7. MASTERPLAN
KELEMBAGAAN
UNDANG – UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN
Tujuan pembangunan kepariwisataan (Ps. 4) :
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
Meningkatkan kesejahteraan rakyat;
Menghapus kemiskinan;
Mengatasi pengangguran;
Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
Memajukan kebudayaan;
Mengangkat citra bangsa;
Memupuk rasa cinta tanah air;
Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
Mempererat persahabatan antar bangsa
Terkait dengan kepentingan pembangunan Industri Pariwisata, dinyatakan dalam arahan pembangunan untuk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), baik RPJM ke-2 Tahun 2010-2014, RPJM ke-3 Tahun 2015-
2019, dan RPJM ke-4 Tahun 2020-2024, bahwa Kepariwisataan yang dikembangkan diharapkan agar mampu
mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lokal, serta memberikan perluasan kesempatan kerja.
RECANA PENGEMBANGAN PROVINSI JAWA BARAT BAGIAN SELATAN
Kawasan Pelabuhanratu yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional Promosi (PKNp) dengan potensi perikanan yang akan
dikembangkan dengan dukungan pembangunan pusat bisnis kelautan skala pelayanan nasional dan internasional
PETA RENCANA STRUKTUR RUANG (SISTEM PUSAT PELAYANAN) KABUPATEN SUKABUMI
Perencanaan (roadmap) singkat dan indikator kinerja 2013-2018 untuk ketiga lokasi tersebut telah disusun
pula. Sasaran penting secara singkat adalah terwujudnya geopark di Jawa Barat, yaitu “Geopark
Parahiyangan Jawa Barat” (Parahiyangan-Jawa Barat, Global Geopark) yang terdiri dari ketiga geo-area di
atas pada Tahun 2016.
NAMA GEOPARK
DELENIASI GEOPARK
TIGA PEMIKIRAN FOKUS PENGEMBANGAN SUB KAWASAN CILETUH, CISOLOK DAN SIMPENAN
Pertimbangan pembatasan luasan Dengan dibatasi hanya terhadap dua sub kawasan, diharapkan proses pembangunan
kawasan terhadap fokus dapat lebih terfokus sehingga hasilnya benar-benar sebagaimana diharapkan, yakni
pembangunan benar-benar dapat memberikan manfaat berkelanjutan, khususnya terhadap
masyarakat dan lingkungan.
Eksistensi Pelabuhanratu dan Rencana perluasan deliniasi Kawasan Geopark Ciletuh ditambah dengan Kawasan
sekitarnya dalam peta pariwisata Pelabuhanratu dinilai untuk saat ini akan memberi manfaat signifikan mengingat
regional, nasional bahkan dunia eksistensi Pelabuhanratu dalam peta pariwisata yang telah memiliki identitas tersendiri
dalam peta destinasi wisata, meskipun hal ini juga akan beresiko untuk menjadikan
Pelabuhanratu sebagai bagian Kawasan Geopark akan menyebabkan perubahan dan
pengenalan identitas Pelabuhanratu dengan identitas baru.
Urgensitas pengembangan Kawasan Kawasan Ciletuh-Palabuhanratu merupakan lokasi dimana keunikan dan keberagaman
Ciletuh-Palabuhanratu terkait lingkungan hayati dan non hayati bernilai tinggi berada, termasuk diantaranya
perlindungan kekayaan alam dan keanekaragaman ekologis dan geologis. Disisi lain, keberadaan masyarakat dinilai
pemberdayaan masyarakat sebagai potensi sekaligus ancaman bagi keberadaan Kawasan Ciletuh-Palabuhanratu
dan seisinya. Karena itu diperlukan langkah strategis untuk melindungi segenap
kekayaan dimaksud, ialah dengan menjadikan Kawasan dimaksud sebagai kawasan
berdaya, baik secara ekonomi, sosial, hingga budaya dan politik. Menjadikan Kawasan
Ciletuh-Palabuhanratu sebagai kawasan pengembangan destinasi wisata, dalam hal ini
wisata geopark, dinilai menjadi langkah strategis bagi upaya mewujudkan keberdayaan
Kawasan Ciletuh-Palabuhanratu, dalam hal ini masyarakatnya.
DELENIASI GEOPARK GEOAREA CISOLOK
LUAS ± 31.414,89 Ha
GEOAREA SIMPENAN
DELENIASI GEOPARK
Geoarea Simpenan
LUAS ± 19.909 Ha
DELENIASI GEOPARK GEOAREA CILETUH
LUAS ± 55.514,84 Ha
DAFTAR SITUS GEOLOGI DI KAWASAN GEOPARK CILETUH – PALABUHANRATU (1)
DAFTAR SITUS GEOLOGI DI KAWASAN GEOPARK CILETUH – PALABUHANRATU (2)
PETA KEMIRINGAN LAHAN DI KAWASAN GEOPARK CILETUH - PALABUHANRATU
PETA PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN GEOPARK CILETUH - PALABUHANRATU
PETA RAWAN BENCANA DI KAWASAN GEOPARK CILETUH - PALABUHANRATU
RIVEW PENYUSUNAN MASTERPLAN
KAWASAN GEOPARK CILETUH – PALABUHANRATU,
KABUPATEN SUKABUMI
KRITERIA GEOPARK YANG DITERBITKAN OLEH GGN
Di dalam pedoman dan kriteria Geopark yang diterbitkan oleh GGN (Global Geopark Network)
UNESCO pada tahun 2007, ada 5 (lima) kriteria yang harus dipenuhi agar suatu Geopark dapat
berlangsung mencapai tujuannya, yaitu :
1. Ukuran dan Kondisi
• Mempunyai batas yang jelas dengan wilayah yang cukup
luas yang dapat melayani pengembangan budaya dan
ekonomi lokal. Pada wilayah ini mengandung situs-situs
warisan geologis yang penting secara internasional, atau
kumpulan kesatuan geologis yang mempunyai kepentingan
saintifik, kelangkaan atau keindahan; termasuk sejarah
geologis atau proses-prosesnya.
• Geopark adalah wilayah geografis dimana situs-situs
warisan geologis yang merupakan bagian konsep holistik
dalam perlindungan, pendidikan dan pengembangan
berkelanjutan. Geopark tidak boleh hanya kumpulan situs-
situs geologis saja, tetapi mencakup keseluruhan tatanan
alam.
2. Manajamen dan Pelibatan Masyarakat Lokal
• Syarat pengusulan Geoprak adalah telah adanya rencana
dan badan pengelola.
• Terbentuknya Geopark adalah proses yang berasal dari
bawah (bottom-up).
• Geopark harus menyediakan pengelolaan yang
terorganisir dengan melibatkan publik, komunitas lokal,
kepentingan swasta, dan badan-badan riset dan edukasi
KRITERIA GEOPARK YANG DITERBITKAN OLEH GGN (lanjutan…)
• Ciri Geopark harus terlihat jelas bagi pengunjung: branding
atau labelling yang khas, publikasi dan aktivitas.
