Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI PADA PASIEN Tn.A DIRUANG CENDANA 5


RSUP DR.SARDJITO

Disusun oleh :

1. Nevi Eka Rahmawati (1910206030)


2. Dwi Astuti (1910206097)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia-Nya dan memberi kemudahan, kekuatan serta kelancaran dalam menyusun laporan
dengan judul “LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI PADA PASIEN
Tn.A DI BANGSAL CENDANA 5 RSUP DR.SARDJITO”. Laporan ini disusun guna untuk
memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Dasar Profesi.

Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penyusun berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 23 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II KONDEP DASAR
A. Definisi Defisit Perawatan Diri .................................................................... 3
B. Penyebab Defisit Perawatan Diri .................................................................. 3
C. Manifestasi klinis Defisit Perawatan Diri ..................................................... 3
D. Pathway Defisit Perawatan Diri ................................................................... 4
E. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri ................................................................ 5
F. Dampak Defisit Perawatan Diri .................................................................... 5
G. Rencana Asuhan Keperawatan ..................................................................... 5
H. Mind Map ..................................................................................................... 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Asuhan Keperawatan .................................................................................... 8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Personal hygiene sangat tergantung pada pribadi masing-masing individu dan
kebiasaan untuk mengembangkannya. Kehidupan sehari-hari yang beraturan,
menjaga kebersihan tubuh, makanan yang sehat, banyak menghirup udara segar,
olahraga, istirahat cukup, merupakan syarat utama dan perlu mendapat perhatian.
Pemeliharaan perosnal hygiene berarti tindakan memelihara keberishan dan
kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang
dikatakan memiliki personal hygiene yang baik apabila, orang tersebut dapat
menjaga kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki
dan kuku, genetalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya (Pinedendi, 2016)
Pada keadaan tertentu, seperti sakit, manusia akan mengalami gangguan dalam
melakukan aktivitas merawat diri (Hafid, 2009). Defisit perawatan diri adalah suatu
keadaan seseorang mengalai kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. ketidakmampuan
untuk mandi secara teratur, menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas,
dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatandiri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB
atau BAK (toileting) (Abdul, 2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari defisit perawatan diri?
2. Apa penyebab dari defisit perawatan diri?
3. Apa manifestasi klinis dari defisit perawatan diri?
4. Bagaimana pathway dari defisit perawatan diri?
5. Apa jenis-jenis defisit perawatan diri?
6. Apa dampak dari defisit perawatan diri?
7. Bagaimana rencana asuhan keperawatan pada defisit perawatan diri?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari defisit perawatan diri
2. Untuk mengetahui penyebab dari defisit perawatan diri
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari defisit perawatan diri
4. Untuk mengetahui pathway dari defisit perawatan diri
5. Untuk mengetahui jenis-jenis defisit perawatan diri
6. Untuk mengetahui dampak dari defisit perawatan diri
7. Untuk mengetahui rencana asuhan keperawatan pada defisit perawatan diri

2
BAB II
KONSEP DASAR

A. Definisi
Perawatan diri merupakan aktivitas dan inisiatif individu sendiri dalam
melakukan perawatan penyakitnya untuk memenuhi dan mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya (Nurcahyati & Karim, 2016).
Menurut teori keperawatan Orem, perawatan diri mengacu pada kegiatan-
kegiatan individu melakukan perawatan diri sepanjang hidupnya untuk
mempertahankan dan menjaga kesejahteraan hidupnya (Orem 2001; Mahmoud,
Selim, & Rouf, 2014).
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam kebersihan diri, makan,
berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau keci sendiri. Defisit
perawatan diri mandi yaitu ketidakmampuan melakukan pembersihan diri secara
mandiri (NANDA, 2018).
B. Etiologi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:

1) Faktor predisposisi

a) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif terganggu.
b) Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan


perawatan diri.

c) Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang


menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.


Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.

