Ins Dosimetri PDF
Ins Dosimetri PDF
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Dalam modul ini akan diuraikan pengertian paparan dan satuan paparan,
pengertian dan satuan dosis serap, kerma dan faktor kualitas/bobot radiasi,
pengertian dan satuan dosis ekivalen dan faktor bobot jaringan, pengertian
dan satuan dosis efektif, pengertian dosimetri interna dan dosis kolektif,
hubungan aktivitas sumber radiasi gamma dan laju paparan serta konstanta
gamma, pengertian dosis serap sumber gamma titik dan diameter besar,
waktu paro efektif, laju dosis radioisotop pemancar alfa, beta dan gamma
yang terdeposit dalam organ tubuh dan dosimetri neutron.
1
1. Menjelaskan penerapan satuan-satuan dosis radiasi.
2. Menguraikan konsep paparan, dosis serap, kerma, dosis ekivalen dan
dosis ekivalen efektif.
3. Memahami konsep dosimetri interna dan dosimetri neutron.
4. Melakukan perhitungan sederhana dosimetri dalam hubungan dengan
jarak, aktivitas sumber gamma dsb.
2
BAB II.
UNIT DAN SATUAN
A. Paparan
Besaran radiasi yang untuk pertama kali diperhatikan adalah paparan
(exposure), dengan simbol X, yang pada kongres Radiologi tahun 1928
didefinisikan sebagai kemampuan radiasi sinar-X atau gamma untuk
menimbulkan ionisasi di udara dalam volume tertentu.
Satuan paparan merupakan suatu ukuran fluks foton dan bertalian dengan
jumlah energi yang dipindahkan dari medan sinar-X pada suatu satuan
masa udara. Satu satuan paparan didefinisikan sebagai jumlah radiasi
gamma atau –X yang di udara menghasilkan ion-ion yang membawa 1
coulomb muatan, dengan tanda apapun, per kilogram udara.
dQ
X = …………………………………. (II-2)
dm
dQ adalah jumlah muatan pasangan ion yang terbentuk dalam suatu elemen
volume udara bermassa dm.
Pada awalnya, dengan sistem CGS digunakan satuan Roentgen (R). Satu
roentgen didefinisikan sebagai sebagai intensitas sinar-X yang
3
menghasilkan ionisasi di udara sebanyak 1,61 x 1015 pasangan ion per kg
udara. Karena 1 buah ion bermuatan listrik 1,6 x 10-19 C maka:
Pada tahun 1973 satuan ini didefinisikan ulang sehingga berlaku juga untuk
sinar-γ. Pengertian baru dari rontgen ini adalah bahwa: 1 R merupakan
kuantitas radiasi sinar-X atau sinar-γ yang menghasilkan 1 esu ion positif
atau negatif di dalam 1 cm3 udara normal (NPT). Dari definisi baru
tersebut, energi sinar-X atau sinar-γ yang terserap di dalam 1 gram udara
dapat menjadi:
Karena muatan satu pasang ion adalah 4,8 x 10-10 esu, maka: 1 esu = (1/4,8)
x 1010 pasang ion, sehingga:
Karena 1 eV=1,6x10-12 erg, dan 1 cm3 udara beratnya adalah: 0,001293 gr,
maka:
4
B. Laju Paparan
0
Laju paparan adalah besar paparan persatuan waktu, dan diberi simbol X .
Satuan laju paparan dalam SI adalah C/kg.jam dan satuan lama adalah
R/jam.
5
Jumlah ion yang terkumpul karena interaksi sinar-X dalam volume
pengumpul dihitung dari aliran arus, dan kemudian angka dosis dapat
dihitung dalam rontgen persatuan waktu. Untuk satuan paparan yang
akan diukur dengan cara ini, maka semua energi dari elektron-elektron
utama harus tersebar dalam udara yang terdapat dalam alat ukur
tersebut. Syarat ini dapat dipenuhi dengan membuat suatu bilik udara
yang lebih besar dari jangkauan maksimum elektron-elektron utama.