• Kegiatan turisme yang berkelanjutan atau kegiatan ekonomi
lainnya di Geopark melibatkan masyarakat setempat.
• Dalam penyusunan dan perencana Geopark meminta
pendapat Sekretariat Geopark, dan kerjasama dengan badan-
badan survey geologi, masyarakat lokal, badan pariwisata,
badan-badan riset dan perguruan tinggi dan swasta.
3. Pengembangan Ekonomi
• Salah satu tujuan Geopark adalah menstimulasi kegiatan
ekonomi dan pengembangan berkelanjutan.
• Geopark mengaitkan antara aspek warisan budaya dengan
warisan geologis, menghormati lingkungan dan menstimulasi
pembentukan usaha-usaha lokal yang inovatif, bisnis kecil,
indutri penginapan, kursus dan pelatihan dan peningkatan
lapangan pekerjaan.
4. Aspek Pendidikan
• Geopark harus menyediakan dan mengorganisir
pendukungan, peralatan dan kegiatan yang
mengkomunikasikan pengetahuan geosains/geologi dan
konsep-konsep lingkungan kepada masyarakat.(Museum, Jalur
Wisata, dll)
• Kesuksesan kegiatan edukasi Geopark akan sangat tergantung
tidak hanya pada kandungan program wisata, staf yang
kompeten dan dukungan logistik bagi pengunjung,
KRITERIA GEOPARK YANG DITERBITKAN OLEH GGN (lanjutan…)
5. Aspek Perlindungan dan Konservasi
• Tanggung jawab geopark adalah melindungi warisan
geologis yang terutama berhubungan dengan kepentingan
/ hajat hidup masyarakat setempat.
• Geopark, sesuai dengan aturan, harus mengkonservasi
nilai-nilai geologis penting yaitu batuan tertentu, sumber
daya mineral, mineral, fosil, bentang alam; dengan
melibatkan keilmuan: ilmu-ilmu Bumi, geologi ekonomi
dan pertambangan, geologi rekayasa, geomorfologi,
geografi fisik, hidrologi/hidrogeologi, mineralogi,
paleontologi, petrologi, sedimentologi, ilmu tanah,
speleologi/karst, stratigrafi, geologi struktur, volkanologi,
dsb.
ANALISA POTENSI & PERSOALAN
Pertama, secara geografis, sebagian besar Kawasan
2
MANAJEMEN &
seyogyanya didasarkan pada upaya aktif untuk
KETERLIBATAN
menumbuhkan keberdayaan masyarakat setempat. Karena itu,
MASYARAKAT LOKAL
pengembangan kelembagaan di tatanan lokal hendaknya
dengan memperhatikan kearifan-kearifan lokal. Selain itu juga
Badan Geologi tentunya sebagai keharusan dalam membangun ekonomi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat kawasan perdesaan yang berdaya saing, berkeadilan dan
Pemerintah Kabupaten Sukabumi berkelanjutan.
PT. Biofarma
Komunitas Pendukung (PAPSI, GEO TRECK Telah terdapat lembaga-lembaga yang menjadi dan/atau
SUKABUMI, JENTERA, PAGUYUBAN, Dst) dapat menjadi sokoguru bagi pelibatan masyarakat lokal.
Pemerintahan Desa
Beberapa diantaranya bahkan telah secara khusus menjadi
Karang Taruna
LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
lembaga yang terlibat dalam industri kepariwisataan di
Desa) Kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.
BPD (Badan Penyelenggara Desa)
PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Terjadinya tumpang tindih peran kelembagaan ditenggarai
Masyarakat) oleh belum adanya aturan main yang disepakati bersama,
GaPokTan (Gabungan Kelompok Tani) selain masing-masing pengelola lembaga dimaksud belum
POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) benar-benar mengerti akan tugas dan fungsi dari kelembagaan
Tim Penggerak PKK yang mereka dirikan dan atau kelola.
Pembentukan, pengembangan dan keberadaan kelembagaan
diarahkan pada pengembangan kelembagaan yang bertujuan
melaksanakan pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata
dalam mewujudkan kemandirian masyarakat lokal yang
berkelanjutan.
MATRIKS ANALISIS STAKEHOLDER
STAKEHOLDER PERAN POTENSIAL DALAM PENGEMBANGAN GEOPARK CILETUH
PEMERINTAH
Badan Geologi Kementerian Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengembangan
ESDM Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, khususnya dari sisi konservasi dan
pendidikan kekayaan kegeologian di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu
Bappeda dan Dinas Pengarah kebijakan strategis terhadap pelaksanaan pengembangan
Pariwisata dan Kebudayaan kepariwisataan di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.
Provinsi Jawa Barat
Bupati Sukabumi Sebagai policy maker di daerah dalam berbagai kebijakan pengembangan
Geopark Kawasan Ciletuh-Palabuhanratu
Bappeda Kabupaten Mengintegrasikan perencanaan pengembangan Geopark Ciletuh-
Sukabumi Palabuhanratu antara satu tema dengan tema lain
Dinas Pariwisata 1. Berkoordinasi dengan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan
Kebudayaan Pemuda dan untuk mengembangkan cinderamata khas Kecamatan
Olahraga Kabupaten Ciemas/Kawasan Ciletuh-Palabuhanratu
Sukabumi 2. Mengembangkan kesenian dan kebudayaan lokal yang dapat menjadi
daya tarik penunjang Geopark Ciletuh-Palabuhanratu
Tim Penggerak PKK Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:
- penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan program PKK
- fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing gerakan PKK
Pengelola Rumah Membentuk asosiasi pengelola rumah makan untuk memudahkan koordinasi dengan pemerintah
Makan
Pengelola Homestay Berkoordinasi dengan Disparbudpora Kabupaten Sukabumi untuk mengembangkan kualitas fasilitas homestay
MATRIKS ANALISIS STAKEHOLDER
STAKEHOLDER PERAN POTENSIAL DALAM PENGEMBANGAN GEOPARK CILETUH
Pengrajin Batik Membentuk asosiasi pengrajin tenun/songket untuk memudahkan
koordinasi dengan pemerintah
SWASTA:
PT. BIOFARMA dan Sebagai pihak yang dapat memberi citra positif terhadap kondisi
lembaga lainnya yang keamanan dan kenyamanan berwisata di Geopark Kawasan Ciletuh-
potensial Palabuhanratu
KOMUNITAS
MASYARAKAT
Masyarakat Terlibat Sebagai pihak yang dapat memberi citra positif terhadap kondisi
keamanan dan kenyamanan berwisata di Geopark Kawasan Ciletuh-
Palabuhanratu
Masyarakat Non- Sebagai pihak yang dapat dilibatkan dalam event-event pariwisata
terlibat tertentu
Wisatawan Pemberi masukan, baik kritik maupun saran untuk pengembangan
pariwisata
ANALISA POTENSI & PERSOALAN
3
PEMBANGUNAN AKOMODASI :
EKONOMI Sarana akomodasi memegang peranan penting, khususnya untuk
wisatawan yang datang dari luar daerah.
