Anda di halaman 1dari 24

1

PENGOPERASIAN PLTD

Sebelum mengoperasikan suatu SPD harus dipelajari dahulu :


 Buku petunjuk atau instruction manual yang dikeluarkan oleh pabrik
 SOP yang dibuat oleh standar perusahaan
 Check list kesiapan peralatan
Standing Operation Procedure (SOP) satuan pembangkit diesel (SPD) harus
ringkas, jelas dan lengkap yang mencakup :
1. Persiapan start SPD
2. Cara-cara start dan waktu idle
3. Cara-cara paralel dan pembebanan
4. Cara-cara melepas beban
5. Cara-cara mematikan SPD
6. Penjelasan kapan mulai start dan kapan harus stop
7. Pemeriksaan setelah SPD stop
8. Cara penanggulangan gangguan :
- Gangguan black out
- Gangguan salah satu SPD yang sedang beroperasi
- Gangguan penyaluran, termasuk koordinasi-nya dengan pengatur
beban
9. Pembuatan laporan harian
10. Langkah-langkah waktu menghadapi gangguan
11. Pembuatan laporan gangguan

1. Ruang Lingkup

Untuk memperlancar tugas para operator, setiap jenis / tipe SPD perlu
dibuatkan prosedur operasinya (Standing Operation Procedure / SOP). Dalam
hal ini dibuatkan petunjuk secara umum dari ringkas berupa prinsip kerja yang
seharusnya dilakukan :
- Persiapan untuk mengasut
- Cara-cara start
- Cara-cara paralel
- Pembebanan mesin dan
- Cara-cara menghentikan / mematikan mesin.

2. Tujuan

Melaksanakan prosedure operasi yang benar, sehingga dapat berjalan aman dan
andal. Menghindari kesalahan operasi yang akan mengakibatkan kerusakan
fatal.
2

3. Istilah/Definisi

3.1. Mengasut Mesin


Menjalankan mesin setelah persiapan start dilaksanakan.
3.2. Pararel Mesin
Operasi mesin secara bersama untuk memikul beban sistem.
3.3. Pembebanan Mesin
Membebani mesin setelah mesin operasi serta sebaliknya pelepasan
beban jika ada penggantian operasi SPD atau karena beban sudah
berkurang.

4. Prosedur Pengoperasian

4.1. Persiapan Start SPD


Beberapa hal yang harus diperiksa dalam persiapan start adalah sebagai
berikut :
1. Permukaan minyak pelumas dalam sump tank/carter charger dan
Governor
2. Permukaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam tingkat harian
3. Permukaan air pendingin dalam sistem pendinginan mesin
4. Tekanan botol angin/fungsi accu atau motor listrik untuk start
5. Posisi semua kran pada sistem pelumas, sistem BBM dan sistem air
pendingin, mana yang harus dibuka dan mana yang harus ditutup
menurut petunjuk.
6. Sumber arus searah (DC Source) termasuk switch-nya.
7. Lampu-lampu indikator serta alarm mesin.
8. Fungsi synchronoscope dengan memberi tegangan dari busbar.
9. Jalankan semua alat-alat bantu (pompa minyak pelumas, pompa air
pendingin Jacket dan valve cage, pompa BBM. Extra fan dan
radiator fan).
10. Setelah semua pompa-pompa jalan, periksalah apakah semua sistem
bekerja dengan normal (tidak terjadi kebocoran).
11. Untuk mengetahui kebocoran air pendingin didalam ruang bakar dan
sekaligus menghindari terjadinya water slag, maka bukalah kran
indikator (indicator cock) kemudian putarlah poros engkol minuman
dua kali putaran dengan mempergunakan alat pemutar (turning gear)
yang ada pada fly wheel.

Bila ternyata ada kebocoran air di ruang bakar, maka air tersebut
akan keluar melalui kran indikator.
Hal ini sekaligus untuk melumasi bantalan-bantalan secara merata
dan meyakinkan bahwa poros engkol sudah bebas.

12. Setelah yakin tidak ada kebocoran air kedalam ruang bakar, putaran
dihentikan dan tutup kembali kran indikator dengan rapat-rapat.
13. Bebaskan fly wheel dari alat pemutar (turning gear).
3

14. Matikan alat pelumas (heater) pada generator untuk mesin baru atau
mesin yang sudah lama tidak dioperasikan karena overhual dan lain
sebagainya, selain hal-hal tersebut diatas, maka perlu juga diperiksa.
a. Semua baut-baut utama.
b. Defleksi poros engkol.
c. Clearance pada katup-katup isap dan katup-katup buang.
d. Saringan udara/pelumas/bahan bakar.
e. Tahanan Isolasi Generator.

4.2. Menghidupkan SPD


Prosedur untuk mengoperasikan SPD secara umum.
1. Setelah semua persiapan diatas sudah dilaksanakan, maka mesin siap
untuk di start.
2. Tunggu sampai tekanan minyak pelumas mencapai tekanan yang
diijinkan (hal ini juga ditandai dengan menyalakan lampu pada panel
mesin).
3. Buka kran udara start dari botol angin ke mesin (untuk mesin yang
dilengkapi dengan peralatan start dengan angin).
4. Tarik/tekan atau putar handel/tombol start ke posisi “Start” maka
mesin akan berputar dan bila putaran mesin telah mencapai (100 rpm)
pindahkan handel/tombol dari posisi RUN UP maka putaran mesin
akan naik hingga mencapai putaran normal, selanjutnya pindahkan
handel/tombol dari posisi RUN UP ke posisi RUN.
5. Untuk mesin yang di start dengan accu hanya memutar kunci start
posisi Start atau menekan tombol start.
6. Tutup kembali kran udara start.
7. Setelah mesin beroperasi, periksa apakah mesin berjalan normal atau
tidak. Bila sudah yakin tidak ada hal-hal yang mencurigakan, maka
mesin siap diberi beban/paralel.