(Untuk sinar-sinar-X 300 keV, jarak antara pelat-pelat pengumpul
(kolektor) adalah sekitar 30 cm, dan kotak keseluruhannya merupakan
suatu kubus yang bersisi 50 cm). Dengan ukuran yang sebesar itu, maka
pengukuran menjadi tidak praktis dari segi proteksi radiasi. Beberapa
kelemahan lain juga kemudian terbukti bahwa desain tersebut hanya
menjamin pengukuran sinar-X dengan energi di atas 500 kV.
6
namun dipisahkan dengan suatu isolator yang bermutu tinggi. Kawat
pusat (sentral), atau anoda sentral ini bermuatan positif sehubungan
dengan dinding tersebut. Bilamana bilik tersebut disinari dengan radiasi
gamma atau sinar-X, maka ionisasi yang dihasilkan dalam rongga
pengukuran tersebut, sabagai hasil dari interaksi antara foton dan
dinding, akan menghilangkan muatan kondensor tersebut, dan dengan
demikian menurunkan potensial anoda. Penurunan voltase anoda ini
berbanding lurus dengan paparan radiasi.
7
fungsi ketebalan dinding.
C. Dosis Serap
Dosis serap (D) adalah energi rata-rata yang diberikan oleh radiasi pengion
sebesar dE kepada bahan yang dilaluinya dengan massa dm. Satuan yang
digunakan sebelumnya adalah rad. Satu rad adalah energi rata-rata sebesar
100 erg yang diserap bahan dengan massa 1 gram. yang didefinisikan
sebagai:
Satuan dosis serap dalam SI adalah Joule/kg atau sama dengan gray (Gy).
Satu gray adalah dosis radiasi yang diserap dalam satu joule per kilogram.
dE
D= ………………………………. (II-3)
dm
8
dE adalah energi yang diserap oleh bahan yang mempunyai massa dm.
Besaran dosis serap ini berlaku untuk semua jenis radiasi dan semua jenis
bahan yang dikenainya, namun bila menyangkut akibat paparan terhadap
mahluk hidup, maka informasi yang diperoleh tidak cukup. Jadi diperlukan
besaran lain yang sekaligus memperhitungkan efek radasi untuk jenis
radiasi yang berbeda.
Keterangan:
D = dosis serap (Rad)
X = paparan (R)
f = faktor konversi dari laju paparan ke laju dosis serap (Rad/R)
⎡µ ⎤
⎢ρ⎥
⎣ ⎦m
f = 0,877 …………………………… (II-5)
⎡µ ⎤
⎢ρ⎥
⎣ ⎦u
9
⎡µ ⎤
dengan ⎢ ⎥ adalah koefisiens atenuasi massa medium (cm2/gr) dan
⎣ ρ ⎦m
⎡µ ⎤ 2
⎢ ρ ⎥ adalah koefisien atenuasi massa udara (cm /gr)
⎣ ⎦u
Tabel II-1 Konversi dosis serap terhadap paparan pada foton berbagai energi
Nilai f dalam
Energi Foton Nilai f dalam Nilai f dalam
Tulang Keras
(MeV) Udara (rad/R) Otot (rad/R)
(rad/R)
0,010 0,019 0,925 3,55
0,020 0,879 0,927 4,23
0,040 0,879 0,920 4,14
0,060 0,905 0,929 2,91
0,080 0,932 0,940 1,91
0,10 0,949 0,949 1,46
0,50 0,965 0,957 0,925
1,00 0,965 0,957 0,919
2,00 0,965 0,955 0,912
3,00 0,962 0,955 0,929
10
D. Kerma
Dalam hal radiasi ionisasi langsung, seperti misalnya sinar-X dan netron
cepat, kadang-kadang kita berkepentingan dengan energi kinetik awal dari
partikel-partikel penyebab ionisasi utama (fotoelektron, elektron Compton,
atau pasangan positron-negatron dalam kaitannya dengan radiasi foton dan
inti yang terhambur sehubungan dengan netron cepat yang dihasilkan
melalui interaksi radiasi insiden per satuan massa medium yang
berinteraksi. Kuantitas (besaran) ini disebut sebagai kerma, dan dalam
satuan SI diukur dalam satuan joule per kilogram, atau gray (atau dalam
sistem satuan sebelumnya dalam rad).