Saat ini fasilitas akomodasi yang sudah ada meskipun dibeberapa
lokasi, kecuali di daerah Palabuhanratu, jumlah dan kapasitasnya
masih terbatas, yakni hanya berupa guesthouse.
Batik (Sumber Foto : Mega Fatimah Rosana) Gula Kelapa (Sumber Foto : Mega Fatimah Rosana) LEMBAGA PENGELOLA WISATA:
Sumber : http://ciletuhpalabuhanratugeopark.org/penyedia-jasa-produk-lokal/
Adapun lembaga pengelola wisata yang terkait dengan pengembangan
Kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, selain jumlahnya masih
sangat terbatas, arah aktivitasnya pun masih terbatas untuk jasa
guiding dan penjualan paket dalam skala terbatas. Bentuk
kelembagaannya pun masih sebatas komunitas seperti Komunitas
Fotografer Sukabumi (Fotokami) dan Komunitas Geotrack (matabumi
dan jantera).
ANALISA POTENSI & PERSOALAN
4
PENDIDIKAN Sebagai destinasi yang cocok untuk penyelenggaraan wisata
alternatif, Geopark Ciletuh-Palabuhanratu mendorong atau
menantang wisatawan dari berbagai kalangan untuk menelusuri
kawasan dan melakukan aktivitas wisata yang disuguhkan oleh
masyarakat setempat.
4
PERLINDUNGAN DAN Perlindungan dan koservasi terkait pengembangan Geopark Ciletuh-
KONSERVASI Palabuhanratu telah diterapkan melalui beberapa aturan seperti yang telah
ditetapkan, meliputi:
Segmen 3 (Simpenan)
Segmen 3 – Simpenan Dominasi kegiatan berupa Perkebunan (PBS, rakyat), Pariwisata (Loji,
Sangrawayang, Kwan Im), dan Pertanian, Terdapat juga perikanan
(Loji – Bts Hutan Lindung Simpenan) budidaya KJA
Segmen 5 (Ciracap)
Segmen 5 – Ciracap Dominasi kegiatan berupa Pariwisata (Ujunggenteng dsk), Perkebunan,
Pertanian, Konservasi (Pangumbahan, Cibanteng), Hankam, terdapat
(S. Cipanarikan – S. Cikarang) juga perikanan budidaya tambak di Citarate
Segmen 6 (Surade)
Segmen 6 - Surade-seb. Cibitung Dominasi kegiatan berupa Kawasan Permukiman perkotaan,
(S. Cikarang – Muara S. Cicurug) Perkebunan, Pariwisata (Minajaya), Pertanian
Segmen 7 (Cibitung-Tegalbuleud)
Segmen 7 - Cibitung-Tegalbuleud Dominasi kegiatan berupa perkebunan (PTPN), pertanian, dan
Penambangan Pasir Besi, terdapat juga potensi wisata Sungai Cikaso
(Muara S. Cicurug – Bts. Kabupaten) dan Curug Cikaso.
RIVEW PENYUSUNAN MASTERPLAN
KAWASAN GEOPARK CILETUH – PALABUHANRATU,
KABUPATEN SUKABUMI
ISU STRATEGIS
Visi untuk menjadikan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu menjadi Destinasi Wisata Geopark Bertaraf
Internasional
1 Bahwa dengan target pasar yang telah jelas untuk membidik wisatawan mancanegara menjadikan rencana
pengembangan Kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu membutuhkan pertimbangan yang lebih komprehensif,
antara pemenuhan kebutuhan pelayanan wisatawan nusantara dan mancanegara sekaligus. Disisi lain, tipologis dari
dua aspek pasar dimaksud, hingga saat ini menunjukkan kecendrungan perbedaan yang kuat, meskipun
kecenderungan perbedaan tersebut terus menurun dari waktu ke waktu.
Daya Tarik Indonesia bagi wisatawan internasional adalah Budaya, Keanekaragaman Hayati, dan
2
Alam Pantai
Bahwa citra Indonesia dalam peta wisata dunia adalah destinasi penyedia wisata budaya dan alam sekaligus.
Dimana alam dimaksud adalah berupa kekayaan ekologis dengan lingkungan yang masih lestari bahkan dinyatakan
masih penuh dengan misteri –dalam arti masih banyak aspek kekayaan yang belum terungkap. Selain itu, selaku
negara kepulauan, kekayaan alam yang dikenal di Indonesia berupa eksotisme alam pantai dan kedalaman laut.
Masalah Jarak dan Waktu tempuh yang harus disiasati agar tidak menjadi masalah bagi wisatawan,
ketika mereka menjadi menuju destinasi dan selama mereka berada di destinasi
3 Bahwa sudah menjadi fenomena yang lumrah ketika destinasi wisata potensial di Indonesia berada di wilayah-
wilayah terpencil, termasuk diantaranya Kawasan Ciletuh-Palabuhanratu. Hal ini sudah tentu memunculkan
konsekuensi logis. Disatu sisi, secara sosial kemungkinan tercemarnya kawasan dari pengaruh luar, kecuali dari hasil
pergerakan wisata itu sendiri, akan terminimalisasikan. Namun disisi lain terjadinya persoalan bilamana destinasi
wisata tersebut menjadi sulit dijangkau.
4
Penetapan Akses jalan menuju kawasan geopark dengan menganut konsep 60 menit
Bahwa untuk menyiasati persoalan aksesibilitas, Pemerintah telah menetapkan konsep 60 menit menuju Kawasan
Geopark. Dalam arti, wisatawan dapat mencapai kawasan Geopark selama-lamanya hanya 60 menit waktu
perjalanan.
ISU STRATEGIS (Lanjutan...)
Daya Tarik Inti berada di Kawasan Lindung (BKSDA)
5 Bahwa sebagian besar daya tarik inti Kawasan Ciletuh-Palabuhanratu berada di Kawasan Lindung. Misalnya yang
terdapat di Suaka Margasatwa Cikepuh. Hal ini berkonsekuensi logis terhadap, disatu sisi, terjaminnya
perlindungan kelestarian daya tarik. Sementara itu, selaku potensi magnet bagi kedatangan wisatawan, dibutuhkan
rekayasa aktivitas agar wisatawan dapat menikmati daya tadik dimaksud
Penetapan Pelabuhanratu sebagai Kota Baru
6 Bahwa rencana pengembangan Pelabuhanratu selaku salah satu wilayah pengembangan kota baru di Jawa Barat
semestinya dapat menjadi peluang untuk menjadikan Pelabuhanratu selaku gerbang wisata menuju Geopark
Ciletuh-Palabuhanratu terutama untuk jangka pendek mengingat selaku gerbang wisata dibutuhkan ketersediaan
fasilitas yang memadai bagi kebutuhan pelayanan terhadap wisatawan.
