Anda di halaman 1dari 31

BAB III

TEKNOLOGI

3.1. Proses Produksi

Proses pengolahan kelapa sawit di PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk

bertujuan untuk memperoleh minyak sawit dan inti sawit yang berkualitas. Proses

pengolahan yang terjadi di pabrik ini akan menghasilkan dua jenis produk, yaitu:

1. Crude Palm Oil (CPO), yang berasal dari hasil pengolahan daging buah.
2. Palm Kernel, yaitu inti yang dihasilkan dari pengolahan biji (Nut).
Kapasitas produksi di PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk adalah 45

ton/proses produksi. Serat, cangkang, dan tandan kosong adalah merupakan hasil

sampingan dari proses pengolahan kelapa sawit. Tandan kosong diolah kembali

dengan menggunakan incinerator menjadi Bunch ash. Sedangkan serat dan

cangkang digunakan sebagai bahan bakar boiler.

3.1.1. Standar Mutu Produk

Standar mutu produk yang dihasilkan di PT. Bakrie Sumatera Plantations,

Tbk, yaitu:

FFA CPO : 4,00 %

Kadar air CPO : 0,18 %

Kadar kotoran CPO : 0,015 %

Kadar air Kernel : 7-8 %

Kadar kotoran Kernel : 7-8 %

Broken Kernel : 14,00 %

III-1
III-2

Standar mutu Tandan Buah Segar (TBS) yang digunakan di PT. Bakrie

Sumatera Plantations, Tbk, yaitu:

Tabel 3.1. Standar Mutu Tandan Buah Segar (TBS)

Keterangan kondisi buah Derajat Persentasi


No.
Kematangan (%)
1 Tidak ada yang membrondol Mentah 0
1-10 buah lapisan luar yang
2 Mengkal <8
membrondol
>10 buah lapisan luar yang
3 Masak > 75
membrondol
50-75% buah lapisan luar
4 Terlalu masak <5
yang membrondol
Buah lapis dalam ikut
5 Terlalu masak <5
membrondol
Buah sudah lembek, berair,
6 Busuk 0
dan busuk
Buah berwarna jingga &
7 Abnormal 0
tidak membrondol
Panjang tangkai lebih dari 2,5
8 Tangkai Pnjang 0
cm
Tidak ada buah pada tandan Tandan kosong
9 0
bersih
Brondolan Tandan kosong
10 10-15
bersih
Sumber: PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk

3.1.2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk untuk

menghasilkan produk crude palm oil (CPO) terdiri dari tiga macam yang

dikelompokkan menjadi bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

3.1.2.1. Bahan Baku


III-3

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses

pengolahan baik dalam keadaan masih tergolong bahan mentah atau bahan

setengah jadi. Bahan baku yang digunakan di PT. Bakrie Sumatera Plantations,

Tbk adalah kelapa sawit yang berasal dari perkebunan sendiri dan perkebunan

rakyat.

3.1.2.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses yang sifatnya

hanya membantu kelangsungan proses produksi agar lebih baik atau lebih

sempurna dan bahan penolong ini tidak akan tampak pada produk jadi. Bahan

penolong yang digunakan di PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk adalah air

(H2O). Air sangat diperlukan untuk proses pengolahan sebagai sumber uap dan air

panas. Fungsi utama uap yang dihasilkan di boiler digunakan sebagai pembangkit

listrik, proses perebusan, dan proses pelumatan. Fungsi utama air panas adalah

memudahkan proses pemurnian minyak sawit.

3.1.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada produk, dimana

keberadaannya dapat meningkatkan mutu atau kualitas produk serta merupakan

bagian dari produk akhir. Tidak ada bahan tambahan yang digunakan di PT.

Bakrie Sumatera Plantations, Tbk.

3.1.3. Uraian Proses Produksi


III-4

Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit dan inti sawit di PT.

Bakrie Sumatera Plantations, Tbk secara garis besar dibagi atas 6 tahapan, yaitu

penerimaan buah, perebusan, penebah, kempa, pengolahan biji (kernel), dan

pemurnian minyak.

3.1.3.1. Penerimaan Buah

Hasil pemanenan tandan buah segar (TBS) dari perkebunan sendiri dan

perkebunan rakyat diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Lalu dilakukan

penimbangan untuk mengetahui jumlah Tandan Buah Segar (TBS) yang diterima.

Penimbangan dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih

TBS yang diterima didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta

isinya dengan berat truk dalam keadaan kosong.

Kemudian TBS dibawa ke tempat penyortiran. TBS disortir untuk

mengetahui kematangan buah. Tujuan dari sortasi adalah:

a. Untuk mengetahui mutu TBS yang diolah perhari

b. Untuk mengetahui rendeman minyak sawit dan inti sawit

c. Untuk mendapatkan angka nilai panen setiap hari

Tingkat kematangan TBS yang diterima di pabrik seperti yang ditunjukkan

pada Tabel 3.1.

Tabel 3.2. Derajat Kematangan Tandan Buah Sawit


III-5

Keterangan kondisi buah Derajat Persentasi


No.
Kematangan (%)
1 Tidak ada yang membrondol Mentah 0
1-10 buah lapisan luar yang
2 Mengkal <8
membrondol
>10 buah lapisan luar yang
3 Masak > 75
membrondol
50-75% buah lapisan luar
4 Terlalu masak <5
yang membrondol
Buah lapis dalam ikut
5 Terlalu masak <5
membrondol
Buah sudah lembek, berair,
6 Busuk 0
dan busuk
Buah berwarna jingga &
7 Abnormal 0
tidak membrondol
Panjang tangkai lebih dari 2,5
8 Tangkai Pnjang 0
cm
Tidak ada buah pada tandan Tandan kosong
9 0
bersih
Brondolan Tandan kosong
10 10-15
bersih
Sumber: PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk

Selesai disortir, TBS kemudian dimasukkan ke dalam loading ramp

dengan tujuan untuk memudahkan pengisian ke dalam lori. Loading ramp

memiliki jumlah pintu sebanyak 17 pintu yang dapat dibuka dan ditutup

menggunakan hidrolik silinder yang digerakkan dengan sistem hidrolik dari 2 unit

electromotor. Melalui pintu loading ramp, TBS akan ditampung oleh Fruit Fresh

Bunch (FFB) Conveyor 1 dan 2 untuk dimasukkan ke dalam lori yang selanjutnya

diproses di stasiun perebusan (sterilizer). Kapasitas loading ramp adalah 400 ton.