Dosis
Kerma
11
E. Dosis Ekivalen
Dosis Ekivalen (H) dapat didefinisikan sebagai dosis serap yang diterima
oleh tubuh manusia secara keseluruhan dengan memperhatikan kualitas
radiasi dalam merusak jaringan tubuh dan faktor metode perhitungan di
laboratorium. Jadi, H merupakan hasil kali antara dosis serap (D), faktor
kualitas (Q), dan perkalian antara seluruh faktor modifikasi lainnya (N).
Seperti diketahui, dosis serap yang sama tetapi berasal dari jenis radiasi
yang berbeda akan memberikan efek biologi yang berbeda pada sistem
tubuh mahluk hidup. Pengaruh interaksi yang terjadi sepanjang lintasan
radiasi di dalam jaringan tubuh yang terkena radiasi terutama berasal dari
besaran proses yang disebut alih energi linier (LET, linear energy transfer).
Yang paling berperan dalam hal ini adalah peristiwa ionisasi yang terjadi
sepanjang lintasan radiasi di dalam materi yang dilaluinya. Dengan
demikian daya ionisasi masing-masing jenis radiasi berbeda. Makin besar
daya ionisasi, makin tinggi tingkat kerusakan biologi yang ditimbulkannya.
Besaran yang merupakan kuantisasi dari sifat tersebut dinamakan faktor
kualitas Q. Dengan demikian dosis serap H dapat dituliskan sebagai:
H = D.Q.N…………………………………. (II-6)
Di sini, digunakan Sievert (Sv) untuk satuan dosis ekivalen dalam SI.
1 Sv = 1 J.kg-1
12
Besaran yang merupakan kuantisasi radiasi untuk menimbulkan kerusakan
pada jaringan/organ dinamakan faktor bobot radiasi (Wr). Faktor bobot
radiasi sebelumnya juga disebut faktor kualitas (QF),. Sedangkan untuk
aplikasi di bidang radiobiologi dinyatakan dengan relative biological
effectiviness (RBE). Tabel II-2 menunjukan nilai faktor bobot radiasi
berbagai jenis radiasi. Secara matematis dosis ekivalen dituliskan sebagai
berikut:
H = ∑ ( D x Wr ) ……………………………... (II-7)
Satuan dosis ekivalen dalam SI adalah sievert (Sv) dan satuan lama adalah
rem. Hubungan antara kedua satuan tersebut adalah:
13
Catatan:
i) semua harga tersebut berlaku untuk radiasi eksterna dan interna.
ii) Untuk elektron tidak termasuk elektron Auger yang dipancarkan
oleh inti yang terikat pada DNA.
iii) Harga WR berdasarkan ICRP No.60 (1990)
F. Dosis Efektif
atau,
Eτ = ∑ (Wr WT D) ………………………(II-9)
14
Tabel II-3 Nilai Faktor Bobot Berbagai Organ Tubuh
Definisi laju dosis ekivalen adalah dosis efektif per satuan waktu. Dan
o
diberi simbol Eτ . Satuan laju dosis efektif ialah sievert/jam atau rem/jam.
G. Dosis Terikat
Dosis terikat adalah dosis total yang diterima akibat zat radioaktif masuk ke
dalam tubuh atau paparan radiasi eksternal dalam selang waktu tertentu.
Dosis terikat merupakan integral waktu dari laju dosis. Secara matematis
dosis terikat dituliskan sebagai berikut:
15
t •
D(t ) = ∫ D dt ……………………………… (II-10)
0
•
Dengan D(t) menyatakan dosis, D menyatakan dosis terikat dan (0,t)
menyatakan selang waktu paparan atau selang waktu zat radioaktif masuk
ke dalam tubuh (intake). Jika t tidak diketahui secara khusus, maka diambil
harga 50 tahun untuk orang dewasa dan 70 tahun untuk anak-anak.
Dosis terikat berlaku untuk dosis eksterna dan interna yang dapat
dinyatakan dalam bentuk dosis serap terikat, dosis ekivalen terikat dan
dosis efektif terikat.
