Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PATOLOGI KARDIOPULMONAL

Penyakit Bronkitis
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah patologi kardiopulmonal
Dosen Pengampu: dr. Ki Ageng Nico

Kelompok 6:
Rendiany Nabella Putri 201710490311007
Marinda Yustia Nurfani 201710490311013
Elmita Maesarah 201710490311019
Dwi Gita Wahyuning 201710490311025
Putra Desta Borin A. 201710490311031
Sufia Firda Arini 201710490311037
Itamala Sari 201710490311045
Ika Mawarni 201710490311051
Yusfica Adelia Savitri 201710490311057

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
FISIOTERAPI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah Penyakit Bronkitis ini
tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing Mata Kuliah Patologi Kardiopulmonal yaitu dr. Ki Ageng Nico dan
pihak pihak lain yang telah membantu dan memdukung dalam kelancaran
pembuatan makalah ini.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Patologi Kardiopulmonal. Di dalam penulisan
makalah ini, tentunya penulis sadar bahwa masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan dalam penulisannya. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk menyusun makalah atau pun tugas lain di
masa yang akan datang.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat,


tidak hanya bagi penulis, tetapi juga bagi rekan – rekan. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih banyak.

Malang, November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
BAB II: PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian Bronkitis .................................................................................. 3
2.2 Prevalensi Bronkitis ................................................................................... 3
2.3 Etiologi....................................................................................................... 4
2.4 Patologi Bronkitis ...................................................................................... 5
2.5 Klasifikasi .................................................................................................. 5
2.6 Tanda dan Gejala ....................................................................................... 8
2.7 Penanganan Fisioterapi .............................................................................. 8
BAB III: PENUTUP ............................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bernafas merupakan hal yang terpenting dan mendasar dalam kehidupan
manusia. Bernafas merupakan prioritas yang harus diperhatikan pada setiap
tindakan medis kesehatan. Kesehatan pernafasan merupakan prioritas yang harus
diperhatikan, salah satu dari alat vital pernafasan adalah paru-paru.
Paru-Paru merupakan salah satu organ vital/organ yang penting bagi
manusia yang berfungsi pada sistem pernapasan manusia. Selain itu, paru-paru
bertugas sebagai pertukaran oksigen (O2) yang dibutuhkan manusia dan
mengeluarkan karbondioksida (CO2 ) yang merupakan hasil sisa proses
pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh, sehingga kebutuhan tubuh akan
oksigen terpenuhi.
Udara sangat penting bagi manusia, itulah pentingnya paru-paru. Namun,
jika udara yang akan di hirup terpapar virus, bakteri maupun polusi serta asap
rokok akan menimbulkan berbagai penyakit pada paru-paru. Salah satunya adalah
penyakit yang terkena pada cabang paru-paru ialah Bronkus yang dinamakan
Bronkitis. Bronkitis (Bronkitis inflamasi-Inflamation bronchi) adalah peradangan
atau adanya inflamasi pada satu atau lebih bronkus yang dimana peradangan dapat
mempersempit pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamasi.
Penyakit ini bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sempurna tetapi pada
penderita yang memiliki penyakit menahun(penyakit jantung maupun penyakit
paru-paru) dan usia lanjut , bronchitis bisa menjadi masalah yang serius.
Bronkitis adalah suatu penyebab utama dari kebanyakan keterbatasan
aktifitas, kehilangan hari kerja, pensiun yang dini akibat kecacatan dan
peningkatan angka kematian dimasyarakat. Diperkirakan didapatkan 30.000
kematian karena bronkitis setiap tahun. Penyakit bronkitis ini sendiri dapat
sembuh dengan sendirinya, namun terkadang juga bisa menjadi kronik jika tidak
ditangani dengan tepat, salah satu penanganannya adalah penanganan fisioterapi.
Dengan demikian, makalah dengan berjudul “Bronkitis” perlu di bahas lebih
lanjut.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana penjelasan mengenai bronkitis?
1.2.2 Bagaimana etiologi dari bronkitis?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi dari bronkitis?
1.2.4 Bagaimana klasifikasi dari bronkitis?
1.2.5 Bagaimana tanda dan gejala dari bronkitis?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui bagaimana penjelasan mengenai bronkitis,
1.3.2 Mengetahui bagaimana etiologi dari bronkitis,
1.3.3 Mengetahui bagaimana patofisiologi dari bronkitis,
1.3.4 Mengetahui bagaimana klasifikasi dari bronkitis,
1.3.5 Mengetahui bagaimana tanda dan gejala.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bronkitis

Bronkitis atau bronchitis adalah suatu peradangan (inflamasi) pada selaput


lendir (mukosa) bronkus yang merupakan saluran pernafasan dari trachea hingga
saluran nafas di dalam paru-paru. Peradangan ini mengakibatkan permukaan
bronkus membengkak dan menebal sehingga saluran pernapasan relatif
menyempit.(Djojodibroto, 2009)

Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis)


bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus
tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa
destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang
terkena umumnya bronkus kecil (medium size), sedangkan bronkus besar jarang
terjadi. Hal ini dapat memblok aliran udara ke paru-paru dan dapat merusaknya.

Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh
sempurna, tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun, misalnya:
penyakit jantung atau penyakit paru paru dan pada usia lanjut, bronkitis ini bisa
bersifat serius.

2.2 Prevalensi Bronkitis

Bronkitis merupakan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Bronkitis


kronik lebih sering di jumpai pada usia di atas 50 tahun (15%) karena minimnya

3
data epidemiologis yang ada di Indonesia, angka kejadian Bronkitis di Indonesia
sampai saat ini belum diketahui secara pasti namun di Indonesia diperkirakan
terdapat 4,8 juta pasien PPOK dan populasinya terdapat pada status ekonomi
rendah dan pada kawasan industry (35%) Bronkitis lebih banyak terdapat pada
laki-laki (50%) di banding wanita, karena 90% pasien PPOK adalah perokok atau
mantan perokok.

2.3 Etiologi

Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronkitis yaitu rokok,


infeksi, dan polusi. Selain itu ada faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya
bronkitis yaitu faktor keturunan dan status sosial. Berikut penjabarannya:

a. Rokok

Rokok adalah penyebab utama timbulnya bronkitis, terdapat


hubungan yang erat antara merokok dan penurunan EVP (volume ekspirasi
paksa) 1 detik. Secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia
kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuasmus epitel saluran
pernafasan juga dapat menyebabkan bronkus

b. Infeksi

Infeksi pada bronkitis dapat disebabkan karena paparan virus


maupun bakteri yang menyerang paru paru.

c. Polusi

Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktot penyebab


bronkitis, namun bila ditambah merokok maka resiko akan lebih tinggi.
Zat kimia dapat menyebabkan bronkitis adalah zat zat pereduksi seperti
O2, zat zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.

d. Keturunan

Keturunan belum diketahui secara jelas apakan merupakan faktor


yang berpetan atau tidak dalam munculnya bronkitis, kecuali pada
penderita defisiensi alfa 1 antiripsin yang merupakan suatu masalah,
dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini

4
menetralitir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan
dan merusak jaringan, terutama jaringan paru.

e. Faktor Sosial Ekonomi

kematian bronkitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial


ekonomi menengah ke bawah, yang mungkin disebabkan oleh faktor
lingkungan tinggal serta sanitasi yang buruk.

2.4 Patologi Bronkitis

Patologi dari bronkitis adalah hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus


bronkus, dimana dapat menyebabkan penyempitan pada saluran bronkus,
sehingga diameter bronkus ini menebal lebih dari 30-40% dari normal. Terdapat
juga peradangan difus, penambahan sel mononuklear di submukosa trakeo
bronkial, metaplasia epitel bronkus dan silia berkurang. Hal ini menyebabkan
terjadinya penyempitan jalan napas sehingga menyebabkan obstruksi jalan napas
dan menimbulkan sesak.(Corwin, 2009)

2.5 Klasifikasi
Penyakit bronkitis terbagi menjadi 2, yaitu: Bronkitis Akut dan Bronkitis
Kronis.

2.5.1 Bronkitis Akut


Bronkitis akut adalah penyakit pernapasan obstruktif yang sering
dijumpai yang disebabkan oleh peradangan pada bronkus atau inflamasi
selintas yang mengenai trakea, brokus utama dan menengah yang
bermanifetasi batuk. Penyakit ini biasanya berkaitan dengan infeksi virus
atau bakteri atau inhalasi iritan misalnya asap rokok dan zat-zat kimia
yang terdapat dalam polusi udara.

Berdasarkan waktu berlangsungnya penyakit, Bronkitis akut pada


umumnya ringan. Berlangsung singkat dapat terjadi beberapa hari hingga
beberapa minggu, rata-rata 10-14 hari. Meski ringan, namun adakalanya
sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan
batuk berkepanjangan. (Iskandar, 2010)

5
Bronkitis akut dapat disebabkan oleh:

a. Infeksi virus: influenza virus, parainfluenza virus, respiratory


syncytialvirus (RSV), adenovirus, coronavirus, rhinovirus, dan lain-
lain.
b. Infeksi bakteri: Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis,
Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik
(Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumonia, Legionella).
c. Jamur
d. Noninfeksi: polusi udara, rokok, dan lain-lain.Penyebab bronkitis akut
yang paling sering adalah infeksi virus yakni sebanyak 90% sedangkan
infeksi bakteri hanya sekitar < 10% .