4.3. Prosedur Memparalelkan SPD


Pengertian paralel dalam operasi SPD adalah mengoperasikan setiap SPD
bersama-sama dengan satu atau beberapa SPD lainnya untuk memikul
beban suatu sistem yang sama melalui suatu busbar/rel.
1. Tujuan memparalelkan SPD adalah :
a. Untuk dapat mengatur pengoperasian setiap SPD secara ekonomis
dengan menyesuaikan pembebanannya terhadap beban yang ada.
b. Untuk meningkatkan keandalan sistem apabila ada gangguan pada
salah satu SPD.
c. Untuk membantu SPD lain yang bebannya sudah terlalu berat.
d. Untuk penggantian Operasi satu atau lebih SPD yang sedang SPD
yang sedang operasi tanpa adanya pemadaman. operasi tanpa
adanya pemadaman.
e. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan SPD yang berarti
Tenaga operator dapat dikurangi.
4

2. Syarat-syarat paralel
Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk memparalelkan satu SPD
dengan SPD lainnya adalah :
a. Tegangan generator harus sama dengan tegangan busbar.
b. Frekwensi generator harus sama dengan frekwensi busbar (50 Hz).
c. Jumlah dan urutan phasa generator harus sama dengan urutan phasa
busbar.

Dalam pelaksanaannya urutan phasa sudah dipasang sama pada


waktu memasang SPD, sehingga pada saat paralel tinggal mengatur
tegangan dan frekwensi.
3. Prosedur pelaksanaan untuk memparalelkan SPD adalah sebagai
berikut :
a. Pasang/hubungan syncronoscape pada panel kontrol generator dari
mesin yang akan diparalel.
b. Switch FCB (Field Circuit Breaker) di “ON” kan.
c. Pindahkan excitation Change over switch dari posisi OFF ke posisi
“HAND” kontrol.
d. Naikkan tegangan perlahan-lahan dengan memutar HAND Kontrol
Field Rheostat ke kanan sehingga mencapai tegangan nominal
(tegangan operasinya).
e. Pindahkan Exicitation Changerover switch dari posisi “MANUAL”
kontrol ke posisi “AUTO” selanjutnya pengaturan tegangan tidak
lagi menggunakan manual kontrol tetapi menggunakan “AVR”
kontrol yang diatur melalui set Volt Auto Switch.
f. On kan switch pada syncronoscape, maka terlihat penunjukkan
pada alat tersebut sebagai berikut :
- Tegangan busbar (KV Running)
- Tegangan generator yang akan diparalel (Incoming)
- Frekwensi generator yang akan diparalel
- Jarum Syncronoscope akan berputar ke arah slow / fast (ke
kiri/ke kanan) atau, dua buah lampu (syncronizing lamp)
hidup/mati.
g. Kemudian aturlah agar :
- Tegangan sama dengan tegangan busbar (pengaturan melalui set
volt auto switch)
- Frekwensi generator sama dengan frekwensi busbar
- Jarum syncronoscope berputar pelan kearah fast/kanan.
Pengaturan frekwensi/putaran jarum syncronoscape ini dapat
diatur dengan menaikkan/menurunkan putaran mesin.
h. Bila pengaturan sudah dilaksanakan, maka OCB siap dimasukkan
(di ON kan ).
i. Masukkan/ON kan OCB pada saat jarum Syncronoscape mencapai
titik tengah (garis tengah vertikal yang ada pada meter) atau pada
saat lampu syncronizing menyala paling terang (hubungan terang).
5

j. Bila OCB sudah masuk berarti mesin sudah dalam keadaan paralel
dan siap untuk dibebani.

4.4. Pembebanan SPD


Setelah SPD diparalel dengan sistem, berarti generator sudah
membangkitkan listrik yang bertegangan pada busbar.
Selanjutnya dilakukan pembebanan sebagai berikut :
1. Naikkan beban mesin perlahan-perlahan sesuai dengan kebutuhan
(sebaliknya mesin dibebani antara 80 persen sampai 1000 persen dari
daya terpasangnya karena pada beban tersebut pemakaian bahan
bakarnya paling efisien) atau 100% daya mampu-nya.
2. Kemudian cek data operasinya di panel mesin dan listrik apakah
dalam keadaan normal semuanya.

Pencatatan data operasi hendaknya dilaksanakan setiap jam atau


setengah jam sekali untuk mengetahui kelainan-kelainan operasional
secara dini termasuk suara maupun getaran yang tidak wajar.
Sehingga bila terjadi kelainan dalam data dalam data operasinya perlu
segera ditanggulangi.

4.5. Pelepasan Beban SPD


Prosedur pelepasan beban SPD merupakan kebalikan dari pemberian
beban. Pelepasan beban dari suatu SPD berarti kita memberikan beban
tersebut kepada SPD yang lain (mengoper beban).

Jadi sebelum beban dilepas, kita harus yakin ada unit lain yang siap
untuk mengambil alih beban SPD tersebut.
Ada dua kemungkinan mesin yang akan mengambil alih beban yang akan
dilepas :
1. SPD yang sudah beroperasi sejak semula
2. SPD yang baru dioperasikan dari SPD stand by.
Bila kejadiannya seperti pada butir 1), maka untuk melepaskan beban
tidak perlu waktu yang terlalu lama. Tetapi bila kejadiannya seperti pada
butir 2) tentu akan memakan waktu lebih lama dibanding butir 1 hingga
SPD penggantinya sampai siap untuk dibebani (seperti start normal).

