Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL

PERSEPSI IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRABUMULIH

DI SUSUN OLEH

NAMA : VARAS VINANDA

NIM : 11.028

DOSEN PEMBIMBING : Dr. H. Edward Martin, MM

YAYASAN DARUL MA'ARIF AL-INSAN

AKADEMI KEBIDANAN RANGGA HUSADA

PRABUMULIH

2019
KATA PENGANTAR

HALAMAN

DAFTAR ISI i

BAB 1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Tujuan Umum 3

2) Tujuan Khusus 3

Manfaat Penelitian 3

Relevansi 4

BAB 2 LANDASAN TEORI 5

Konsep Persepsi 5

Konsep ASI Eksklusif 6

Kerangka Konseptual 11
BAB 3 METODE PENELITIAN 12

3.1 Desain Penelitian 12

3.2 Kerangka Kerja 12

Identifikasi variabel 13

Definisi Operasional 14

Sampling Desain 15

Populasi 15

Sampel 15

Sampling 15

Pengumpulan Data 15

1) Instrument 15

Tempat dan Waktu 16

Analisa Data 16

Etika Penelitian 16

1) Informed consent 16

2) Anonimity 17

Confidentiality 17
Keterbatasan 17

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN :

1. Formulir Persetujuan Penelitian 20

2. Lembar Kuesioner 21
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asi (Air Susu Ibu ) merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi serta

mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang

dibuat manusia ataupun susu hewan, seperti susu sapi. ASI mengandung lebih dari

200 unsur- unsur pokok antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin,

mineral, faktor pertumbuhan , hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih.

Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang antara satu dengan yang

lainnya.

Pada waktu lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum dapat

membentuk kekebalan sendiri secara sempurna . ASI mampu memberikan

perlindungan baik secara aktif maupun pasif, ASI tidak saja menyediakan

perlindungan yang unik terhadap infeksi dan alergi, tetapi juga merangsang sisitem

kekebalan bayi itu sendiri. Dengan adanya zat kekebalan ini bayi ASI eksklusif akan

terhindar dari berbagai macam infeksi atau penyakit.

Umumnya komposisi ASI disesuaikan dengan kecepatan tumbuh untuk

mencapai berat badan lahir sebanyak dua kali lipat pada usia 3 – 4 bulan. Bayi
manusia sendiri termasuk kelompok bayi yang pada waktu lahir masih sangat belum

matang sehingga tergantung penuh pada orang tua. Untuk perawatan serta untuk

kelangsungan hidupnya diperlukan waktu sekitar 4 – 4,5 bulan agar berat badan

dapat digandakan 2 kali berat lahirnya. Ini merupakan salah satu alasan mengapa

ASI eksklusif harus diberikan pada bayi usia 0 – 4 bulan, bahkan pada tahun 1999,

setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF bersama World Health Assembly

(WHA) memberikan klarifikasi tentang rekomendasi, bahwa ASI eksklusif dapat

diberikan sampai usia 6 bulan (Utami Roesli, 2000;3).

Pencapaian ASI eksklusif hingga saat ini belum menggembirakan, dari

penelitian terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek (1995), diperoleh fakta bahwa yang

memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu

tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-

ibu tersebut tak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan

70,4% ibu tak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif (Utami Roesli,

2000;2). Di Puskesmas Nglegok Kabupaten Blitar jumlah ibu menyusui pada tahun

2000 sebanyak 5329 orang, tetapi yang memberikan ASI Eksklusif hanya 792 orang.

Sebenarnya menyusui, khususnya yang secara eksklusif merupakan cara

pemberian makan bayi yang alamiah, dan ini oleh ibu-ibu dianggap hal biasa yang

tidak perlu diketahui atau dipelajari, padahal ASI khususnya ASI eksklusif adalah

suatu ilmu yang relatif baru, sehingga masih harus dipelajari dan dikembangkan.

Kurangnya informasi dan bahkan seringkali ibu-ibu mendapatkan informasi yang

salah tentang pemberian ASI eksklusif mengakibatkan muncul berbagai macam

persepsi, hal ini akan lebih menambah kompleks permasalahan penggalakan ASI
eksklusif. Persepsi yang salah tentunya akan berefek terhadap perilaku yang salah

pula.

Berdasar permasalahan diatas diprioritaskan program Peningkatan

Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) , karena dampaknya yang luas terhadap status gizi

dan kesehatan Balita. Program prioritas ini berkaitan juga dengan dengan

kesepakatan global antara lain: Deklarasi Innocenti (Italia) tahun 1990 tentang

perlindungan, promosi, dan dukungan terhadap penggunaan ASI. Disepakati pula

untuk pemberian ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun 2000. Konferensi Tingkat

Tinggi tentang kesejahteraan anak tahun 1990 salah satu kesepakatannya adalah

semua keluarga mengetahui arti penting mendukung wanita dalam tugas

pemberian ASI saja untuk 4 – 6 bulan pertama kehidupan anak dan memenuhi

kebutuhan makanan anak berusia muda pada tahun-tahun rawan (Utami Roesli,

2000;4). Pada peringatan Pekan ASI sedunia tahun 1999, telah dicanangkan kembali

Gerakan Masyarakat peduli ASI pada tanggal 2 Agustus oleh Presiden RI.

Sampai sekarang ini kalangan medis maupun pemerintah memang sedang

gencar-gencarnya mengkampanyekan penggunaan ASI Eksklusif, hal ini dilakukan

karena masih banyak persepsi-persepsi yang cenderung keliru tentang pemberian

ASI eksklusif, menyadari akan hal ini maka perlu dilakukan penelitian tentang

bagaimana persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif, sehingga hasil penelitian

ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk para perawat

dalam meningkatkan Asuhan keperawatan pada ibu menyusui terutama dalam hal

meluruskan persepsi yang salah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif ?

Apakah faktor usia berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif ?

Apakah faktor pendidikan berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang pemberian ASI

Eksklusif ?

Apakah faktor lingkungan berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang pemberian ASI

Eksklusif ?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

Untuk menggambarkan persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.

2) Tujuan Khusus

Untuk mengidentifikasi seberapa jauh usia berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang

pemberian ASI Eksklusif.

Untuk mengidentifikasi seberapa jauh pendidikan berpengaruh terhadap persepsi ibu

tentang pemberian ASI Eksklusif.

Untuk mengidentifikasi seberapa jauh lingkungan berpengaruh terhadap persepsi ibu

tentang pemberian ASI Eksklusif.

1.4 Manfaat Penelitian


1) Dapat digunakan untuk menggambarkan persepsi ibu tentang pemberian ASI

Eksklusif.

2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meluruskan persepsi

ibu yang salah dalam pemberian ASI Eksklusif.

3) Dapat memberi informasi bagi peneliti berikutnya.

4) Dapat digunakan sebagai sarana untuk menyusun strategi yang tepat dalam

pelaksanaan penggalaan pemberian ASI Eksklusif.

1.5 Relevansi

Menyusui adalah suatu proses alamiah, yang sudah dilakukan oleh ibu-ibu

sejak jaman dahulu. Namun demikian menyusui khususnya yang secara eksklusif

seringkali kurang mendapat perhatian, Hal ini disebabkan kurang adanya informasi,

bahkan ibu-ibu sering mendapatkan informasi yang salah tentang manfaat ASI

Eksklusif. Informasi yang salah akan menimbulkan persepsi yang bermacam-macam.

Oleh karena itu perawat harus berusaha meluruskan berbagai macam persepsi ini

melalui Asuhan Keperawatan Ibu Menyusui, sehingga timbul persepsi yang sama dan

tentunya dengan persepsi yang sama diharapkan akan merubah perilaku ibu tentang

pemberian ASI Ekslusif.


BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan disajikan tentang konsep dasar persepsi, ASI Eksklusif dan

kerangka konseptual. Konsep dasar persepsi meliputi pengertian persepsi, proses

terjadinya persepsi, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi, salah persepsi

dan bentuknya. Konsep dasar ASI Eksklusif meliputi pengertian ASI Eksklusif, tujuan

pemberian ASI Eksklusif, prosedur pemberian ASI Eksklusif, dan manfaat ASI Eksklusif.

2.1 Konsep dasar persepsi

1) Pengertian persepsi
Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia

yang akan menunjukkan bagaiman kita melihat, mendengar, merasakan,

memberi,serta meraba sesuatu yang ada disekitar kita (Widayatun,

1999;110).

Wiliam James mengatakan, persepsi adalah suatu pengalaman yang

terbentuk berupa data-data yang didapat melalui indra , hasil pengolahan

otak dan ingatan.

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

pesan (Rakhmat,2000;51).