Adapun cara kerja pengisian lori adalah:

a. Pintu loading ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam

lori. Satu uni lori berkapasitas sekitar 15 ton TBS.


b. Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan
capstan, sling belt, transfer carriage, canti lever ke proses perebusan
untuk dimasukkan ke dalam sterilizer.
III-6

3.1.3.2. Perebusan (Sterilizing)


Perebusan dilakukan dengan menggunakan sterilizer. Sterilizer adalah

bejana uap bertekanan unutk merebus TBS dengan menggunakan uap. Dalam

perebusan TBS digunakan uap basah dengan tekanan maksimum 1,8-3,0 kg pada

suhu 140oC dengan waktu perebusan selama 90 menit. Sistem perebusan yang

dipakai adalah Tiga Puncak (triple peak). Sistem perebusan tiga puncak adalah

sistem perebusan yang terdiri dari 2 puncak proses pembuangan udara dan 1

puncak proses perebusan. PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk memiliki 1 unit

sterilizer dengan kapasitas 1 unit sterilizer mampu menampung 3 lori.

Grafik perebusan dengan menggunakan sistem tiga puncak adalah seperti

pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak

Keterangan gambar:

Tabel 3.3. Sistem Perebusan 3 Puncak


III-7

No. Proses Waktu Tekanan


1 dearasi 2 0
menaikkan tekanan
2 1,5 kg/cm2 15 1.5
3 buang kondesat 18 0
menaikkan tekanan
4 2.5 kg/cm2 33 2.5
5 buang kondesat 38 0
menaikkan tekanan 3
6 kg/cm2 56 3
7 buang kondesat 57 3
merebus pada tekanan
8 3 kg/cm2 75 3
9 buang kondesat 76 3
10 masuk steam 77 3
11 buang kondesat 78 3
12 masuk steam 79 3
13 buang kondesat 80 3
14 masuk steam 81 3
15 buang kondesat 82 3
16 buang kondesat 90 0

Tujuan dari proses perebusan adalah:

a. Memudahkan pelepasan brondolan dari tandannya pada thresher


b. Menurunkan kadar air pada TBS agar daging buah menjad lunak
c. Memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya
d. Menambahkan kelembapan dalam daging buah sehingga minyak lebih mudah

dikeluarkan
e. Mengkoagulasikan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak

3.1.3.3. Stasiun Penebah (Threshing Station)

Stasiun penebah merupakan stasiun lanjutan dari stasiun perebusan. Pada

stasiun ini, TBR akan dibanting di dalam alat penebah (thresser) untuk

memisahkan berondolan dari janjangan (bunch). Pembantingan dilakukan dengan


III-8

menggunakan dua unit thresher yang beroperasi secara seri. Prinsip kerja

thresher adalah berputar dengan kecepatan 23-35 rpm, kemudian Tandan Buah

Rebus (TBR) ikut berputar dan terangkat hingga terbanting. Dengan proses ini

terjadi berkali-kali maka buah lepas dari janjangan.

Pada prosesnya, hasil tebahan pada thresser pertama akan dibawa kembali

oleh empty bunch conveyor untuk dibawa ke bunch chrusser. Crusher berfungsi

mencabik janjangan untuk memperkecil losses buah sawit. Janjangan yang telah

tercabik kemudian masuk ke thresher kedua untuk dibanting kembali. Janjangan

kosong yang terdorong keluar jatuh ke empty bunch scrapper untuk diangkut ke

empty bunch press.

3.1.3.4. Stasiun pengepresan (Pressing Station)

Stasiun ini adalah stasiun pertama dimulainya proses pengambilan

minyak dari buah dengan proses pelumatan dan pengepresan. Pelumatan

(digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji

(nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk menekan daging buah

yang hancur hingga keluar minyak kasar (crude oil).

Pelumatan dilakukan dengan menggunakan digester yang berbentuk

silinder dengan letak vertical yang berfungsi untuk mengaduk dan mencacah

daging buah sehingga terpisah dari biji. Kecepatan pengadukan didalam digester

adalah 23 rpm. Prinsip kerja digester adalah buah yang masuk ke dalam digester

akan dilumatkan oleh pisau-pisau (long arm dan short arm) yang berputar. Setelah

dilumatkan kemudian didorong keluar oleh pisau pendorong (expeller arm)


III-9

menuju proses pengepresan. Untuk memudahkan proses pelumatan digester

dialirkan uap dan air panas agar temperatur buah tetap 90oC.

Pengepresan dilakukan dengan menggunakan screw press. Screw press

terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang dan di dalamnya

dipasang dua buah ulir atau screw yang berputar berlawanan arah. Dua buah

konus yang berada pada bagian ujung press mengatur tekanan pengepresan, kedua

konus ini dapat bergerak maju mundur secara hidrolik.

Prinsip kerja screw press adalah cake yang keluar dari digester melalui

talang, masuk ke dalam press cylinder dan mengisi worm. Volume setiap space

worm berbeda. Semakin mengarah ke ujung as screw volume semakin kecil

sehingga cake tertekan dan minyak terperas. Cake akan keluar dari bagian muka

atau sela-sela cone jatuh ke cake breaker conveyor. Minyak kasar akan terpisah

keluar melalui lubang-lubang press cylinder dan jatuh ke talang minyak (oil

gutter).

3.1.3.5. Pengolahan Biji (Kernel Plant)

Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai

dengan standar mutu produk yang dihasilkan. Pengolahan biji terdiri dari

beberapa proses sebagai berikut.