3
2) Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawtan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi dan perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami indivisu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
C. Batasan Karakteristik
Batasan karakteristik defisit perawatan diri mandi:
1) Ketidakmampuan mengakses kamar mandi

2) Ketidakmampuan menjangkau sumber air

3) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh

4) Ketidakmampuan mengambi perlengkapan mandi

5) Ketidakmampuan mengatur air mandi

6) Ketidakmampuan membasuh tubuh (NANDA, 2018)

4
D. Pathways
Trauma pada tulang atau kecelakaan Tekanan yang berulang (kompresi) Kelemahan tulang
abnorma(osteoporosis)

Fraktur femur

Patah tulang tertutup Patah tulang terbuka Resiko Infeksi

Pembedahan Ansietas

Kerusakan struktur tulang


Kemampuan
Hambatan
pergerakan otot Trauma jaringan post
sendi menurun Mobilitas Fisik pembedahan
Patah tulang merusak jaringan
Perubahan
Terputusnya kontinuitas jaringan permeabilitas Kerusakan Integritas
kapiler Jaringan

Menekan saraf perasa nyeri


Kehilangan cairan ekstra
sel ke jaringan yang rusak
Stimulasi neurotransmiter nyeri

Resiko Syok
Pelepasan mediator prostaglandin Hipovolemik

Respon nyeri hebat dan akut Nyeri Akut


Puspitasari, 2016
E. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri
Menurut Nanda (2018), jenis perawatan diri terdiri dari:
1) Defisit perawatan diri: mandi
Ketidakmampuan melakukan pembersihan diri seksama secara mandiri
2) Defisit perawatan diri: berpakaian
Ketidakmampuan untuk mengenakan atau melepas pakaian secara mandiri
3) Defisit perawatan diri: makan
Ketidakmampuan makan secara
mandiri
4) Defisit perawatan diri: eliminasi/toileting
Ketidakmampuan untuk melakukan secara mandiri tugas yang berkaitan
dengan eliminasi fekal urine.
F. Dampak Defisit Perawatan Diri
1. Dampak fisik
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan intregasi kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan aman nyaman, kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Damaiyanti, 2012).
G. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Defisit Perawatan
Diri: Mandi NOC
a. Perawatan diri: Mandi (0701)

1) Mempertahankan kebersihan tubuh

2) Mencuci tubuh bagian atas dan bawah

3) Mengeringkan badan
b. Memandikan (1610) NIC

1) Kaji kemampuan mandi pasien

2) Bantu memandikan pasien sesuai dengan keinginan pasien


3) Kolaborasi dengan keluarga untuk memandikan

6
2. Defisit Perawatan Diri:
Berpakaian NOC
a. Perawatan diri: Berpakaian (0302)
1) Melepas pakaian bagian atas
2) Melepas pakaian bagaian bawah
3) Memakai pakaian bagian atas
4) Memakai pakaian bagian bawah
b. Bantuan Perawatan Diri: Berpakaian (1802) NIC
1) Memberikan bantuan dalam berpakaian sesuai kebutuhan
2) Fasilitasi pasien untuk menyisir rambut
3) Jaga privasi pasien saat berpakaian
4) Kaji kemampuan dalam berpakaian
5) Kolaborasi dengan keluarga untuk memberikan bantuan kepada pasien

7
Mind Map

Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri Defisit perawatan diri adalah


ketidakmampuan dalam: kebersihan Etiologi Defisit Perawatan Diri
1) Defisit perawatan diri: Mandi
diri, makan, berpakaian, berhias diri, 1) Faktor Presdisposisi
Ketidakmampuan melakukan pembersihan
makan sendiri, buang air besar atau a) Perkembangan
diri secara mandiri
kecil sendiri (toileting). Defisit b) Biologis
2) Defisit perawatan diri: Berpakaian
perawatan diri yaitu ketidakmampuan c) Kemampuan realitas turun
Ketidakmampuan untuk mengenakan atau
melakukan pemberihan diri secara d) Sosial
melepas pakaian secara mandiri
mandiri. 2) Faktor Presipitasi
3) Defisit perawatan diri: Makan
Ketidakmampuan makan secara mandiri a) Body Image
4) Defisit perawatan diri: Eliminasi b) Praktik sosial
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Ketidakmampuan untuk melakukan secara c) Status sosial ekonomi
mandiri tugas yang berkaitan dengan d) Pengetahuan
eliminasi fekal urine
Manifestasi Klinis Defisit Perawatan Diri
1) Mandi/Hygiene
Dampak Defisit Perawatan Diri
Klien mengalami ketidakmampuan dalam
1) Dampak fisik membersikan badan
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: 2) Berpakaian
gangguan intregasi kulit, gangguan membrane Klien memounyai kelemahan dalam
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan menanggalkan, memperoleh atau menukar
gangguan fisik pada kuku. pakaian
2) Dampak pdikososial 3) Makan
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal Klien mengalami ketidakmampuan untuk
hygiene adalah gangguan kebutuhan aman nyaman, mempersiapka makan, mengambil
kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri, makanan, dll.
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial 4) Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan
1 untuk
toileting
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. IDENTITAS