7
Penetapan pendekatan Industri Pariwisata untuk Pengembangan Geopark
Bahwa pengembangan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sepenuhnya dilakukan melalui pendekatan industri; dalam
hal ini industri pariwisata semestinya didudukkan sebagai industri publik.
8
Kondisi kekinian di lapangan, baik secara ruang atau pun sosial, yang demikian dinamis
Bahwa telah terjadinya dinamika di lapangan terkait rencana pengembangan Kawasan Ciletuh-Palabuhanratu
sebagai kawasan geopark. Dinamika dimaksud, baik positif maupun negative, membutuhkan penelaahan yang
seksama agar tidak menjadi penghalang, melainkan justru sebagai modal strategis bagi pembangunan kawasan.
Perkembangan pembangunan destinasi wisata berbasis konsep Geopark yang kian masif, baik dalam
9
skala nasional maupun internasional
Bahwa geopark sebagai konsep pembangunan destinasi wisata telah menjadi formalisasi konsep yang telah
popular. Padahal disisi lain, dalam pariwisata aspek keunikan adalah magnet terbesar untuk mengundang
kedatangan wisatawan. sementara keunikan hanya didapat oleh dua hal, yakni kelangkaan dan atau kebaruan.
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI
MISI
PENGEMBANGAN GEOPARK TUJUAN & SASARAN
VISI :
“Terwujudnya Destinasi Wisata Geopark Bertaraf Internasional Yang Aman,
Nyaman, Berwawasan Lingkungan dan Berdaya saing serta Menjunjung Tinggi
Kearifan Lokal dan Budaya untuk menuju Pariwisata Alternatif Yang Maju dan
mensejahterakan masyarakat”.
MISI :
PRODUK WISATA Perlindungan aset flora, fauna, dan situs geologi (IKON)
Geowisata & Geoedukasi
Atraksi wisata
INFRASTRUKTUR Pengembangan Fasilitas & Infrastruktur Penunjang kelas
internasional
PENGELOLAAN Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Geopark
Pengembangan Kemitraan
Pengelolaan Pengunjung
Pengelolaan Dampak
FASILITAS WISATA
(PENUNJANG & LUXURY STAYS) PERIKANAN & PERTANIAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI
MISI
PENGEMBANGAN GEOPARK TUJUAN & SASARAN
TUJUAN PENGEMBANGAN SASARAN PENGEMBANGAN
Melakukan penataan (perencanaan dan pengelolaan) Tersusunnya rencana pengembangan objek dan daya tarik wisata geopark yang
objek dan daya tarik wisata Geopark agar lebih produktif, mengimplementasikan pendekatan pengembangan pariwisata berkelanjutan;
unggul, dan berdaya saing tinggi Tersususunnya manajamen pengelolaan objek dan daya tarik wisata geopark yang efektif
dan terpadu;
Tersedianya kebutuhan fasilitas pariwisata yang mendukung tema kawasan;
Terciptanya kerja sama lintas sektor dalam pengembangan objek wisata geopark
Mengembangkan kegiatan pariwisata yang berkaitan Terintegrasinya kegiatan industri kerajinan dengan pariwisata;
dengan berbagai potensi dan peluang kepariwisataan di Terciptanya produk – produk pariwisata baru yang menunjang tema wisata geopark;
kawasan geopark (batu, pantai, curug) sehingga dapat Meningkatnya peran sektor pariwsata di kawasan geopark dalam pembangunan wilayah.
dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh masyarakat,
pelaku bisnis, maupun pemerintah setempat;
Meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha bagi Berkembangnya usaha kecil dan menengah lokal sebagai pendukung wisata geopark;
masyarakat lokal secara merata, baik kuantitas maupun Meningkatnya proporsi manfaat ekonomi langsung dari berbagai keuntungan dan
kualitas. pengembangan pariwisata di tingkat objek wisata;
Meningkatnya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat serta kemitraan ditingkat
daerah, termasuk dalam upaya mengembangkan dan memperkuat pariwisata berbasis
masyarakat.
Meningkatkan pengendalian dan pemeliharaan Tersosialisasikannya berbagai aspek dan dampak pengembangan pariwisata geopark ke
lingkungan pariwisata untuk menciptakan keseimbangan masyarakat setempat;
dalam berbagai aspek, guna terwujudnya kualitas Berubahnya persepsi bahwa pariwisata itu industri padat modal berskala besar, mewah dan
pariwisata geopark yang berdaya saing; pekat maksiat, menjadi persepsi positif, bahwa pariwisata itu selaku industri padat karya
berskala kecil, sederhana, tetapi indah dan bersih;
Terlestarikannya lingkungan dan budaya yang serasi dengan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat dan kearifan lokal.
Memperkuat tema alam dan budaya yang khas dan Berkembangnya geosite sebagai daya tarik wisata utama;
bernilai strategis, untuk mendorong pertumbuhan Terpromosikannya kegiatan dan produk kerajinan khas sukabumi secara nasional dan
kunjungan dan lama tinggal serta tingkat pengeluaran internasional;
wisatawan ke kawasan secara khusus, maupun ke Diterapkannya kearifan lokal budaya sukabumi (sunda) di lingkungan sekitar objek wisata.
Provinsi Jawa Barat pada umumnya
ARAH PEMBANGUNAN DESTINASI
KONSEP PENGEMBANGAN STASIUN WISATA ARAH PENGEMBANGAN PEMASARAN
ARAH PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA
ALASAN PEMBANGUNAN STASIUN WISATA : Stasiun Wisata sendiri merupakan destinasi wisata
1. Posisi Kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang dimana disana akan menjadi tempat awal dari
umumnya berada ditempat relative terpisah dari perjalanan si wisatawan ke obyek atau tempat tujuan
kawasan lainnya, kecuali Kawasan Pelabuhanratu wisata sekitar, tempat rehat sementara si wisatawan
selaku destinasi eksisting, yang membuat bahkan selesai berkunjung ke obyek atau tempat tujuan wisata
perbaikan infrastruktur pun tidak seratus persen yang satu sebelum kemudian menuju ke obyek atau
menjadi solusi dari persoalan letak kawasan geopark tempat tujuan wisata selanjutnya di sekitar stasiun, dan
dimaksud. tempat akhir perjalanan wisatawan untuk kemudian
2. Selaku langkah strategis untuk menjamin lebih melanjutkan kembali perjalanan wisatawan ke daerah
banyaknya pergerakan wisatawan sebagai langkah wisata lainnya atau untuk kembali ke tempat asalnya
untuk menjamin besaran frekuensi lama tinggal dan (Suwanto, 2012). Stasiun wisata sendiri dinilai sebagai
besaran pengeluaran wisatawan. langkah strategis untuk menjadikan satu kawasan selaku
3. Selaku antisipasi persoalan sosial dalam hal tempat awal kedatangan, tempat rehat sementara
meminimalisasi terjadinya persoalan gegar budaya hingga kembalinya si wisatawan ke tempat asal.
