Anda di halaman 1dari 2

INVESTIGASI REAKSI TRANSFUSI YANG BERLAWANAN

Tahap pengujian laboratorium


Dugaan reaksi Tanda dan Gejala Pemeriksaan Note: pengecualian utnuk pasien anak (pediatric):
pemeriksaan lab akan dilakukan
Alergi minor Ruam/gatal ≤ 1/4 bagian tubuh tanpa gejala lainnya Tidak ada Tier One Testing. dilakukan untuk mendeteksi reaksi
Alergi parah / reaksi ruam atau gatal dengan gejala lainnya : sesak di Pemeriksaan selanjutnya hemolitik
anafilaksis tenggorokan, sindrom dyspnea, batuk, sesak nafas, Mempertimbangkan :  Clerical cek untuk prosedural atau identifikasi
hipotermia, hipotensi (hilang kesadaran, kolaps  Haptoglobin kesalahan
sirkulasi, meninggal)  Chido / rogers  Cek secara visual hemolysis/ tidak pada
 Serum IgA plasma pasca-transfusi
Tidak termasuk definisi Kenaikan suhu ≥1°C dan < 38°C tanpa gejala lainnya Tidak ada  Cek golongan darah ABO/Rh pada sampel
reaksi TTISS dan muncul > 15 menit pada awal pemberian Pengujian hanya dilakukan atas permintaan post transfusi dan bandingkan dengan pre
transfusi dokter transfusi
Reaksi Hemolitik tanpa Kenaikan suhu ≥1°C dan ≥ 38°C tanpa gejala lainnya Tier testing  Direct Antiglobulin Test (DAT) pada sampel
Demam
post transfusi
FNHR Kenaikan suhu ≥1°C dan ≥ 38°C dan atau gejala Tier testing
 Minta sampel urine (jika hasil tes di atas
Hemolitik akut penyerta  Kultur darah dari Intravena (IV) yang
Kontaminasi bakteri 1. Rigors berbeda menunjukkan peristiwa hemolysis)
2. Hipotensi, syok  Hasil kultur (termasuk pewarnaan
3. Dyspnea Gram) Beritahu/konsulkan ke doker ahli patologi /dokter jaga jika
4. Mual/muntah Tier One Testing positif atau jika dicurigai terjadi reaksi
5. Takikardi hemolysis. Lanjutkan ke pegujian tingkat dua jika sudah
Atau ditinjau oleh ahli patologi
Kenaikan suhu > 39°C dan ≥ 1°C tanpa adanya tanda-
tanda atau gejala lainnya Laporan
Jika pegujian tingkat pertama negative, laporkan untuk
Atau
mendukung transfusi lebih lanjut. Jika tier one testing
Kenaikan suhu tidak merespon pada antipiretik dan
positif, penyelidikan harus dilengkapi sebelum transfusi
atau diduga sepsis tidak disertai demam
lebih lanjut. Pelepasan lebih lanjut hanya dapat terjadi
Hemolitik akut Salah satu atau lebih berikut ini; Tier Testing
dengan persetujuan hematopathologist/dokter jaga
Imunoglobulin menggigil/kaku, sensasi dingin, kesakitan, sakit
Intravena Nyeri kepala kepala, pendarahan pada IV site, mual/muntah,
Tier Two Testing
Lainnya jaundice, warna urin cokelat tua (seperti warna teh),
 Ulangi pemeriksaan jenis golongan darah ABO/Rh
gelisah, arhitmia jantung, takikardia, rasa
sampel pasien & DAT pada labu darah
panas/kemerahan (flushing) secara umum, pasien
 DAT pada sampel pre transfusi (jika DAT post
merasa tidak enak badan
transfusi positif)
Reaksi Hipotensi Salah satu dari berikut: Tier Testing
 Lakukan pemeriksaan jenis golongan darah ABO/Rh
Penurunan tekanan darah sistolik ≥30 mmHg
& DAT pada labu darah
Sistolik <80 mmHg
 Ulangi screening antibody pada sampel (pre/post
**(hipotensi di Tanda-tanda Shock
transfusi)
Pediatric sangat Saran BTS jika pasien mengkonsumsi obat2an
bervariasi) penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE)  Lakukan crossmatch antiglobulin antara specimen
Transfusion Associated Salah satu dari berikut: Tier Testing darah pasien dengan labu darah (pre dan post transfusi)
Circulatory Overload Sesak nafas, dyspnea, sianosis, hipertensi, gangguan Dan  Lakukan pemeriksaan Hb pada urin dengan dipstick
(TACO) pernafasan, takikardia, gagal kongestif jantung selama Photo thorax
atau dalam waktu 6 jam setelah transfusi ketika hasilnya menunjukkan reaksi hemolisis lanjutkan ke
Transfusion terkait Tier Three Testing yang sesuai, berdasarkan penemuan.
Dyspnea
Tier Three Testing
 Identifikasi antibodi ( menentukan penotif dari labu
darah & sampel pre transfusi)
 Identifikasi antibody pada labu donor
 Penelusuran tekhnik transfusi dan penyimpanan
komponen darah
Test lainnya bisa dipertimbangkan untuk mengategorikan
reaksi transfusi termasuk pemeriksaan CBC, pembekuan,
urea/kreatinin, haptoglobin , LDH, bilirubin, elektrolit,
serology, virology, Fe, penelusuran TRALI.
Kerusakan paru akibat Gangguan pernapasan akut (sesak afas), selama atau Tier testing dan Untuk penelusuran reaksi yang berlawanan Tier One testing
transfusi (Transfusion dalam waktu 6 jam setelah transfusi, saturasi O2 Photo Thorax membutuhkan:
related Acute Lung kurang dari 90% pada room air, pada pemeriksaan Melakukan penyelidikan TRALI 1 EDTA 1 darah beku
Injury) radiologis (Thorax) tampak infiltrate bilateral lung, Untuk penelusuran TRALI membutuhkan sampel:
tidak ada bukti kelebihan beban sirkulasi. Pre transfusi: 1 darah beku (jika tidak ada, boleh EDTA)
Post transfusi: 1 darah beku dan 1 EDTA
Untuk BTS boleh minta sampel tambahan
Serahkan ke DHA/ IWK polis RS
Pemeriksaan lab lengkap/ format spesifik reaksi yang
berlawan
Jika reaksi transfusi dikarenakan sebuah kesalahan/error,
ikuti DHA/IWK polis untuk melaporkan dan
meninvestigasi dari kesalahan transfusi.
BTS untuk diberitahukan ke CBS

(ACE inhibitor) adalah segolongan obat yang menghambat kinerja angiotensin-converting enzyme (ACE), yakni enzim yang berperan dalam sistem renin-angiotensin tubuh yang mengatur
volume ekstraseluler (misalnya plasma darah, limfa, dan cairan jaringan tubuh), dan vasokonstriksi arteri.

Anda mungkin juga menyukai