Nama : Tn. A
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Klurak Baru rt 04 rw 05, Boko Harjo, Prambanan, Sleman.
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Sopir
Tanggal masuk rs : 6 september 2019
Tanggal pengkajian : 23 september 2019
Sumber informasi : Pasien
B. Keluhan utama
1. Keluhan utama saat masuk rumah sakit
(keluhan utama yang dirasakan atau dialami klien yang menyebabkan klien atau
keluarga mencari bantuan kesehatan/masuk rumah sakit)
Terdapat luka rembes, nyeri pada kaki kiri bekas operasi fraktur.
2. Keluhan utama saat pengkajian
(keluhan yang dirasakan oleh klien saat pengkajian dilakukan. Tanyakan pada klien
keluhan apa yang dirasakan, jika keluhan yang dirasakan klien lebih dari satu,
tanyakan keluhan yang sangat mengganggu klien)
Pasien mengeluh luka sedikit nyeri apabila kaki digerakkan, pasien juga mengeluh
badan tidak terasa nyaman dan rambut gatal karena tidak mandi sejak masuk rumah
sakit.
C. DIAGNOSA MEDIS
Osteomielitis kronis femur
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
(adalah kronologis dari penyakit yang diderita saat ini mulai awal hingga di bawa
ke rs secara lengkap. Tindakan apa saja yang sudah dilakukan oleh klien untuk
mengobati sakitnya sebelum ke rs)

8
Tn. A dibawa ke rumah sakit setelah terdapat luka rembes dan nyeri pada kaki
kirinya bekas operasai fraktur akibat kecelakaan 6 bulan lalu.

2. Riwayat kesehatan yang lalu


(tanyakan riwayat yang pernah dialami klien beberapa waktu sebelumnya.berapa
kali pernah sakit sebelum sakit yang sekarang? Bagaimana cara klien mencari
pertolongan? Apkakah klien pernah menderita sakit dm (diabetes mellitus). Ht
(hipertensi), tbc (tuberkulosis paru), kanker dan lain-lain)
Klien belum pernah dibawa ke rs sebelumnya. Klien tidak menderita sakit dm, ht,
tbc, kanker dan lain-lain.

3. Riwayat kesehatan keluarga


(tanyakan pada klien atau keluarga mengenai penyakit yang pernah diderita anggota
keluarga. Jika memungkinkan buatlah genogram atau gambaran garis keturunan
beserta penyakit yang pernah diderita terutama untuk penyakit-penyakit yang
sifatnya diturunkan atau penyakit menular)
Tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat penyakit yang sama. Klien juga
tidak menderita penyakit menurun, menular dan menahun.
E. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
1. Pola persepsi manajemen kesehatan
a. Pasien mengatakan sebelum sakit tidak pernah melakkan kunjungan ke pelayanan
kesehatan, belum pernah di rawat di rs sebelumnya dan belum pernah dioperasi
sebelumnya.
b. Pemeriksaan Fisik
1) (cephalocaudal) keluhan yang dirasakan: tidak ada
KU : Baik
GCS: E4 M5 V6
TD : 109/60 mmhg
N : 89 x/menit
S : 36,5°C
RR : 18x/menit

