Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

LOW BACK PAIN (LBP) DI RUANG TERATAI


RSUD AMBARAWA

Disusun oleh :

GABRELLA SINTA DEWI

1701019

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019
1. PENGERTIAN
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan
sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki.
(Harsono, 2010)
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam merawat
pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya
tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan
pasien.
Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis
walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah
kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara).
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis
dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,2012).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah
nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya
otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus,kelemahan
otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

2. ETIOLOGI
Nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah
muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen
lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakang,
masalah diskus intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai). Penyebab lainnya
meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma
abdominal dan masalah psikosomatik. kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan
muskuloskeletal akan diperberatoleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya
tidak dipengaruhi oleh aktifitas. (Brunner,2012).
Etiologi nyeri punggung bermacam – macam, yang paling banyak adalah penyebab
sistem neuromuskuloskeletal. Disamping itu LBP dapat merupakan nyeri rujukan dari

2
gangguan sistem gastrointestinal, sistem genitorinaria atau sistem kardiovaskuler. Proses
infeksi, neoplasma dan inflasi daerah panggul dapat juga menimbulkan LBP.
Penyebab sistem neuromuskuloskeletal dapat diakibatkan beberapa faktor :
a. Otot
b. discus intervertebralis
c. sendi apofiseal, anterior, sakroiliaka
d. kompresi saraf / radiks
e. metabolic
f. psikogenik
g. umur (Dachlan, 2009).

Nyeri punggung dapat disebabkan oleh berbagai kelaianan yang terjadi pada
tulang belakang, otot, discus intervertebralis, sendi, maupun struktur lain yang
menyokong tulang belakang. Kelainan tersebut antara lain:

a. kelainan kongenital / kelainan perkembangan, seperti spondylosis dan


spondilolistesis, kiposcoliosis, spina bifida, ganggguan korda spinalis
b. trauma minor, seperti regangan, cedera whiplash
c. fraktur, seperti traumatik misalnya jatuh, atraumatik misalnya osteoporosis,
infiltrasi neoplastik, steroid eksogen
d. hernia discus intervertebralis
e. degeneratif kompleks diskus misalnya osteofit, gangguan discus internal, stenosis
spinalis dengan klaudikasio neurogenik, gangguan sendi vertebra, gangguan sendi
atlantoaksial misalnya arthritis rheumatoid
f. arthritis spondylosis, seperti 11 artropati facet atau sacroiliaka, autoimun misalnya
ankylosing spondilitis, sindrom reiter
g. neoplasma, seperti metastasisi, hematologic, tumor tulang primer
h. infeksi / inflamasi, seperti osteomyelitis vertebral, abses epidural, sepsis discus,
meningitis, arachnoiditis lumbal.
i. metabolik osteoporosis – hiperparatiroid
j. vaskuler aneurisma aorta abdominalis, diseksi arteri vertebral

3
k. lainnya, seperti nyeri alih dari gangguan visceral, sikap tubuh, psikiatrik, sindrom
nyeri kronik.

3. MANIFESTASI KLINIS
a. Perubahan dalam gaya berjalan.
 Berjalan terasa kaku.
 Tidak bias memutar punggung.
 Pincang.
b. Persyarafan
Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi
pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang
tidak dirangsang.
c. Nyeri.
 Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
 Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
 Nyeri otot dalam.
 Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
 Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
 Nyeri pada pertengahan bokong.
 Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.

4. PATOFISIOLOGI /PATHWAY
a. Patofisiologi
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi
sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai
system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi
oleh sejumlah factor dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan
terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat
nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain.
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons
hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana stimuli
4
tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan jaras multi
arah yang kompleks. Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada
kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah local. Sejumlah substansi yang
dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri meliputi histamin, bradikinin,
asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin dimana zat tersebut yang dapat
meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin.
Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi
nyeri adalah endorfin dan enkefalin yang ditemukan dalam konsentrasi yang kuat
dalam system saraf pusat. Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat
memproses sensori, dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system
assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri
yang terletak dalam kulit dan organ internal.Proses nyeri terjadi karena adanya
interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri. Patofisiologi Pada sensasi nyeri
punggung bawah dalam hal ini kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah
batang yang elastik yang tersusun atas banyak unit vertebrae dan unit diskus
intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen
dan otot paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan
fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang
maksimal terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan
menyerap goncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh
membantu menstabilkan tulang belakang. Diskus intervertebralis akan mengalami
perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun
atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago
yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab
nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6, menderita stress
paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau kerusakan
sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis
spinalis, yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.

5
b. Pathway

Perubahan postur tubuh biasanya

karena trauma primer dan sekunder

Usia lansia
obesitas

Trauma sekunder seperti : adanya


Fibrokartilago padat Trauma primer seperti : trauma secara Kelebihan beban
penyakit HNP, osteoporosis,
dan tak teratur spontan, contohnya kecelakaan lumbalsakral
spondilitis, stenosismspinal,
spondilitis, osteoartritis

Stress mekanisme diskus Pembentukan kurva


lumbal bawah lumbal abnormal
Kontraksi punggung

Rusaknya
Perubahan degenerasi berat Terdesaknya otot para vetebra pembungkus saraf

Herniasi nucleus purposus Tulang belakang menyerap goncangan ventrikal


Hiperalgesia sekunder pada
neuron di sekitar lesi pada
Terjadi perubahan struktur dengan diskus susun resko lumbal sekral
Penekana akar syaraf ketika
keluar dari kanalis spinalis atas fibri fertilago dan matrik gelatinus

