Makalah Fisika Material Berpori
Makalah Fisika Material Berpori
“zeolit”
oleh:
Kelompok VI
Anggota:
JURUSAN FISIKA
KENDARI
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberi kesehatan, nikmat serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul “Zeolit”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika
Material Berpori. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga berharap semoga allah
memberi yang terbaik atas makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dengan segala kekurangan kami, kritik dan saran sangat diharapkan dari
pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Material berpori didefinisikan sebagai padatan yang mempunyai pori sehingga
mempunyai luas permukaan yang besar. Suatu padatan dapat disebut sebagai material
berpori apabila mempunyai porositas 0,2-0,95. Porositas merupakan fraksi volume
pori terhadap volume total padatan. Material berpori telah digunakan secara luas
sebagai katalis dan pengemban katalis pada berbagai industri kimia, adsorben pada
penjernihan dan detoksifikasi air, elektroda pada sel elektrokimia, sensor, bahan
isolator, dan sebagainya.
Salah satu material berpori yang sering kita dengar contohnya yaitu zeolit.
Zeolit ini sendiri banyak digunakan sebagai media pertukaran ion dalam proses
pemurnian air baik untuk kebutuhan rumah tangga,komersial, maupun industry.
Zeolit memiliki potensi memberikan pemisahan yang tepat dan spesifik dari gas
termasuk penghilangan H2O, CO2 dan SO2 dari aliran gas alam kelas rendah.
Zeolit alam terbentuk karena adanya proses perubahan alam (zeolitisasi) dari
batuan vulkanik tuf. Pada zeolit alam, terdapat molekul air dalam pori dan oksida
bebas di permukaan seperti Al2O3, SiO2 ,CaO, MgO, Na2O, K2O dapat menutupi
pori-pori atau situs aktif dari zeolit sehingga dapat menurunkan kapasitas adsorpsi
maupun sifat katalisis dari zeolit tersebut. Inilah alasan mengapa zeolit alam perlu
diaktivasi terlebih dahulu sebelum digunakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai
material berpori khususnya tentang “Zeolit”.
4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas pada pembahasan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Pembaca dapat mengetahui definisi zeolit.
b. Pembaca dapat mengetahui Komposisi kimia dan struktur zeolit.
c. Pembaca dapat mengetahui sifat-sifat dari zeolit.
d. Pembaca dapat mengetahui metode pembuatan zeolite sintesis.
e. Pembaca dapat mengetahui aplikasi dari zeolit.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Zeolit
Zeolit berasal dari bahasa Yunani yaitu Zeo (mendidih) dan lythe (batu).
Zeolit adalah mineral dengan struktur kristal alumino silikat yang berbentuk
rangka (framework) tiga dimensi, mempunyai rongga dan saluran, serta
mengandung ion Na, K, Mg, Ca dan Fe serta molekul air. Zeolit pada umumnya
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu zeolit alam dan zeolit sintetik. Zeolit alam
biasanya mengandung kation-kation K+ ,Na+, Ca2+ atau Mg2+, sedangkan zeolit
sintetik biasanya hanya mengandung kation-kation K+ atau Na+.
Zeolit sintetis adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat fisik
dan kimia yang sama dengan zeolit alam. Zeolit ini dibuat dari bahan lain dengan
proses sintesis. Zeolit sintetis dapat dibuat menggunakan tiga jenis bahan kimia
yang kegunaannya sama dengan zeolit alam, yaitu karbon aktif, silika gel, dan
zeolit buatan. Karena sifat zeolit yang unik, dimana susunan atom maupun
komposisinya dapat dimodifikasi maka banyak dilakukan pembuatan zeolit
sintetis yang sesuai dengan kebutuhan seperti yang diperlihatkan pada Tabel 2.
Zeolit sintetis memiliki kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan zeolit alam
6
dan memiliki rasio Si/Al yang dapat disusun sesuai kebutuhan. Perubahan rasio
Si/Al pada suatu material akan mempengaruhi sifat dari material tersebut.
dimana n adalah valensi logam, a dan b adalah molekul silikat dan air, c dan d
adalah jumlah tetrahedra alumina dan silica.