2) Proses terjadinya persepsi (Widayatun, 1999;111)

Adanya obyek/stimulus yang ditangkap oleh panca indra, kemudian

stimulus/obyek tadi dibawa ke otak, dari otak muncul respon yang akan

dikembalikan ke indra dan muncul sebagai persepsi/tanggapan.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi (Widayatun, 1999;115)

Cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan dan pendidikan

Faktor Ipoleksosbud Hankam

Faktor usia

Faktor kematangan

Faktor lingkungan sekitar


Faktor pembawaan

Faktor fisik dan kesehatan

Faktor proses mental

4) Salah persepsi dan bentuk-bentuknya

Ilusi : ada obyek tapi dikualifikasi salah

Halusinasi adalah kondisi persepsi dengan tidak adanya obyek (salah persepsi

terhadap obyek)

Delusi adalah adanya obyek disekitar individu tapi ditanggap salah

Osilasi adalah salah persepsi karena perhatian yang beralih baik dengan ada

obyek maupun tidak.

Stereotipy adalah persepsi yang salah karena praduga yang miring atau buruk

terhadap individu yang lebih sering diambil secara umum.

2.2 Konsep dasar ASI Eksklusif

1) Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

hanya diberi ASI saja pada usia 0 – 4 / 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain

seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, , biskuit, bubur nasi, dan

nasi tim (Utami Roesli, 2000;3).


ASI Eksklusif adalah bahwa hanya ASI saja makanan yang diberikan pada bayi

usia 0 – 4 bulan (Suryanah,1996;61).

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI (Suryanah, 1996;67).

Tata laksana menyusui yang benar

Psikologi ibu

Kelainan anatomi

Hormonal dan kesehatan ibu

Gizi ibu

3) Komposisi ASI (Roesli, 2000;25-32)

Kolostrum

Yaitu ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4 atau ke-7,

berwarna kuning atau dapat pula jernih lebih menyerupai darah

daripada susu,mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih

yang dapat membunuh kuman penyakit, juga merupakan pencahar yang

ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang

baru lahir.

ASI transisi/peralihan

ASI yang keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14, kadar

protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin

meningkat, volume juga semakin meningkat.


(3) ASI matang / mature

ASI yang keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya, komposisi relatif

konstan.

(4) Lemak ASI

Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3, omega-6, DHA,

arachidonic acid) suatu asam lemak esensial yang merupakan komponen

penting untuk myelinisasi. Myelinisasi adalah pembentukan selaput

isolasi yang mengelilingi serabut syaraf yang akan membantu rangsangan

menjalar lebih cepat. Lemak berikutnya adalah kolesterol. Kolesterol juga

meningkatkan pertumbuhan otak bayi. Kandungan kolesterol ASI

tergolong tinggi . Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa bayi yang

diberi ASI eksklusif akan mempunyai kadar kolesterol yang lebih tinggi.

Pada saat pertumbuhan otak yang cepat diperlukan kadar kolesterol

yang tinggi . Selain itu kolesterol juga diperkirakan berfungsi dalam

pembentukan enzim untuk metabolisme kolesterol yang akan

mengendalikan kadar kolesterol dikemudian hari sehingga dapat

mencegah serangan jantung dan arteriosklerosis pada usia muda.

(5) Karbohidrat ASI

Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula), laktosa diperlukan untuk

pertumbuhan otak, meningkatkan penyerapan kalsium, meningkatkan

pertumbuhan bakteri usus yang baik, yaitu Lactobacillus bifidus, laktosa

oleh fermentasi akan diubah menjadi asam laktat yang akan memberikan
suasana asam pada usus bayi yang akan menghambat pertumbuhan

bakteri yang berbahaya.

(6) Protein ASI

ASI mengandung alfa-laktalbumin yang tidak menyebabkan alergi,

mengandung taurin yang diperlukan untuk: pertumbuhan otak,susunan

syaraf, dan retina, lactoferrin untuk: mengangkut zat besi dari ASI

kedarah, pembunuh bakteri yang jahat, lysosyme sebagai antibiotik

alami di dalam ASI.

(7) Faktor pelindung

ASI mengandung sel darah putih: sebagai fagositosit,membuat C3 dan

C4, laktoferin, SIgA , dan juga mengandung imunoglobulin yang

melindungi tubuh terhadap infeksi.

(8) Vitamin, mineral dan zat besi

ASI mengandung vitamin dan mineral yang lengkap, meski kadar mineral

ASI relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan.

Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI (Depkes RI, 1992 ; 26)

Makanan ibu

Untuk membantu produksi ASI makan ibu harus memenuhi jumlah kalori,

protein,lemak, vitamin dan mineral yang cukup. Ibu dianjurkan minum

lebih banyak 8 – 12 gelas /hari.


