksidasi dan reduksi.
c. batu apung dapat dimanfaatkan sebagai sumber silika dalam proses
pembuatan zeolit sintetis secara hidrotermal
d. Zeolit memiliki berbagai aplikasi industri, terutama penukar ion, adsorben,
dan katalis kimia.

3.2 Saran
Zeolit merupakan material berpori yang memiliki banyak kegunaan yang
dapat diaplikasikan pada berbagai bidang. Mengingat zeolit di Indonesia sangat
berpeluang untuk ditingkatkan menjadi mineral industri, maka disarankan perlunya
kemitraan dengan pengusaha zeolit dalam negeri untuk mengembangkan produk
baru untuk berbagai keperluan

15
DAFTAR PUSTAKA

Chica Antonio. 2012. Zeolites:PromisedMaterials for the Sustainable Production of


Hydrogen. Hindawi Publishing Corporation Volume 2013.

Djaeni Mohamad dkk. 2015. Preparation of Natural Zeolite for Air Dehumidification
in food drying. International Journal of Science and Engineering, Vol.
8(2)2015:80-83.

Las Thamzil dan Zamroni Husen. 2002. Penggunaan Zeolit Dalam Bidang Industri
dan Lingkungan. Jurnal zeolit Indonesia Vol.1 No.1:27-34.

Mahaddilla Febri M dan Putra Ardian. 2013. Pemanfaatan Batu Apung Sebagai
Sumber Silika Dalam Pembuatan Zeolit Sintetis. Jurnal Fisika Unand Vol. 2,
No. 4

16

Anda mungkin juga menyukai