Namun yang penting disini bahwa SPD pengganti harus mampu


menampung beban yang akan dilepas.

4.6. Prosedur Mematikan SPD


1) Prosedur untuk mematikan SPD dalam keadaan normal adalah sebagai
berikut :
a. Turunkan/pindahkan beban SPD yang akan di stop secara perlahan-
lahan, dengan sendirinya beban ini akan dipikul oleh SPD-SPD lain
yang masih operasi paralel.
6

b. Perhatikan tegangan, frekwensi, Cos Q dan beban baik pada SPD


yang akan di stop maupun pada SPD yang akan menerima beban.
c. Turunkan beban hingga mendekati nol.
d. Lepaskan OCB SPD bersangkutan dengan lepasnya OCB berarti
SPD sudah lepas dari hubungan paralel dan hubungan nol.
e. Pindahkan Excitation Changer over switch dari posisi AUTO
Control ke posisi HAND Control.
f. Turunkan tegangan perlahan-lahan sampai mencapai nol dengan
jalan memutar HAND field rheostat ke kiri.
g. Lepas FCB (Field Circuit Breaker).
h. Pindahkan exacitation changerover Switch dari posisi HAND ke
posisi OFF.
i. Selanjutnya mesin dapat di stop melalui tombol.
j. Setelah mesin stop biarkan alat-alat bantu (pompa pendingin jacket
dan valve cage, pompa minyak pelumas dan radiator fan) berjalan
10 menit.
k. Hidupkan alat pelumas (heater) pada generator.
l. Membuat laporan.
2) Prosedur untuk mematikan SPD bila terjadi gangguan SPD
bersangkutan adalah sebagai berikut :
a. Segera lepas beban (bila diperlukan/dengan cara melepas salah satu
OCB feeder), hal ini dimaksudkan supaya mesin yang lain tidak
kelebihan beban (over load).

Didalam melepas OCB feeder harus diatur sedemikian rupa


sehingga beban yang hilang tidak terlalu besar, kecuali dalam
keadaan terpaksa. Harus ada nomor prioritas feeder-feeder baik
siang maupun malam.

b. Segera stop mesin dengan cara menekan tombol emergency stop


pada panel mesin atau pada panel control generator.
c. Perhatikan pada SPD-SPD yang masih operasi beban, Cos Q,
tegangan dan frekwensi. Bila perlu diadakan pengaturan
seperlunya.
d. Jalankan/operasikan SPD cadangan (stand by unit) dengan
prosedur beban kemudian langsung diparalel.
e. Selanjutnya OCB feeder yang lepas bisa dimasukkan lagi.
f. Adakan pemeriksaan dan evaluasi atas terjadinya gangguan
tersebut.
g. Membuat laporan.
7

TABEL PEMAKAIAN MINYAK PELUMAS SATUAN


PEMBANGKIT DIESEL

No. Kelas SPD Pemakaian minyak pelumas


(pada beban 100%)
1/jam
1 PLTD Bakal
Kelas 100 KW 0.1 - 0.2
2 PLTD Kecil
Kelas 250 KW 0.3 - 0.7
500 KW 0.5 - 1.0
750 KW 1 - 1.5
1000 KW 1.5 - 2.5
3 PLTD Sedang
2500 KW 2.5 - 4.5
4000 KW 6 - 11
6000 KW 6 -12.5
8000 KW 7 - 20
4 PLTD Besar
1200 KW 8 - 25

Sumber : SPLN 79 : 1987


8

TABEL PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SPESIFIK SATUAN


PEMBANGKIT DIESEL

No. Kelas SPD Pemakaian Bahan Bakar Spesifik

Beban 100% Beban 75% Beban 50%


gr/kWh gr/kWh ygr/kWh
1 PLTD Bakal 230 – 260 230 – 280 240 – 300
Kelas 100 KW
2 PLTD Kecil
Kelas 250 KW 230 – 250 230 – 250 240 – 290
500 KW 220 – 240 220 – 250 230 – 260
750 KW 210 – 230 210 – 240 220 – 240
1000 KW 200 – 220 200 – 230 210 – 240
3 PLTD Sedang
2500 KW 195 – 215 195 – 210 200 – 220
4000 KW 195 – 210 195 – 205 200 – 215
6000 KW 190 – 205 190 – 900 195 – 210
8000 KW 190 – 205 190 – 200 195 – 210

Sumber : SLPN 79 : 1987


Berat jenis HSD = 0.844
9

CAPACITY FACTOR (CF) = Produksi KWH x 100%


(Faktor Kapasitas) Daya terpasang x jam periode

OUTPUT FACTOR (OF) = Produksi KWH x 100%


(Faktor Produksi) Daya terpasang x jam kerja

LOAD FACTOR (LF) = Produksi KWH x 100%


(Faktor Beban) Beban tertinggi x jam periodik

SERVICE FACTOR (SF) = Jam Kerja x 100%


(Faktor Pelayanan) Jam Periodik

OPERATING AVAILABILITY Jam Kerja + Jam Siap x 100%


FACTOR OAF =
(Faktor Keterbatasan Operasi) Jam Periodik

PLANNED OUTAGE FACTOR Jam Pemeliharaan


x 100%
(POF) =
(Faktor rencana Pemeliharaan) Jam Periodik

FORCED OUTAGE FACTOR (FOF) = Jam Gangguan x 100%


(Faktor Akibat Gangguan) Jam Periodik

SPECIAL FUEL CONSUMPTIOPN Pemakaian bahan bakar x 100%


(SFC) =
(Pemakaian BBM Spesifik) Produksi KWH

SPECIAL LUBE OIL Pemakaian minyak pelumas


x 100%
CONSUMPTION (SLC) =
(Pemakaian Oil spesifik) Produksi KWH

TERMAL EFFICIENCY (TE) = Produksi KWH x 860


x 100%
(Efisiensi Termal) Pemakaian BBM x 8400
10

5. Gangguan Umum PLTD

Dengan sangat beraneka ragamnya mesin diesel yang berada di lapangan, tidak
mungkin meliputi secara menyeluruh untuk menduga segala kemungkinan
penyebab gangguan dan cara mengatasinya. Tujuan dari bahasan di bawah ini
adalah untuk menunjukkan hubungan umum perbagai gejala yang timbul
dalam pengoperasian, penyebab dan cara mengatasinya.
Kalau operator PLTD mendapatkan gambaran umum dari apa yang terjadi, ia
harus mampu untuk menemukan dalam bahasan ini tempat yang sesuai dalam
mesinnya dan dengan bantuan petunjuk yang diberikan pabrik mesin untuk
memperbaiki / mengatasi (shoot) gangguan mesin tanpa banyak kesulitan.
Jenis gangguan (trouble) untuk pengoperasian secara garis diklasifikasikan ke
dalam dua kelompok sebagai berikut :

5.1. Gangguan sebelum mesin beroperasi


- Mesin tidak mau distart.
- Mesin dapat distart tetapi tiba-tiba mati.
- Mesin dapat distart tekanan pelumas tidak mau naik.

5.2. Gangguan saat mesin beroperasi


- Pada waktu operasi tekanan Minyak Pelumas berkurang.
- Daya mesin berkurang.
- Knocking (ketokan).
- Gas buang terlalu tebal.
- Putaran mesin sukar diatur.

5.3. Mesin Tidak Dapat Distart

Kemungkinan penyebab Kerusakan : Perbaikan


(1) Pada waktu distart, poros mesin tidak
berputar atau berputar sangat lambat
dan tidak teratur.
a. Pada sistem start dengan udara
tekan.
1. Tekanan udara di dalam tangki Isi udara tekan
terlalu rendah.
2. Kebocoran melalui pipa udara Perbaiki yang bocor atau rusak.
tekan.
3. Kebocoran melalui katup udara Bongkar, perbaiki atau ganti
dengan yang baru.
b. Pada sistem start dengan listrik.
1. Baterai lemah atau mati. Isi atau ganti baterai.
2. Terminal baterai kotor. Bersihkan dan lapisi gemuk.
11

3. Kawat listrik terlepas, rusak atau Perbaiki atau kokohkan


putus. sambungan-sambungannya.
4. Kawat listrik terlepas, rusak atau Perbaiki atau ganti dengan yang
putus. baru.
c. Kerugian mekanis.
1. Kekentalan minyak pelumas Panasi atau ganti dengan yang
terlalu tinggi. lebih sesuai.
2. Kemacetan pada beberapa Bongkar dan perbaiki.
bagian.
3. Mesin terlalu dingin. Panasi.
d. Motor starter rusak. Perbaiki atau ganti.

5.4. Alat Pemanas Rusak

a. Kerusakan sekering Ganti dengan yang baru.


b. Tegangan baterai terlalu rendah. Isi baterai.

5.5. Tak Ada Penyemprotan Bahan Bakar

a. Tidak cukup bahan bakar di dalam Isi bahan bakar.


tangki.
b. Pipa bahan bakar tersumbat. Bersihkan.
c. Udara di dalam sistem Keluarkan udara dari sistem
penyemprotan bahan bakar. bahan bakar.
d. Pompa pengisian bahan bakar tidak Bongkar pipa, bersihkan dan
mengisap. perbaiki.
e. Plunyer pompa penyemprotan Ganti dengan yang baru.
bahan bakar sudah aus.
f. Sambungan-sambungan antara Perabaiki.
governor dan pompa longgar atau
lepas.
g. Kotoran atau karat pada pegas Bersihkan.
katup pompa.
h. Pegas pompa patah. Ganti dengan yang baru.
12

5.6. Nozzle Tidak Bekerja Dengan Baik

a. Katup nozzle macet. Buka nozzle dan ujilah dengan


alat penguji nozzle kalau nozzle
tidak bekerja baik, bongkar dan
perbaiki.
b. Nozzle menetes. Sama dengan tersebut di atas.
c. Sekering pipa bahan bakar longgar. Kokohkan.
d. Pipa bahan bakar patah atau bocor. Ganti dengan yang baru.
e. Kebocoran pada nozzle. Bersihkan permukaan
sambungan-sambungan dan ganti
pakingnya (kalau ada)

5.7. Saat Semprotan Yang Kurang Tepat

a. Kesalahan penyetelan pada Betulkan, sesudah itu kokohkan


kopeling pompa pemyemprotan kembali sekeringnya.
bahan bakar.
b. Cam sudah aus. Ganti dengan yang baru.
c. Permukaan bagian yang menempel Ganti dengan yang baru.
pada Cam sudah aus.

5.8. Kebocoran Gas Dari Dalam Silinder

a. Katup isap atau katup buang macet, Bongkar dan diperbaiki.


atau muka katup tidak menutup
sempurna pada kedudukannya.
b. Pegas katup patah. Ganti dengan yang baru.
c. Cincin torak macet di dalam Bongkar dan perbaiki.
alurnya.
d. Kebocoran melalui paking kepala Kokohkan baut-baut kepala
silinder. silinder. Kalau masih bocor,
ganti dengan yang baru.