1. Penguaraian Cake
Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serabut.

Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor.

Prinsip kerja cake breaker conveyor adalah mengaduk-aduk cake dengan cara

berputar sambil mendorong cake ke ujung talang untuk memisahkan biji dan
III-10

serabut di pemisah biji. Cake breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi

pedal-pedal yang diikatkan pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan

dengan injeksi uap sehingga gumpalan cake akan menjadi kering dan mudah

terurai.
2. Pemisahan biji dari serabut
Pemisahan biji dari serabut dilakukan dengan menggunakan depericarper.

Depericarper adalah alat yang disertai kipas penghisap (fan) yang digunakan

untuk menghisap fiber sehingga terpisah dari nut dan membawa fiber untuk

menjadi bahan bakar boiler. Dari cake breaker conveyor, ampas dan nut

masuk ke depericarper, karena perbedaan berat jenis ampas (fiber) terhisap ke

fiber cyclone sedangkan biji yang lebih berat jatuh ke nut polishing drum.

Dengan demikian, depericarper berfungsi memisahkan biji dari fiber dan

membawa fiber menjadi bahan bakar boiler.


Nut polishing drum adalah suatu drum yang berputar yang mempunyai

plat-plat yang pembawa yang dipasang miring pada dinding bagian dalam.

Dari depericarper, biji jatuh ke nut polishing drum untuk memisahkan fiber

yang masih melekat pada nut. Kecepatan putaran drum adalah 23 rpm. Dari

nut polishing drum, nut yang sudah dipolis selanjutnya dibawa ke inclined nut

conveyor menuju destoner.


3. Pemisahan biji dari batu dan biji kosong
Pemisahan biji dari batu dan biji kosong dilakukan dengan menggunakan

destoner cyclone. Destoner cyclone berfungsi untuk memisahkan serat-serat

dan kotoran yang terdapat pada nut. Proses pemisahan ini dilakukan

berdasarkan berat jenis nut. Nut yang berat jenisnya lebih besar akan masuk ke

nut grading drum sedangkan kotoran dan fiber yang lebih ringan akan terhisap

ke atas dan masuk ke destoner cyclone untuk dibuang..


III-11

4. Pemisahan biji menurut besar diameter


Pemisahan biji menurut besar diameter dilakukan dengan menggunakan nut

grading drum. Nut yang kecil akan masuk kedalam nut hopper no.1, nut yang

sedang masuk kedalam nut hopper no.2 dan nut yang besar akan masuk

kedalam nut hopper no. 3. Besarnya lubang-lubang oval pada nut grading

drum biasanya untuk ukuran kecil (8-10 mm), sedang (13-15mm) dan besar

(>15mm).
5. Pemecahan biji
Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji

bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Di pabrik PT Bakrie

Sumatera Plantations, Tbk, ripple mill yang digunakan sebanyak 3 buah yang

terbagi menjadi 3 line. Ripple mill memecahkan nut dengan cara menjepit nut

diantara ripple dan rotor bar. Setelah biji pecah, inti masih bercampur dengan

cangkang, biji utuh, inti lekat dan serabut jatuh ke cracker mixture conveyor

dan diangkut oleh cracked mixture elevator ke stasiun LTDS 1


6. Pemisahan inti sawit dari cangkang
Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan dua unit

Light Tenera Dust Separating (LTDS) yang dioperasikan secara vertikal. Inti

sawit dan cangkang dari ripple mill diangkut dengan elevator ke LTDS

pertama. Pada LTDS pertama, terjadi proses pemisahan antara cangkang, fiber,

inti pecah, dan inti utuh berdasarkan berat jenis, dimana fiber dan pecahan

cangkang akan terhisap ke atas oleh blower yang akan digunakan sebagai

bahan bakar boiler, sedangkan inti utuh (kernel) jatuh ke wet kernel conveyor

yang kemudian akan dibawa ke kernel silo melalui wet kernel elevator.
Pada LTDS 1, terdapat inti, cangkang dan fiber yang tidak dapat dihisap

blower dan tidak juga jatuh ke wet kernel conveyor. Inti, cangkang dan fiber
III-12

tersebut masuk ke LTDS 2. Prinsip pemisahan pada LTDS 1 dan LTDS 2

sama. Pada LTDS 2 dilakukan pemisahan dimana kernel kecil dan kernel

pecah dan cangkang masuk melalui corong dari air lock menuju ke sistem

pemisahan basah (hydrocyclone), sedangkan pecahan cangkang dan fiber akan

terhisap untuk digunakan sebagai bahan bakar boiler dan kernel jatuh ke wet

kernel conveyor.
7. Pemisahan inti sawit pecah dari cangkang
Pemisahan inti sawit pecah dari pecahan cangkang dilakukan dengan

menggunakan hydrocyclone. Prinsip kerja hydrocyclone dengan menggunakan

air untuk memisahkan inti sawit pecah dari pecahan cangkang berdasarkan

berat jenis. Kernel yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari air akan

terapung dan akan mengalir ke wet kernel conveyor menuju kernel silo.

Sementara cangkang yang memiliki berat jenis lebih besar dari larutan air

akan tenggelam dan masuk ke saluran cangkang untuk selanjutnya dikirim ke

wet shell conveyor untuk dijadikan bahan bakar boiler.


8. Pengeringan Kernel
Pengeringan inti sawit dilakukan kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah

menghembuskan udara panas ke dalam silo melalui double heater.

Pengeringan kernel dilakukan dengan menggunakan suhu 75oC selama 6 8

jam. Penurunan kadar air ini bertujuan untuk menonaktifkan kegiatan

mikroorganisme sehingga proses pembentukan jamur atau proses kenaikan

asam dapat dibatasi pada saat kernel disimpan..


9. Penyimpanan kernel (Kernel Bunker)
Kernel bunker berfungsi sebagai tempat penyimpanan inti produksi sebelum

dikirm keluar untuk diproduksi dan agar uap air yang terkandung didalam inti
III-13

dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi bunker tidak lembab yang dapat

membuat timbulnya jamur pada inti. Kapasitas kernel bunker sekitar 200 ton.

3.1.3.6. Pemurnian Minyak (Clarification)

Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang

sesuai dengan standar mutu produk yang dihasilkan. Pemurnian minyak terdiri

dari beberapa proses sebagai berikut.

1. Pemisahan minyak kasar dari pasir


Pemisahan minyak kasar dari pasir dilakukan dengan menggunakan sandtrap

tank (perangkap pasir). Prinsip kerja sandtrap tank adalah pemisahan

berdasarkan berat jenis. Sandtrap tank terdiri corong yang memiliki saluran

pada bagian atasnya dan saluran bagian bawah. Minyak kasar akan mengalir

pada saluran bagian atas, sedangkan pasir akan jatuh ke saluran bagian bawah.

Minyak kasar akan dialirkan ke vibrating screen dan pasir akan ditampung di

tempat penampungan.
2. Penyaringan minyak kasar
Penyaringan minyak kasar dilakukan dengan menggunakan vibrating screen.

Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan atau menyaring kotoran-

kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibrating

screen terdiri dari dua buah saringan getar dengan ukuran saringan atas 20

mesh dan saringan bawah 40 mesh. Minyak hasil saringan dialirkan ke tangki

minyak kasar (crude oil tank).


3. Pemanasan minyak kasar
Pemanasan minyak kasar bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di

contious setting tank dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak kasar

dilakukan dengan menggunakan tangki minyak kasar. Prinsip kerja crude oil
III-14

tank adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap dengan suhu

90-95oC. Minyak kemudian dipompa ke distribution tank untuk dialirkan ke

continuos settling tank.

4. Pemisahan minyak dari sludge


Pemisahan minyak dari sludge dilakukan di continous settling tank. PT. Bakrie

Sumatera Plantations, Tbk memilik 2 unit continuous settling tank dengan

masing-masing kapasitasnya adalah 120 ton/unit. Continous settling tank

berfungsi untuk mengendapkan sludge yang terkandung di dalam minyak

kasar. Untuk mempermudah proses pemisahan, maka temperatur

dipertahankan 90-95oC dengan sistem injeksi uap dan kecepatan putar stirrer 5

rpm. Kemudian, continuous settling tank mengalirkan minyak bersih ke wet

oil tank dan minyak kotor ke sludge tank.


5. Penampungan minyak murni
Minyak yang keluar dari Continuous Settling Tank dimasukkan kedalam

tangki minyak murni (wet oil tank) dengan menggunakan pipa. Suhu di wet

oil tank dijaga tetap 90-95oC. Sistem pemanasan dilakukan dengan

menggunakan pipa spiral yang dialiri uang dengan tekanan 3 kg/cm 2. Tangki

ini berbentuk silinder dengan bagian dasar berbentuk kerucut.


6. Pemurnian minyak
Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier. Oil purifier

bertujuan untuk mengurangi kadar air sampai 0,4 %, kadar kotoran hingga

0,015 % dan temperature 90-95oC. Minyak yang sudah dimurnikan dipompa

melalui pipa ke float tank menuju vacuum dryer, sedangkan air dan kotoran

dialirkan ke dinding bowl menuju sludge fit.

7. Pengeringan minyak
III-15

Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacuum dryer. Vacuum

dryer berfungsi untuk meminimalkan kadar air dalam minyak yang masih

mengandung butiran-butiran air dalam proses oil purifier dengan

mengeringkan minyak dengan cara hampa udara. Ujung pipa yang masuk ke

vacuum drier dibuat sempit berbentuk nozzle sehingga akibat kevakuman

tank, minyak tersedot dan mengabut didalam vacuum dryer. Melalui nozzle,

butir-butir air tehisap ke atas dengan menggunakan pompa sedangkan minyak

akan turun kebawah (dasar bejana) dan kemudian minyak dipompakan ke

tangki penimbunan minyak (storage tank). Temperatur minyak dijaga 90-95oC

supaya kadar air cepat menguap dan terhisap oleh vacuum pump. Minyak yang

diproses diharapkan mengurangi kadar air hingga 0,15 % dan kadar kotoran

hingga 0,015 %.
8. Penampungan sludge
Penampungan sludge hasil pemisahan di continous setting tank dilakukan di

sludge tank. Sludge tank berfungsi sebagai tempat penampungan sementara

sludge sebelum diolah lagi untuk mendapatkan minyak. Sludge tank dipasang

pipa injeksi uap untuk memanaskan hingga 90-100oC dan mengencerkan

sludge.
9. Pemisahan sludge dari pasir
Pemisahan sludge dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand cyclone.

Sand cyclone berfungsi untuk menangkap pasir yang terkandung dalam sludge

dan memudahkan proses selanjutnya, prinsip pemisahan pasir pada sand

cyclone adalah gaya sentrifugal serta perbedaan berat jenis. Pasir dan kotoran

selanjutnya dialirkan ke sludge fit untuk diolah kembali.


10. Pemisahan minyak dari sludge
III-16

Pemisahan minyak dari sludge dilakukan dengan menggunakan sludge

sentrifuge. Sludge sentifuge berfungsi untuk mengutip minyak yang masih

terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal. Kotoran yang memiliki

berat jenis lebih besar di keluarkan ke sludge fit sedangkan minyak yang lebih

ringan dimasukkan ke recycle oil tank untuk diolah kembali menuju crude oil

tank dan disdistribusikan melalui distribution tank ke continuous settling tank.

Suhu dalam sludge sentifuge adalah 95oC.


11. Pengambilan minyak kembali
Hasil pembuangan dari air pencucian dan blowdown dari unit klarifikasi dan

dari air kondesat sterilizer masih mengandung minyak sehingga seluruhnya

ditampung dan dialirkan ke sludge fit. Sludge fit berfungsi sebagai tempat

proses pengutipan minyak yang belum dibuang ke limbah. Minyak kemudian

disaring dan dibawa ke vibrating screen untuk diolah kembali.