dari masyarakat lokal akibat interaksi yang intens Kelemahan Konsep Stasiun adalah aktivitas
dengan para wisatawan, apalagi mengingat Kawasan
terpusat disatu ruang, maka secara ekonomis akan
Ciletuh-Palabuhanratu yang umumnya merupakan
terpusat di stasiun. Hal ini mengakibatkan adanya
destinasi pengembangan wisata yang masih relative
kerentanan sosial dari wilayah penyangga, apabila
baru;
pengelola stasiun tidak mau berbagi peran dan
4. Langkah strategis terkait pengelolaan kawasan yang
pendapatan dengan wilayah penyangga. Selain itu,
sangat prospektif selaku kawasan rekreatif dan
persoalan kerentanan sosial bagi masyarakat yang
edukatif sekaligus.
tinggal di stasiun wisata akibat adanya interaksi yang
intens dengan wisatwan.
KONSEP PENGEMBANGAN DESTINASI ARAH PEMBANGUNAN DESTINASI
PALABUHANRATU
PALANGPANG
ARAH PEMBANGUNAN DESTINASI
Keterangan :
Pusat Stasiun Wisata
GEOAREA CISOLOK
Sub Pusat Stasiun Wisata
Dengan arahan pengembangan Kawasan Geopark Ciletuh- Karakteristik Wisatawan Karakteristik Wisatawan
Palabuhanratu sebagai destinasi wisata Internasional, maka Mancanegara Nusantara
semestinya sasaran pasar wisata utama adalah Selain pada saat libur panjang, Berwisata memanfaatkan hari libur
berwisata dilakukan pada saat-saat panjang (long week end)
Internasional. Namun demikian, tidak menutup tertentu yang telah direncanakan
kemungkinan jika pasar wisata nusantara sebagai target Berwisata untuk tujuan mencari Tujuan untuk rekreasi yang sifatnya
pasar alternatif, dalam hal ini pasar untuk jangka pendek. pengalaman / pengetahuan menggugah sensasi
disamping untuk hiburan, bisnis atau
kepentingan keluarga
Target pasar yang telah ditetapkan secara bersama oleh Sensitif terhadap pelayanan Sensitif terhadap harga
segenap stakeholder untuk Kawasan Geopark Ciletuh –
Mencari informasi wisata secara Mendapat informasi terutama dari
Palabuhanratu, yaitu : pribadi di internet Tour Agent, Buklet, Majalah
hiburan atau infotainment dan soft
JUMLAH news TV
NO TAHUN
WISNUS WISMAN Merancang wisata sendiri Fungsi tour agent masih berfungsi
1 2015 35.000 12.000 kuat dalam merencanakan tour,
2 2016 136.500 25.200 kecuali untuk destinasi yang dekat
3 2017 559.650 70.560 Bepergian sendiri, dengan pasangan Berlibur dengan keluarga atau
4 2018 1.399.125 218.736 atau dalam kelompok kecil (tidak secara kelompok (10 orang keatas)
5 2019 2.000.000 300.000 lebih dari 10 orang –pen)
Tinggal di satu tempat tujuan antara Sightseeing atau menginap untuk
2-3 malam satu malam
Tidak banyak memilih bentuk Akomodasi berbentuk hotel kelas
akomodasi (penginapan dan tempat menengah
makan)
Cenderung untuk menikmati alam Cenderung untuk menikmati obyek
dan budaya dan kehidupan wisata yang telah mendapat
masyarakat setempat secara riil sentuhan penataan
KONSEP PENGEMBANGAN INDUSTRI ARAH PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA
Pengembangan pewilayahan;
Pengembangan Daya Tarik Wisata;
Pengembangan aksesibilitas;
SASARAN PENGEMBANGAN DESTINASI Pengembangan Prasarana Umum serta Fasilitas Umum dan
Pariwisata;
Pemberdayaan Masyarakat;
Pengembangan Investasi.
PENGEMBANGAN DESTINASI PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN
Melakukan penataan kembali ruang-ruang aktivitas yang
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
telah ada;
Penciptaan ruang-ruang aktivitas baru;
Penataan antar ruang wisata secara terintegratif.
STRATEGI PENGEMBANGAN
Melakukan penataan Penataan kembali dan pengembangan Kawasan Palabuhanratu dan Palangpang dan sekitarnya untuk
kembali ruang-ruang menjadi:
aktivitas yang telah ada, Stasiun wisata kawasan geopark
dilaksanakan melalui: Resor pantai
Gerbang laut geopark.
Penataan kembali kawasan wisata Cisolok, Palabuhanratu, Ujung Genteng dan sekitarnya sebagai:
Resor pantai
Kawasan ekowisata
Penataan kembali spot-spot wisata eksisting lainnya sesuai dengan peruntukkan ruang dan daktivitasnya.
Pengembangan ruang Pemanfaatan segenap ruang sebagai ruang-ruang potensial untuk kegiatan pariwisata melalui penetapan
aktivitas wisata pola ruang.
dilaksanakan melalui: Menumbuhkan cluster-cluster ruang pariwisata potensial sebagai ruang aktivitas pariwisata dengan
identitas mandiri, ialah:
Pengembangan Kawasan Pantai Cikadal sebagai kawasan resor wisata pantai dengan aktivitas-aktivitas
khusus dan terbatas;
Pengembangan Puncakpanenjoan untuk wisata geologi, ekologi, dan wisata rekreatif terbatas;
Pengembangan Kawasan Girimukti sebagai kawasan ruang aktivitas wisata terpadu;
Penempatan Kampung Adat Cipta Gelar sebagai Kampung Wisata dengan Kampung Cipta Rasa sebagai
gerbang wisata.
Pengembangan Desa Wisata Jaringao sebagai kawasan wisata pedesaan;
Pengembangan Suaka Margasatwa sebagai kawasan wisata untuk aktivitas-aktivitas terbatas berbasis
Geowisata, Ekowisata, dan lain sebagainya.
