Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

DENGAN MASALAH BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI (BPH)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

1. SAMUEL GAITEBORBIR (201601174)


2. WENY SENGSHIU SABONO (201601184)
3. KATHARINA N. TALANGEMBUN (201601186)
4. HANIP ARIF RAHMADI (201601176)

KELAS E
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan penyertaan-Nya sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN MASALAH
BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI (BPH).
Ucapan terima kasih, di sampaikan kepada:
1. Dr. Muhammad Sajidin, S. Kep. M. Kes, selaku Ketua Stikes Bina Sehat
PPNI Mojokerto
2. Ana Zakiyah, S. kep. Ns., M. Kes, selaku Kaprodi S1 Ilmu Keperawatan
Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
3. Arief Andriyanto, S.kep.Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku dosen pengajar
dan pembimbing kami, dalam pembuatan makalah ini.
4. Teman-teman selaku anggota kelompok yang telah memberikan ide serta
masukan dalam pembuatan makalah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, dari semua pihak
demi kesempurnaan penyusunan makalah ini di masa yang akan datang. Akhirnya
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua baik
penulis maupun pembaca.

Mojokerto, 28 September 2019

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN KASUS
2.1 Kasus ............................................................................................... 3
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ....................................................................................... 4
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................... 8
3.3 Intervensi Keperawatan ................................................................... 8
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 11
4.2 Saran .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan pada sistem perkemihan lansia terjadi pada ginjal dimana ginjal
mengalami pengecilan dan nefron mengalami atrofi. Pada kandung kemih,
otot-otot akan mengalami kelemahan kapasitasnya menurun dan menyebabkan
frekuensi berkemih menjadi meningkat. Sehingga pada laki-laki akan
mengalami pembesaran kelenjar prostat (Maryam, 2008).
Benigna Prostat hiperplasia adalah keadaan kondisi patologis yang paling
umum pada pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering ditemukan
untuk intervensi medis pada pria di atas usia 50 tahun (Wijaya, S. A. & Putri,
M. Y, 2013). Menurut (Price dan Wilson, 2005), hiperplasia prostat jinak
(BPH) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh penuaan yang
biasanya muncul pada lebih dari 50% laki-laki yang berusia 50 tahun ke atas.
Menurut data WHO (2013), diperkirakan terdapat sekitar 70 juta kasus
degeneratif, salah satunya ialah BPH, dengan insidensi di negara maju
sebanyak 19%, sedangkan di negara berkembang sebanyak 5.35% kasus.
Tahun 2013 di Indonesia terdapat 9,2 juta kasus BPH, di antaranya diderita
oleh lakilaki berusia di atas 60 tahun (Filzha Adelia, Alwin Monoarfa dan
Angelica Wagiu, 2017).
Menurut (Nursalam & Baticala. B, 2009), timbulnya hiperplasia prostat
karena adanya perubahan keseimbangan antara hormone testosteron dan
estrogen pada lanjut usia. Apabila peran faktor pertumbuhan sebagai pemicu
pertumbuhan stroma kelenjar prostat akan meningkatkan lama hidup sel-sel
prostat karena kekurangan sel yang mati. Teori sel stem menerangkan bahwa
terjadi proliferasi abnormal sel stem menyebabkan produksi sel stroma dan sel
epitel kelenjar prostat. Akibatnya uretra prostatic menjadi tertekan dan sempit
yang menyebabkan kandung kemih menjadi kencang untuk bekerja lebih
keras mengeluarkan urine.

1
Normalnya jaringan yang tipis dan fibrous pada permukaan kapsul prostat
menjadi spons menebal dan membesar sehingga menimbulkan efek obstruksi
yang lama dimana akan menyebabkan tegangan dinding kandung kemih dan
menurun elastisitasnya. Dari hal ini akan menimbulkan beberapa gejala seperti
aliran urrin lemah, urgency (perasaan ingin berkemih), kemudian perasaan
tidak tuntas saat berkemih, lama berkemih berkepanjangan retensi urin, serta
nokturia (Martono, 2000).
Menurut (Sjamsuhidajat, 2011), pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan dengan cara, Pemeriksaan colok dubur (Recta toudher),
Laboratorium, Pengukuran derajat berat obstruksi untuk menentukan cara
penanganan benigna prostat dan dapat juga dengan tindakan invasive minimal
dengan Transurethral Microwave Thermoterapy (TUMT), Thransurethral
Ultrasuond Guided Laser Prostatectomy (TULIP), Thransurethral Ballon
Dilatation (TUBD), Open Prostatectomy.

1.2 Rumusan maslah


Bagaimana asuhan keperawatan lansia dengan masalah BPH (benigna
prostat hipertropi)

1.3 Tujuan
Untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan lansia dengan masalah BPH
(benigna prostat hipertropi).

