Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN II

ANALISIS KATION GOLONGAN III-V

I.TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kualitatif senyawa anorganik

2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis kation pergolongan

3. Mahasiswa dapat memahami reaksi spesifik untuk membedakanjenis kati-

on pada tiap golongannya

II.DASAR TEORI

Ion adalah atom atau molekul yang memperoleh atau kehilangan satu atau
lebih elektron,sehingga jumlah elektron berbeda dengan jumlah proton.Jika jumlah
elek-tron lebih sedikit daripada proton atau kehilangan elektron maka ion tersebut
ber-muatan positif. Jika jumlah ion elektron yang memperoleh elektron lebih
banyak dari proton atau menerima elektron. Maka ion tersebut bermuatan negatif.
Zat yang terionisasi pada umumnya memiliki sifat dan perilaku yang berbeda dari
pada keti-ka zat tersebut pada kondisi netral. Hal yang umum terjadi adalah suatu
zat yang bersifat isolator atau non-konduktor akan menjadi konduktor atau
mampu meng-hantarkan listrik zat tersebut menjadi sesuatu yang sepenuhnya
baru. Ketika sua-tu materi berada pada kondisi ion, suatu atom atau molekul
memiliki energy yang lebih tinggi sehingga cenderung akan bereaksi dengan zat lain
yang berada disekitarnya dan memungkinkan untuk terjadinya reaksi. Dengan
bereaksi atau berikatan dengan zat lain, maka muatan akan menjadi netral
keembali sehingga energy dari materi itu akan lebih rendah atau lebih stabil dari
sebelumnya(Zainudin etal.,2015).
Ion merupakan kondisi yang sering dialami oleh sebagian atommaupun
senyawa, dimana pada keadaan ion tersebut suatu atom menjadi bermuatan. Ion
sanagt banyak sekali ditemui dalam kehidupan sehari-hari seperti garam yang
merupakan senyawa Nacl diman jika dilarutkan dalam air, garam akan terlarut dan
terionisasi menjadi Na yang bermuatan positif dan Cl yang bermuatan negatif.
Keadaan ion juga merupakan proses kimia yang pada umumnya dihasilkan melalui
reaksi kimia dalam kondisi tertentu, suatu atom dapat kehilangan satu atau leb ih
elektron yang dimilikinya. Ketika hal itu terjadi maka atom menjadi tidak lagi
bermuatan netral, namun menjadi bermuatan positif karena jumlah proton yang
lebih banyak dari pada proton pada masing-masing bermuatan(Yunita et la.,2017).
Senyawa ionic dapat berasal dari bahan logam maupun non-logam. Sebagian
besar senyawa ionic dapat larut dalam air, namun tidajk semua yang larut dalam
air bersifat ionik. Hal ini disebabkan karena molekul air dapat menembus Kristal
atau kisi Kristal sehingga memecah atau melemahkan kekuatan elektrostatik yang
kuat antara ikatan kation dan anion. Ketika ikatan tersebut terbuka, maka suatu
senyawa ionik akan menjadi larut dalam air dalam keadaan ionisasi sedangkan
dalam pelarut organic, senyawa ionic ini tidak larut dalam pelarut organic seperti
dalam eter,n-heksana,alkohol maupu pelarut organik lainnya(Fathonah,2015).
Ion merupakan kondisi yang sering dialami oleh sebagian atom maupun senyawa, dimana pada
keadaan ion tersebut suatu atom menjadi beruatan. Ion sangat banyak sekali ditemui dalam
kehidupan sehari hari seperti garam yang merupakan senyawa NaCl dimana jika dilarutkan dalam air,
garam akan terlarut adan terionisasi menjadi Na yang bermuatan positif dan Cl yang bermuatan
negatif. Keadaan ion juga merupakan proses kimia yangbpada umumnya dihasilkan molekul reaksi
kimia dalam kondisi tertentu, suatu atom dapat kehilangan satu atom atau lebih elektron yang
dimilikinya. Ketika hal itu terjadi maka atom menjadi tidak lagi bermuatan netral, namun menjadi
bermuatan positif karena jumlah proton yang lebih banyak dari pada proton pada masing masing
muatan (Yunita et al., 2017).
Senyawa ionik dapat berasal dari bahan logam maupun non logam, sebagian besar besar senyawa
ionik dapat larut dalam air, namun tidak semua dapat larut dalam air. Bersifat ionik hal ini disebabkan
karena molekul air dapat menembus kristal atau kisi kristal sehingga memecah atau melemahkan
kekuatan elektrostatik yang kuat antara ikatan anion dan kation. Ketika ikatan tersebut terbuka maka
senyawa ionik akan menjadi larut dalam air dalam keadaan ionisasi. Sedangkan dalam pelarut organik
senyawa ionik ini tidak larut dalam pelarut organik seperti dalam eter, n-heksan, alkohol maupun
pelarut organik lainnya (Fathonah, 2015).
Kation adalam suatu ion yang membawa muatan positif yang disebabkan karena jumlah proton
dalam suatu spesi lebih banyak dari pada jumlah elektronnya. Kation pada umumnya terbentuk
akibat dari suatu spesi yang kehilangan satu atau lebih elektronnya. Rumus untuk kation ditunjukkan
dengan tanda (+) dengan diawali angka yang menunjukkan jumlah muatan. Misalnya yaitu H+ berarti
atom hidroden yang bermuatan 1+ untuk Ca2+ merupakan kalsium yang bermuatan 2+. Contoh dari
kation yaitu Al3+, NH4+, Ba2+ dan lain-lain. Anion merupakan suatu ion yang membawa muatan
muatan negatif yang dikarenakan jumlah elektron pada suatu spesi lebih besar dari jumlah
elektronnya. Anion dapat terbentuk karena suatu spesi lain yang kehilangan spesi elektron. Anion
ditujukan dengan tanda (-) yang sama seperti kation yang diawali angka yang menunjukkan besar
muatannya. Contoh dari anion yaitu Cl-, CH3COO-, CO32-, F-, HPO42-, OH- dan lain-lain (oxtoby et al.,
2001).
Kation yang lazim dapat dianalisis dengan mudah dalam larutan berair. Kation-kation ini dibagi dalam
lima golongan berdasafkan hasil kali kelarutan garam tak larutnya. Karena suatu larutan tak diketahui
bisa saja mengandung satu atau semua dari dua puluh ion. Analisis harus dilakukan dengan atau
secara sistematis dari golongan satu sampai golongan lima. Kation golongan satu bila HCl encer
ditambahkan pada larutan tak diketahui, hanya ion Ag+, Hg+ dan Pb2+ yang menetap pada klorida
tidk larut. Ion-ion lain yang klorida tidak larut tetap berada dalam golongan kation. Setelah endapan
klorida disingkirkan dengan penyaring hidrogen sulfida direaksikan dengan larutan asam tak diketahui
tersebut. Pada kondisi ini, konsentrasi S2- dalam larutan dapat diabaikan sehingga pengendapan
logam sulfida. Penambahan asam pada larutan akan mengencerkan atau menggeserkan
kesetimbangan kekiri sehingga hanya logam sulfida yang kurang larut (Chang, 2005).
III.PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Bunsen
2. Kawat nikrom / kawat plating
3. Mikroskop
4. Objek glass
5. Penjepit tabung
6. Pipet tetes
7. Piring penguap
8. Rak tabung
9. Tabung reaksi