Ketenangan jiwa dan fikiran

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu

dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk

ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan produksi ASI

berhenti sama sekali.

Penggunaan alat kontrasepsi

Alat kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.

(4) Perawatan payudara

Perawatan payudara sebaiknya telah dimulai pada masa kehamilan dan

pada saat menyusui.

5) Prosedur menyusui bayi

Prosedur menyusui bayi (Suryanah, 1996;66)

(1) Cara memegang bayi: Cara biasa dengan bantal, Foot ball potition,

Kombinasi lainnya

(2) Lama menyusui bayi: Menetek tidak terjadwal (on demand), Payudara

disusukan secara bergantian, Lama menyusui tergantung pada kemauan

bayi, Patokan minimal 10 menit payudara sebelah kiri dan 10 menit

payudara sebelah kanan, Menyusui satu payudara sampai kosong.

Prosedur pemberian ASI (Depkes RI, 1992;20).

Jarak menyusui tiap 3 jam


Cara menyusui bayi:

- Duduk dengan posisi santai dan tegak

Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan diatas pangkuan ibu

dengan cara kepala bayi berada di siku bagian dalam lengan kiri, hadapkan bayi pada ibu,

letakkan lengan bayi diseputar punggung ibu dan tangan kiri ibu memegang bokong bayi

(bila dimulai dengan payudara kiri)

Puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas basah

Tangan kanan menyangga payudara kiri dengan ke-4 jari dan ibu jari menekan payudara

bagian atas aerola.

Sentuhlah mulut bayi dengan puting payudara, tunggu sampai mulut bayi membuka

lebar.

Masukkan secepatnya seluruh puting payudara sampai areola kedalam mulut bayi hingga

terletak antara lidah dan langit-langit.

Dekap bayi ketubuh ibu dengan lengan kiri, hingga ujung hidung bayi menyentuh

payudara , tekan sedikit payudara bagian atas dengan tangan kanan hingga hidung bayi

tidak tertutup dan bayi dapat bernafas dengan baik.

Bila bayi selesai menetek, untuk melepaskan jangan sekali-kali menarik puting susu

secara tiba-tiba, tetapi dengan cara tekanlah dagu bayi atau pijitlah hidungnya dan paling

baik dengan kelingking ibu yang bersih masukkan kedalam sudut mulut bayi.

Sebelum disusukan pada payudara sebelahnya, sendawakan dahulu bayi agar tidak

muntah.
Setiap kali menetek sebaiknya ditetekkan pada ke dua payudara bergantian, mulailah

menyusui dengan payudara yang terakhir diberikan tadi. Lama menyusui untuk payudara

pertama 10 menit, kedua 20 menit.

6) Manfaat ASI (Roesli, 2000;6)

Bagi Bayi

- ASI sebagai nutrisi

ASI meningkatkan daya tahan tubuh

ASI meningkatkan kecerdasan

Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang

Bagi ibu

- Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

Mengurangi terjadinya anemia

Menjarangkan kehamilan

Mengecilkan rahim

Lebih cepat langsing kembali

Mengurangi kemungkinan menderita kanker

Lebih ekonomis dan murah

Tidak merepotkan dan hemat waktu


Portable dan praktis

Memberi kepuasan bagi ibu

Bagi negara

- Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan

menyusui, serta biaya menyiapkan menyusui.

Penghematan untuk biaya sakit terutama muntaber dan infeksi saluran

nafas.

Penghematan obat-obatan dan sarana kesehatan

Menciptakan generasi penerus yang tangguh dan berkualitas untuk

membangun negara

Bagi lingkungan

Bertambahnya sampah dan polusi di Indonesia akibat kaleng susu, karton

dan kertas pembungkus, botol plastik dan dot karet.

2.3 Kerangka Konseptual

Persepsi ibu Perilaku ibu dalam

tentang Pemberian
Input Pemberian ASI
ASI Eksklusif
Eksklusif
Faktor yang mempengaruhi Prosedur :

persepsi:
Lama

Usia
Cara

Pendidikan
Frekuensi

Lingkungan sekitar Manfaat

Cara hidup/cara berfikir,

kesiapan mental, kebutuhan ,

wawasan

Kematangan

Pembawaan

Fisik dan kesehatan

- proses mental

BAB 3

METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan

penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama

proses . Berdasar tujuan penelitian desain penelitian yang digunakan : Diskriptif

cross sectional ,yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antar

faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, dimana tiap subyek penelitian hanya

diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap suatu karakter atau

variabel subyek pada saat pemeriksaan, hal ini tidak berarti bahwa subyek diamati

pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 1993;142).