2
BAB 2

TINJAUAN KASUS

2.1 Kasus
Pada tanggal 1 oktober 2019 Bpk M, yang berusia 67 tahun mengeluh
susah BAK sejak 2 hari yang lalu serta mengeluh nyeri di kandung kemih.
Kemudian bpk M juga mengatakan bahwa tidak bisa BAK dengan puas serta
pancaran urin yang keluar lemah dan sering terputus-putus. Bpk.M tinggal di
panti werdha dengan alamat jln. radiopata Rt.001/Rw.005 kelurahan siwa lima.
Beliau beragama islam, suku makassar, pendidikan terakhir SMP dan sudah
tinggal dipanti werdha sejak 2 tahun yang lalu. Ia memiliki seorang anak laki-laki
bernama Abi yng sudah menikah dan bekerja diluar kota, sehingga bpk. M kadang
hanya bisa bertemu anaknya 1-2x dalam sebulan. Bpk.M mengatakan bahwa ia
memiliki hubungan yang baik dengan para penghuni di panti werdha. Bpk.M
mengatakan bahwa pada 3 bulan terakhir ia pernah diperiksa mendapat
pengobatan dari puskesmas dengan hasil pemeriksaan PSA menunjukkan nilai 7,5
ng/ml. Hasil kultur urin menunjukkan (+) bakteri. Kemudian dari pihak
puskesmas memberi pengobatan yaitu obat golongan 5-alpha reductase inhibitors
yaitu finpro untuk mengurangi risiko kesulitan buang air kecil. Namun gejala itu
hilang timbul dikarenakan bpk.M tidak melakukan pengobatan lanjuutan lagi.
Pada saat pemeriksaan didapatkan TD 110/80 mmHg, Nadi 100x/m, RR 20x/m, S
36,5oC, BB 48 kg, TB 150 cm.

3
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
1. Nama : Bpk. M
2. Alamat : Jln Radiopata Rt 001 Rw 005
Kelurahan Siwalima
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Umur : 67 Tahun ( Ederly age)
5. Agama : Islam
6. Suku : Makasar
7. Pendidikan Terakhir : SMP
8. Lama tinggal di panti : 2 tahun
9. Keluarga yang bisa di hubungi : Anak

3.1.2 Riwayat kesehatan


1. Keluhan saat ini
Bpk M mengeluh nyeri di kandung kemih
2. Keluhan yang di rasakan 3 bulan terkahir
Bpk M mengeluh nyeri dan susah BAK sehingga di berikan obat
golongan 5-alpha reductase inhibitors dari Puskesmas namun gejala
yang dirasakan masih hilang timbul
3. Penyakit saat ini
Bpk M mengalami pembesaran kelenjar prostat (BPH)
4. Penyakit 3 bulan yang lalu
Pembesaran kelenjar prostat (BPH)

4
3.1.3 Status fisiologi
1. Penampilan atau ciri-ciri tubuh : Bpk M memiliki tubuh yang tegap
2. TTV dan Status Gizi :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 36,5o C
Respirasi : 20x/menit
Berat Badan : 48kg
Tinggi Badan : 150cm
IMT : 16 ( Kurus tingkat berat)
3. Pengkajian fisik
a) Kepala : Kulit kepala terlihat bersih, rambut beruban, tidak terlihat
adanya benjolan
b) Mata : pupil isokor, konjungtiva anemis, penglihatan baik
c) Hidung: lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret di
hiudng, mukosa hidung kering, tidak ada nyeri tekan
d) Mulut dan gigi : mukosa bibir kering, gigi tidak lengkap, lidah
bersih
e) Leher : tidak ada pembesaran pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
peradangan
f) Dada : bentuk dada simetris kiri dan kanan
g) Abdomen : Bpk M mengatakan nyeri pada daerah kandung
kemih P: pembesaran kelenjar prostat, Q:nyeri seperti
tertusuk-tusuk, R: nyeri di , S : 6, T: nyeri sewaktu-waktu
h) Genetalia : Tidak bisa BAK dengan puas serta pancaran urin
yang keluar lemah dan sering terputus-putus

5
i) Ekstermitas
-Kekuatan otot

Tangan kanan Tangan kiri

(5) (5)

Kaki kanan Kaki kiri

(5) (5)

3.1.4 Pemeriksaan penunjang


Diagnosa Medis : BPH
Laboratorium : Kultur urin (+) bakteri, PSA 7,5 nh/ml
Terapi Medis : Finpro 5-alpha reductase inhibitors

3.1.5 Analisa data


Data Etiologi Masalah
DS : Pembesaran prostat Nyeri Akut
- Bpk M mengatakan (00132)
nyeri pada daerah Sumbatan saluran
kandung kemih pengeluaran pada
P: pembesaran prostat kandung kemih
Q:nyeri seperti tertusuk-
tusuk Spasme kandung kemih
R: nyeri pada daerah
kandung kemih Mendesak sel-sel saraf
S:6 di vesika urinaria
T: nyeri sewaktu-waktu

6
DO :
Skala nyeri 6 Merangsang pelepasan
Klien tampak meringis histamin,
kesakitan bradikinin,serotonin,dan
prostaglandin

Ditransfer melalui
trktus spinothalamikus

Thalamus

Cortex cerebri lobus


parietalis

Nyeri dipresepsikan

Nyeri

DS: Disfungsi saluran kemih Gangguan


-klien mengeluh sudah 3 eliminasi urin:
hari susah kencing Gg. eliminasi urin retensi urin
- tidak bisa BAK dengan Hiperplasia Prostat
puas serta pancaran urin
yang keluar lemah dan Otot destrutor menjadi
sering terputus-putus lelah dan mengalami
dekompensasi
DO:
-kandung kemih tampak
penuh.

7
Tidak mampu
berkontraksi

Spasme otot springter

Kandung kemih penuh

Obstruksi

Retensi urin

3.2 Diagnosa keperawatan


a) Nyeri akut
b) Gangguan eliminasi urin: retensi urin

3.3 Intervensi keperawatan


No Diagnosa Keperawatan Noc Nic
1. Nyeri akut Setalah dilakukan Guidance :
- Kaji skala nyeri
tindakan keperawatan
- Kaji TTV setiap 4
3x24 jam diharapkan
jam
nyeri dapat berkurang
Support :
atau hilang dengan
- Berikan posisi yang
kriteria hasil :
nyaman untuk klien.
 Ds : pasien Teaching :
mengatakan - Ajarkan manajemen
nyeri nyeri (teknik
berkurang relaksasi napas
dengan skala dalam dan teknik
2-4 distraksi).

8
 Do pasien Dev. Env :
:
- Ciptakan lingkungan
tampak tenang,
yang nyaman dan
 TTV dalam
tenang
batas normal
Collaboration :
(0802) - Berikan analgetik
-
sesuai instruksi
dokter

Retensi urine Setelah dilakukan Katerisasi urine


asuhan keperawatan - Pasang kateter sesuai
selama 3 x 24 jam : instruksi
- Kandung kemih - Anjurkan konsumsi
kosong sempurna cairan per oral
- Klien melaporkan minimal 2 liter/hari
tidak mengalami - Kolaborasi dengan
kram/nyeri tim medis untuk :
kandung kemih. tindakan operatif/
- Eliminasi urine pemasangan kateter
tidak terganggu : jika ada indikasi
jumlah, warna
urine dalam Perawat retensi urine
rentang yang - Monitor derajat
diharapkan, tidak distensi kandung
ada, disuria kemih dengan
palpasi dan perkusi
- Monitor tanda dan
gejala infeksi
saluran kemih
- Lakukan stimulasi
reflek kandung
kemih : dengan

9
mengalirkan air atu
kompres hangat
dingin
- Monitor asupan dan
haluaran urine
- Monitor efek
pemberian obat
yang mempengaruhi
fungsi otot kandung
kemih

10
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
BPH (benign prostatic hyperplasia) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh faktor penuaan, dimana prostat mengalami pembesaran
memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan
cara menutupi orifisium uretra.
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti etiologi/penyebab
terjadinya BPH, namun beberapa hipotesis menyebutkan bahwa BPH erat
kaitanya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses menua.
Terdapat perubahan mikroskopik pada prostat telah terjadi pada pria usia 30-40
tahun. Bilaperubahan mikroskopik ini berkembang, akan terjadi perubahan
patologik anatomi yang ada pada pria usia 50 tahun, dan angka kejadiannya
sekitar 50%, untuk usia 80 tahun angka kejadianya sekitar 80%, dan usia 90
tahun sekitar 100%.

4.2 Saran
Sebagai tenaga keperawatan hendaknya memberikan asuhan keperawatan
dengan semaksimal mungkin agar klien mendapatkan perawatan yang baik dan
maksimal.

11
DAFTAR PUSTAKA

Filzha Adelia, Alwin Monoarfa dan Angelica Wagiu. (2017). Gambaran Benigna
Prostat Hiperplasia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode
Januari 2014 – Juli 2017. Jurnal e-Clinic (eCl), 250-252.

Gloria M. Bulecheck, B. D. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC),


6th Indonesian Editon. Singapore: Elsevier.

Heather, H. T. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan


Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.

Martono, R. B.-D. (2000). Buku Ajar Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut .
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Maryam, S. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba


Medika.

Moorhead Jonhson, M. S. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th


Indonesian Edition. Singapore: Elsevier.

Nursalam & Baticala. B, F. (2009). Asuhan Keperawatan pada pasien denan


Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Price dan Wilson. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Jakarta: EGC.

Sjamsuhidajat, R. (2011). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC . Jakart:
EGC.

Wijaya, S. A. & Putri, M. Y. (2013). Keperawatan Medikal Bedah: Keperawatan


Dewasa, Teori, Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.

12

Anda mungkin juga menyukai