PENGEMBANGAN DESTINASI PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN
STRATEGI PENGEMBANGAN
Penataan antar ruang Membangun dan mengintegrasikan zona stasiun wisata dan zona sub stasiun/poros wisata menjadi satu
aktivitas wisata secara kesatuan ruang aktivitas wisata, dimana:
terintegratif, Untuk jangka pendek, Palabuhanratu diarahkan sebagai Stasiun Wisata Makro;
dilaksanakan melalui Untuk jangka panjang, Palangpang diarahlan sebagai Stasiun Wisata dan sebagai sub stasiun atau poros
wisata.
Menetapkan pola ruang kawasan sebagai metoda untuk:
Mencegah terjadinya tumpang indih penetapan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan di kawasan;
Menjadi panduan dasar bagi terciptanya alur dan aktivitas wisata, fasilitas wisata, serta kebutuhan
wisata lainnya.
Meningkatkan tingkat kunjungan Pemanfaatan segenap daya tarik yang dimiliki destinasi, yakni daya tarik wisata alam, wisata
wisatawan ke destinasi melalui budaya atau pun wisata buatan sebagai dasar dari pembuatan aktivitas wisata, baik untuk
pengembangan aktivitas-aktivitas wisata umum, khusus, maupun alternative;
wisata yang dapat memberikan Penciptaan, pemanfaatan alur dan jalur wisata seperti geotrek sebagai pedoman untuk
kesempatan kepada wisatawan menciptakan dan mengembangkan alur-alur aktivitas wisata turunan;
untuk lebih banyak melakukan Pemanfaatan dan pengembangan spot-spot dan cluster-cluster potensial sebagai zona
pilihan dan memperbanyak aktivitas mandiri.
frekuensi pergerakan wisatanya,
dilaksanakan melalui:
Meningkatkan frekuensi lama
tinggal dan tingkat pengeluaran
wisatawan, dilaksanakan melalui
optimalisasi zona stasiun wisata
dan sub stasiun atau poros wisata
sebagai kawasan rekreatif tempat
wisatawan rehat dan berelaksasi.
PENGEMBANGAN DESTINASI PENGEMBANGAN DAYA TARIK
Tiga jenis moda transportasi yakni Penataan tiga potensi moda Analisa terkait nilai strategis
moda transportasi darat, laut dan transportasi untuk kepentingan pengembangan masing-masing jenis
udara, sesuai dengan kondisi geografis pergerakan wisatawan dan atau moda transportasi (darat, laut, udara)
destinasi. masyarakat sekaligus; dalam kaitan kepentingan
Kemudahan akses informasi dimana Dinamika besaran kebutuhan investasi, pengembangan pasar berbanding nilai
termasuk didalamnya informasi baik bagi pengadaan dan investasi yang harus dikeluarkan
tentang moda transportasi, dilakukan pengembangan infrastruktur sebagai dasar pedoman skala prioritas
dengan mengembangkan jejaring transportasi maupun moda pengembangan moda transportasi;
informasi virtual, selain juga sediaan transportasi; Penataan jalur transportasi dan
informasi manual yang disediakan di Tumpang tindih kepentingan inventarisasi kebutuhan moda
pusat informasi dan lembaga lain penggunaan transportasi; transportasi wisatawan dan atau
terkait destinasi. Dimungkinkan munculnya konflik masyarakat setempat;
Penyediaan beragam jenis moda kepentingan pengadaan- Pembentukkan pedoman kerjasama
tranportasi di gerbang wisata destinasi kepemilikan/investasi moda investasi, baik dalam skala lokal untuk
serta penyediaan jasa layanan moda transportasi; panduan penanaman investasi
transpormasi secara in time process masyarakat setempat maupun dalam
yang dilaksanakan melalui kerjasama kaitan kebutuhan investasi luar
investasi penyediaan moda (nasional ataupun internasional);
transportasi dengan pihak ketiga.
PEMBANGUNAN PRASARANA DAN FASILITAS
PENGEMBANGAN DESTINASI
Memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk melaksanakan aktivitas wisata dari tempat asalnya,
KEBIJAKAN
selama di destinasi, hingga kembali ke tempat asalnya kembali;
Memberikan kemudahan kepada masyarakat dan pegiat pariwisata dalam memberikan pelayanan
kepada wisatawan;
Memberikan kenyamanan kepada wisatawan dalam melakukan pergerakan aktivitas wisatanya
STRATEGI PENGEMBANGAN
Strategi pengembangan Peningkatan sistem transportasi darat, laut dan udara yang menghubungkan kawasan dengan kabupaten
infrastruktur dilaksanakan dan pasar sebagai moda transportasi penunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan wisatawan,
melalui: serta infrastruktur kawasan lainnya, meliputi:
Pembukaan Pelabuhanratu sebagai pelabuhan sekaligus gerbang wisata menuju Kawasan Geopark
Ciletuh-Palabuhanratu;
Pembukaan Bandara Citarate sebagai bandara udara wisata;
Perencanaan pengembangan terminal Tipe C di Ciwaru sebagai sarana transportasi darat di kawasan;
Pengembangan dan pengadaan sarana dan prasarana pertanian untuk pemenuhan kebutuhan
aktivitas pertanian masyarakat yang sekaligus dapat menjadi daya tarik wisata;
Pengembangan dan peningkatan energi listrik;
Pengembangan dan peningkatan sistem jaringan telekomunikasi;
Pengembangan dan pengelolaan sistem persampahan;
Pengembangan dan peningkatan pasar ikan dan tempat pelelangan ikan;
Perencanaan sistem informasi kawasan (perencanaan pembangun jaringan WEB Kawasan);
Strategi pengembangan Untuk jangka pendek, menetapkan dan mengembangkan Kawasan Palabuhanratu sebagai gerbang
fasilitas, dilaksanakan wisata makro kawasan dan Kawasan palangpang sebagai gerbang wisata mikro kawasan;
melalui: Untuk jangka panjang, menetapkan dan mengembangkan Kawasan Palangpang sebagai stasiun
wisata internasional;
Membangun dan mengembangkan Kawasan Palangpang sebagai resort wisata dan pusat aktivitas
wisata umum pantai dan Kawasan sekitar Pangumbahan sebagai resort dan pusat aktivitas wisata
terbatas;
PEMBANGUNAN PRASARANA DAN FASILITAS
PENGEMBANGAN DESTINASI
Menjadikan masyarakat a. Penciptaan usaha-usaha kepariwisataan dan hal lain terkait dengannya yang sejauh mungkin mampu
lokal sebagai pelaku dilaksanakan oleh masyarakat;
utama pembangunan b. Penetapan BUM Desa selaku lembaga pengelola usaha-usaha kepariwisataan dan usaha lain terkait,
dilaksanakan melalui: baik secara langsung maupun dalam wujud kemitraan dengan lembaga usaha professional lain;
c. Pengembangan produk-produk lokal hasil produksi usaha lokal skala kecil dan menengah sebagai
produk unggulan kawasan;
d. Pencipataan sistem manajemen dan badan pengelolaan kawasan yang berfokus pada
pengembangan keberdayaan masyarakat lokal
e. Dalam hierarki manajemen usaha kepariwisataan, masyarakat lokal harus menjadi:
Menjadikan masyarakat a. Pembangunan fasilitas fisik dan pelayanan yang tidak semata ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
selaku penikmat wisatawan namun juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat;
pariwisata, dilaksanakan b. Pemanfaatan keuntungan hasil industri pariwisata yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan
melalui: prasarana dan sarana sosial dan peningkatan mutu pendidikan masyarakat, dan kebutuhan
masyarakat lainnya.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENGEMBANGAN DESTINASI
STRATEGI PENGEMBANGAN
Optimalisasi Pelatihan dan pendampingan manajemen dan keterampilan sebagai upaya peningkatan peran serta
perngarusutamaan perempuan dan pemuda, terutama dalam hal pelaksanaan:
gender dan pemuda, Sistem pengelolaan & perlindungan sumber daya (hayati & non hayati) yang menjadi kekayaan dan
dilaksanakan melalui daya tarik Kawasan;
Aktivitas ekonomi yang dilaksanakan di Kawasan baik terkait dengan aktivitas-aktivitas
keparwisataan, maupun aktivititas ekonomi lokal lainnya.
