Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian
mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat
pengumpulan hasil (TPH). Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah
stelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna
kulitnya. Buah akan berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah masak,
kandungan minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit
akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya. Buah yang jatuh tersebut disebut membrondol.
Proses pematangan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah
masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil
(TPH) serta ke pabrik (Buana. L. 2002). Pemanenan merupakan pekerjaan utama di
perkebunan kelapa sawit karena menjadi sumber pemasukan buah bagi prusahaan melalui
penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Mutu minyak yang
diproleh sangat ditentukan oleh mutu tandan dan panen. Selanjutnya kualitas tandan
dipengaruhi oleh iklim, pemupukan, penyerbukan dan tindakan kultur teknis lainnya. Mutu
panen tergantung pada pematangan buah dan jarak panen. Karyawan panen sebaiknya
merupakan karyawan khusus dan sebapat mungkin diusahakan agar kerjanya hanya
memanen. Hal ini akan mempermudan penilaian kerja, baik kuantitas maupun kualitas. Jika
memungkinkan, perlu di lakukan pembagian ancak pada karyawan panen. Sasaran panen
yakni memenuhi kebutuhan jumlah, mutu, dan waktu untuk mendapatkan bahan baku pabrik
kelapa sawit serta menekan kehilangan dan penurunan mutu hasil panen. Keberhasilan panen
didukung oleh pengetahuan 5
2 pemanen tentang persiapan panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen dan
sasaran panen. Keseluruhan faktor ini merupakan kombinasi yang tidak terpisahkan satu
sama lain Kriteria Matang Panen Adapun kriteria panen yang digunakan adalah ketika sudah
ada 2 brondolan (2 buah lepas dari tandanya atau jatuh kepiringan pohon) pada setiap tandan.
Unuk tandan yang beratnya lebih 10 kg, kriterianya menggunakan 1 brondolan. Namun,
kriteria ini perlu di sesuaikan dengan kondisi di tempat. Misalnya, untuk area yang rawan
pencurian, kriteria tersebut dapat di perkecil untuk mengurangi resiko pencurian dengan
adanya brondolan yang jatuh ke tanah, pemanen tidak perlu melihat ke atas (Lubis, 1992).
Tabel 2.1. Fraksi buah berdasarkan tingkat kematangan Fraksi % Jumlah Berondolan Derajat
Kematangan 00 Tidak ada, buah masih hitam Sangat mentah 0 Membrondol 1 12,5 %
Mentah 1 Membrondol 12,5 25 % Kurang matang 2 Membrondol % Matang I 3 Membrondol
% Matang II 4 Membrondol % Lewat matang I 5 Buah dalam ikut membrondol Lewat
matang II 6 Semua buah membrondol Tandan kosong Banyak buah yang lepas (membrondol)
dipedomani sebagai suatu kriteria buah masak, dimana secara umum dipakai 3 buah telah
jatuh dipiringan pokok untuk setiap kg berat tandan. Disamping itu dapat juga dipakai
sebagai pedoman dari segi warna buah, dimana kadang-kadang berondolan tidak ada
dipiringan tetapi buah tekah cukup masak namun untuk ini perlu pengalaman warna merah
yang bagaimana dapat dikategorikan buah tersebut masak. 6