Penyakit Bronkitis
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah patologi kardiopulmonal
Dosen Pengampu: dr. Ki Ageng Nico
Kelompok 6:
Rendiany Nabella Putri 201710490311007
Marinda Yustia Nurfani 201710490311013
Elmita Maesarah 201710490311019
Dwi Gita Wahyuning 201710490311025
Putra Desta Borin A. 201710490311031
Sufia Firda Arini 201710490311037
Itamala Sari 201710490311045
Ika Mawarni 201710490311051
Yusfica Adelia Savitri 201710490311057
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Patologi Kardiopulmonal. Di dalam penulisan
makalah ini, tentunya penulis sadar bahwa masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan dalam penulisannya. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk menyusun makalah atau pun tugas lain di
masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana penjelasan mengenai bronkitis?
1.2.2 Bagaimana etiologi dari bronkitis?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi dari bronkitis?
1.2.4 Bagaimana klasifikasi dari bronkitis?
1.2.5 Bagaimana tanda dan gejala dari bronkitis?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh
sempurna, tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun, misalnya:
penyakit jantung atau penyakit paru paru dan pada usia lanjut, bronkitis ini bisa
bersifat serius.
3
data epidemiologis yang ada di Indonesia, angka kejadian Bronkitis di Indonesia
sampai saat ini belum diketahui secara pasti namun di Indonesia diperkirakan
terdapat 4,8 juta pasien PPOK dan populasinya terdapat pada status ekonomi
rendah dan pada kawasan industry (35%) Bronkitis lebih banyak terdapat pada
laki-laki (50%) di banding wanita, karena 90% pasien PPOK adalah perokok atau
mantan perokok.
2.3 Etiologi
a. Rokok
b. Infeksi
c. Polusi
d. Keturunan
4
menetralitir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan
dan merusak jaringan, terutama jaringan paru.
2.5 Klasifikasi
Penyakit bronkitis terbagi menjadi 2, yaitu: Bronkitis Akut dan Bronkitis
Kronis.
5
Bronkitis akut dapat disebabkan oleh:
6
pada saluran pernapasan (bronchial tree) secara terus-menerus (kronik)
dengan disertai batuk. Pengertian terus-menerus (kronik) adalah terjadi
sepanjang hari selama tidak kurang dari tiga bulan dalam setahun dan telah
berlangsung selama dua tahun berturut-turut Beberapa penelitian
menunjukan bahwa 20% hingga 25% laki-laki berusia antara 40 hingga 65
tahun mengidap penyakit ini.(Sarueng, Wanasawaeng, Sasipreeyajan, dan
Chansiripornchai, 2014)
7
2.6 Tanda dan Gejala
a. Batuk Produktif
Sifat batuk yang terdapat pada penderita bronkitis kronik berupa
batuk yang kental terus-menerus yang menandakan adanya inflamasi lokal.
Kekentalan dahak akan meningkat tajam sebagai hasil dari kehadiran DNA
bebas.
b. Sesak napas
8
Infra red merupakan salah satu modalitas yang dimiliki fisioterapi
tujuan pemberian infra red yaitu untuk meningkatkan metabolisme
dalam jaringn lalu akan dikeluarkan. (Gibson, G, Vertigan, dan E,
2015)
b. Chest Fisioterapi
Terapi dada dengan menggunakan beberapa teknik seperti postural
drainage, tapotement, batuk efektif, dan breathing exercise.
Postural Drainage
Postural drainage adalah posisi tubuh dengan menggunakan
gravitasi untuk membantu mengalirkan sekresi (mukus) dari segmen
paru-paru pasien. Pada setiap posisi, bronchus segmental pada area
yang akan dialirkan harus tegak lurus dengan lantai.
Tapotement
Tapotement adalah pengetokan dinding dada dengan tangan. Untuk
melakukan tapotement, tangan dibentuk seperti mangkuk dengan
memfleksikan jari dan meletakkan ibu jari bersentuhan dengan jari
telunjuk. Perkusi dinding dada secara mekanis akan melepaskan sekret.
Indikasi untuk perkusi dilakukan pada pasien yang mendapatkan
postural drainage.
Batuk Efektif
Latihan batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar,
dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan
dapat mengeluarkan sekret secara maksimal.
Breathing Exercise
Latihan napas yang terdiri atas pernapasan diafragma dan purse
lips breathing. Tujuan latihan pernapasan adalah untuk mengatur
frekuensi dan pola napas, memperbaiki fungsi diafragma,memperbaiki
mobilitas sangkar thorak dan mengatur kecepatan pernapasan sehingga
bernapas lebih efektif. Latihan ini meningkatkan inflasi alveolar
maksimal, meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan kecemasan,
menyingkirkan pola aktivitas otot-otot pernapasan yang tidak berguna
9
dan tidak terkoordinasi, melambatkan frekuensi pernapasan, dan
mengurangi kerja pernapasan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bronkitis (Bronkitis inflamasi-Inflamation bronchi) adalah peradangan
atau adanya inflamasi pada satu atau lebih bronkus yang dimana peradangan dapat
mempersempit pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamasi.
Penyakit ini bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sempurna tetapi pada
penderita yang memiliki penyakit menahun(penyakit jantung maupun penyakit
paru-paru) dan usia lanjut , bronchitis bisa menjadi masalah yang serius.
Penyebab atau etiologi utama dari bronkitis sendiri adalah lingkungan
tinggal yang buruk, terutama bagi perokok yang mengakibatkan iritasi dan
inflamasi pada bagian bronkus. Gejala bronkitis sendiri ditandai dengan batuk
batuk, sesak nafas dan suara nafas yang berdecit.
Patologi dari penyakit ini adalah hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus
bronkus, dimana dapat menyebabkan penyempitan pada saluran bronkus,
sehingga diameter bronkus ini menebal lebih dari 30-40% dari normal.
Bronkitis sendiri dapat sembuh dengan sendirinya termasuk ke dalam
klasifikasi bronkitis akut yang berlangsung sekitar 10 sampai 14 hari, komplikasi
bronkitis akut ini dapat menimbulkan bronkitis kronik yang dapat berlangsung
menahun.
Dalam dunia medis sendiri, bronkitis bisa mendapatkan penanganan
fisioterapi dengan menggunakan dua teknik, yaitu: menggunakan modalitas infra
red atau dapat pula dengan pemberian chest therapy.
11
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Djojodibroto, D. (2009). Respirologi (Respitatory Medicine). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Gibson, G, P., Vertigan, & E, A. (2015). Management of chronic refractory
cough. British Medical Journal, 315(2), 1–12.
Iskandar, J. (2010). Penyakit Paru dan Saluran. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer.
Sarueng, E., Wanasawaeng, W., Sasipreeyajan, J., & Chansiripornchai, N. (2014).
Efficacy of Live Infectious Bronchitis Vaccine Programs Against Infection
by QX-Like Strain Of Infectious Bronchitis Virus. Thai Journal Vet Medical,
44(2), 187–194.
12