Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PPOK

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. Aprianti Purnamasari
2. Desak Hartami Malik
3. Efa Foria Prasti Dina Hidayat

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

MATARAM TAHUN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karuniaNya makalah ini dapat selesai pada waktunya. Makalah tentang “PPOK” disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB I yang bertujuan untuk memahami tentang
PPOK. Penulis juga menyampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya pada dosen mata kuliah KMB I, staf
perpustakaan dan teman-teman STIKES Yarsi Mataram. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi teman-teman yang membaca. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mohon kritik dan
saran yang bisa membangun demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah.

Mataram,25 Mei 2019


Penulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 LatarBelakang....................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan masalah ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2
2.1 Pengertian Intervensi/Perencanaan Proses Keperawatan ..................... 2
2.2 Menetapkan Tujuan/Hasil yang Diharapkan Pada Klien .................... 9
2.3 Memilih Intervensi/Tindakan Keperawatan ......................................... 13
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Chronic Obstruktive Pulmonary Disease
(COPD) merupakan penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh
peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya.
Beberapa penyakit yang lazim terjadi adalah emfisema, bronkitis kronis, asma. Udara
harus dapat masuk dan keluar dari paru-paru untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Ketika
aliran udara ke arah luar paru-paru terhambat, udara akan terperangkap didalam paru-
paru. Hal ini akan mempersulit paru-paru untuk mendapatkan oksigen yang cukup bagi
bagian tubuh lainnya.
Emfisema dan bronkitis kronis menyebabkan proses inflamasi yang berlebihan dan
pada akhinya menimbulkan kelainan pada struktur paru-paru, sehingga aliran udara
terhambat secara permanen (itulah sebabnya disebut “bronkitis kronis”). Sebuah studi
baru menunjukan bahwa orang dewasa penderita asma berpeluang 12 kali lebih besar
untuk mengalami PPOK daripada orang yang tidak mengalami kondisi tersebut. PPOK
ditandai oleh pertambahan neutrofil, makrofag, dan T-limfosit (khususnya CD+) di
sejumlah bagian paru-paru, dan berikatan dengan tingkat hambatan aliran udara.
Mungkin terjadi peningkatan eosinofil pada beberapa pasien, khususnya jika terjadi
pembukukan penyakit, sel-sel inflamasi ini mampu melepaskan sejumlah sitokin dan
mediator inflamasi, terutama leukotrien 4, interleukin-8, dan tumor necrosis factor-α.
Pola inflamasi ini sangat berbeda dari pola yang terlihat pada penderita.
Maka dari itu, penulis mengangkat kasus ini dalam asuhan keperawatan yang berjudul “
Asuhan Keperawatan Pada Pasien PPOK”. Karena penyakit ini memerlukan
pengobatan dan perawatan yang optimal dan komprehensiv mulai serangan awal
penyakit sampai dengan perawatan di rumah sakit. Dan yang lebih penting adalah
perawatan untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada pasien dan keluarga
tentang perawatan dan pencegahan seragan berulang pada pasien PPOK di rumah.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit

2.1.1 Definisi

2.1.2 Etiologi

a) Merokok

Merokok dapat disebut sebagai faktor penyebap terpenting terhadap bronchitis


menahun, juga ada hubungan dengan pathogenesis empisiema paru.

b) Infeksi saluran napas yang kambuhan atau kronis

c) Polusi udara dan polusi lingkungan.

d) Alergi.

e) Umur, genetik.

(Murwani Arita, 2011)

2.1.3 Klasifikasi

a) Bronkitis kronis

Adanya gangguan klinis yang ditandai dengan hiperproduksi mukus dari


percabangan bronkus dengan percerminan batuk yang menahun. Simtom
tersebut terus terdapat setiap hari selama 2 tahun berturut-turut. Hal ini
terdapat pada TBC paru, tumor paru, abses paru. (Murwani Arita, 2011)
b) Empisema

Adanya kelainan paru dengan pelebaran abnormal dari ruang udara distal dari
bronkioles terminal yang disertai dengan penebalan dan kerisakan di dinding
alveoli. (Murwani Arita, 2011)

c) Bronkitis empisema

Adalah campuran bronchitis menahun dan empisema.

(Murwani Arita, 2011)

d) Asam kronis dan bronchitis asmatis

1) Asma menahun pada asma bronchial menahun yang menunjukan adanya


obstruksi jalan napas.

2) Bronkitis asmatis adalah bronchitis yang menahun kemudian menunjukan


tanda-tanda hiperaktifitas bronkus, yang ditandai dengan sesak napas dan
wheezing.

(Murwani Arita, 2011)

e) Penyakit TBC yang berkembang menjadi PPOM

2.1.4 Manifestasi Kelinis

Tanda dan gejalan PPOM dapat mencangkup:

a) Penurunan kemampuan melakukan aktifitas fisik atau pekerjaan yg cukup


berat dan keadaan ini terjadi karna penurunan cadangan paru
b) Batuk produktif akibat stimulasi refleks batuk oleh mukus
c) Dispnea pada aktifitas fisik ringan
d) Infeksi saluran napas yang sering terjadi
e) Hipoksemia intermiten atau kontinu
f) Hasil tes faal paru yang menunjukan kelainan yang nyata
g) Deformitas toraks

2.1.5 Patofisiologi

Merokok, salah satu penyebap utama PPOM, akan mengganggu kerja silia serta
fungsi sel-sel makrofag dan menyebapkan inflamasi pada jalan napas,
peningkatan produksi lendir (mukus), destruksi septum alveolar serta fibrosis
pribronkial. Perubahan inflamatori yang dini dapat dipulihkan jika pasien
berhenti merokok sebelum penyakit paru meluas. (Jennefer P. Kowalak, 2012)

Sumbatan mukus dan penyempitan jalan napas menyebapkan udara napas


terperangkap, seperti pada bronchitis kronis dan emfisema. Hiperinflasi terjadi
pada alveoli paru ketika pasien mengembuskan napas keluar (ekspirasi). Pada
inspirasi, jalan napas akan melebar sehingga udara dapat mengalir melalui tempat
obstruksi. Pada ekspirasi, jalan napas menjadi sempit dan aliran udara napas akan
terhalang. Keadaan udara napas yang terperangkap (yang juga dinamakan ball
valving) umumnya terjadi pada asma dan bronchitis kronis. (Lihat udara napas
yang terperangkap pada penyakit paru obstruktif menahun). (Jennefer P.
Kowalak, 2012)

2.1.6 Woc

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

2.1.8 Komplikasi

2.1.9 Penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai