Terapi Jantung
Terapi Jantung
Tujuan :
o meningkatkan efisiensi ventilasi
o meningkatkan toleransi latihan
Teknik Manual :
a. Perkusi
b. Shaking
c. Vibrasi
Penderita Post Operasi : perlu diberikan latihan sebelum operasi, karena bila setelah
operasi maka penderita sulit kooperatif karena rasa nyeri disamping pengaruh analgesik.
Teknik Relaksasi :
Tujuan :
1. me < tegangan otot-otot pernafasan tambahan
2. me < kecemasan karena dyspnea
3. merangsang “sense of well being”
Terdiri dari :
1. Posisi optimal untuk latihan pernafasan diafragma :
• Semifowler
• Miring
2. “gentle repetitive movements” : dengan peregangan manual, pasif, gentle dan
“shaking technique” oleh terapis pada leher, bahu dan lengan sehingga mengurangi
tegangan.
Macam-macamnya :
1. “Thoracic Expansion Exercises” :
a. Unilateral Lower Thoracic Expansion
b. Bilateral Lower Thoracic Expansion
c. Apical Thoracic Expansion
d. Posterior Lower Expansion
2. “The Forced Expiration Technique”
Asma akut dan emfisema berat : dispneu meningkat dengan “postural drainage”, jadi
posisi harus dimodifikasi. Penderita osteoporosis dan deposit metastatik pada iga /
tulang belakang, maka “clapping / shaking” harus dengan “gentle”.
“Abdominal Breathing”
Yaitu pernafasan dengan mengontraksikan otot-otot abdomen untuk membantu ekspirasi
dan memperbaiki posisi diafragma untuk inspirasi berikutnya. Pernafasan ini mengurangi
kadar CO2 .
V. Teknik Manual :
1. Perkusi :
Dinding dada digetarkan, maka saluran nafas akan juga bergetar sehingga mukus
terlepas dan hal ini akan lebih efektif bila disertai dengan “Thoracic Expansion
Exercises”.
o Clapping :
Dengan tangan dalam posisi seperti mangkuk, lalu dengan cepat ditepukkan pada
dinding dada dengan gerakan fleksi-ekstensi pergelangan tangan. Kulit ditutupi
pakaian / handuk supaya tidak luka.
o Gentle Clapping :
Merangsang batuk pada infant dan anak-anak.
o Tapping :
Dengan ujung jari-jari tangan (ke II / III) terutama untuk “small infant”.
2. Shaking :
Yaitu gerakan ritmis ke bawah pada dinding dengan tekanan gentle memakai tangan
terapis.
Dilakukan waktu ekspirasi. Hal ini berguna untuk memperbaiki aerasi pada area khusus.
3. Vibrasi :
Yaitu gerakan getaran halus pada dinding dada dengan tekanan ringan oleh tangan
fisioterapis.
Sangat efisien untuk membersihkan sekret dan dapat dipakai bila daerah tersebut
terasa nyeri.
Pada bronkhospasme berat, perlu bronkhodilator, dan bila efeknya kurang maka
“clapping” sangat bermanfaat (60x / m). “Mechanical Percussor” misalnya : “High
Frequency Oscillator”.
Kontra Indikasi Teknik Manual
1. Batuk darah.
2. Nyeri pleuritik akut.
3. TBC paru aktif.
Posisi Postural Drainage
1. Upper Lobus
1. Apical Bronchus : duduk tegak dengan sedikit variasi tergantung letak lesi, bisa
bersandar ke depan, belakang dan samping.
2. Posterior Bronchus :
a. Kanan : tidur pada sisi kiri horizontal, kemudian berputar 45o ke arah wajah,
istirahat pada bantal dan kepala diganjal.
b. Kiri : tidur pada sisi kanan, berputar 45 o ke arah wajah dengan 3 bantal
mengganjal bahu (30 cm) dari kasur.
3. Anterior Brochus : tidur terlentang dengan lutut sedikit fleksi.
2. Lingula
4. Superior Bronchus : tidur terlentang dengan tubuh ¼ bagian berputar ke kanan,
diganjal bantal pada bagian kiri bahu sampai paha. Kaki tempat tidur ditinggikan
35 cm, dada dinaikkan sampai 15 o.
5. Inferior Bronchus : idem.
3. Lobus Medialis
6. Lateral Bronchus : tidur terlentang dengan tubuh ¼ bagian berputar ke kiri,
diganjal bantal pada bagian kanan bahu sampai paha. Kaki tempat tidur
ditinggikan 35 cm, dada dinaikkan sampai 15 o.
7. Medial Bronchus : idem.
4. Lower Lobe
8. Apical Bronchus : tidur tengkurap dengan bantal dibawah perut.
9. Medial Basal Bronchus : tidur pada bagian kanan dengan bantal pada paha, kaki
tempat tidur ditinggikan 45 cm, dada dinaikkan 20 o.
10. Anterior Basal Bronchus : tidur terlentang dengan pantat diganjal bantal dan lutut
fleksi, kaki tempat tidur ditinggikan 45 cm, dada dinaikkan 20 o.
11. Lateral Basal Bronchus : tidur pada sisi berlawanan dengan bantal dibawah paha,
kaki tempat tidur ditinggikan 45 cm, dada dinaikkan 20 o.
12. Posterior Basal Bronchus : tidur tengkurap dengan bantal dibawah paha, kaki
tempat tidur ditinggikan 45 cm, dada dinaikkan 20 o.
BATUK
Batuk yang efektif diperlukan untuk menghilangkan obstruksi saluran pernapasan dan
memelihara paru-paru tetap bersih. Batuk merupakan bagian penting pada pengobatan pasien
pada kondisi penyakit paru akut maupun kronis.
Mekanisme terjadinya batuk :
1. Terjadi inspirasi dalam
2. Glottis menutup dan corda vocalis mengeras
3. Otot-otot abdomen kontraksi dan diaphragma elevasi sehingga
tekanan intrathoracal dan abdominal meningkat
4. Glottis membuka
5. Terjadi letupan udara expirasi
Daftar Kepustakaan
6. Haas F, Axen K : Pulmonary Therapy and Rehabilitation : In Principles and
Practice, Baltimore, Williams & Wilkins Co, 1979, p. 123 –
134.
7. Helmholz HF, Stonmington HH : Rehabilitation for Respiratory Dysfunction : In
Kotte FJ, Lehmann JF : Krusen’s Handbook of Physical
Medicine and Rehabilitation, 4 Ed, Philadelphia, WB Sauders,
1990, p. 858 – 873.
8. Rondinelli RD, Hill NS : Rehabilitation of the Patient with Pulmonary Disease,
In Delisa : Rehabilitation Medicine, Principles and Pratice ,
Philadelphia, JB Lippincott, 1988, p. 696 -697.
9. Webber BA : The Brompton Hospital Guide to Chest Physiotherapy, Oxford,
Blackwell Scientific Publication, 1988, p. 15 -36.
Nama : _______________________________________________________________________
NIM : _______________________________________________________________________
Kelompok : _______________________________________________________________________
Tanggal : _______________________________________________________________________
Keterangan
• * : Diisi dengan tanda check (√) jika dilakukan dengan benar dan tanda (-) jika tidak dilakukan
atau dilakukan tetapi salah.
• ** : Setiap mahasiswa diberi kesempatan 3 kali. Nomor 1,2,3 merupakan nomor kesempatan
pemeriksaan, jika dalam satu atau dua kali kesempatan pemeriksaan telah dapat dilakukan
dengan benar maka kolom berikutnya tidak perlu diisi.
• *** = (total tindakan benar / 12) x 100 %
KETRAMPILAN MENILAI KEKUATAN OTOT ANGGOTA GERAK
Nama : _______________________________________________________________________
NIM : _______________________________________________________________________
Kelompok : _______________________________________________________________________
Tanggal : _______________________________________________________________________
Nilai*
DAFTAR KETRAMPILAN
1 2 3
1. Memperkenalkan diri, menerangkan maksud dan tujuan pemeriksaan
8. Dimulai menilai kekuatan otot anggota gerak atas kanan kemudian kiri
9. Anggota gerak atas pasien diinstruksikan menggerakan secara aktif dengan
tahanan cukup kuat dari tangan pemeriksa
10. Anggota gerak atas pasien diinstruksikan menggerakkan secara aktif dengan
tahanan ringan dari tangan pemeriksa
11. Anggota gerak atas pasien diinstruksikan menggerakkan secara aktif tanpa
tahanan dari tangan pemeriksa
12. Anggota gerak atas pasien diinstruksikan menggerakkan secara aktif pada
bidang horisontal
13. Anggota gerak atas pasien diinstruksikan menggerakkan secara aktif kemudian
pemeriksa meraba ada tidaknya kontraksi otot
14. Setelah memeriksa kekuatan anggota gerak atas, kemudian anggota gerak
bawah kanan dan kiri
15. Pemeriksa secara berurutan menilai kekuatan otot anggota gerak bawah kanan
kenudian kiri
16. Anggota gerak bawah pasien diinstruksikan menggerakkan secara aktif dengan
tahanan cukup kuat dari tangan pemeriksa
17. Anggota gerak bawah pasien diinstruksikan menggerakkan secara aktif dengan
tahanan ringan dari tangan pemeriksa
18. Anggota gerak bawah pasien diinstruksikan menggerakkan secara aktif tanpa
tahanan dari tangan pemeriksa
19. Anggota gerak bawah pasien diinstruksikan menggerakkan secara aktif pada
bidang horizontal
20. Anggota gerak bawah pasien diinstruksikan menggerakkan secara aktif,
kemudian pemeriksa meraba ada tidaknya kontraksi otot
Total tindakan benar
Prosentase***
Keterangan :
• * : Diisi dengan tanda check (√) jika dilakukan dengan benar dan tanda (-) jika tidak dilakukan atau dilakukan tetapi salah.