b. Bahan
1. Al3+ (Aluminium)
2. Ba2+ (Barium)
3. Ca2+ (Kalsium)
4. Co2+ (Kobalt (II))
5. C4H4O6 (Asam Tatrat)
6. C6H3N3O7 (Asam Piktrat)
7. Fe2+ (Besi (II))
8. Fe3+ (Besi (III))
9. HgI4K2 (Reagen Nessler)
10. H2SO4 (Asam Sulfat ) Encer
11. K+ (Kalium)
12. KCNS (Kalium Tiosianat)
13. KI (Kalium Iodida)
14. K2CrO4 (Kalium Kromat)
15. K3 [Fe(CN)6] (Kalium Ferisianida)
16. K4 [FE(CN)6] (Kalium Ferosianida)
17. Mg2+ (Magnesium)
18. Mn2+ (Mangan (II))
19. Na+ (Natrium)
20. NaoH (Natrium Hidroksida)
21. Na2CO3 (Natrium Karbonat)
22. NH3 (Amoniak)
23. NH4 (Amonium)
24. (NH4)2 CO3 (Amonium Karbonat)
25. (NH4)2 C2CO4 (Amonium Oksalat)
26. Sb3+ (Antimon (II))
27. Zn2+ (Seng)

Anda mungkin juga menyukai