3.2 Kerangka Kerja

Ibudengan Persepsi ibu tentang Perilaku ibu dalam

bayi usia 4 bl Pemberian ASI


Pemberian ASI
– 1 th Eksklusif
Eksklusif
Faktor yang mempengaruhi persepsi: Prosedur :

Usia Lama

Pendidikan Cara

Lingkungan sekitar Frekuensi

Manfaat

Cara hidup/cara berfikir, kesiapan

mental, kebutuhan , wawasan

Kematangan

Pembawaan

Fisik dan kesehatan

- proses mental

Keterangan: Tidak diteliti

Diteliti

3.3 Identifikasi Variabel

3.3.1 Variabel Independent

Variabel yang diduga sebagai faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya

adalah:

Usia Klien
20 tahun

21 – 30 tahun

31 – 40 tahun

40 tahun

Pendidikan

- Tidak tamat SD

- SD

- SMP

- SMA

- PT

3) Lingkungan

- Kebiasaan masyarakat sekitar

Informasi yang tersedia

Dukungan suami

3.3.2 Variabel Dependent

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel

bebas atau independent (Notoatmodjo, 1993).

Variabel dependennya adalah:


Persepsi ibu tentang pemberianASI Eksklusif:

(1) Prosedur Pemberian

- Cara pemberian

- Lama pemberian

- Frekuensi pemberian

Manfaat ASI Eksklusif


3.4 Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor

1.Independent:

- Usia Usia Ibu saat ini - 20 th Kuesioner Ordinal - 20 th skor 1

21 – 30 th 21 – 30 th skor 2

31 – 40 th 31 – 40 th skor 3

40 th - 40 th skor 4

- Pendidikan Pendidikan formal Tidak tamat SD Kuesioner Ordinal Tidak tamat SD skor 1

yang ditempuh
SD SD skor 2
Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor

SMP SMP skor 3

SMA SMA skor 4

AKademi/PT - AKademi/PT skor 5

- Lingkungan Kondisi - Kebiasaan/ adat Kuesioner Ordinal - Skor 3 Baik

sekitar lingkungan/budaya masyarakat sekitar


- Skor 2 cukup baik
yang mempengaruhi
Dukungan suami/ keluarga
- Skor 1 buruk
persepsi ibu
- Informasi yang tersedia

2.Dependent Tanggapan Ibu Persepsi terhadap prosedur Diuji dengan skor- T

variabel terhadap pemberian pemberian


Persepsi T Md T
ASI Eksklusif tentang
- Persepsi Ibu Persepsi tentang manfaat
Kuesioner Ordinal Persepsi T < Md T
Prosedur dan
pemberian
tentang ASI
manfaatnya
Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor

Eksklusif
3.5 Sampling desain

3.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian atau obyek yang akan diteliti (Notoatmodjo,

1993:35).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang berkunjung ke Puskesmas

Nglegok Blitar.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 1993). Sehubungan dengan keterbatasan biaya dan waktu yang

dimiliki , kami mengambil sampel dalam penelitian ini 30 orang.

Kriteria inklusi:

Ibu menyusui yang bersedia diteliti

Ibu menyusui usia bayi 4 bulan sampai 1 tahun

Kriteria eksklusi:

Ibu menyusui yang tidak bersedia diteliti

Ibu menyusui usia bayi < 4 bulan dan > 1 tahun

Ibu tidak menyusui karena alasan medis/sakit

Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi (Burns & Grove, 1991;37).
Penelitian ini menggunakan menggunakan “consecutive sampling ”. Pada sampling ini setiap

klien yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu

sehingga jumlah responden terpenuhi (Chandra, 1995;84).

Pengumpulan Data

Instrument

Instrumen untuk pengumpulan data berupa kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Untuk

mengukur persepsi digunakan skala Likert, responden ditanya untuk mengidentifikasi apakah

sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju ( skor 0 – 3 ) dengan pernyataan yang

diajukan.

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Nglegok Kabupaten Blitar.

Waktu: ?

Analisa Data

Dari hasil pengisian kuesioner, akan dijelaskan secara diskriptif dengan menggunakan tabel

distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase dan narasi.