5.9. Mesin Dapat Distart, Tetapi Tiba-Tiba Mati

Kemungkinan penyebab kerusakan: Perbaikan :


(!) Air didalam tangki bahan bakar. Buang air dan udara dari dalam
tangki dan pipa bahan bakar.
(2)Lubang ventilasi tangki bahan bakar Bersihkan.
tersumbat.
(3) Saringan bahan bakar tersumbat. Bersihkan atau ganti dengan
13

yang baru.
(4) Katup didalam pompa bahan bakar Bersihkan.
antara pompa dan saringan.
(5) Udara di dalam pompa bahan.
a. Kebocoran pada pipa bahan bakar Perbaiki kemudian buang udara
antara pompa dan saringan. dari dalam bahan bakar.
b. Baut pembuangan udara pada Kokohkan.
pompa penyemprotan bahan bakar
kendor.

5.10. Mesin Dapat Distart Tetapi Tekanan Minyak Pelumas Tidak Naik

Kemungkinan Penyebab Kerusakan Perbaikan


(1) Kekurangan minyak pelumas. Tambah.
(2) Kekentalan minyak pelumas terlalu Panasi atau ganti dengan minyak
tinggi sehingga tidak terisap oleh pelumas yang sesuai.
pompa (hal tersebut sering terjadi
pada dingin).
(3) Alat pengukur tekanan rusak Gantilah dengan yang baru.
(diperkirakan demikian apabila
ternyata minyak pelumas memancar
keluar pada waktu sambungan pipa
dilepaskan).
(4) Pipa alat pengukur tekanan buntu. Bongkar dan bersihkan.
(5) Udara terisap masuk melalui pipa Periksa apakah paking pompa
isap pompa. atau pipa isapnya bocor atau
sudah rusak. Perbaiki atau ganti
dengan yang baru.
(6) Pipa isap dari pompa atau saringan Bongkar kembali dan minyaki.
isapnya buntu.
(7) Roda gigi atau rumah pompa sudah Bongkar dan periksa ; ganti
aus. dengan yang baru.
(8) Pada waktu memasang pompa Bongkar kembali dan minyaki.
pelumas, roda gigi dan rumah pompa
lupa tidak diminyaki.
(9) Katup pengatur tekanan minyak Bongkar dan periksa ; ganti
pelumas. dengan yang baru.
(10) Baut pembuang minyak pada Kokohkan.
saringan minyak pelumas longgar.
(11) Saringan minyak pelumas tersumbat. Bersihkan dan ganti elemennya.
14

5.11. Pada waktu Bekerja, Tekanan Minyak Pelumas Berkurang

Kemungkinan penyebab kerusakan : Perbaikan :


(1) Kekentalan minyak pelumas
berkurang karena terlalu panas
sehingga tekanannya pun berkurang.
a. Mesin bekerja terus menerus pada Mematikan mesin. Sesudah
daya penuh. minyak pelumas dingin kembali
mesin boleh dijalankan lagi.
b. Kebocoran gas pembakaran melalui Bongkar mesin dan gantilah
sela torak terlalu besar. cincin toraknya.
c. Banyak bagian-bagian mesin yang Periksa dan perbaiki bantalan-
macet atau aus (minyak pelumas bantalan poros engkol dan
mengandung banyak serbuk batang penggerak.
logam).
(2) Tekanan minyak pelumas tiba-tiba
turun dan tak dapat naik kembali.
a. Kerusakan bantalan utama poros Bongkar, perbaiki, ganti bagian
engkol. yang rusak.
b. Pipa minyak pelumas rusak ; bocor Perbaiki dan ganti.
atau longgar sambungannya.
(3) Udara masuk ke dalam pipa, karena Isi minyak pelumas.
kekurangan minyak pelumas,
sehingga tekanan minyak pelumas
naik turun.

5.12. Daya Mesin Berkurang

Kemungkinan penyebab kerusakan : Perbaikan :


(1) Jumlah bahan bakar yang
disemprotkan tidak sesuai dengan
yang diperlukan.
a. Penyetelan penyetop gerigi Periksa dan setel. Biasanya
pengatur bahan bakar tidak tepat. bagian tersebut disegel. Buka
dahulu.
b. Plunyer pompa sudah aus. Periksa dan setel dengan
mempergunakan alat penguji
pompa. Bersihkan atau ganti
saringan bahan bakarnya.
Perbaiki atau ganti dengan
plunyer yang baru.
c. Sekerup penetap, yang terdapat Perbaiki dan kokohkan sekerup
pada mekanisme pemutar plunyer pada tempatnya.
pompa, kendor.
15

d. Kebocoran pada pipa bahan bakar. Periksa letak kebocoran tersebut


dan perbaiki/kokohkan sekerup
penyambung-nya. Kalau patah,
ganti dengan yang baru.
e. Kotoran pada katup-katup pompa Bersihkan dan pasang kembali
atau penetapan kurang kokoh. dengan sebaik-baiknya.
F. Kebocoran pada rumah katup. Perbaiki atau ganti katup dan
kedudukannya. Ganti dengan
yang baru.
g. Pegas katup patah. Ganti dengan yang baru.
(2) Nozzle penyemprotan bahan bakar
rusak.
a. Lubang nozzle tersebut. Bersihkan atau ganti nozzle.
b. Katup nozzle kotor atau rusak. Bersihkan atau ganti dengan
nozzle yang baru.
c. Pegas katup patah. Ganti dengan yang baru.
(3) Saat penyemprotan bahan bakar
kurang tepat.
a. Saat penyemprotan terlalu pagi Lambatkan.
sehingga terjadi ketukan
(“knocking”).
b. Saat penyemprotan bahan bakar Cepatkan.
terlalu lambat ; gas buang berwarna
putih.
c. Pegas katup patah. Ganti dengan yang baru.
(4) Kerusakan pada beberapa bagian
mesin
a. Keausan silinder dan cincin torak. Perbaikan silinder atau ganti
silinder dan cincin torak ; kalau
perlu torak harus diganti.
b. Ketidak sempurnaan kontrak muka Asah muka katup pada
katup dan kedudukannya. dudukannya.
c. Celah bebas katup kurang cepat. Setel.
d. Cincin torak macet. Perbaiki atau ganti.
e. Cincin torak patah. Ganti.
f. Perbandingan kurang baik . Periksa dan perbaiki termostas,
pompa air, radiator dan
sebagainya.
g. Pelumas kurang baik. Periksa dan perbaiki pompa
minyak pelumas, saringan,
pendingin minyak pelumas dan
sebagainya.
5.13. Ketukan (“Knocking”)
16