9
2) Integumen:

a) Inspeksi: tampak kotor dan berkeringat, terdapat luka operasi pada kaki
sebelah kiri dan terpasang x-fix

b) Palpasi: terasa lengket

3) Kepala:

a) Inspeksi: rambut tampak kotor banyak ketombe dan berminyak

b) Palpasi : rambut terasa lengket

4) Mata

Mata kanan kiri simetris, terdapat kotoran pada mata, tidak terdapat luka pada
mata, konjungtiva pucat, sklera mata jernih, refleks mata normal

5) Telinga

Telinga kanan kiri simetris, telingan tampak kotor, tidak terdapat luka pada
telinga

6) Hidung dan sinus

Hidung simetris, tidak terdapat luka, terdapat benjolan pada hidung, tidak ada
mucus atau cairan lain yang keluar dari hidung, hidung sedikit kotor, tidak ada
pernapasan cuping hidung

7) Mulut

Bibir sedikit kering, lidah tampak kotor, tidak terdapat lesi pada area mulut,
tidak ada pembengkakan pada gusi

8) Leher:

a) Inspeksi : tampak kotor dan berkeringat, tidak terdapat pembesaran kelenjar


tiroid

b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan benjolan, teraba lengket

9) Thorak/ jantung / paru:

a) I : tampak berkeringat, berdaki, simetris dan tidak ada kemerahan

b) P : terasa lengket, tidak ada nyeri tekan

c) P : suara paru pekak dan suara jantung sonor

10
d) A : suara paru vesikuler, jantung terdengar suara 1 lup, suara 2 dup dan tidak
ada suara tambahan
10) Abdomen:
a) I : tampak berkeringat, berdaki, bentuk simetris dan lesi
b) A : peristaltik usus normal 5x/menit
c) P : kulit teraba lengket, turgor baik, tidak ada nyeri tekan dan benjolan
d) P : suara thympani

11) Perkemihan:

a) I : tidak ada perdarahan dan pembesaran organ

b) A : tidak terdapat bunyi bruit/ bising

c) P : tidak ada nyeri tekan dan distensi kandung kemih

d) P : terdengar bunyi redup/dullness

12) Inguinal:

a) Inspeksi: tidak terdapat tonjolan jaringan lunak

13) Ekstremitas (termasuk keadaan kulit, kekuatan):

a) Inspeksi : keadaan kulit kotor, kuku kanan panjang dan kotor


terpasang x-fix dikaki kiri

b) Palpasi : teraba lengket dan terdapat nyeri tekan dikaki kanan


2. Pola metabolism nutrisi
a. Sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan menu yang berbeda beda dan porsi
yang tidak terlalu banyak. Selama sakit klien makan 3x sehari dengan porsi yang
tidak terlalu banyak. Terkadang pasien memesan makanan dari luar rs yang sesuai
dengan seleranya. Pasien minum setiap hari tidak sampai 1,5 liter.
b. Pasien tidak memiliki pantangan makan sebelum sakit maupun saat sakit
c. Pasien merasa bbnya sudah cukup
3. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit klien bab teratur dengan tekstur feses lunak warna kuning, saat ini
klien bab 3-4 hari sekali.
b. Klien bak 1-2x sehari selama sakit.
c. Pasien sebelum maupun saat sakit tidak memiliki gangguan dalam mengontrol bak
d. Sebelum dan saat sakit warna urin kuning bening
e. Pasien sebelum sakit bisa kekamar mandi sendiri namun saat sakit harus dibantu
11
4. Pola aktivitas latihan
a. Sebelum sakit klien sangat aktif dalam kegiatan dalam bekerja maupun di
masyarakat.
b. Aktivitas sebelum sakit diwaktu luang berolahraga taekwondo. Selama di rumah
sakit pasien hanya menjalankan aktivitas di atas tempat tidur.
5. Pola istirahat tidur
a. Sebelum sakit pasien tidur 2x sehari yaitu siang dan malam, klien tidur malam
pada pukul 22.00 dengan kualitas tidur yang baik. Saat ini pasien lebih sering
terbangun saat tidur pada malam hari dan tidur siang 2-3 jam perhari.
b. Pasien tidak pernah menggunakan obat tidur sebelum maupun saat sakit
6. Pola kognitif persepsi
a. Indra penglihatan: tidak memiliki masalah dan tidak menggunakan alat bantu
penglihatan
b. Indra pendengaran: tidak memiliki masalah dan tidak menggunakan alat bantu
pendengaran
c. Indra peraba bagian ekstermitas atas memiliki masalah pada bagian tangan kiri
yaitu dipasang pen dan tidak bisa ditekuk pada bagian pergelangan tangan. Pada
ekstermitas bagian bawah memiliki masalah pada kaki kiri yaitu dipasang x-fix
7. Pola persepsi diri konsep diri
a. Klien merasa saat ini dirinya sedang sedih dan tepuruk namun klien percaya
bahwa semua yang terjadi pada dirinya adalah kehendak allah swt dan klien
bersyukur masih diberikan umur.
8. Pola hubungan peran
a. Klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat dirumah.
b. Klien memiliki hubungan yang baik dengan perawat dan tenaga medis lainnya.
c. Genogram

Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Hubungan darah
12
: Klien
9. Pola hubungan seksual
a. Pasien tidak memiliki masalah disfungsi seksual sebelum maupun saat sakit
10. Pola koping toleransi
a. Saat sedang banyak pikiran klien menghadapinya dengan beribadah seperti berdoa,
dzikir dan sholawat.
11. Pola nilai kepercayaan
a. Pasien mempercayai bahwa sakit yang kini dialaminya adalah cara allah
menggugurkan dosa dosanya.
b. Pasien suku jawa, pasien tidak memiliki budaya kesehatan yang menyimpang

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah lengkap Hasil Nilai ujukan


Hemoglobin 12,7 g/dl 13.00-18.0
Hematocrit 39,4 % 40.0-54.0
Eritrosit 5.36 10 6/ul 4.60-6.00
Mcv 73,5 fl 80,0-94,0
Mch 23.7 pg 26,0-32,0
Mchc 32,2 g/dl 32,0-36,0
Rdw-sd 34,8 fl 35,0-45,0
Rdw-cv 13,2 % 11,5-14,5
Leukosit 20,37 10 3/ul 4,50-11,50
Netrofil 16.09 10 3/l 2.30-8.60
Limfosit 2.85 10 3/ul 1.62-5.37
Monosit 1.31 10 3/ul 0.30-0.80
Eosinofil 0.08 10 3/ul 0.00-0.20
Basofil 0.04 10 3/ul 0.00-0.010
Nrbc 0.0 10 3/ul 0.0-0.0
Ig 0.12 10 3/ul 0.00-1.00
Netrofil % 79.0% 50.0-70.0
Limfosit % 14.0% 18.0-42.0
Monosit % 6.4% 2.0-11.0
Eosinofil % 0.4% 1.0-3.0

13
Basofil % 0.2% 0.0-2.0
Nrbc% 0.00% 0.00-0.00
Ig 0.60% 0.00-10.00
Trombosit 487 x10 3/ul 150-450
Pdw 8.7 fl 9.3-16.0
Mpv 8.9 fl 7.2-10.4
Plateletcrit 0.4 % 0.0-1.0
-lcr 14.9% 15.0-25.0

G. TERAPI FARMAKOLOGI

No Nama obat Dosis dan interval Rute


1 Clyndamisin 300 mg/6 jam Po
2 Cypofloxacin 400 mg/12 jam Iv

14
H. PENGELOMPOKAN DATA SENJANG
Data subjektif Data objektif
1. Pasien mengatakan belum mandi 1. Rambut pasien tampak kotor
sejak masuk RS karena tidak banyak ketombe
bisa jalan sendiri ke kamar 2. Tubuh pasien sedikit berbau tidak
mandi sedap
2. Pasien mengatakan tidak nyaman 3. Tubuh pasien tampak kotor dan
karena tidak mandi dan kepala berkeringat
gatal 4. Pasien tampak kesusahan untuk
3. Pasien mengatakan sudah 3 hari membuka dan memakai baju
tidak mengganti baju karena tidak dengan mandiri
bisa melepas dan memakai 5. Pasien tampak lebih sering
pakaian sendiri berbaring di tempat tidur
4. Pasien mengatakan belum gosok 6. Pasien tampak terpasang x-fix pada
gigi sejak masuk RS kaki kirinya
5. Klien mengatakan terkadang
merasakan nyeri pada kaki kiri
bekas luka operasinya jika x-fix
mengenai kulit
P : nyeri pada kaki kiri bekas
operasi
Q : senut-senut
R : kaki sebelah kiri
S:4
T : hilang timbul (nyeri saat
bergerak
Nyeri sejak 6 bulan lalu
6. Pasien mengatakan aktivitasnya
hanya di tempat tidur dan dibantu
ketika ada keluarga yang datang

