Askep BPH
Askep BPH
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
KELAS E
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan penyertaan-Nya sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN MASALAH
BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI (BPH).
Ucapan terima kasih, di sampaikan kepada:
1. Dr. Muhammad Sajidin, S. Kep. M. Kes, selaku Ketua Stikes Bina Sehat
PPNI Mojokerto
2. Ana Zakiyah, S. kep. Ns., M. Kes, selaku Kaprodi S1 Ilmu Keperawatan
Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
3. Arief Andriyanto, S.kep.Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku dosen pengajar
dan pembimbing kami, dalam pembuatan makalah ini.
4. Teman-teman selaku anggota kelompok yang telah memberikan ide serta
masukan dalam pembuatan makalah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, dari semua pihak
demi kesempurnaan penyusunan makalah ini di masa yang akan datang. Akhirnya
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua baik
penulis maupun pembaca.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Perubahan pada sistem perkemihan lansia terjadi pada ginjal dimana ginjal
mengalami pengecilan dan nefron mengalami atrofi. Pada kandung kemih,
otot-otot akan mengalami kelemahan kapasitasnya menurun dan menyebabkan
frekuensi berkemih menjadi meningkat. Sehingga pada laki-laki akan
mengalami pembesaran kelenjar prostat (Maryam, 2008).
Benigna Prostat hiperplasia adalah keadaan kondisi patologis yang paling
umum pada pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering ditemukan
untuk intervensi medis pada pria di atas usia 50 tahun (Wijaya, S. A. & Putri,
M. Y, 2013). Menurut (Price dan Wilson, 2005), hiperplasia prostat jinak
(BPH) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh penuaan yang
biasanya muncul pada lebih dari 50% laki-laki yang berusia 50 tahun ke atas.
Menurut data WHO (2013), diperkirakan terdapat sekitar 70 juta kasus
degeneratif, salah satunya ialah BPH, dengan insidensi di negara maju
sebanyak 19%, sedangkan di negara berkembang sebanyak 5.35% kasus.
Tahun 2013 di Indonesia terdapat 9,2 juta kasus BPH, di antaranya diderita
oleh lakilaki berusia di atas 60 tahun (Filzha Adelia, Alwin Monoarfa dan
Angelica Wagiu, 2017).
Menurut (Nursalam & Baticala. B, 2009), timbulnya hiperplasia prostat
karena adanya perubahan keseimbangan antara hormone testosteron dan
estrogen pada lanjut usia. Apabila peran faktor pertumbuhan sebagai pemicu
pertumbuhan stroma kelenjar prostat akan meningkatkan lama hidup sel-sel
prostat karena kekurangan sel yang mati. Teori sel stem menerangkan bahwa
terjadi proliferasi abnormal sel stem menyebabkan produksi sel stroma dan sel
epitel kelenjar prostat. Akibatnya uretra prostatic menjadi tertekan dan sempit
yang menyebabkan kandung kemih menjadi kencang untuk bekerja lebih
keras mengeluarkan urine.
1
Normalnya jaringan yang tipis dan fibrous pada permukaan kapsul prostat
menjadi spons menebal dan membesar sehingga menimbulkan efek obstruksi
yang lama dimana akan menyebabkan tegangan dinding kandung kemih dan
menurun elastisitasnya. Dari hal ini akan menimbulkan beberapa gejala seperti
aliran urrin lemah, urgency (perasaan ingin berkemih), kemudian perasaan
tidak tuntas saat berkemih, lama berkemih berkepanjangan retensi urin, serta
nokturia (Martono, 2000).
Menurut (Sjamsuhidajat, 2011), pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan dengan cara, Pemeriksaan colok dubur (Recta toudher),
Laboratorium, Pengukuran derajat berat obstruksi untuk menentukan cara
penanganan benigna prostat dan dapat juga dengan tindakan invasive minimal
dengan Transurethral Microwave Thermoterapy (TUMT), Thransurethral
Ultrasuond Guided Laser Prostatectomy (TULIP), Thransurethral Ballon
Dilatation (TUBD), Open Prostatectomy.
1.3 Tujuan
Untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan lansia dengan masalah BPH
(benigna prostat hipertropi).
2
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 Kasus
Pada tanggal 1 oktober 2019 Bpk M, yang berusia 67 tahun mengeluh
susah BAK sejak 2 hari yang lalu serta mengeluh nyeri di kandung kemih.
Kemudian bpk M juga mengatakan bahwa tidak bisa BAK dengan puas serta
pancaran urin yang keluar lemah dan sering terputus-putus. Bpk.M tinggal di
panti werdha dengan alamat jln. radiopata Rt.001/Rw.005 kelurahan siwa lima.
Beliau beragama islam, suku makassar, pendidikan terakhir SMP dan sudah
tinggal dipanti werdha sejak 2 tahun yang lalu. Ia memiliki seorang anak laki-laki
bernama Abi yng sudah menikah dan bekerja diluar kota, sehingga bpk. M kadang
hanya bisa bertemu anaknya 1-2x dalam sebulan. Bpk.M mengatakan bahwa ia
memiliki hubungan yang baik dengan para penghuni di panti werdha. Bpk.M
mengatakan bahwa pada 3 bulan terakhir ia pernah diperiksa mendapat
pengobatan dari puskesmas dengan hasil pemeriksaan PSA menunjukkan nilai 7,5
ng/ml. Hasil kultur urin menunjukkan (+) bakteri. Kemudian dari pihak
puskesmas memberi pengobatan yaitu obat golongan 5-alpha reductase inhibitors
yaitu finpro untuk mengurangi risiko kesulitan buang air kecil. Namun gejala itu
hilang timbul dikarenakan bpk.M tidak melakukan pengobatan lanjuutan lagi.
Pada saat pemeriksaan didapatkan TD 110/80 mmHg, Nadi 100x/m, RR 20x/m, S
36,5oC, BB 48 kg, TB 150 cm.
3
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
1. Nama : Bpk. M
2. Alamat : Jln Radiopata Rt 001 Rw 005
Kelurahan Siwalima
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Umur : 67 Tahun ( Ederly age)
5. Agama : Islam
6. Suku : Makasar
7. Pendidikan Terakhir : SMP
8. Lama tinggal di panti : 2 tahun
9. Keluarga yang bisa di hubungi : Anak
4
3.1.3 Status fisiologi
1. Penampilan atau ciri-ciri tubuh : Bpk M memiliki tubuh yang tegap
2. TTV dan Status Gizi :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 36,5o C
Respirasi : 20x/menit
Berat Badan : 48kg
Tinggi Badan : 150cm
IMT : 16 ( Kurus tingkat berat)
3. Pengkajian fisik
a) Kepala : Kulit kepala terlihat bersih, rambut beruban, tidak terlihat
adanya benjolan
b) Mata : pupil isokor, konjungtiva anemis, penglihatan baik
c) Hidung: lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret di
hiudng, mukosa hidung kering, tidak ada nyeri tekan
d) Mulut dan gigi : mukosa bibir kering, gigi tidak lengkap, lidah
bersih
e) Leher : tidak ada pembesaran pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
peradangan
f) Dada : bentuk dada simetris kiri dan kanan
g) Abdomen : Bpk M mengatakan nyeri pada daerah kandung
kemih P: pembesaran kelenjar prostat, Q:nyeri seperti
tertusuk-tusuk, R: nyeri di , S : 6, T: nyeri sewaktu-waktu
h) Genetalia : Tidak bisa BAK dengan puas serta pancaran urin
yang keluar lemah dan sering terputus-putus
5
i) Ekstermitas
-Kekuatan otot
(5) (5)
(5) (5)
6
DO :
Skala nyeri 6 Merangsang pelepasan
Klien tampak meringis histamin,
kesakitan bradikinin,serotonin,dan
prostaglandin
Ditransfer melalui
trktus spinothalamikus
Thalamus
Nyeri dipresepsikan
Nyeri
7
Tidak mampu
berkontraksi
Obstruksi
Retensi urin
8
Do pasien Dev. Env :
:
- Ciptakan lingkungan
tampak tenang,
yang nyaman dan
TTV dalam
tenang
batas normal
Collaboration :
(0802) - Berikan analgetik
-
sesuai instruksi
dokter
9
mengalirkan air atu
kompres hangat
dingin
- Monitor asupan dan
haluaran urine
- Monitor efek
pemberian obat
yang mempengaruhi
fungsi otot kandung
kemih
10
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
BPH (benign prostatic hyperplasia) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh faktor penuaan, dimana prostat mengalami pembesaran
memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan
cara menutupi orifisium uretra.
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti etiologi/penyebab
terjadinya BPH, namun beberapa hipotesis menyebutkan bahwa BPH erat
kaitanya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses menua.
Terdapat perubahan mikroskopik pada prostat telah terjadi pada pria usia 30-40
tahun. Bilaperubahan mikroskopik ini berkembang, akan terjadi perubahan
patologik anatomi yang ada pada pria usia 50 tahun, dan angka kejadiannya
sekitar 50%, untuk usia 80 tahun angka kejadianya sekitar 80%, dan usia 90
tahun sekitar 100%.
4.2 Saran
Sebagai tenaga keperawatan hendaknya memberikan asuhan keperawatan
dengan semaksimal mungkin agar klien mendapatkan perawatan yang baik dan
maksimal.
11
DAFTAR PUSTAKA
Filzha Adelia, Alwin Monoarfa dan Angelica Wagiu. (2017). Gambaran Benigna
Prostat Hiperplasia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode
Januari 2014 – Juli 2017. Jurnal e-Clinic (eCl), 250-252.
Martono, R. B.-D. (2000). Buku Ajar Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut .
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Sjamsuhidajat, R. (2011). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC . Jakart:
EGC.
12