Nyeri punggung bawah


(low back pain)

MK : Gangguan
Mobilitas Fisik MK: nyeri

6
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Neurofisiologik
 Electromyography (EMG)
Digunakan untuk mengevaluasi penyakit serabut saraf tulang saraf (radikulopati)
 Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan
elektrofisiologik tidak dianjurkan
b. Radiologik
 Foto polos.
 Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita LPB
 Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.
 Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)
 Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan
 Discography tidak direkomendasikan pada LPB oleh karena invasive
c. Laboratorium
 Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor rematoid,
fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)
 Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri
 Likuor serebrospinal (atas indikasi)

6. KOMPLIKASI
 Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).
 Osteoporosis.
 Depresi.
 Stress

7. PENATALAKSANAAN
A. Penata Laksanaan Keperawatan.
a. Informasi dan edukasi.
b. Pengurangan stress dan relaksasi
c. Posisi pasien dibuat sedemikan rupa, sehingga flesi lumbal leboh besar yang dapat
mengurangi tekanan pada tekanan saraf lumbal
7
d. Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi yeri, spasme otot, terapi bisa
meliputi terapi pendinginan, pemanasan sinar intra merah, kompres lembab
hangat, gelombang ultra, diartemi dan traksi.
e. LPB : psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal), latihan
kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan
aktivitas.
B. Medis
a. Formakoterapi.
 LPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat),
injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
 LPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin,
karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin),
opioid (kalau sangat diperlukan)
b. Invasif non bedah
 Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
 Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah
yang intractable)
c. Bedah
 Terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri berat/intractable /
menetap / progresif.
 Defisit neurologik memburuk.
 Sindroma kauda.
 Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurologik dan
radiologik

8
8. PENGKAJIAN
 Anamnesa
a. Identitas
nama, umur jenis kelamin, agama, suku, bangsa, alamat.
b. Keluhan utama
biasanya pasien mengatakan nyeri punggung akut maupun kronis lebih
dari 2 bulan, nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit, nyeri
menyebar ke bagian bawah belakang kaki.
c. Riwayat kesehatan sekarang
tanyakan pada klien sejak kapan keluhan di rasakan, kapan timbulnya
keluhan (apakah menetap atau hilnag timbul), hal apa yang mengakibatkan
terjadinya keluhan, apa saya yang di lakukan untuk mengurangi keluhan
yang di rasakan, tanyakan pada klien apakah klien sering mengkonsumsi
obat tertentu atau tidak.
d. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan pada klien apakah klien dulu pernah menderita penyakit yang
sama sebelumnya, apakah klien pernah mengalami kecelakaan atau
trauma, apakah klien pernah menderita penyakit gangguan tulang atau otot
sebelumnya
 Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
b) Pemeriksaan persistem
c) System persepsi dan sensori (pemeriksaan pasca indera : penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecapan, perasa)
d) System persarafan (pemeriksaan neurologic)
e) System pernafasan
(nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas)
f) System kardiovaskular
(nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)
g) System gastrointestinal

9
(nilai kemampuan menelan, nafsu makan, minum, periataltic dan
eliminasi)
h) System integument
(nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien)
i) System reproduksi
j) System perkemihan
(nilai frekuensi bak, warna, bau, volume)

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme otot
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

10. INTERVENSI KEPERAWATAN


No Kriteria hasil NOC Intervensi NIC
dx
1 Setelah di lakukan tindakan - Lakukan pengkajian nyeri
keperawatan selama 2x24 jam , komprehensif meliputi lokasi,
nyeri klien berkurang. karakterisktik, durasi, frekuensi,
Dengan kriteria hasi : kualitas atau beratnya nyeri
- Nyeri yang dilaporkan - Dorong pasien untuk memonitor
- Ekspresi nyeri wajah nyeri dan menangani nyeri
- Tanda dan gejala nyeri dengan tepat
- Panjangnya episode nyeri - Alihkan perhatian pasien untuk
- Ketidaknyamanan mengurangi nyeri
pergerakan - Batasi aktivitas klien sesuai
- Tindakan-tindakan dengan kebutuhan
pencegahan nyeri - Berikan obat sesuai indikasi
- Klien merasakan - Ajarkan teknik untuk
berkurang atau hilangnya mengurangi nyeri
nyeri - Berikan informasi mengenai
nyeri seperti penyebab nyeri,

10
berapa lama dan
ketidaknyamanan prosedur
2 Tujuan : setelah di lakukan - Memantau secara kontinu
keperawatan tindakan selama mobilitas akan menentukan
2x24 jam maka masalah mobilitas aktivitas pasien
fisik akan teratasi dengan kriteria - Bantu pasien mengubah posisi
hasil : secara perlahan
- Pasien menunjukan - Ajarkan pasien cara yang tepat
kembalinya mobilitas turun dari tempat tidur dengan
fisik nyeri yang minimal
- Kembali aktivitas - Bantu klien untuk
semula secara bertahap mengidentifikasi aktifitas yang di
- Menghindari posisi inginkan
yang mengakibatkan - Sampaikan dan ingatkan pasien
ketidaknyamanan dan untuk tidak melakukan gerakan
spasme otot memutar yang berlebihan.
- Pasien dapat
melakukan aktivitas
rutin

11
DAFTAR PUSTAKA

Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 12 Februari 2012.

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal 12
Februari 2012

Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002

Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia,
2000

12

Anda mungkin juga menyukai