7
Kerangka dasar struktur zeolit terdiri dari unit-unit tetrahedral [AlO4 ]
dan [SiO4 ] yang saling berhubungan melalui atom O. Pada struktur 3 dimensi
yang digambarkan pada Gambar 1, dapat dilihat bahwa empat ikatan tetravalent
silikon adalah netral sedangkan empat ikatan trivalen aluminium adalah negatif,
sehingga dibutuhkan ion bermuatan positif untuk menetralkan senyawa tersebut,
seperti Na, yang diindikasikan secara umum.
8
mengalami perubahan struktur, sedangkan resin organik radiasi dengan dosis 106
rad saja telah menyebabkan menurunnya fungsi pertukaran ion resin.
Alat dan bahan yang di gunakan dalam pembuatan zeolit sintesis ini yaitu :
9
LCR-meter Sebagai alat untuk untuk mengukur
induktansi (L), kapasitansi(C), dan
resistansi(R) dari suatu komponen
c. Pembuatan zeolit
10
Tabel 3. Rasio volume natrium silikat dan natrium aluminat (Si/Al) untuk setiap
sampel
e. Karakterisasi
11
Zeolit dengan rasio Si/Al 15:15 pada sudut 2θ di 24,2537° memiliki
kemiripan puncak dengan zeolit A (JCPDS nomor 82-12850) pada sudut 2θ di
24,004°. Sementara itu, sudut 2θ di 47,4849° pada zeolit dengan rasio Si/Al 15:15
memiliki puncak yang hampir sama dengan zeolit A pada sudut 2θ di 47,339°.
Kemiripan puncak lainnya juga terlihat pada sudut 2θ 49,6615° dimana data JPDS
menunjukkan nilai yang hampir sama pada sudut 2θ di 49,743° dan pada sudut 2θ
55,9967° terhadap sudut 2θ zeolit A di 55,963°. Pada sudut 2θ di 78.1648°
kembali terlihat kesamaan puncak dengan sudut 2θ zeolit A di 78.115°.
Tabel 4. Puncak utama pada zeolit dengan rasio Si/Al 15:15 dan JCPDS 82-1285
Pada Gambar 3(a) terlihat puncak yang dimiliki oleh zeolit dengan rasio
15:15 memiliki kesamaan dengan Gambar 3(b) yang merupakan pola XRD JCPDS
82-1285. Zeolit-A (Cesium Sodium Hydrogen Aluminum Silicate) diketahui
memiliki bentuk kristal kubik.
Gambar 3. Pola XRD (a) zeolit dengan rasio Si/Al 15:15 ; (b) zeolit-A
(JCPDS 82-1258)
12
Pengukuran konduktivitas menunjukkan bahwa sampel yang dihasilkan
termasuk dalam bahan jenis semikonduktor, dimana kisaran nilai
konduktivitasnya antara 0,375 mS/m hingga 0,404 mS/m dengan konduktivitas
terbesar dihasilkan oleh zeolit dengan rasio 10:15 seperti yang terlihat dalam
Tabel 5.
13
air limbah dan mereka juga telah menggunakan dextensif dalam membersihkan
limbah nuklir.
Mengenai penggunaan zeolit sebagai katalis atau pendukung katalis,
penggunaannya sangat umum dalam proses industri penyulingan, petrokimia, dan
bahan kimia. penggantian katalis konvensional dalam banyak proses oleh zeolit
adalah karena perbaikan yang diperkenalkan bahan-bahan ini dalam aktivitas
katalitik dan selektivitas.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
3.2 Saran
Zeolit merupakan material berpori yang memiliki banyak kegunaan yang
dapat diaplikasikan pada berbagai bidang. Mengingat zeolit di Indonesia sangat
berpeluang untuk ditingkatkan menjadi mineral industri, maka disarankan perlunya
kemitraan dengan pengusaha zeolit dalam negeri untuk mengembangkan produk
baru untuk berbagai keperluan
15
DAFTAR PUSTAKA
Djaeni Mohamad dkk. 2015. Preparation of Natural Zeolite for Air Dehumidification
in food drying. International Journal of Science and Engineering, Vol.
8(2)2015:80-83.
Las Thamzil dan Zamroni Husen. 2002. Penggunaan Zeolit Dalam Bidang Industri
dan Lingkungan. Jurnal zeolit Indonesia Vol.1 No.1:27-34.
Mahaddilla Febri M dan Putra Ardian. 2013. Pemanfaatan Batu Apung Sebagai
Sumber Silika Dalam Pembuatan Zeolit Sintetis. Jurnal Fisika Unand Vol. 2,
No. 4
16