Ada sejumlah kemungkinan komplikasi serius yang dapat terjadi sebagai


akibat infeksi bronkus akut dan walaupun komplikasi serius ini jarang
terjadi, hal itu memang terjadi :

a. Bronkitis kronis – Episode bronkitis akut yang berulang dapat


mengakibatkan perubahan patologis menjadi bronkitis kronis. , yang
dianggap sebagai penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), yang dapat
menyebabkan penyumbatan kronis pada saluran udara di paru-paru,
yang umumnya dianggap permanen dan memburuk seiring berjalannya
waktu.
b. Pneumonia – jika infeksi bronkitis akut memburuk, ia dapat
berkembang menjadi kondisi infeksi yang lebih serius radang paru-
paru , yang dapat terjadi karena penyumbatan jalan nafas dan
ketidakmampuan untuk batuk mengeluarkan sekresi lendir yang
terinfeksi. Pneumonia bisa serius dan mengancam nyawa, terutama
pada bayi, anak kecil, orang dewasa yang lebih tua dan orang dengan
kondisi lain.

2.5.2 Bronkitis Kronik


Bronkitis kronik didefinisikan sebagai suatu gangguan paru
obstruktif didefinisikan sebagai adanya sekresi mukus yang berlebihan

6
pada saluran pernapasan (bronchial tree) secara terus-menerus (kronik)
dengan disertai batuk. Pengertian terus-menerus (kronik) adalah terjadi
sepanjang hari selama tidak kurang dari tiga bulan dalam setahun dan telah
berlangsung selama dua tahun berturut-turut Beberapa penelitian
menunjukan bahwa 20% hingga 25% laki-laki berusia antara 40 hingga 65
tahun mengidap penyakit ini.(Sarueng, Wanasawaeng, Sasipreeyajan, dan
Chansiripornchai, 2014)

Bronkitis kronis biasanya karena sudah terjadi bronkitis akut


namun mejadi lebih parah akibat merokok karena sudah terjadi iritasi yang
konstan ini, terhadap jalan nafas. Dimana terjadinya kelenjar-kelenjar yang
berlebihan (mukus). Mukus yang berlebihan terjadi akibat dysplasia sel-sel
penghasil mukus di bronkus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus
mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan-
perubahan pada sel-sel penghasil mucus dan sel-sel silia ini mengganggu
system escalator mukosiliaris dan menyebabkan penumukan mukus kental
dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran napas. (Iskandar,
2010)

Ada sejumlah kemungkinan komplikasi serius yang dapat terjadi


sebagai akibat infeksi bronkus kronik, yaitu:

● Hipertensi paru dapat terjadi akibat vasokonstriksi hipoksik paru yang


kronis, yang akhirnya menyebabkan kor pulmonalisme
● Dapat terjadi jari tabuh di segmen ujung jari, mengindikasikan stres
hipoksik yang kronis
● Polisitemia (peningkatan konsentrasi sel darah merah) terjadi akibat
hipoksia kronis dan stimulasi sekresi eritropoietin, disertai sianosis,
yang memberi warna kebiruan pada kulit.
● Emfisema
● Kanker paru

7
2.6 Tanda dan Gejala
a. Batuk Produktif
Sifat batuk yang terdapat pada penderita bronkitis kronik berupa
batuk yang kental terus-menerus yang menandakan adanya inflamasi lokal.
Kekentalan dahak akan meningkat tajam sebagai hasil dari kehadiran DNA
bebas.

b. Sesak napas

Sesak napas merupakan gejala signifikan yang terjadi pada


pernderita COPD. Beban otot inspirasi dibutuhkan untuk melawan
resitensi aliran napas akibat bronkokontriksi meningkat. Ketika terjadi
hiperinflasi otot inspirasi memendek sehingga mengubah radius kurvatura
diafragma. Akibatnya dibutuhkan usaha untuk mencapai treshold agar
terjadi inspirasi. Hal tersebut menyebabkan dispnea

c. Suara napas mendecit

Napas berbunyi mendecit menandakan adanya penyempitan


saluran napas, baik secara fisiologik (oleh karena dahak) maupun secara
anatomik (oleh karena kontriksi). Hal itu dikarenakan oleh aspirasi refluks
esofagus (Djojodibroto, 2009)

2.7 Penanganan Fisioterapi


a. Sinar Infra Merah (IR)
Efek termal dari IR (Infra Red) yaitu suatu reaksi kimia akan
dapat dipercepat, dan akan meningkatkan proses metabolisme yang
terjadi pada area nyeri serta memperbaiki pemberian nutrisi serta
oksigen pada area nyeri sehingga akan terjadi vasodilatasi dan
melancarkan sirkulasi pada jaringan kulit yang menyebabkan reabsorbsi
dan terjadi relaksasi, maka sisa -sisa dari hasil metabolisme seperti zat
“P‟ yang menumpuk dalam jaringan akan dikeluarkan. sehingga rasa
nyeri dapat berkurang atau menghilang.