12. Penyimpanan sementara CPO
Storage tank berfungsi untuk menyimpan sementara minyak hasil produksi

(CPO) sebelum dikirim untuk dipasarkan. PT. Bakrie Sumatera Plantations,

Tbk memiliki 4 unit storage tank dengan rincian 2 unit dengan kapasitas 2000

ton dan 2 unit lainnya kapasitas 1000 ton.

3.2. Mesin dan Peralatan

3.2.1. Mesin Produksi

Mesin produksi adalah semua peralatan yang memerlukan penggerak,

yang digunakan dalam proses produksi. Adapaun mesin produksi yang ada di PT.

Bakrie Sumatera Plantations, Tbk untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut.
III-17

1. Stasiun Penerimaan
a. Loading Ramp c.w Hydrolic System
Fungsi : Tempat penimbunan sementara dan pemindahan TBS ke

lori
Jumlah : 1 unit (17 pintu)
Ukuran : 40,8 x 24 m
Kapasitas : 400 ton TBS
Elektromotor : 5,5 kw; cos 0,85; 50 Hz; 380 V; 11,3 A; 1450 Rpm
b. Fresh Fruit Bunch Conveyor 1 & 2
Fungsi : Tempat penerimaan TBS dari loading ramp menuju lori
Jumlah : 2 unit
Ukuran : 54 x 1,31 x 0,86 m
Kapasitas : 40 ton/jam
Elektromotor : 22 Kw; cos 0,86; 50 Hz; 415 V; 22,6 A; 1440 Rpm
2. Stasiun Perebusan
a. Indexer
Fungsi : Memindahkan lori
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 2 lori/angkut
Model : Flender
Line Pull : 20 lbs
Elektromotor : 11 Kw; cos 0,86; 50 Hz; 380/660 V; 20,5 A; 1460 Rpm
b. Transfer Carriage
Fungsi : Memindahkan lori dari satu rail track ke rail track lainnya
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 2 lori/angkut
Elektromotor : 5,5 Kw; cos 0,86; 50 Hz; 380 V; 11,3 A; 1450 Rpm
c. Condesate Pump

Fungsi : Memompakan air kondesat dari sterilizer ke fat fit

Jumlah : 1 unit

Flow : 22 m3/jam

Elektromotor : 11 Kw; cos 0,86; 50 Hz; 380 V; 11,3 A; 2950 Rpm

d. Sterilizer

Fungsi : Merebus buah untuk menonaktifkan enzim lipase yang

menyebabkan naiknya asam lemak bebas, memudahkan


III-18

lepasnya buah dari tandannya, melunakkan daging buah

dan mengurangi kadar air.

Tipe : horizontal

Jumlah : 1 unit

Ukuran : p = 32 m, d = 9,4 m

Tekanan kerja : 3,0 kg/cm2

Tekanan uji : 6,5 kg.cm2

Kapasitas : 30 ton/jam

Elektromotor : 22 Kw; cos 0,86; 50 Hz; 380 V; 11,3 A; 1500 Rpm

e. Tippler

Fungsi : Menuangkan TBR masuk dari lori ke below bunch feeder

Jumlah : 3 unit

Kapasitas : 1 lori/putar

Elektromotor : 11 Kw; cos 0,86; 50 Hz; 380 V; 11 A; 1460 Rpm

3. Stasiun Pembantingan
a. Incline Sterilizer Bunch Conveyor
Fungsi : mengangkut TBR menuju Distibution Bunch Conveyor
Kapasitas : 40 ton/jam
Elektromotor : 22 Kw; 50 Hz; 415 V; 46 A; 1460 Rpm
b. Distribution Bunch Conveyor
Fungsi : Menuangkan TBS masak ke thresher
Jumlah : 3 line
Kapasitas : 20 ton/jam
Elektromotor : 22 Kw; 50 Hz; 415 V; 11,3 A; 1460 Rpm
c. Thresher
Fungsi : Melepaskan atau memisahkan buah dari janjangan
Jenis : Thresher drum
Jumlah : 2 unit
Ukuran : p = 7,1 m, t = 2,2 m
Kecepatan : 23-25 rpm
Kapasitas : 30 ton/jam
Elektromotor : 11 Kw; 50 Hz; 280 V; 23 A; 1450 Rpm
III-19

d. Below Conveyor
Fungsi : Mengangkut buah dari thresher ke inclined loose fruit

conveyor
Jumlah : 2 unit
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 30 ton/jam
Elektromotor : 5,5 Kw; 50 Hz; 415 V; 11,4 A; 1450 Rpm
e. Inclined loose fruit conveyor

Fungsi : Mengangkut buah hasil tebahan menuju stasiun press

Jumlah : 1 line

Ukuran : 3,2 m x 7,9 m

Kapasitas : 45 ton/jam

Elektromotor : 11 Kw; 50 Hz; 380 V; 22,5 A; 1450 Rpm

f. Inclined recycle empty bunch conveyor

Fungsi : Mengangkut tandan kosong menuju bunch crusher

Jumlah : 1 unit

Ukuran : 1,5 m x 7,9 m

Kapasitas : 45 ton/jam

Elektromotor : 11 Kw; 50 Hz; 380 V; 23,5 A; 1430 Rpm

g. Bunch Crusher
Fungsi : Mencabik-cabik janjangan
Jumlah : 1 unit
Ukuran :9mx8m
Kapasitas : 45 ton/jam
Elektromotor : 15 Kw; 50 Hz; 380 V; 29,7 A; 1450 Rpm
h. Horizontal Empty Bunch Scrapper
Fungsi : Mengangkut janjangan dari thresher ke penimbunan
Type : Screpper
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 30 ton/jam
Elektromotor : 7,5 Kw; cos 0,86; 50 Hz; 415 V; 15,6 A; 1450 Rpm
III-20

4. Stasiun Pengepresan
a. Fruit Distribution Conveyor

Fungsi : Mengangkut buah dari thresser masuk ke dalam digester

Jumlah : 2 unit

Ukuran : 17,5 m x 7,3 m

Kapasitas : 30 ton/jam

Elektromotor : 5,5 Kw; 50 Hz; 415 V; 11,4 A; 1430 Rpm

b. Digester
Fungsi : Untuk melumatkan buah hingga hancur
Jumlah : 3 unit
Ukuran : 7,1 m x 3 m
Berat : 550 kg
Kapasitas : 18 ton/jam
Elektromotor : 37 Kw; 50 Hz; 380 V; 70,2 A; 1450 Rpm
c. Screw Press
Fungsi : Untuk memisahkan minyak kasar (Crude oil)
Jumlah : 3 unit
Ukuran : p = 5,1 m, l = 1,5m
Kapasitas : 15-18 ton/jam
Elektromotor : 30 Kw; 50 Hz; 380 V; 45 A; 1460 Rpm
5. Stasiun Pengolahan Biji
a. Cake Breaker Conveyor
Fungsi : Untuk mengeringkan dan mengurai cake
Type : Screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran : p = 17 m, d = 5,3m
Kapasitas : 40 ton/jam
Elektromotor : 5,5 Kw; 50 Hz; 415 V; 11,4 A; 1430 Rpm
b. Depericarper

Fungsi : menghisap fiber

Jumlah : 1 unit

Ukuran : t = 17000 mm, d = 1270 mm

Electro blower: 11 kw; 23 A; 1450 rpm; 380 v

- Nut Polyshing Drum


III-21

Fungsi : Untuk membersihkan serat yang melekat pada biji

Jumlah : 1 unit

Ukuran : t = 7,4 m, d = 1,2 m

Kecepatan : 29 rpm

Kapasitas : 40 ton/jam

Electromotor : 7,5 Kw; 50 Hz; 415 V; 15,5 A; 1450 Rpm

c. Wet Nut Conveyor


Fungsi : Mendistribusikan biji dari nut polishing drum ke destoner

system
Tipe : Screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran :d=5m
Kapasitas : 40 ton/jam
Elektromotor : 2,2 Kw; 50 Hz; 415 V; 4,9 A; 1400 Rpm
d. Destoner System
Fungsi : Untuk memisahkan biji dari batu, dan biji kosong
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 20 ton/jam
Ukuran : t = 17 m, d = 70 m
Electroblower: 2,2 Kw; 50 Hz; 415 V; 4,9 A; 1400 Rpm
e. Nut Grading Drum
Fungsi : Untuk memisahkan biji menurut besar diameternya
Jumlah : 3 unit
Ukuran : p = 15 m, d = 7 m
Kapasitas : 16 ton/jam
Elektromotor : 4 Kw; 50 Hz; 380 V; 9,4 A; 940 Rpm
f. Ripple Mill
Fungsi : Untuk memecahkan cangkang dan inti
Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 15 ton/jam
Elektromotor : 7,5 Kw; 50 Hz; 380 V; 14 A; 1445 Rpm
g. Cracked Mixture Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan craked mixture dari ripple mill ke

craked mixture elevator


Tipe : screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran : 7 x 0,4 m
Kapasitas : 45 ton/jam
III-22

Elektromotor : 3 Kw; 50 Hz; 415 V; 6,5 A; 1400 Rpm


h. Craked Mixture Elevator
Fungsi : Mengangkut biji dari craked mixture conveyor ke LTDS 1
Jumlah : 1 unit
Ukuran : 17 x 2,1 m
Kapasitas : 45 ton/jam
Elektromotor : 4,5 Kw; 50 Hz; 415 V; 11,4 A; 1430 Rpm
i. Light Tenera Dust Separating (LTDS)
Fungsi : Memisahkan inti sawit utuh dari pecahan cangkang
Jumlah : 2 unit
Ukuran : p = 14 m, d = 7 m
Kapasitas : 20 ton/jam
Electrofan : 30 kw;5o Hz; 30 A; 1460 rpm; 380 v
j. Hydrocyclone
Fungsi : Memisahkan inti sawit pecah sempurna dari pecahan

cangkang
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 18 ton/jam
Elektromotor : 15 kw; 50 Hz; 27 A; 1440 rpm; 380 v
Ukuran p = 15 m, d = 7 m
k. Wet Kernel Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari hydrocyclone ke wet

kernel elevator
Tipe : Screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran : d = 5,3 m
Kapasitas : 45 ton/jam
Elektromotor : 5,5 Kw; 50 Hz; 415 V; 11,4 A; 2,9 Rpm
l. Wet Kernel Elevator
Fungsi : Mengangkut inti sawit dari wet kertel conveyor ke kernel

distribution conveyor
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 45 ton/jam
Elektromotor : 5,5 Kw; 50 Hz; 415 V; 11,4 A; 2,9 Rpm
m. Kernel Distribution Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari wet kernel elevator ke

kernel silo
Tipe : Screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran : d = 5,3 m
Kapasitas : 45 ton/jam
Elektromotor : 5,5 Kw; 50 Hz; 415 V; 11,4 A; 2,9 Rpm
III-23

n. Kernel silo drier


Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari kernel silo ke kernel

bunker
Tipe : Screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran : d = 5,3 m
Kapasitas : 45 ton/jam
Elektromotor : 5,5 Kw; 50 Hz; 415 V; 11,4 A; 1430 Rpm
o. Vibrator Feeder
Fungsi : Mendistribusikan fibre, shell dari hopper ke boiler
Tipe : Screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran : d = 6,7 m
Kapasitas : 45 ton/jam
Elektromotor : 2 Kw; 50 Hz; 380 V; 4,5 A; 1425 Rpm
6. Stasiun Pemurnian Minyak
a. Vibrating screen
Fungsi : Menyaring serat dan kotoran dari minyak kasar
Jumlah : 2 unit
Ukuran : d = 1800 mm
Kapasitas : 30 ton/jam
Gaya penggerak : 1500 rpm (2 separasi)
Elektromotor : Daya (5,5 pk; 3 fasa; 50 Hz; 380 v)
b. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier)

Fungsi : Memurnikan minyak yang berasal dari pure oil tank

Jumlah : 2 unit

Ukuran : t = 7 m, d = 4 m

Kecepatan : 1450 rpm

Kapasitas : 45 ton/jam

c. Purifier Feed Pump


Fungsi : Memompakan minyak dari oil purifier ke vacuum drier
Jumlah : 1 unit
Flow : 22 m3/jam
Kapasitas : 45 ton/jam
Elektromotor : 11 Kw; 50 Hz; 415 V; 11,4 A; 2950 Rpm
d. Pengeringan Minyak (Vacum Drier)
Fungsi : Mengurangi kadar air dalam minyak
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 11.000 liter/jam
III-24

Elektromotor : 15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v


e. Sand Cyclone

Fungsi : Memisahkan pasir halus

Jumlah : 1 unit

Kapasitas : 30 ton/jam

Elektromotor : 15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v

f. Sentrifusi Sludge (Sludge Centrifuge Separator)


Fungsi : Memisahkan sludge dari air dan kotoran
Jumlah : 6 unit
Kapasitas : 7 ton/jam
Elektromotor : 15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v
7. Stasiun Boiler
a. Boiler
Fungsi : Sebagai tempat penghasil uap (steam) untuk

menggerakkan turbin uap dan memenuhi kebutuhan

steam dari alat-alat yang dipakai seperti untuk sterilizer


Temp. Kerja : 18 -19oC
Temp. Steam : 260oC
Temp. Udara : 30oC
Heating surface : 172 m2
Chamber Vol. : 80 m3
Boiler proper : 403 m2
Kapasitas : 40 ton/jam
Tekanan uap : 23,0 kg/cm2
b. Turbin Uap
Fungsi : Untuk mengubah tenaga uap menjadi tenaga listrik
Putaran : 6400 rpm
Jumlah : 1 unit
Gear serial no : 35630
Power : 1282 HP
Pinion RPM : 1990
Gear RPM : 5000
c. Genset
Fungsi : Untuk mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik
Kapasitas : 500 KVA
Putaran : 5000 rpm
Jumlah : 2 unit
Power : 375 KVA; cos 0,8; 570 A; 1500 rpm; 50 Hz; 380/220 V
III-25

3.2.2. Peralatan (Equipment)

Peralatan produksi adalah semua peralatan yang tidak memerlukan

penggerak yang digunakan dalam proses produksi. Adapaun penjelasan mengenai

peralatan produksi yang ada di PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk untuk tiap

stasiunnya adalah sebagai berikut.

1. Stasiun Penerimaan
a. Jembatan Timbangan (Weight Bridge)
Fungsi : Menimbang berat TBS yang diangkut dengan truk
b. Lori
Fungsi: Pengangkut TBS dari loading ramp ke sterilizer dan cage tippler
c. Rail Track
Fungsi : Landasan jalur lori dan canti lever
2. Stasiun Perebusan
a. Inlet steam valve
Fungsi : menyalurkan uap langsung dari pressure valve
b. Condensate valve
Fungsi : membuang/mengeluarkan air condensate sterilizer ke blow down
c. Safety valve
Fungsi : mengeluarkan uap yang berlebih dari sterilizer
d. Blow down
Fungsi : pembuangan sisa steam dan memisahkan udara dari air

condensate
e. Bak condensate

Fungsi : wadah penampung air condensate

3. Stasiun Pembantingan
a. Below bunch feeder
Fungsi : membawa TBR menuju inclined sterilized bunch conveyor
b. Ring
Fungsi : sebagai badan thresser
c. Spidle Arm
Fungsi : sebagai kerangka ring
d. Lifting Bar
III-26

Fungsi : sebagai alat pembanting


4. Stasiun Pengepresan
a. Oil Gutter
Fungsi : Talang minyak yang akan di proses di sand trap tank
b. Sand Trap Tank
Fungsi : Memisahkan minyak dengan pasir
5. Stasiun Pengolahan Biji
a. Nut Silo
Fungsi : Tempat pengeraman biji yang akan pecah
b. Kernel Silo
Fungsi : Memanaskan kernel untuk mengurangi kadar airnya
c. Kernel Bunker
Fungsi : Tempat penyimpanan sementara kernel yang akan dikirim
d. Shell Hopper

Fungsi : Tempat penyimpanan cangkang

e. Fibre Hopper
Fungsi : Tempat penyimpanan serabut
6. Stasiun Pemurnian Minyak
a. Crude Oil Tank
Fungsi : Menampung minyak yang akan dialirkan ke distribution tank dan

CS Tank
b. Distibution Tank
Fungsi :Menampung minyak dan mengolah ulang minyak kembali
c. Continuous settling tank
Fungsi : Memindahkan minyak dengan cara pengendapan
d. Wet Oil Tank
Fungsi : Menampung minyak dari CS Tank menuju oil purifier
e. Sludge Drain Tank
Fungsi : Menampung sludge yang akan diolah kembali di CS Tank
f. Float Tank
Fungsi: Menjaga hasil dari vacuum dryer agar tetap vakum
g. Sludge tank
Fungsi : penampungan sementara untuk diolah kembali
h. Buffer tank
Fungsi : penampungan sementara sebelum didistribusikan ke sludge fit
i. Recycle oil tank
Fungsi : menampung minyak untuk di olah kembali menuju vibratory

screen
j. Storage tank
Fungsi : menyimpan minyak hasil produksi (CPO)
7. Stasiun Boiler
a. Back Pressure Vessel (BPV)
III-27

Fungsi : Menampung steam yang akan didistribusikan ke seluruh proses


b. Tangki Solar

Fungsi : Menampung solar sebagai bahan bakar genset

3.2.3. Utilitas

Yang dimaksud utilitas dalam sebuah pabrik adalah fasilitas pendukung

dengan memanfaatkan fasilitas umum. Utilitas yang terdapat pada PT. Bakrie

Sumater Plantations, Tbk antara lain sebagai berikut.