Pemanfaatan dan penguatan peran kelembagaan perempuan dan pemuda di tingkat lokal sebagai wadah
pembinaan bagi kaum perempuan dan pemuda untuk menigkatkan potensi, kapasitas dan perannya
dalam pengelolaan dan pengembangan industri pariwisata di lingkungannya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, melalui:
Penetapan organisasi PKK di masing-masing desa sebagai lembaga induk pembina dan
pendamping aktivitas keberdayaan perempuan di Kawasan;
Penetapan organisasi Karang Taruna sebagai lembaga induk pembina dan pendamping aktivitas
keberdayaan pemuda di Kawasan.
Peningkatan potensi dan Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya lokal sebagai daya tarik & produk wisata,
kapasitas sumber daya Mengembangkan cluster-cluster potensial wisata sebagai kawasan strategis pengembangan wisata
lokal melalui alternatif tematik semacam ekowisata, wisata pedesaan, agrowisata, wisata kreatif
pengembangan destinasi Peningkatan kualitas dan kuantitas produk industri lokal skala kecil dan menengah
wisata potensial, serta
pengembangan usaha
produktif dan ekonomi
kreatif dalam bentuk
industri skala kecil
rumahan (home industry)
dan skala menengah,
dilaksanakan melalui:
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENGEMBANGAN DESTINASI
STRATEGI PENGEMBANGAN
Perluasan akses pasar a. Pembangunan Region Branding untuk menguatkan citra kawasan dimata investor, wisatawan, dan
bagi produk lokal keluaran pasar potensial lain yang dituju;
industri skala kecil b. Pembangunan jejaring pasar
rumahan (home industri) c. Pelaksanaan kerja sama kemitraan pemasaran
dan menengah, yang d. Peningkatan akses dan dukungan permodalan bagi industri skala kecil rumahan (home industry) dan
dilaksanakan melalui: menengah, dilaksanakan melalui:
Mendorong peran serta perbankan dan atau perusahaan keuangan non bank untuk
mengucurkan bantuan modal bagi industri skala kecil dan menengah di kawasan melalui
Perlindungan jaminan atas bantuan modal
Mendorong peran serta perusahaan-perusahaan lain untuk memberikan bantuan modal bagi
industry skala kecil dan menengah di kawasan melalui jaminan atas insentif seperti
pengurangan pajak, serta hal lainnya.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENGEMBANGAN DESTINASI
TUJUAN PEMASARAN
Pengembangan pasar wisata kawasan;
Pengembangan citra kawasan;
Pengembangan kemitraan pemasaran kawasan;
Pengembangan promosi kawasan
SASARAN PEMASARAN
Penetapan target pasar kawasan;
Penetapan model citra kawasan;
Penetapan sistem kemitraan pemasaran kawasan;
Penetapan model promosi kawasan;
POTENSI DAN PERSOALAN STRATEGIS
PENGEMBANGAN PEMASARAN
POTENSI STRATEGIS
Kecuali Palabuhanratu dan sekitarnya, kawasan ini merupakan kawasan yang relative baru dalam peta wisata (nasional dan dunia) yang
memudahkan untuk dibangunnya citra kawasan secara utuh;
Potensi keragaman ruang dan daya tarik yang memungkinkan lebih variatifnya aktivitas yang dapat menjadi magnet terhadap kedatangan
wisatawan;
Dalam tatanan peta pasar nasional, wisata geopark relative masih baru;
Posisi strategis kawasan yang relative dekat dengan pasar wisata domestik;
PERSOALAN
Dinamika waktu pembentukan citra kawasan baru yang akan relative lama yang berdampak pada besaran anggaran biaya pemasaran;
DInamika persoalan internal antara sesame pelaku wisata di kawasan yang dikhawatirkan berdampak pada timbulnya kekurangnyamanan
wisatawan sehingga kemudian berdampak pada penurunan citra kawasan.
Popularitas wisata geopark baik di dunia maupun dalam tatanan nasional akan berdampak pada menurunnya minat pada kunjungan wisatawan;
Persoalan menjaring minat pasar yang belum berbanding lurus dengan dinamika kondisi di kawasan.
PENGEMBANGAN PASAR WISATAWAN
PENGEMBANGAN PEMASARAN
KEBIJAKAN STRATEGI
Membangun dan Pembangunan dan pengembangan segmen pasar wisatawan dilaksanakan melalui:
mengembangkan Membangun dan mengembangkan citra kawasan (branding region) sebagai model pemasaran
segmen pasar berbasis kekuatan sumber daya untuk membangun posisi kawasan di mata pasar;
wisatawan; Dari sisi aktivitas, mencipta dan mempromosikan aktivitas-aktivitas wisata yang sejauh mungkin
dapat dinikmati oleh lintas segmen wisatawan;
Mengembangkan pola promosi berbasis tema;
Mengembangkan insentif-insentif bagi wisatawan;
Untuk jangka pendek menetapkan pasar wisata nusantara, terutama dari wilayah Jakarta, Tangerang,
Bekasi, Depok, dan Bandung sebagai sasaran pasar Geopark;
Untuk jangka panjang menetapkan pasar wisata mancanegara, khususnya komunitas-komunitas
ekspatriat yang bekerja dan tinggal di Indonesia, pasar wisatawan Singapura, Asia Timur, Eropa, serta
Amerika utama sebagai sasaran pasar Geopark.
Citra kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu Membangun citra kawasan melalui keunggulan-keunggulan yang dimiliki
dikembangkan sebagai Kawasan Geopark yang sebagai langkah untuk memposisikan kawasan selaku destinasi wisata di
menawarkan keragaman aktivitas wisata alternative mata wisatawan;
(padu padan antara wisata rekreatif dengan edukatif) Melaksanakan promosi, diplomasi dan komunikasi antara sesame pelaku
dan terpadu (bauran geowisata, ekowisata, wisata wisata dan masyarakat setempat, serta dengan pelaku wisata dan
pedesaan, wisata petualangan, dan wisata kreatif) masyarakat kota atau negara sasaran wisatawan.
yang dikembangkan menurut prinsip-prinsip wisata
berkelanjutan dengan mengedepankan peran serta
masyarakat setempat selaku aktor utama dan untuk
tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat
setempat pula;
Citra Kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu Penciptaan aktivitas-aktivitas ringan namun menyenangkan kepada
dikembangkan sebagai Destinasi Wisata yang dapat wisatawan selama mereka berada di kawasan;
memberikan rasa aman dan nyaman, serta Penciptaan aktivitas-aktivitas wisata yang melibatkan masyarakat secara
menawarkan aktivitas wisata yang menyenangkan langsung;
dan memberikan kesan mendalam kepada siapapun
pengunjung yang datang ke destinasi dimaksud.
Promosi kawasan dilaksanakan untuk membangun a. Menguatkan peran dan fungsi Badan Promosi Pariwisata Kawasan;
eksistensi kawasan baik dalam tatanan lokal, b. Oftimalisasi peran dan fungsi media-media promosi melalui pemanfaatan
regional, nasional hingga internasional; secara efektif dan efisien;
c. Oftimalisasi peran dan fungsi media internet dan media sosial berbasis
internet, melalui:
Optimalisasi peran unit kerja pemasaran;
Optimalisasi peran komunitas-komunitas pemasar berbasis internet
dan media sosial berbasis internet
Promosi kawasan dilaksanakan untuk mencapai a. Road show pameran pariwisata yang dilaksanakan secara berkala, baik
target pasar sebagaimana telah ditetapkan. mandiri maupun melalui kerjasama kemitraan;
b. Fokus promosi dilaksanakan secara berkesinambungan menurut tema
dan atau konsumen yang menjadi target.
Pembangunan fungsi, hierarki dan hubungan antar a. Penataan fasilitas-fasilitas industri pariwisata sesuai dengan kebutuhan
mata rantai industri pariwisata dilaksanakan melalui: b. Penataan fasilitas industri pariwisata menurut arah dan konsep zona
ruang yang yang telah ditetapkan, dengan arahan prioritas
c. Penataan fasilitas industri pariwisata sebagaimana dimaksud diatas
dilakukan untuk tujuan menjamin keamanan dan kenyamanan aktivitas
wisata.
d. Penataan fasilitas industri pariwisata sebagaimana dimaksud tidak hanya
secara terpisah sebagai fasilitas fisik namun juga fasilitas pelayanan.
Pembangunan pergerakan wisatawan di kawasan a. Penataan fasilitas yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan sehingga
dilaksanakan melalui: benar-benar menjamin keamanan, kenyamanan, serta kelancaran
aktivitas wisata yang dilaksanakan disana;
b. Penataan fasilitas dilaksanakan dalam rupa fasilitas yang benar-benar
aman, nyaman dan mudah untuk dipergunakan oleh wisatawan dan
operator pelaksana;
c. Penataan faslititas tidak sampai kontraproduktif dengan kondisi dan
situasi lingkungan dimana fasilitas dimaksud dibangun.
Pembangunan berbasis lingkungan dilaksanakan a. Penataan kawasan yang memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan
sebagai prinsip dasar pembangunan kawasan selaku dengan tujuan demi dan untuk mempertahankan keaslian dan
destinasi wisata yang eksistensinya tidak hanya untuk kelestarian lingkungan;
saat ini namun hingga waktu tak terbatas dikemudian b. Penataan kawasan yang sejauh mungkin menghindari konsep penataan
hari, dilaksanakan melalui: fisik kawasan secara berlebih sehingga dapat merubah fungsi asal
lingkungan;
c. Penataan fisik kawasan dilaksanakan sejauh mungkin dengan
menggunakan matrial-matrial lokal dan ramah lingkungan;
d. Penataan fisik kawasan yang sifatnya berubah bentuk dan fungsi
lingkungan harus berlandaskan pada pemikiran
Masyarakat setempat diposisikan sebagai pemilik dan a. Pelaksanaan pembangunan yang selalu memperhatikan kaidah dan
sekaligus pengguna lingkungan sehingga masyarakat norma-norma yang diyakini oleh masyarakat setempat;
difungsikan selaku pemanfaat dan sekaligus penjaga b. Pelaksanaan pembangunan yang selalu memperhatikan fungsi dan
dari kelestarian lingkungan, dilaksanakan melalui: manfaat akan hasil pembangunan dimaksud secara langsung terhadap
masyarakat.
TUJUAN KELEMBAGAAN
SASARAN KELEMBAGAAN
1. Pembagian peran antar lembaga di Kawasan;
2. Penetapan arah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat lokal kawasan
3. Penetapan fungsi dan peran lembaga penelitian dan pengembangan kawasan.
POTENSI DAN PERSOALAN STRATEGIS
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
POTENSI PERSOALAN
Potensi luasan dan keragaman ruang dan daya Rupa ruang dan daya tarik antar spasial
tarik yang memungkinkan lebih variatifnya kawasan yang menyebabkan terjadinya
aktivitas yang dapat menjadi magnet terhadap kompleksitas sistem pengelolaan;
kedatangan wisatawan; Dinamika persoalan penempatan peran
Pandangan positif para pelaku usaha antar kelembagaan dimasing-masing
pariwisata nasional yang relatif positif; kawasan dan antar kawasan;
Dinamika kelembagaan masyarakat setempat Daya adaptip masyarakat terhadap
yang telah terbentuk sebagai sebuah tradisi; perubahan karena masih menggantungkan
Daya responsif masyarakat terhadap dinamika diri terhadap kebiasaan;
lingkungan disekitar mereka; Cara pandang masyarakat yang masih
terbatas bilamana fungsi pembangunan
geopark melulu bertujuan ekonomi;
PEMBAGIAN PERAN ANTAR LEMBAGA DIKAWASAN
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
PEMBAGIAN PERAN ANTAR LEMBAGA DIKAWASAN
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
PEMBAGIAN PERAN ANTAR LEMBAGA DIKAWASAN
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
PENETAPAN ARAH PEMBANGUNAN SDM MASYARAKAT LOKAL
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
PENETAPAN FUNGSI DAN PERAN LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PAN PENGEMBANGAN KAWASAN
BADAN ORGANISASI PENGELOLA GEOPARK CILETUH, SUKABUMI
SEKIAN &
TERIMA KASIH