Kemungkinan penyebab kerusakan : Perbaikan :


(1) Saat penyemprotan bahan bakar Lambatkan.
terlalu pagi.
(2) Tekanan penyemprotan bahan bakar Periksa nozzle dan setel
kurang baik. tekanannya sesuai dengan
pedoman.
(3) Nozzle penyemprotan bahan bakar Lihat 11. 6(2) a sampai c.
rusak.
(4) Kebocoran gas dari silinder sehingga Lihat 11. 6(4) a sampai e.
menurunkan tekanan kompresi.
(5) Pendinginan kurang tepat (terlalu Periksa dan perbaiki termostat,
dingin). pompa air dan sebagainya.
(6) Bahan bakar kurang baik. Pakailah bahan bakar yang
sesuai.
(7) Minyak pelumas masuk ke dalam
ruang bakar dan terbakar.
a. Terlalu banyak minyak di dalam Kurangi.
bak minyak pelumas.
b. Cincin torak rusak atau macet. Bongkar, perbaiki atau ganti
dengan yang baru. Perbaiki
lubang-lubang minyak pada
torak dan cincin torak.
c. Dinding silinder aus. Perbaiki minyak pelumas yang
sesuai.
d. Minyak pelumas terlalu encer. Pakailah minyak pelumas yang
sesuai.
(8) Bunyi mesin yang tidak normal
(ketukan masih terjadi meskipun
bahan bakar sudah dihentikan)
a. Keausan bantalan pangkal batang Bongkar dan perbaiki.
penggerak dan poros engkol.
b. Baut bantalan pangkal batang Bongkar dan perbaiki.
penggerak longgar atau patah.
c. Celah antara sisi torak dan dinding Bongkar, perbaiki atau ganti
silinder terlalu besar. tabung silinder dan torak yang
sesuai.
d. Torak menumbuk bagian atau Bongkar, periksa dan perbaiki.
benda lain di dalam silinder.
17

5.14. Gas Buang Terlalu Tebal.

Kemungkinan penyebab kerusakan : Perbaikan :


(1) Warna gas buang putih atau biru.
a. Kerusakan torak dan cincin torak, Ganti dengan yang baru, atau
atau permukaannya belum saling masuk untuk sementara waktu
menyesuaikan satu sama lain jalankan dulu dengan beban
dengan dinding silinder sehingga rendah sampai permukaan bagian
minyak pelumas masuk ke dalam yang bergesekan itu saling
ruang bakar. menyesuaikan.
b. Minyak pelumas banyak terdapat di Naikkan putaran-nya dan bebani
dalam pipa gas buang setelah mesin mesin.
lama bekerja tanpa beban.
c. Kebocoran gas dari dalam silinder Sama dengan 11. 6(4) a sampai
sehingga tekanan kompresinya e.
berkurang (lihat 11. 6(4) a sampai
e).
(2) Gas buang berwarna hitam.
a. Terlalu banyak bahan bakar yang Periksa dan setel penyetop gerigi
sudah disemprotkan. pengatur bahan bakar.
b. Saat penyemprotan kurang tepat. Periksa dan setel.
c. Tekanan penyemprotan terlalu Setel sesuai dengan pedoman.
rendah.
d. Penyemprotan tidak bekerja dengan
baik.
i) Pegas pengatur tekanan patah. Ganti dengan yang baru lihat 11.
2(4) a
ii) Katup nozzle macet sehingga
pengabutan bahan bakar tidak
sempurna.
e. Kekurangan udara.
i) Saat pembukaan dan penutupan Perbaiki.
katup kurang tepat.
ii) Kebocoran gas dari dalam Lihat 11. 6(4) a sampai e.
silinder.
iii)Saringan udara tersumbat. Bersihkan.
18

5.15.Putaran Mesin Sukar Diatur

Kemungkinan penyebab kerusakan : Perbaikan :


(1) Mesin tidak dapat mencapai putaran
maksimum.
a. Pegas governor patah. Ganti dengan pegas baru dan
setel governor.
b. Banyak kerak korban pada nozzle Bersihkan.
penyemprotan bahan bakar.
(2) Mesin bekerja melebihi putaran
maksimum yang diperbolehkan.
a. Pegas governor terlalu kuat. Setel penyetop bahan bakar pada
governor.
b. Gerigi pengaturan bahan bakar
tanpa beban, tetapi segera mati
kalau dibebani.
i) Kotoran atau endapan pada Bersihkan.
minyak pelumas.
ii) Gerigi pengatur pompa Bongkar dan bersihkan plunyer.
penyemprot bahan bakar macet Jika ternyata rusak, ganti dengan
atau rusak. yang baru.
(3) Mesin dapat bekerja tanpa beban,
tetapi segera mati kalau dibebani.
a. Mekanisme governor macet pada
posisi tanpa beban.
i) Gerakan batang-batang governor Periksa dan perbaiki.
kurang sempurna.
ii) Gerigi pengatur bahan bakar tak Periksa dan perbaiki.
dapat bergeser.
(4) Mesin dapat bekerja pada putaran
tinggi dan tak dapat dimatikan.
a. Batang-batang governor tak dapat Periksa dan perbaiki.
kembali pada posisi stop.
b. Gerigi pengatur bahan bakar rusak Periksa dan perbaiki.
dan tak dapat kembali pada
kedudukan stop.
c. Sekerup penetap pinion pada Periksa dan setel kembali
pemutar plunyer terlepas. kemudian kokohkan.
19

Merk : …………………… Tgl : …………..


