Anda di halaman 1dari 2

Manifestasi klinis

Tiga gejala umum asma adalah batuk, dispnea, dan mengi. Pada beberapa keadaan,
batuk mungkin merupakan satu-satunya gejala. Serangan asma seringkali terjadi pada malam
hari. Penyebabnya tidak dimengerti dengan jelas, tetapi mungkin berhubungan dengan variasi
sirkadian, yang mempengaruhi ambang reseptor jalan nafas.

Serangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak dalam dada,
disertai dengan batuk dan rasa sesak dalam dada, disertai dengan pernapasan lambat, mengi,
laborius. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi, yang mendorong
pasien untuk mendorong pasien untuk duduk tegak dan menggunakn setiap otot-otot aksesori
pernapasan. Jalan nafas yang tersumbat menyebabkan dispnea. Batuk awalnya susah dan
kering tetapi segera menjadi lebih kuat. Sputum, yang terdiri atas sedikit mukus mengandung
gelatinosa bulat, kecil yang dibatukkan dengan susah payah. Tanda selanjutnya termasuk
sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat, dan gejala-gejala retensi karbondioksida, termasuk
berkeringat, takikardi, dan pelebaran tekanan nadi.

Serangan asma dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam dan dapat
hilang secara spontan. Meski serangan asma jarang yang fatal, kadang terjadi reaksi kontinu
yang lebih berat yang disebut “status asmatikus”. Kondisi ini merupakan yang mengancam
hidup.

Reaksi yang berhubungan lainnya yang dapat menyertai asma trmasuk ezkema, ruam,
dan edema temporer. Serangan asmatik dapat terjadi secara periodik setelah pemajanan
terhadap alergen spesifik, obat-obat tertentu, latihan fisik, dan kegairahan emosional.

(Keperaawatan medikal bedah Brunner & Suddarth)

Tanda dan Gejala Asma

Gambaran klinis asma klasik adalah serangan episodik batuk, mengi, dan sesak napas. Pada
gejala awal sering gejala tidak jelas seperti rasa berat di dada, dan pada asma alergik mungkin
disertai pilek atau bersin. Meskipun pada mulanya batuk tanpa disertai sekret, tetapi pada
perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih
kadang-kadang purulen. Ada sebagian kecil pasien asma yang gejalanya hanya batuk tanpa
disertai mengi, dikenal dengan istilah cough variant asthma. bila dicurigai seperti itu maka
perlu dilakukan pemeriksaan spirometri sebelum dan sesudah bronkodilator atau uji
provokasi bronkus dengan metakolin (Sundaru, 2001).

Gejala dan tanda penyakit asma sangat beragam dari satu pasien ke pasien lain, dan sangat
individual dari waktu ke waktu. Asma dicirikan dengan adanya wheezing episodik, kesulitan
bernapas, dada sesak, dan batuk. Frekuensi gejala asma sangat bervariasi. Beberapa pasien
mungkin hanya mengalami batuk kering kronis dan yang lain mengalami batuk yang
produktif. Beberapa pasien memiliki batuk yang tidak sering, serangan asma mendadak dan
lainnya dapat menderita gejala itu hampir secara terus-menerus. Frekuensi gejala asma
mungkin semakin buruk di malam hari; variasi sirkadian pada tonus bronkodilator dan
reaktivitas bronkus mencapai titik terendah antara jam 3-4 pagi, meningkatkan gejala-gejala
dari bronkokontriksi (Tierney dkk, 2002).

Asma pada anak, menurut dokter Emma, akan muncul dengan gejala sesak napas, mengi
atau napas berbunyi, nyeri dada, napas cepat, napas pendek-pendek, sulit bicara, biru-biru
di sekitar mulut atau disebut sianosis, ancaman berhenti napas, bahkan kematian. "Jangan
tunda sampai mulutnya kebiruan pada anak balita," katanya dalam acara "You Can Control
Your Asthma" di Rumah Sakit Persahabatan.

Anda mungkin juga menyukai