15
I. ANALISA DATA
TANGGAL DATA ETIOLOGI PROBLEM
23 september DS : Keterbatasan Defisit perawatan
2019 - Klien mengatakan belum anggota gerak diri: mandi
mandi sejak masuk RS
karena tidak bisa jalan
sendiri ke kamar mandi
- Klien mengatakan tidak
nyaman karena tidak mandi
dan kepala gatal
- Pasien mengatakan belum
gosok gigi sejak masuk RS
DO :
- Tubuh pasien
sedikit berbau tidak
sedap
- Rambut pasien
tampak kotor banyak
ketombe

23 september DS : Keterbatasan Defisit Perawatan


2019 - Pasien mengatakan sudah 3 anggota gerak Diri: Berpakaian
hari tidak mengganti baju
karena tidak bisa melepas
dan memakai pakaian sendiri
DO :
- Pasien tampak
kesusahan untuk
membuka dan
memakai baju dengan
mandiri

23 september DS : Agen Cidera Nyeri kronik


2019 • Klien mengatakan Fisik
terkadang merasakan
nyeri pada kaki
kiri bekas
luka operasinya jika x- fix
mengenai kulit
P : nyeri pada kaki kiri
bekas operasi

16
Q : senut-senut
R : kaki sebelah kiri
S:4
T : hilang timbul (nyeri saat
bergerak)
Nyeri sejak 6 bulan lalu
23 september DS : Penurunan Hambatan Mobilitas
2019 - Pasien mengatakan kekuatan otot Fisik
aktivitasnya hanya di tempat
tidur dan dibantu ketika ada
keluarga yang datang
DO :
- Pasien tampak lebih sering
berbaring di tempat tidur
- Pasien tampak terpasang
x-fix pada kaki kirinya

17
J. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI


KEPERAWATAN
1. Selasa, 24 Setelah dilakukan Memandikan 1. Mengetahui
september 2019 tindakan (1610) kemampuan
Defisit perawatan keperawatan selama 1. Kaji klien untuk
diri: mandi 3x24 jam diharapkan kemampuan mandi
berhubungan masalah defisit mandi pasien 2. Untuk
dengan kelemahan perawatan diri: 2. Monitor memantau
mandi pasien mampu fungsi kemampuan
mempertahankan kemampuan klien
kebersihan diri saat mandi 3. Untuk
dengan kriteria hasil 3. Bantu memberikan
Perawatan diri: memandikan kenyamanan
mandi (0301) : pasien sesuai pada klien
1. Mempertahankan kebutuhan 4. Membantu
kebersihan tubuh menggunaka pasien untuk
2. Mencuci tubuh n air bersih mandi
bagian atas dan alat
3. Mencuci tubuh mandi yang
bagian bawah telah
4. Mengeringkan tersedia
badan 4. Kolaborasi
dengan

keluarga untuk
membantu
memandikan
pasien

18
2. Defisit perawatan Setelah dilakukan Bantuan 1. Mengetahui
diri: berpakaian tindakan perawatan diri tingkat
berhubungan keperawatan selama berpakaian pengetahuan
dengan kelemahan 3x24 jam diharapkan (1802) pasien dalam
masalah defisit 1. Kaji berpakaian
perawatan diri: kemampuan 2. Mempermudah
berpakaian teratasi pasien dalam pasien untuk
dengan kriteria hasil: berpakaian berpakaian
Perwatan diri 2. Memberikan 3. Merapikan
berpakaian (0302) bantuan penampilan
1. Melepas berpakaian pasien
pakaian bagian sesuai 4. Agar pasien
atas kebutuhan nyaman dalam
2. Melepas 3. Fasilitasi berpakaian
pakaian bagian pasien untuk 5. Mempermudah
bawah menyisir pasien untuk
3. Memakai rambut mengganti
pakaian bagian 4. Jaga privasi pakaian
atas pasien saat
4. Memakai berpakaian
pakaian bagian 5. Kolaborasi
bawah dengan
keluarga
untuk
memberikan
bantuan pada
pasien

19
K. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
24 september Defisit perawatan diri: Jam 09.00 Tanggal 24
2019 mandi berhubungan 1. Mengkaji
september 2019
dengan keterbatasan
kemampuan
anggota gerak Jam 10.45
mandi pasien
S:
Jam 10.15
- Pasien
1. Memonitor fungsi
mengatakan lebih
kemampuan saat
segar dan nyaman
mandi
O:
2. Membantu - Pasien tampak
memandikan pasien lebih segar
sesuai kebutuhan - Rambut pasien
menggunakan air tambak lebih
bersih dan alat bersih
mandi yang telah - Pasien sudah tidak
tersedia ada bau pada
badan
3. Membantu
- pasien belum
membersihkan gigi
mampu mencuci
dan mulut
badan bagian atas,
mencuci badan
bagian bawah dan
mengeringkan
badan masih
dibantu perawat

20
24 september Defisit perawatan diri: Jam 09.07 Tanggal 24
2019 berpakaian berhubungan
1. Mengkaji september 2019
dengan keterbatasan
anggota gerak kemampuan Jam 10.45
berpakaian pasien S:
- Pasien
Jam 10.30
1. Membantu mengatakan lebih
melepas pakaian nyaman bajunya
atas dan bawah
diganti
pasien
2. Membantu O:
mengenakan - Pasien tampak
pakaian atas dan lebih segar dan
bawah pasien
tidak lengket
- Pasien sudah
tidak ada bau
pada badan
- Tubuh atas dan
bawah pasien
tampak bersih
- Melepas dan
memakai baju
atas maupun
bawah pasien
masih dibantu
perawat

21
25 september Defisit perawatan diri: Jam 09.55 Tanggal 25
2019 mandi berhubungan 1. Membantu
september 2019
dengan keterbatasan membersihkan gigi
anggota gerak dan mulut Jam 10.30
S:
- Pasien
mengatakan
mulut terasa
enak dan segar
O:
- Gigi pasien
tampak bersih
26 september Defisit perawatan diri: Jam 10.00 26 september 2019
2019 mandi berhubungan 1. Membantu
Jam 11.20
dengan keterbatasan memandikan pasien
anggota gerak ditempat tidur S:
- Pasien
mengatakan
badannya terasa
segar
O:
- Berbau wangi
dan tidak
lengket
- Tubuh atas dan
bawah pasien
tampak bersih
- Pasien belum
mampu mencuci
badan bagian atas,
mencuci badan
bagian bawah dan
mengeringkan
badan masih
dibantu perawat

22
26 september Defisit perawatan diri: Jam 10.30 Tanggal 26
2019 berpakaian berhubungan 1. Membantu melepas
september 2019
dengan keterbatasan pakaian atas dan
anggota gerak bawah Jam 10.45
2. Membantu S:
mengenakan - Pasien
pakaian atas dan
bawah pasien mengatakan enak
bajunya tidak bau
badan
O:

23
- Pasien tampak
lebih segar
- Pasien sudah tidak
ada bau pada badan
- Melepas dan
memakai baju
atas maupun
bawah pasien
masih dibantu
perawat

EVALUASI SOAP
Dx: Defisit Perawatan Diri: Mandi Berhubungan Dengan Kelemahan
Tanggal 26 september 2019
Jam 10.45
S:
- Pasien mengatakan lebih segar dan nyaman
O:

- Pasien tampak lebih segar


- Rambut pasien tambak lebih bersih
- Pasien sudah tidak ada bau pada badan

- Badan pasien tampak bersih dan tidak lengket


- Tubuh atas dan bawah pasien tampak bersih
- Pasien belum mampu mencuci badan bagian atas, mencuci badan bagian bawah dan
mengeringkan badan masih dibantu perawat
A:
- Masalah defisit perawatan diri: mandi teratasi sebagian P
:
- Lanjutkan intervensi
- bantu pasien dalam mempertahankan kebersihan dirinya

Ttd
(nama perawat)

24
Dx: Defisit Perawatan Diri: Berpakaian Berhubungan Dengan Kelemahan
Tanggal 26 september 2019
Jam 10.45
S:
- Pasien mengatakan lebih nyaman bajunya diganti
O:
- telah mengganti pakaian pasien pada jam 10.45
- Pasien tampak lebih segar
- Pasien sudah tidak ada bau pada badan
- Melepas dan memakai baju atas
maupun bawah pasien masih dibantu
perawat
A:
- Masalah defisit perawatan diri: berpakaian teratasi sebagian

25
P:
- Lanjutkan intervensi
- Bantu pasien dalam mempertahankan kebersihan dirinya

Ttd
(nama perawat)

26
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn.A dengan masalah Defisit
Perawatan Diri: Mandi selama 2 hari, yaitu pada tanggal 24 dan 26 September 2019.
Pengkajian Keperawatan pada Tn.A dengan masalah pemenuhan kebutuhan
perawatan diri yaitu dengan mengkaji kebersihan diri klien dengan cara memantau
kebersihan diri klien. sehingga dapat digunakan untuk mendukung diagnosa yang
berhubungan dengan masalah defisit perawatan diri: mandi. Pada diagnosa
keperawatan, untuk menentukan diagnosa keperawatan pada Tn.A dengan masalah
pemenuhan kebutuhan perawatan diri ditemukan 2 diagnosa Keperawatan yang
muncul antara lain : Defisit Perawatan Diri : Mandi berhubungan dengan
keterbatasan anggota gerak dan defisit perawatan diri: berpakaian berhubungan
dengan keterbatasan anggota gerak.

B. SARAN

Dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan, pengetahuan dan


pemahaman tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah pemenuhan
kebutuhan perawatan diri penulis menekankan pentingnya mengatasi atau
mengurangi masalah defisit perawatan diri : mandi dan defisit perawatan diri :
berpakaian karena dengan mengatasi atau mengurangi masalah defisit perawatan
diri : mandi diharapkan kebersihan diri pada pasien dapat terpenuhi dengan baik.

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Menjalin hubungan kerjasama yang baik antara perawat dengan tim


kesehatan lainnya sangat diperlukan untuk membantu kesembuhan,
meningkatkan kesehatan klien dan agar menggunakan waktu seefisien dan
seefektif mungkin dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien.

2. Bagi Keluarga

Keluarga atau orang terdekat harus memberikan motivasi dan membantu pasien
dalam perawatan diri pasien.

27
DAFTAR PUSTAKA

Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa: Yogyakarta.


Bulechek, Butcher, Dochterman & Wagner. 2015. Nursing Intervention. Oxford:Willey-
Blackwell
Damaiyanti. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama
Depkes, R. 2000 . Keperawatan Jiwa: Teori dan Tindakan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Depkes
RI
Hafid, Muh. Anwar. 2009. Hubungan Kecemasan Keluarga Berhubungan dengan Pelaksanaan
Fungsi Keluarga Penderita Gangguan Jiwa di Gawat Darurat BPRS DADI Makasar.
Jurnal. Makasar
Herdman,T.H. 2015. Nursing Diagnoses Definitions and Classification. Oxford:Willey-
Blackwell
Moorhead, Johnson, Maas & Swanson. 2015. Nursing Outcomes Classification.
Oxford:Willey- Blackwell
Pinedendi, N. 2016. Pengaruh penerapan Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri
Terhadap Kemandirian Personal Hygiene pada Pasien di RSK Prof. F.L
Ratumbuysang.
Puspitasari, Alisa Miradi.2016.Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Fraktur Femur Di
Ruang Seruni RSD Dr Soebandi.Program Profesi Ners.Ilmu Keperawatan.Universitas
Jember

28

Anda mungkin juga menyukai