Anda di halaman 1dari 3

Materi Belajar

Tanaman siap panen


Kriteria tanaman siap panen
1. Kelapa Sawit
a. Kriteria tandan buah masak
 Tandan buah masak pada tanaman muda yang baru pertama kali dipanen, kriteria
matang tandan berupa 1-2 brondolan per tandan mengingat tandan masih kecil dan
cepat masak. Standar ini harus disesuaikan berdasarkan kondisi iklim setempat
dan pengalaman pekerja.
 Ciri tandan matang panen adalah berubahnya warna buah dari warna
kehitaman/ungu menjadi orange.
 Matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh (brondolan) dari
tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas
dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
 Tandan buah yang dapat dipanen apabila tanaman berumur kurang dari 10 tahun,
jumlah brondolan yang jatuh kurang lebih 10 butir, jika tanaman berumur lebih
dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh sekitar 15-20 butir.

Tabel 1. Fraksi matang panen pada tanaman kelapa sawit


Fraksi
Kriteria matang panen Derajat kematangan
Panen
Tidak ada buah membrondol, warna buah hitam
00 Sangat mentah
pekat
1 – 12,5 % buah luar membrondol, warna buah
0 Mentah
hitam kemerahan
12,5 – 25 % buah luar membrondol, warna buah
1 Kurang matang
kemerahan
25 – 50 % buah luar membrondol, warna buah
2 Matang
merah mengkilat
50 – 75 % buah luar membrondol, warna buah
3 Matang
orange
75 – 100 % buah luar membrondol, Warna buah
4 Lewat matang
dominan orange
5 Buah bagian dalam ikut membrondol Lewat matang
Sumber :Riniarti dan Utoyo (2012)
b. Rotasi panen adalah waktu yang di perlukan antara panen terakhir dan panen
berikutnya pada tempat yang sama. Rotasi panen berhubungan dengan kerapatan
panen atau jumlah pohon yang dapat dipanen dalam luasan tertentu. Rotasi panen
kelapa sawit pada umumnya adalah 5/7 yang artinya 5 hari panen dengan rotasi 7 hari.
c. Ciri-ciri buah sawit siap panen
 Terdapat 5-10 brondolan di piringan.
Jika sudah terdapat brondolan maka kemungkinan besar sudah siap diambil. Jika
jumlahnya kurang dari standar yang sudah ada, maka kemungkinan besar
brondolan belum siap diambil.
 Buah-buah berubah warna
Buah mengalami perubahan warna sesuai dengan tingkat kematangannya.
 Sebanyak 25-75% buah luar membrondol.
Jika belum terjadi pembrondolan dalam persen berarti buah yang dipanen belum
tentu siap untuk petik.
 Panen yang baik dalam satu afdeling adalah sebanyak 15% brondol dari berat
tandan, buah-buah tingkat fraksi 1 sebanyak 20% dari jumlah tandan, buah tingkat
fraksi 2 dan 3 sebanyak 65 dari jumlah tandan, serta buah tingkat fraksi 4 dan 5
sebanyak 15% dari jumlah tandan. Nominal ini harus benar-benar diikuti karena
jika tidak maka tidak akan mendapatkan hasil terbaik.
d. Standar kematangan buah kelapa sawit
 Buah Immature
Buah immature merupakan buah kelapa sawit yang masih keras dan berwarna
hitam. Cirinya brondolan masih utuh dan tidak ada yang terlepas. Sebaiknya buah
ini disingkirkan karena hanya mengandung minyak yang sedikit sekali.
 Buah Mentah (Unripe Bunch)
Buah sawit dikatakan masih mentah apabila brondolan yang sudah terlepas dari
tangkai kurang dari 10 buah. Sedangkan untuk 10 buah sawit yang telah terjatuh
dari tangkainya bisa dikategorikan sebagai buah matang.
 Buah Mengkal (Under Ripe Bunch)
Buah yang hampir matang atau belum matang sempurna. Buah ini biasanya
ditandai dari brondolan yang terpisah kurang dari 25 buah.
 Buah Matang (Ripe Bunch)
Kriteria buah yang paling layak dipanen ialah buah yang sudah benar-benar
masak. Ciri-cirinya terdapat paling sedikit 25 buah brondolan yang terlepas dari
janjangannya.
 Buah Lewat Masak (Over Ripe Bunch)
Apabila brondolan yang terlepas sudah mencapai lebih dari 50% dan atau masih
ada sisa brondolan sebanyak 10% maka buah disebut sebagai buah lewat masak,
seperti masih ada buah sawit di janjang kosong, jumlah buah sawit yang tertinggal
sedikit, dan tandan kelapa sawit tidak tampak seperti baru dipanen.
 Buah Busuk (Rotten Bunch)
Buah busuk ditandai dari sebagian atau seluruh janjangannya telah lembek, warna
menghitam dan berjamur.
Panen Kelapa sawit

Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian
mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat
pengumpulan hasil (TPH). Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah
stelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna
kulitnya. Buah akan berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah masak,
kandungan minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit
akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya. Buah yang jatuh tersebut disebut membrondol.
Proses pematangan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah
masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil
(TPH) serta ke pabrik (Buana. L. 2002). Pemanenan merupakan pekerjaan utama di
perkebunan kelapa sawit karena menjadi sumber pemasukan buah bagi prusahaan melalui
penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Mutu minyak yang
diproleh sangat ditentukan oleh mutu tandan dan panen. Selanjutnya kualitas tandan
dipengaruhi oleh iklim, pemupukan, penyerbukan dan tindakan kultur teknis lainnya. Mutu
panen tergantung pada pematangan buah dan jarak panen. Karyawan panen sebaiknya
merupakan karyawan khusus dan sebapat mungkin diusahakan agar kerjanya hanya
memanen. Hal ini akan mempermudan penilaian kerja, baik kuantitas maupun kualitas. Jika
memungkinkan, perlu di lakukan pembagian ancak pada karyawan panen. Sasaran panen
yakni memenuhi kebutuhan jumlah, mutu, dan waktu untuk mendapatkan bahan baku pabrik
kelapa sawit serta menekan kehilangan dan penurunan mutu hasil panen. Keberhasilan panen
didukung oleh pengetahuan 5

2 pemanen tentang persiapan panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen dan
sasaran panen. Keseluruhan faktor ini merupakan kombinasi yang tidak terpisahkan satu
sama lain Kriteria Matang Panen Adapun kriteria panen yang digunakan adalah ketika sudah
ada 2 brondolan (2 buah lepas dari tandanya atau jatuh kepiringan pohon) pada setiap tandan.
Unuk tandan yang beratnya lebih 10 kg, kriterianya menggunakan 1 brondolan. Namun,
kriteria ini perlu di sesuaikan dengan kondisi di tempat. Misalnya, untuk area yang rawan
pencurian, kriteria tersebut dapat di perkecil untuk mengurangi resiko pencurian dengan
adanya brondolan yang jatuh ke tanah, pemanen tidak perlu melihat ke atas (Lubis, 1992).
Tabel 2.1. Fraksi buah berdasarkan tingkat kematangan Fraksi % Jumlah Berondolan Derajat
Kematangan 00 Tidak ada, buah masih hitam Sangat mentah 0 Membrondol 1 12,5 %
Mentah 1 Membrondol 12,5 25 % Kurang matang 2 Membrondol % Matang I 3 Membrondol
% Matang II 4 Membrondol % Lewat matang I 5 Buah dalam ikut membrondol Lewat
matang II 6 Semua buah membrondol Tandan kosong Banyak buah yang lepas (membrondol)
dipedomani sebagai suatu kriteria buah masak, dimana secara umum dipakai 3 buah telah
jatuh dipiringan pokok untuk setiap kg berat tandan. Disamping itu dapat juga dipakai
sebagai pedoman dari segi warna buah, dimana kadang-kadang berondolan tidak ada
dipiringan tetapi buah tekah cukup masak namun untuk ini perlu pengalaman warna merah
yang bagaimana dapat dikategorikan buah tersebut masak. 6

Anda mungkin juga menyukai