CHECK LIST
Type : …………………… Jam : …………..
START MESIN
PLTD : …………………… JSB : …………..
Kondisi
No Kegiatan Parameter Operasi Keterangan
Normal Tidak
1. Pastikan Mesin Layak Sesuai Check List Layak Operasi
O O
Untuk Operasi
2. Pastikan Ketersediaan arus a. Cek tegangan 110 Vdc O O
Listrik DC untuk suplai b. Cek arus Rectifier 110 Vdc O O
Kontrol – Proteksi c. Cek Tegangan 48/24/12 Vdc O O
d. Cek arus Rectifier 48/24/12 Vdc O O
3. Pastikan Ketersediaan a. Cek tekanan udara 30 Bar O O
Udara Proteksi dan Strat b. Cek tekanan udara 6 bar O O
Mesin Untuk proteksi mesin O O
4. Jalankan Pompa- Pompa a. Cek tekanan pelumas O O
Pelumas Mesin b. Cek suhu pelumas O O
c. Cek arus motor pompa O O
d. Cek kebocoran pelumas O O
e. Cek getaran pompa O O
f. Cek kebersihan filter LO O O
5. Jalankan Pompa-pompa air a. Cek tekanan JCW O O
Pendingin Mesin (JCW) b. Cek suhu JCW O O
c. Cek arus motor pompa O O
d. cek kebocoran JCW O O
e. Cek getaran pompa O O
6. Jalankan pompa-pompa air a. Cek tekanan ICW O O
pendingin injektor (ICW) b. Cek suhu ICW O O
c. Cek arus motor pompa O O
d. Cek kebocoran ICW O O
e. Cek getaran pompa O O
7. Jalankan motor-motor a. Cek arus motor O O
Radiator/cooling tower b. Cek getaran motor O O
c. Cek kebocorannya O O
d. Cek kebersihannya O O
8. Buka kran indikator (KI) semua cylinder head O O
9. Putar flywheel mesin 3 a. Cek air keluar dari KI O O
Putaran dengan turning b. Cek pelumas keluar KI O O
Gear c. Cek kerja turning gear O O
Atau jalankan mesin a. Cek air keluar dari KI O O
dengan bahan bakar tidak b. Cek pelumas keluar KI O O
operasi dan turning gear c. Cek semburan keluar KI O O
posisi terlepas dari d. Cek ayunan flywheel O O
Flywheel!!! O O
10. Tutup kran indikator pada semua cylinder head O O
BERSAMBUNG HLM
20

Merk : …………………… Tgl : …………..


CHECK LIST
Type : …………………… Jam : …………..
START MESIN
PLTD : …………………… JSB : …………..
Kondisi
No Kegiatan Parameter Operasi Keterangan
Normal Tidak
11. Pastikan posisi fuel rack a. Cek posisi fuel rack pada
O O
Governor
b. Cek posisi fuel rack pada
O O
injection pump
12. Jalankan pompa bahan a. Cek tekanan bahan bakar O O
Bakar b. Cek suhu bahan bakar O O
c. Cek arus motor pompa O O
d. Cek kebocoran bahan bakar O O
e. Cek getaran pompa O O
f. Cek kebersihan filter FO O O
13. Pastikan mesin siap start dengan aman!!! O O
Start mesin dan a. Cek tekanan pelumas O O
pertahankan putaran idle b. Cek suhu pelumas O O
c. Cek suhu bearing O O
d. Cek bunyi mesin O O
f. Cek sistem pelumas O O
14. Buka kran indikator, dan a. Cek air keluar dari KI O O
bila normal ditutup b. Cek suhu pelumas O O
kembali c. Cek semburan keluar KI O O
15. Bila butir (14) & (15) a. Cek tekanan pelumas O O
normal naikkan putaran b. Cek suhu pelumas O O
idle ke putaran normal c. Cek suhu bearing O O
d. Cek bunyi mesin O O
e. Cek getaran mesin O O
f. Cek sistem pelumasan O O
g. Cek tekanan JCW O O
h. Cek suhu JCW O O
i. Cek tekanan ICW O O
j. Cek suhu ICW O O
k. Cek tekanan bahan bakar O O
l. Cek suhu bahan bakar O O
Pastikan peralatan dan sistem tersebut diatas adalah operasi normal dan selanjutnya lakukan sinkron dengan
sistem/pembebanan mesin sesuai check list pembebanan mesin!!!

Kepala Regu, Operator,

(………………………….) (……………………….)
21

Merk : …………………… Tgl : …………..


CHECK LIST
Type : …………………… Jam : …………..
PEMBEBANAN MESIN
PLTD : …………………… JSB : …………..
Kondisi
No Kegiatan Parameter Operasi Keterangan
Normal Tidak
1. Pastikan Mesin Siap Untuk Sesuai Check List Start Mesin
O O
Dibebani
2. Putar Selektor Switch a. Cek proteksi generator O O
Bahwa Mesin siap Sinkron/ b. Cek proteksi trafo 20 kV O O
Dibebani c. Cek tegangan generator O O
d. Cek tegangan trafo 20 kV O O
e. Cek tegangan exiter O O
f. Cek arus exiter O O
g. Cek frekuensi generator O O
3. Masukkan Tegangan Exitasi a. Cek tegangan generator O O
Generator b. Cek tegangan trafo 20 kV O O
c. Cek tegangan exiter O O
d. Cek arus exiter O O
e. Cek frekuensi generator O O
4. Hidupkan Sinkroniser a. Cek tegangan trafo 20 kV O O
Dengan Memutar Switch b. Cek tegangan sistem O O
Sinkron ke Arah On c. Cek frekuensi generator O O
d. Cek frekuensi sistem O O
5. Samakan Tegangan Trafo a. Cek Tegangan trafo 20 kV O O
Dengan Tegangan Sistem b. Cek tegangan sistem O O
Dan Frekuensi Generator c. Cek frekuensi sistem O O
Dengan Sistem d. Cek frekuensi generator O O
e. Cek putaran sinkronizer O O
6. Generator Akan Sinkron Secara Otomatis atau
Atur Secara Perlahan Tegangan dan Frekuensi O O
Generator Sampai Sama Dengan Sistem dan Lakukan
Sinkronisasi Dengan Sistem Secara Teliti dan Aman !!!
22

7. Atur Beban Mesin Sampai a. Cek tegangan generator O O


25% Secara Bertahap b. Cek arus generator O O
c. Cek cos Q generator O O
d. Cek suhu winding O O
e. Cek kondisi mesin O O
8. Naikkan Beban Mesin Secara a. Cek tegangan generator O O
b. Cek arus generator O O
c. Cek cos Q generator O O
d. Cek suhu winding O O
e. Cek frekuensi generator O O
f. Cek kondisi mesin O O
9. Kendalikan Beban Mesin a. Cek tegangan generator O O
Sesuai Daya Mampu/Order b. Cek arus generator O O
UPB c. Cek cos Q generator O O
d. Cek suhu winding O O
e. Cek frekuensi generator O O
f. Cek kondisi mesin O O
Kepala Regu, Operator,

(………………………….) (……………………….)
Merk : …………………… Tgl : …………..
CHECK LIST
Type : …………………… Jam : …………..
LAYAK OPERASI MESIN
PLTD : …………………… JSB : …………..
Kondisi
No Kegiatan Parameter Operasi Keterangan
Normal Tidak
1. Cek Level Minyak Peluas a. Tangki Harian O O
b. Sump Tank O O
c. Cylinder LO Tank O O
d. Turbochanger sisi kanan O O
e. Turoochanger sisi kiri O O
f. Impuls pump O O
g. Pedestal/out put bearing O O
h. Transformer O O
2. Cek Kondisi Minyak Pelumas a. Tangki Harian O O
b. Sump Tank O O
c. Cylinder LO Tank O O
d. Turbochanger sisi kanan O O
e. Turoochanger sisi kiri O O
f. Impuls pump O O
g. Pedestal/out put bearing O O
3. Cek Level Air Pendingin a. Tangki Harian O O
b. JWC Tank O O
c. IWC Tank O O
d. Cooling Tower O O
4. Cek Kondisi Air Pendingin a. Tangki Harian O O
b. JWC Tank O O
c. IWC Tank O O
d. Cooling Tower O O
5. Cek Level Bahan Bakar a. Storage Tank O O
b. Tangki Harian O O
6. Cek Posisi Semua Kr/IV/ a. Sistem udara proteksi O O
Stop Valve b. Sistem udara start O O
23

c. Sistem pelumasan mesin O O


d. Sistem air pendingin O O
e. Sistem bahan bakar O O
f. Sistem udara intake O O
7. Cek Posisi handle a. Start emergency O O
b. Stop emergency O O
c. Turning gear O O
d. Filter minyak pelumas O O
e. Filter bahan bakar O O
8. Cek Kebersihan Filter a. Minyak pelumas O O
b. Bahan Bakar O O
c. Air Intake O O
d. Generator O O
BERSAMBUNG HLM

Merk : …………………… Tgl : …………..


CHECK LIST
Type : …………………… Jam : …………..
LAYAK OPERASI MESIN
PLTD : …………………… JSB : …………..
9. Cek Kondisi Peralatan Pada a. Sumber tegangan AC O O
Panel Mesin b. Sumber tegangan DC O O
c. Kondisi kontaktor O O
d. Kondisi fuse-fuse O O
e. Kondisi MCB, saklar O O
f. Lampu kontrol O O
g. Kondisi alat ukur O O
10. Cek Kondisi Motor-motor a. Sistem Pelumas O O
Dan Pompa-pompa b. Sistem Air Pendingin O O
c. Sistem Bahan Bakar O O
d. Radiator/Cooling Tower O O
Pastikan Peralatan dan Sistem Tersebut di Atas Adalah Normal dan Selanjutnya Dilakukan
Strat Mesin Sesuai Check List Strat mesin !!!
Kepala Regu, Operator,

(………………………….) (……………………….)
24

DAFTAR ISI

1. RUANG LINGKUP..................................................................................... 1

2. TUJUAN...................................................................................................... 1

3. ISTILAH/DEFINISI.................................................................................... 2

4. PROSEDUR PENGOPERASIAN............................................................... 2

4.1. Persiapan Start SPD............................................................................ 2

4.2. Menghidupkan Mesin......................................................................... 3

4.3. Prosedur Memparalelkan SPD............................................................ 3

4.4. Pembebanan Mesin............................................................................. 5

4.5. Pelepasan Beban................................................................................. 5

4.6. Prosedur Mematikan SPD.................................................................. 5

5. GANGGUAN UMUM PLTD...................................................................... 10

Anda mungkin juga menyukai