1. Perusahaan Listrik Negara (PLN), dengan kapasitas terpasang 240 KVA. PLN

Merupakan sumber utama yang digunakan dalam kegiatan proses produksi,

penerangan area kerja dan kantor.

3.2.4. Safety and Fire Protection

Safety and Fire Protection yang ada di PT. Bakrie Sumatera Plantations,

Tbk didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan.

Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain.

1. Keamanan
Petugas keamanan bekerja secara bergantian yang dibagi atas 3 shift dalam

waktu 24 jam. Kegiatan keamanannya dilaksananan oleh Satuan Pengamanan

(Satpam).
2. Keselamatan
Kegiatan keselamatan kerja dilengkapi peralatan kerja pendukung yang

minimal seperti sarung tangan, kaca mata pelindung, baju pelindung kimia,

sepatu boot karet, sepatu safety, penutup telinga dan helm. Untuk kegiatan

penanggulangan bahaya kebakaran perusahaan juga melengkapi dengan


III-28

peralatan kerja pendukung seperti; racun api, mesin pompa dan penyemprot

air.
3. Kondisi Lingkungan Kerja
Potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja berhubungan dengan gangguan

terhadap kebisingan (noise) terdapat area kerja. PT. Bakrie Sumatera

Plantations, Tbk sebenarnya telah memiliki kebijakan dalam hal safety

terhadap bahaya. Namun, pelaksanaannya belum maksimal karena para

pekerja belum seluruhnya yang mematuhi kebijakan yang telah dibuat.

Kemungkinan terjadinya potensi kebisingan adalah di stasiun boiler dan

sebagian besar pada departemen produksi. Kesadaran pada pekerja akan

pentingnya kebijakan yang dibuat masih sangat rendah. Sama halnya

dengansistem manajemen yang belum maksimal dalam mensosialisasikan

pentingnya kebijakan yang telah dibuat.

3.2.5. Unit Pengolahan Limbah

Jenis-jenis limbah (waste) yang dihasilkan dari proses produksi PT. Bakrie

Sumatera Plantations, Tbk adalah.

1. Limbah Cair
a. Raw Sludge, merupakan buangan dari pengolahan di stasiun pemurnian

yang ditampung di fat fit.


b. Alumunium Sulfat dan soda ash, dilarutkan langsung ke air secara injeksi

untuk menetralisir pH dan menangkap/mengendapkan partikel lumpur

dalam air dan sisa (blow down) dibuang ke parit limbah.


c. Sulfuric Acid dan caustic soda, dilarutkan dan kemudian digunakan

sebagai regenerant untuk mengaktifkan senyawa polimer (resin) pada


III-29

demineralizer plant filtrate dibuang ke parit setelah melalui proses

pengenceran pembilasan.
d. Aqua Chemical yang dilarutkan air ketel melalui injeksi untuk pencegahan

scalling, dan korosi pada pipa-pipa boiler, carry over atau foaming pada

produksi uap dimana blow down dibuang ke parit limbah.


2. Limbah Padat
a. Tangkos,dimanfaatkan sebagai pupuk
b. Fibre dan Cangkang, dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler

Adapun parameter yang digunakan dalam penanganan limbah-limbah tersebut

sesuai dengan Kepmen No. KEP-51/MENLH/10/1995 seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.4. Parameter Penanganan Limbah

Parameter Kadar Maksimum


pH 4 - 4,6
Suhu, oC 50 70
Oil, ppm 5.000 20.000
BOD, ppm 20.000 60.000
COD, ppm 40.000 120.000
Total P, ppm 90 140
Total N, ppm 500 800
Sumber : PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk

Penanganan limbah cair dilakukan dengan cara yaitu:

a. Cooling pond, merupakan limbah cair yang keluar dari sludge fit di

pompakan ke cooling pond dengan tujuan untuk mendinginkan suhu

limbah cair tersebut dari 70-80oC menjadi sekitar 40-45oC, sehingga

bakteri mesofilik hidup dan berkembang biak dengan baik.


b. Seeding pond, merupakan pembiakan bakteri yang akan digunakan untuk

merombak limbah dengan memberi nutrisi dari air limbah dan lingkungan

yang sesuai dengan kebutuhan bakteri.


III-30

c. Bak control, merupakan limbah cair yang telah mengalami pendinginan

dari cooling pond yang selanjutnya dialirkan ke bak control dan limbah

dengan bakteri yang telah aktif dari Secondary Anaerobic Pond

disirkulasikan ke bak control menggunakan pompa. Fungsi bak control

adalah sebagai tempat proses pra kondisi limbah sebelum masuk ke

primary anaerobic pond. Pencampuran ini bertujuan agar bakteri yang

telah aktif dari secondary anaerobic pond dapat bercampur dengan limbah

cair tersebut sehingga proses pengaktifan bisa lebih cepat.


d. Primary Anaerobic Pond, merupakan kolam tempat proses transformasi

limbah cair oleh mikroba secara anaerobic. Pada prosesnya, bahan-bahan

anorganik dirubah pada kondisi anaerobic ke beberapa produk antara lain

methan dan CO2, terdiri dari 2 tahap yaitu:


- Tahap pertama adalah Enzyme Mediated Tansformation yang akan

merubah senyawa organic pada molekul berantai panjang yang akan

digunakan sebagai sumber energy dan sel karbon menjadi senyawa

sederhana.
- Tahap kedua adalah konversi bahan-bahan hasil tahapan pertama ke

bahan-bahan berantai pendek.


e. Secondari Anaerobic Pond, merupakan kolam penampungan untuk

dialirkan ke Land Aplication dengan menggunakan pompa. Limbah dari

primary anaerobic pond dialirkan secara gravitasi melalui pipa underflow

ke secondary anaerobic pond.


III-31

Gambar 3.2. Denah Pengolahan Limbah di PT. Bakrie Sumatera Plantations,

Tbk

Anda mungkin juga menyukai