• ** : Setiap mahasiswa diberi kesempatan 3 kali evaluasi. Nomor 1,2,3 merupakan nomor kesempatan evaluasi, jika dalam
satu atau dua kali evaluasi telah dapat melakukan semua dengan benar maka kolom berikutnya tidak perlu diisi.
Nama : _______________________________________________________________________
NIM : _______________________________________________________________________
Kelompok : _______________________________________________________________________
Tanggal : _______________________________________________________________________
Kesempatan
DAFTAR KETRAMPILAN
1** 2 3
1. Mencuci tangan
2. Pemeriksa menempatkan diri di sebelah didepan pasien
3. Memberikan penjelasan tentang pemeriksaan ini
4. Menganjurkan pasien berdiri
5. Menganjurkan pasien melepaskan/ membuka pakaian dan pakaian
dalam
6. Pemeriksa melakukan inspeksi pasien dari belakang dan samping
7. Menginstruksikan pasien untuk berjalan,memutar kemudian jalan mundur
8. Pemeriksa melakukan palpasi tulang belakang dari leher sampai kebawah
9. Menginstruksikan pasien untuk melakukan flexi leher,extensi,lateral flexi
dan lateral rotasi thoracolumbal kanan / kiri
10 Pasien masih berdiri, mengidentifikasi dimples of venus, menarik garis
. tengah, kemudian mengukur lurus keatas 10 Cm dan kebawah 5 Cm dan
memberi tanda
Kemudian pasien diinstruksikan membungkuk dan diukur jaraknya dari
kedua tanda tersebut diatas
11 Pemeriksa menginstruksikan pasien posisi terlentang kemudian
. memegang calcaneus dengan tangan kanan,tangan kiri memegang lutut
posisi extensi kemudian tungkai diangkat keatas
12 Pemeriksa menginstruksikan pasien terlentang, kedua tangan pasien
. memegang kedua lutut pada posisi flexi dipinggir meja, kemudian tungkai
yang ditepi meja dijatuhkan
Total tindakan benar
Prosentase***
Keterangan :
• * : Diisi dengan tanda check (√) jika dilakukan dengan benar dan tanda (-) jika tidak dilakukan
atau dilakukan tetapi salah.
• ** : Setiap mahasiswa diberi kesempatan 3 kali. Nomor 1,2,3 merupakan nomor kesempatan
pemeriksaan, jika dalam satu atau dua kali kesempatan pemeriksaan telah dapat dilakukan
dengan benar maka kolom berikutnya tidak perlu diisi.
• *** = (total tindakan benar / 12) x 100 %
KETRAMPILAN MEMERIKSA DERMATOME DAN MYOTOME
Nama :
_______________________________________________________________________
NIM :
_______________________________________________________________________
Kelompok :
_______________________________________________________________________
Tanggal :
_______________________________________________________________________
Skor
DAFTAR KETRAMPILAN
2 1 0
PEMERIKSAAN DERMATOME
1. Pemeriksaan menggunakan sentuhan dengan jarum dan kapas pada area kulit :
a. Supraclavicular fossa ( C3 )
b. Acromioclavicular joint ( C4 )
i. Ruang intercostal 3 ( T3 )
n. Medial malleolus ( L4 )
p. Lateral heel ( S2 )
q. Ischial tuberosity ( S3 )
a. Elbow flexor ( C5 )
b. Wrist extensor ( C6 )
c. Elbow extensor ( C7 )
d. Finger Flexors ( C8 )
e. Abductor digitiminimi ( T1 )
f. Hip flexors ( L2 )
g. Knee Extensors ( L3 )
h. Ankle dorsoflexors ( L4 )
j. Ankle plantarflexors ( S1 )
PEMERIKSAAN KHUSUS
a. Beevor’s sign
Skor total
LULUS /
KELULUSAN
MENGULANG
Keterangan :
Skor 2 = Bila dilakukan sempurna
Skor 1 = Bila dilakukan tidak sempurna
Skor 0 = Bila tidak dilakukan
Mahasiswa dinyatakan lulus apabila skor total minimal 36