H. Dosis Kolektif
Dosis kolektif ialah dosis ekivalen atau dosis efektif yang digunakan
apabila terjadi paparan pada sejumlah besar populasi (penduduk). Paparan
ini biasanya muncul apabila terjadi kecelakaan radiasi. Dalam hal ini perlu
diperhitungkan distribusi dosis radiasinya dan distribusi populasi yang
terkena paparan. Simbol untuk besaran dosis kolektif ini adalah ST dengan
satuan sievert-man (Sv-man). Secara matematis dituliskan sebagai berikut:
ST = p H ……………………………………… (II-11)
ST = p E ………………………………………. (II-12)
Keterangan:
ST = dosis ekivalen kolektif
p = jumlah populasi
H = dosis ekivalen
E = dosis efektif
16
Dosis kolektif digunakan untuk memperkirakan beberapa jumlah manusia
dalam populasi tersebut yang akan menderita akibat radiasi, yaitu dengan
memperhitungkan faktor resiko.
Latihan:
1. Energi rata-rata yang diberikan oleh radiasi pengion sebesar dE kepada
bahan yang dilaluinya dengan massa dm disebut ?
2. Desain perlindungan medis sinar-X didasarkan pada paparan mingguan
maksimum sebesar 200 mR untuk daerah-daerah yang dikontrol dan 20
mR untuk daerah yang tidak terkontrol. Berapakah paparan yang cocok
dinyatakan dalam satuan SI?
3. Berapa besarnya dosis ekivalen yang mengenai suatu organ/tisue,
apabila diketahui dosis serap dari radiasi gamma adalah 0,5 Gy dan
dosis serap dari radiasi neutron dengan energi 20 keV adalah 100 rad.
4. Berapa dosis efektif yang diterima pekerja secara total jika mendapat
dosis serap radiasi sinar-X sebesar 2 gray pada organ gonad; 0,2 gray
dari radiasi alfa pada lambung dan ginjal. Bila diketahui bahwa faktor
bobot radiasi sinar-X dan alfa adalah 1 dan 20, sedangkan faktor bobot
organ gonad, lambung dan ginjal masing-masing adalah 0,20; 0,12 dan
0,05.
5. Berapa 150 mrad jika dikonversikan ke dalam satuan Gray?
Jawaban
1. Dosis Serap
2. Untuk daerah yang dikontrol: 51,6 µC/kg
17
BAB III.
DOSIMETRI EKSTERNA
Untuk menentukan besarnya paparan suatu sumber radiasi yang terletak di luar
suatu medium atau di luar tubuh manusia pada suatu titik di udara diperlukan
suatu pengukuran yang dinamakan dosimetri eksterna. Begitu juga untuk
menentukan besarnya dosis yang diterima oleh suatu medium atau tubuh
manusia dari suatu sumber yang terletak di luarnya, digunakan metode yang
juga termasuk dosimetri eksterna.
A. Faktor Gamma
Tabel III.1. Laju Paparan Sinar-γ untuk bermacam-nacam isotop dengan aktivitas
1 Ci pada jarak 1 m
18
Filter 0,5 mm Pt (f=1, Q=1)
Untuk suatu sumber radiasi dengan energi E MeV, nilai konstanta gamma
dapat ditentukan sebagai berikut:
Energi radiasi yang dipancarkan oleh titik sumber radiasi energi tunggal
dengan aktivitas 37 GBq atau 1 Ci adalah:
µ
= 19,388 x [ ] x E (R/jam)
ρ
µ µ µ
Γ = 19,338 f1 [ ]1 x E1 + f2 [ ]2 x E2 + ….fn [ ]n x En
ρ ρ ρ
19
Persamaan sebelumnya masih dapat disederhanakan. Untuk energi kuantum
dari 60 keV hingga 2 MeV, koefisien serapan liniernya (µ) bervariasi kecil
sekali terhadap energi, yaitu: µ = 3,5 x 10-5 cm-1, dan ρ = 1293 x 10-3 g/cm3
n
= 0,59 ∑ fi Ei (rad/jam)
i=1
Dengan
fi = prosentase radiasi gamma dengan energi Ei terhadap jumlah total
radiasi yang dipancarkan
Ei = energi radiasi gamma
Ener Γ Γk Γ 1cm
Radioisot
gi (R.m2/Ci [µGy.m2/MBq [µSv.m2/MB
op
(MeV .h) .h] q.h]
20
)
Na-22 1,27 1,19 0,280 0,327
5
Na-24 1,36 1,82 0,431 0,486
9
2,75
4
Co-60 1,17 1,30 0,306 0,347
3
1,33
3
I-131 0,36 0,22 0,0512 0,0648
4
Cs-137 0,66 0,34 0,0771 0,0910
2
Ir-192 0,31 0,48 0,109 0,138
7
0,46
8
Au-198 0,41 0,24 0,0545 0,0683
6
Nilai laju paparan pada jarak r meter dari sumber radiasi gamma berbentuk
titik dengan aktivitas sebesar A curie adalah:
o
X = ΓA/r2 ……………………………………. (III-2)
o
Dengan: X = laju paparan (R/jam)
Γ = faktor gamma (R.m2/Ci.jam)
A = Aktivitas (Ci)
21
r = jarak (m)
o
H = A.E./6.r2 (µSv/jam) ……………………….. (III-3)
Latihan
1. Sumber radiasi 5 Ci Cs-137 akan digunakan dalam industri. Perlu
diketahui laju paparan pada jarak 10 m dari sumber agar selanjutnya
dapat diperhitungkan besar dosis serap dan dosis ekivalennya.
2. Hitung laju dosis ekivalen pada jarak 2 m dari 240 Mbq Co-60, Energi
Gamma Co-60: 1,17 MeV dan 1,33 MeV per peluruhan
3. Jika diketahui laju paparan radiasi Co-60 pada jarak 5 meter adalah 52
mR/jam dan faktor gamma untuk Co-60 Γ = 1,3 (R.m2/Ci.jam) maka
berapakah aktivitas sumber Co-60 tersebut?
4. Sumber radiasi Ir-192 dengan aktivitas 2 Ci pada 5 bulan yang lalu
akan digunakan di Industri (T1/2 Ir-192 = 75 hari). Berapa laju paparan
pada jarak 10 meter apabila diketahui faktor gamma untuk Ir-192 Γ =
0,5 (R.m2/Ci.jam)
5. Pada Jarak berapakah jika diketahui laju dosis ekivalen Co-60 adalah
25 µSv, aktivitas sumber Co-60 adalah 960 MBq, dan energi gamma
Co-60 adalah: 1,17 MeV dan 1,33 MeV?
22
Jawaban
1. Dari table data dilihat:T untuk Cs-137 = 0,33
o 0,33 x 5
X 10 m =
10 2
= 0,0165 R/jam = 16,5 mR/jam
Faktor konversi f berdasarkan pertimbangan praktis proteksi radiasi
dianggap mendekati satu (f ≈ 1)
D10m = 1 x 16,5 mR/jam = 16,5 mrem/jam
H10m = D10m Q = 16,5 x 1 = 16,5 mrem/jam
o
2. H = A.E./6.r2 (µSv/jam)
= 240 (1,17 + 1,33) / (6 x 22)
= 25 µSv/jam
3. 1000 mCi
4. 2,5 mR/jam
5. 4 meter
23
BAB IV.
DOSIMETRI INTERNA
ln 2
Oleh karena λ = , maka waktu paro effektif dapat dituliskan sebagai
T
berikut:
24
B. Radioistop Pemancar Partikel alfa dan Beta
Energi yang diserap per satuan massa per peluruhan disebut Energi Efektif
Spesifik (Specific Effective Energy/SEE). Untuk radioisotop pemancar
partikel, SEE adalah energi rata-rata dibagi dengan massa jaringan tubuh
dimana radioisotop terdeposit.
Eα atau β MeV
SEE (α atau β) = dis ……… (IV.3)
m Kg
• A Bq x 1 Bq.dis MeV
x SEE dis x 1,6 x10 −13 J
x 8,64 x10 4 det k
D=
det ik .kg MeV hari
1 kgJ.Gy
Atau,
•
D = 1,3824 x 10 −8 x A x SEE Gy
hari
…………… (IV.4)
•
D = C Γ g ……………………………………… (IV.5)
25
g = faktor geometri
e − µr
v
g = ∫0 r 2 dV
untuk keperluan proteksi radiasi, umumnya digunakan faktor geometri rata-
rata.
4π
g pusat = (1 − e − µR )
µ
Dengan µ = koefisien serapan linier dan R = jari-jari bola.
D. Dosimetri Neutron
Dosis yang diserap dari suatu berkas neutron dapat dihitung dengan
mempertimbangkan energi yang terserap oleh masing-masing jaringan
yang bereaksi dengan neutron-neutron tersebut. Tipe reaksi, tentu saja
tergantung pada energi neutron. Untuk neutron-neutron cepat, hingga
sekitar 20 MeV, mekanisme perpindahan energi yang utama adalah
tumbukan elastik sempurna, sedang neutron-neutron termal mungkin akan
tertangkap oleh inti jaringan dan memulai reaksi inti. Sehubungan dengan
penghamburan elastik, inti-inti yang terhambur melepaskan energinya di
sekitar interaksi neutron primer.
Dosis radiasi yang terserap secara lokal dengan cara ini disebut sebagai
dosis tumbukan yang pertama, dan keseluruhannya ditentukan oleh fluks
neutron primer; setelah interaksi utama ini, neutron yang terhambur tidak
lagi dipertimbangkan. Untuk neutron-neutron cepat, angka dosis tumbukan
pertama dari neutron yang berenergi E adalah:
26
• φ (E)E∑ N i σ i f i
D (E) =
n 1 J / kg − Gy
27
• φ N σ Q x 1.6 x 10 −13 J / MeV
D np =
1 J / kg − Gy
Dengan:
φ = fluks termal, neutron per cm2 tiap detik
N = jumlah atom nitrogen per kg jaringan 1,49 x 1024
σ = sayatan melintang penyerapan nitrogen, 1,75 x 10-24 cm2
Q = energi yang dibebaskan oleh reaksi = 0,63 MeV
Reaksi berikutnya, 1
H(n, γ)2H setara dengan memiliki isotop yang
memancarkan gamma yang tersebar secara merata di seluruh tubuh, dan
menimbulkan suatu dosis sinar gamma otointegral. Aktivitas jenis
(spesifik) dari pemancar gamma yang tersebar ini, jumlah reaksi tiap detik
per gram, ditentukan oleh fluks neutron, dan disajikan oleh persamaan:
A= φ Nσ ”Bq”/kg
Dengan:
φ = fluks thermal, neutron per cm2 tiap detik
N = jumlah atom hidrogen per kg jaringan = 5,98 x 1025
σ = sayatan melintang penyerapan hidrogen = 0,33 x 10-24 cm2
Dalam hal ini, kita tidak dapat menambahkan dosis sinar gamma
otointegral ke dalam dosis yang didapat dari reaksi n,p karena dosis serapan
sebesar 1 Gy radiasi gamma secara biologis tidak setara dengan 1 Gy
radiasi foton.
Latihan
1. Diketahui laju dosis per hari dari radioisotop S-35 adalah 3,39.10-4
Gy/hari dengan maksimum energi 0,1674 MeV yang terdistribusi
merata pada testis, berapa aktivitas S-35 jika berat testis 18 gram?
28
seluruhnya dalam jaringan paru-paru, berapa laju dosis serap dalam
paru-paru? Massa paru-paru = 1000 g.
4. Berapakah angka dosis yang terserap oleh suatu jaringan lunak dalam
suatu berkas neutron 5-MeV yang intensitasnya adalah 2000 neutron
per cm2 tiap detik?
Unsur σ, cm2 Ni σi fi
O 1,55 X 10-24 4,628 X 100
C 1,65 X 10-24 1,502 X 100
H 1,50 X 10-24 4,485 X 101
N 1,00 X 10-24 1,848 X 10-1
Na 2,3 X 10-24 7,231 X 10-3
Cl 2,8 X 10-24 2,523 X 10-3
Σ Niσifi = 5,117 x 101 cm2/kg
5. Berapakah angka dosis yang terserap oleh orang yang memiliki berat
70 kg dari suatu paparan keseluruhan tubuh dengan fluks thermal
rata-rata sebesar 10000 neutron per cm2 tiap detik?
29
30
Daftar Pustaka
31