Untuk mengetahui persepsi dari responden dengan menggunakan skor – T:

Rumus skor – T = 50 +10 X– X

SD
Keterangan : X = Skore responden

X = Nilai rata-rata kelompok

SD = Standart Deviasi (simpangan baku kelompok)

Kemudian untuk mengetahui kategori persepsi responden dicari median nilai T ( Md T) dalam

kelompok, maka akan didapat :

Persepsi responden positif, bila nilai T Md T

Persepsi responden negatif, bila nilai T < Md T

(Azwar, 1998).

Untuk mengetahui pengaruh faktor usia, pendidikan, dan lingkungan terhadap persepsi ibu tentang

pemberian ASI Eksklusif, dilakukan dengan uji Chi-Square dengan derajat kemaknaan p 0,05

artinya ada hubungan yang bermakna antara 2 variabel, maka Ho ditolak.

Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari FK Unair dan permintaan ijin ke

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yang tembusannya disampaikan ke Kepala Puskesmas

Nglegok Blitar. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan

masalah etika yang meliputi:

Informed consent

Informed consent atau lembar persetujuan diberikan pada subyek yang akan diteliti. Peneliti

menjelaskan maksu dan tujuan riset yang dilakukan dan dampak yang mungkin terjadi selama

dan sesudah pengumpulan data. Jika Ibu menyusui bersedia diteliti, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika ibu menyusui menolak untuk diteliti maka

peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.

Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan ibu menyusui, peneliti tidak mencantumkan nama koresponden

pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor kode pada masing-masing

lembar tersebut.

Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi ibu menyusui dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja

yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.

Keterbatasan

Dalam penelitian ini , keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:

Instrumen pengumpulan data dirancang oleh peneliti sendiri tanpa melakukan uji coba, oleh karena itu

validitas dan reliabilitasnya masih perlu diuji coba, dan pengumpulan data dengan kuesioner ini jawaban

lebih banyak dipengaruhi oleh sikap dan harapan-harapan pribadi yang bersifat subyektif, sehingga

hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.

2) Waktu penelitian, kemampuan peneliti, ketersediaan subyek, terbatas sehinggahasilnya kurang

sempurna dan kurang memuaskan.


DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Alkatiri, S. (1996). Kajian Imunoglobulin di dalam ASI. Airlangga University Press. Surabaya.

Akre, J. (1994). Pemberian Makanan Untuk Bayi (Dasar-dasar Fisiologis), alih bahasa Sri Durjati
Boedihardjo. Perkumpulan Perinatologi Indonesia. Jakarta.

Atkinson, R.L. Pengantar Psikologi. Interaksara, alih bahasa Dr. Widjaya Kusuma. Batam Centre.

Azwar, S. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Abraham, C. & Shanley, E. (1997). Psikologi Sosial Untuk Perawat, alih bahasa Leoni Sally M. EGC. Jakarta.

Brockopp, D.Y. & Hasting-Tolsma, M.T. (1995). Dasar-dasar Riset Keperawatan alih bahasa Yasmin Asih,
Aniek Maryunani. EGC. Jakarta.
Depkes RI. (1992). Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Proyek Perbaikan Gizi. Jatim.

Depkes RI. (1993). Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Pusdiknakes. Jakarata.

Hamid, Achir Y.S. (1999). Buku Ajar Riset Keperawatan I. Widya Medika. Jakarta.

Kartono, K. (1992). Psikologi Wanita. CV. Mandar Maju. Bandung.

King, F.S. (1993). Menolong Ibu Menyusui. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Muchtadi, D. (1996). Gizi Untuk Bayi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Notoatmodjo, S. (1993). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Nursalam, & Pariani, S. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. CV. Sagung Seto.
Jakarta.

Polit, D.F. & Hungler, B.P. (1991). Nursing Research. Principles and Methods. 4th. Ed. J.B. Lippincott Co.
Philadelphia.

Purwanto, H. (1995). Pengantar Statistik Keperawatan. EGC. Jakarta.

Riadi, S. & Tjokronegoro, A. (1992). Apa Yang Ingin Anda Ketahui Tentang ASI. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya. Jakarta.

Rachmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.


Sarwono, S. (1997). Sosiologi Kesehatan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Suryanah. (1996). Keperawatan Anak. EGC.jakarta.

Suharyono, Suradi, R. & Firmansyah, A. (1989). Air Susu Ibui Tinjauan Dari Beberapa Aspek. FKUI. Jakarta.

Suhardjo. (1992). Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Kanisius. Yogyakarta.

Widayatun, T.R. (1999). Ilmu Perilaku. CV. Sagung Seto. Jakarta.

WHO. (199$). Melindungi, Meningkatkan dan Mendukung Menyusui, diterjemahkan oleh Chalik, dkk.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai