Modul 1 Identifikasi Sampel
Modul 1 Identifikasi Sampel
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan akhir Kimia
Analitik 1 ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Laporan ini berisikan tentang
rangkuman dari semua modul Analitik 1 yang terdiri atas Identifikasi Preparatif sampel,
Reaksi Spesifik Untuk kation, Reaksi Spesifik untuk Anion, Reaksi Spesifik Untuk Sistem
Carnog, Reaksi Spesifik Untuk Sistem Garstenzang, Analisa Golongan Anion sistem Weisz,
Analisa Kualitatif Senyawa Organik. Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang khususnya reaksi Kation dan Anion. Kami menyadari bahwa Laporan ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Laporan ini. Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
Laporan Kimia Analitik 1 ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
LAPORAN KIMIA ANALITIK
MODUL 1
JURUSAN KIMIA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Prinsip
Berdasarkan Identifikasi sampel yang meliputi pengamatan secara makro tentang
wujud, rupa, warna, bau dan sifat hidroskopis dari senyawa organik dan anorganik.
1.2. Tujuan
Dapat mengetahui pengetahuan tentang suatu sampel dari golongan senyawa
anorganik dan senyawa organik serta melihat karakterisasi dan pengelompokan sifat
sampel yang dianalisis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisa kualitatif bertujuan menentukan adanya tidak unsur, radikal, ion atau
senyawa dalam zat atau campuran zat yang tidak diketahui atau sampel (contoh) ,
sedangkan untuk menentukan struktur molekul atau struktur kristal tidak termasuk dalam
analisa kualitatif. Analisa kualitatif selalu diikuti oleh analisa kuantitatif yang
menentukan jumlha atau kuantitas unsur, radikal, ion, dan senyawa yang dicari
(rusvirman, 2013)
Analisa kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untuk menentukan macam
atau jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa
kita mempergunakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat
kimianya. Misalnya ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia. Bila kita ingin tahu apa
sampel cair itu maka kita lakukan analisa kualitatif terhadap sampel cairan itu. Caranya
ialah kita tentukan sifat-sifat fisis sampel tersebut. Misalnya bagaimanakah warna, bau,
indeks bias, titik didih, massa jenis serta kelarutan. Begitu pula bila sampel berupa
padatan, kita tentukan bagiamanakah warna, bau, warna nyala, titik leleh, bentuk kristal,
serta kelarutannya.
Identifikasi sampel merupakan langkah awal sebelum melakukan analisis kimia untuk
menetapkan jenis / karakter / golongan dari sampel yang akan dianalisis, sekaligus pula
dapat menetapkan metode / prosedur kerja analisisnya. Identifikasi meliputi pengamatan
secara makro tentang wujud, rupa, warna, bau dan sifat hidroskopis. Dalam praktikum ini
jenis / golongan sampel diberitahu seperti sampel dari golongan senyawa anorganik dan
organik.
Dalam teknik sampling terdapat istilah-istilah yang perlu dimengerti dengan jelas,
misalkan sampel adalah bagian terpilih dari materi yang memiliki sifat-sifat namun pada
dasarnya sama dengan keseluruhan materi. Suatu unit sampling dapat didefinisikan
sebagai besar paket minimum materi yang akan digunakan sebagai sampel. Sampel
analisis adalah banyaknya sampel yang diambil untuk dianalisis.
a. Jenis sampel apakah senyawa anorganik atau organik, biasanya dilakukan terhadap
baunyayang khas dari senyawa organik maupun senyawa anorganik. Test bau ini
dapat berjalan baik bila selalu atau sering sering mencium senyawa – senyawa
tersebut. Misalnya bisa disimpan 2 botol senyawa, botol A di isi dengan kerosin dan
botol B diisi dengan premium sangat khas untuk masing – masingnya, daru kedua
senyawa sering atau acapkali dijumpai sehari hari, dan terbiasa dengan baunya. Jadi
pengenalan dengan test bau, harus sering sering berjumpa/ bertemu zat zat tersebut,
karena bau sulit diungkapkan. Umumnya untuk bau diklasifikasikan pada bau
harum, busuk, tengik, tetapi tidak dapat dinyatakan bau dengan pasti.
c. Rupa (bungkahan, powder, kristal, jika cair atau gas mengarah pada warna)
d. Warna, baik sample padat dan larutan (cair) warna yang dimiliki akan memberikan
pertunjukan unsur pada dikandungnya, karena setiap unsur berkarakteristik, tetapi
dalam berbagai bentuk hibridnya yang sama akibat panjang gelombang dari aktifitas
elektronnya juga sama.
Warna sample Kemungkinan unsur/ senyawa yang ada
Zat yang hidrokopis dapat mengabsorpsi air dari udara, terjadi ikatan dengan air
yang ditandai perubahan wujud dari padat ke cair. Perubahan wujud memakan waktu
tergantung pada cepat lambatnya senyawa tersebut mengadsorbsi air. Pengamatan
perubahan wujud padat kecair dapat dilaksanakan dengan mengukur waktu yang
diperlukan senyawa tersebut mencair akibat terikatnya molekul air.
Zat atau senyawa dapat diidentifikasi sifat asam atau basa menggunakan :
1) Kertas lakmus
Kertas lakmus biru menjadi merah menandakan sifat asam
Kertas lakmus merah menjadi biru menandakan sifat basa
2) Kertas pH universal, yakni kertas yang telah mempunyai warna warna khas pada
PH tertentu. Dengan melihat perubahan warna pada kertas pH universal setelah
dicelupkan kedalam larutan sampel, dapt ditentukan kondisi larutan apakah asam
atau basa.
Identifikasi dengan menggunakan H2SO4 encer atau pekat menghasilkan gas . gas
yang keluar diketahui dengan reagen tertentu menghasilkan suatu reaksi yang khas.
h. Dengan NaOH
Penambahan basa kuat akan mendesak basa lemah dan mengeluarkan gas yang dapat
diidentifikasi.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Plat tetes
4. Pipet tetes
5. Gelas kimia
6. Spatula
7. Batang pengaduk
8. Beaker glass 250ml dan 500ml
9. Kawat nikrom
10. Alat destruksi basah
11. Kaki tiga + kasa asbes
12. Kaca arloji
13. Botol semprot
14. Botol warna penyimpanan sampel
3.2 Bahan
1. Sampel anorganik 12. H2O2
2. Sampel organik 13. Alkohol
3. Aquadest 14. Aceton
4. HCl 2M 15. Na2CO3
5. HCl pekat 16. K2CO3
6. Benzen 17. NaOH
7. Eter
8. Kloroform
9. H2SO4
10. HNO3 2M
11. HNO3 pekat
3.3 Diagram Alir
Identifikasi
Pelarutan sample
1 gram sample
Uji kelarutan
Uji kelarutan H2O
Aquaregia
Hasil Hasil
Reaksi Nyala
Kawat Ni-Krom
Hasil
Preparatif sample
Sample
Hasil
4.2 PEMBAHASAN
KESIMPULAN