8
Infra red merupakan salah satu modalitas yang dimiliki fisioterapi
tujuan pemberian infra red yaitu untuk meningkatkan metabolisme
dalam jaringn lalu akan dikeluarkan. (Gibson, G, Vertigan, dan E,
2015)
b. Chest Fisioterapi
Terapi dada dengan menggunakan beberapa teknik seperti postural
drainage, tapotement, batuk efektif, dan breathing exercise.
 Postural Drainage
Postural drainage adalah posisi tubuh dengan menggunakan
gravitasi untuk membantu mengalirkan sekresi (mukus) dari segmen
paru-paru pasien. Pada setiap posisi, bronchus segmental pada area
yang akan dialirkan harus tegak lurus dengan lantai.
 Tapotement
Tapotement adalah pengetokan dinding dada dengan tangan. Untuk
melakukan tapotement, tangan dibentuk seperti mangkuk dengan
memfleksikan jari dan meletakkan ibu jari bersentuhan dengan jari
telunjuk. Perkusi dinding dada secara mekanis akan melepaskan sekret.
Indikasi untuk perkusi dilakukan pada pasien yang mendapatkan
postural drainage.
 Batuk Efektif
Latihan batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar,
dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan
dapat mengeluarkan sekret secara maksimal.
 Breathing Exercise
Latihan napas yang terdiri atas pernapasan diafragma dan purse
lips breathing. Tujuan latihan pernapasan adalah untuk mengatur
frekuensi dan pola napas, memperbaiki fungsi diafragma,memperbaiki
mobilitas sangkar thorak dan mengatur kecepatan pernapasan sehingga
bernapas lebih efektif. Latihan ini meningkatkan inflasi alveolar
maksimal, meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan kecemasan,
menyingkirkan pola aktivitas otot-otot pernapasan yang tidak berguna

9
dan tidak terkoordinasi, melambatkan frekuensi pernapasan, dan
mengurangi kerja pernapasan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bronkitis (Bronkitis inflamasi-Inflamation bronchi) adalah peradangan
atau adanya inflamasi pada satu atau lebih bronkus yang dimana peradangan dapat
mempersempit pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamasi.
Penyakit ini bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sempurna tetapi pada
penderita yang memiliki penyakit menahun(penyakit jantung maupun penyakit
paru-paru) dan usia lanjut , bronchitis bisa menjadi masalah yang serius.
Penyebab atau etiologi utama dari bronkitis sendiri adalah lingkungan
tinggal yang buruk, terutama bagi perokok yang mengakibatkan iritasi dan
inflamasi pada bagian bronkus. Gejala bronkitis sendiri ditandai dengan batuk
batuk, sesak nafas dan suara nafas yang berdecit.
Patologi dari penyakit ini adalah hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus
bronkus, dimana dapat menyebabkan penyempitan pada saluran bronkus,
sehingga diameter bronkus ini menebal lebih dari 30-40% dari normal.
Bronkitis sendiri dapat sembuh dengan sendirinya termasuk ke dalam
klasifikasi bronkitis akut yang berlangsung sekitar 10 sampai 14 hari, komplikasi
bronkitis akut ini dapat menimbulkan bronkitis kronik yang dapat berlangsung
menahun.
Dalam dunia medis sendiri, bronkitis bisa mendapatkan penanganan
fisioterapi dengan menggunakan dua teknik, yaitu: menggunakan modalitas infra
red atau dapat pula dengan pemberian chest therapy.

11
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Djojodibroto, D. (2009). Respirologi (Respitatory Medicine). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Gibson, G, P., Vertigan, & E, A. (2015). Management of chronic refractory
cough. British Medical Journal, 315(2), 1–12.
Iskandar, J. (2010). Penyakit Paru dan Saluran. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer.
Sarueng, E., Wanasawaeng, W., Sasipreeyajan, J., & Chansiripornchai, N. (2014).
Efficacy of Live Infectious Bronchitis Vaccine Programs Against Infection
by QX-Like Strain Of Infectious Bronchitis Virus. Thai Journal Vet Medical,
44(2), 187–194.

12

Anda mungkin juga menyukai