Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AGROGEOLOGI

“BATUAN”

OLEH

1. GENIA PUTRI RAHAYU (1810232035)

2. RIZKY BASTIAN (1810232039)

3. ANGGIA SEPTIKA SARI (1810232040)

4. DITA IMRAATUL KHAIRAT (1810232041)

5. NADYA DELA ROSA (1810232042)

6. PUTRI SARI DEWI ISKANDAR (1810232044)

7. BIMA PRAHAGIA (1810232045)

8. RAHMAT FAUZAN (1810232050)

9. MUJAADILA AULYA AQA (1810232051)

10. SONI GUNAWAN (1810232052)


PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019

BATUAN

A. Batuan

Batuan adalah agregat padat dari mineral, atau kumpulan yang terbentuk
secara alami yang tersusun oleh butiran mineral, gelas, material organik yang
terubah, dan kombinasi semua komponen tersebut. Mineral adalah zat padat
anorganik yang mempunyai komposisi kimia tertentu dengan susunan atom yang
teratur, yang terjadi tidak dengan perantara manusia dan tidak berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan, dan dibentuk oleh alam (Warsito Kusumoyudo,
1986). Kristal adalah zat padat yang mempunyai bentuk bangun yang beraturan yang
terdiri dari atam-atom dengan susunan yang teratur.

B. Siklus Batuan

Siklus batuan adalah suatu proses dalam pembentukan batuan. Siklus batuan
menggambarkan seluruh proses yang ada saat batuan dibentuk, dimodifikasi,
ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil
dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu
dan tidak pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua
(geosfer) yang berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan
digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan energi panas yang datang dari
Matahari.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh ahli geologi,
diketahui bahwa pembentukan batuan membutuhkan proses yang panjang dan
waktu yang lama, bahkan bisa hingga jutaan tahun. Pembagian batuan
berdasarkan pembentukannya batuan dibedakan menjadi tiga yaitu batuan beku,
sedimen, dan metamorf.

C. Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang tebentuk langsung dari pembekuan magma. Proses
pembekuan tersebut merupakan proses perubahan fase padat. Pembekuan magma akan
menghasilkan kristal - kristal mineral primer ataupun gelas. Proses pembekuan magma
akan sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan, sedangkan komposisi
batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal.

Proses Terbentuknya Batuan Beku

Karena magma merupakan cairan yang panas, maka


i o n - i o n y a n g menyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan.
Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion
yang tidak beraturan ini akan menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur
dirinya menyusun bentuk yang teratur.Proses ini disebut kristalisa si.
Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-ion
akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan
untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan k i m i a d a n
m e m b e n t u k k r i s t a l y a n g t e r a t u r . P a d a u m u m n ya m a t e r i a l ya n g
menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.
Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap
proses kristalisasi, terutama pada ukuran kristal apabila pendinginan magma
berlangsung dengan lambat, ion-ion mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan dirinya,s e h i n g g a akan menghasilkan bentuk
k r i s t a l ya n g b e s a r . S e b a l i k n ya p a d a pendinginan yang cepat, ion-ion
tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya sehingga
akan membentuk kristal yang kecil. Apabila pendinginan berlangsung sangat
cepat maka tidak ada kesempatan bagi ion untuk membentuk kristal, sehingga
hasil pembekuannya akam menghasilkan atom yang tidak beraturan (hablur),
yang dinamakan dengan mineral glass.

Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan


silikon akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra
oksigen-silikon. Kemudian tetrahedra-tetrahedra oksigen silikon tersebut
akan saling bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti
kristal dari bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan
membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun
magma tidak terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama.
Mineral tertentu akan mengkristal pada t e m p e r a t u r ya n g l e b i h t i n g g i d a r i
m i n e r a l l a i n n ya , s e h i n g g a k a d a n g - k a d a n g magma mengandung
kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.

Ko m p o s i s i d a r i m a g m a d a n j u m l a h k a n d u n g a n b a h a n
folatil juga mempengaruhi proses kristalisasi. Karena magma
dibedakan dai faktor-faktor tersebut, maka kenampakan fisik dan
komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari hal tersebut, maka
penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada faktor-faktor tersebut di atas.
Kondisi lingkungan pada saat kristalisasi dapat diperkirakan dari sifat dan
susunan dari butiran mineral yang biasa disebut tekstur dan komposisi
mineralnya.

Klasifikasi Batuan Beku Tempat Terjadinya


Batuan Beku Dalam
Batuan beku dalam biasa disebut juga sebagai batuan beku plutonik. Batuan
beku dalam terbentuk di bawah permukaan bumi karena pendinginan magma yang
lambat, sehingga menunjukkan krital mineral yang kasar (holokristalin) dengan
batas-batas antar mineral yang masih terlihat jelas. Contoh dari jenis batuan beku
ini adalah granit, diorit, gabro, dan syenit.

Gambar contoh batuan beku dalam: gabro, granit, dan syenit.

Batuan Beku Korok


Batuan beku korok biasa disebut juga dengan batuan beku gang. Batuan beku
korok terbentuk dekat dengan permukaan bumi, pada rekahan-rekahan litosfer
bagian atas. Disini proses pendinginan magma sedikit lebih cepat dibandingkan
pada batuan beku dalam. Hasil pembekuan magma menyebabkan kristalisasi
magma yang kurang sempurna dan menghasilkan tekstur yang disebut porfiri.
Contoh batuan beku korok (gang) adalah porfiri granit, porfiri gabro, porfiri dasit,
dan porfiri diorit.
Batuan Beku Luar
Batuan beku luar biasa disebut juga dengan batuan beku ekstrusif. Batuan
beku luar terbentuk karena adanya proses pembekuan magma yang cepat di
permukaan bumi. Akibat pembekuan yang cepat tersebut, mineral-mineral tidak
dapat berkembang dengan baik, sehingga batuan ini akan menunjukan tekstur
yang lebih halus dengan batas antar mineralnya tidak terlihat jelas. Contoh jenis
batuan beku luar adalah riolit, trakit, andesit, basalt, dan obsidian.

Gambar contoh batuan beku luar: riolit, trakit, dan basalt.

Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralnya

Berdasarakan mineral Seri Bowen, mineral yang disebutkan merupakan mineral


utama dimana deret continuous merupakan mineral kelompok plagioklasfeldspar,
batuan beku dikelompokkan menjadi / kelompok, yaitu(

• Batuan beku ultra basa, disusun mineral olivin, anortit dan


bitownit. Contohnya adalah peridotit.

• Batuan beku basa, disusun oleh mineral piroksin, ampibol, labradorit.


Contohnya adalah gabro dan basalt.

• Batuan beku intermediet, disusun oleh mineral biotit dan andesin.


Contohnya adalah diorit dan andesit.

• Batuan beku asam, disusun oleh mineral ortoklas, muskovit,


kuarsa,oligoklas dan albit. Contohnya adalah granodiorit, granit, dan ryolit.
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Kandungan Silika:

a. Batuan beku asam: Batuan beku yang memiliki kandungan silika > 65%
b. Batuan beku menengah: Batuan beku yang memiliki kandungan silika 52-65%
c. Batuan beku basa: Batuan beku yang memiliki kandungan silika 45-52%
d. Batuan beku ultrabasa: Batuan beku yang memiliki kandungan silika < 45%

D. Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan


materihasil erosi atau pelarutan. Jadi asalnya dari batuan yang sudah ada,
baik batuan beku, batuan metamorf yang mengalami pelapukan, terkikis,
tersangkut kemudian diendapkan ditempat lain, sehingga mengalami
proses sementasi dan litifikasi menjadi batuan sedimen yang keras.
Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau
pembatuan yang melibatkan :

a. Pemampatan (Compaction)
Proses pertama ialah pemampatan (compaction). Proses pemampatan
menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus. Susunan butiran
akan tersusun semula dengan lebih padat. Apabila terdapat banyak partikel yang
lembut, seperti syal, maka sedimen akan lebih mudah mengalami pemampatan.
Akibatnya, lapisan akan menjadi lebih tipis, porositi berkurang, terutama dalam
sedimen lumpur.
Pengurangan porositi biasanya akan menyebabkan kehilangan air hingga
mencapai 60-80%. Air kemudian akan mengalir menuju kawasan yang
berketelapan tinggi, seperti pasir. Inilah yang kemudian akan memainkan peranan
penting dalam pelarutan dan pengendapan kimia dalam pasir. Barulah setelah
tersusun semula, pemampatan yang terterusan akan menyebabkan butiran
bersentuhan satu sama lainnya. Sedemikian sehingga tempat sentuhan tersebut
mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan fisikal pun berlaku, seperti proses
larutan tekanan atau pressure solution. Kemudian silika yang terlarut akan masuk
ke dalam rongga antara butiran dan mulai membentuk simen
b. Penyimenan (Cementation)
Proses kedua ialah penyimenan (cementation). Penyimenan adalah
proses di mana mineral baru yang berasal dari cairan rongga akan terbentuk atau
terendap di permukaan butirannya. Adapun jenis simen yang biasanya terbentuk
dan utama ialah kuarza dan kalsit. Kemudian simen akan mengikat butiran yang
menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan ini biasanya berlaku pada
tingkat pertengahan diagenesis. Karena jika berlaku pada tingkat awal, maka
akan mengurangkan kesan pemampatannya. Yang mana, simen yang keras akan
dapat menahan tekanan. Adapun simen kuarza berasal dari air liang yang tepu
dengan silika, yaitu hasil dari larutan organisme bersilika, larutan tekanan kuarza,
diagenesis kimia mineral liat, dan lain sebagainya. Sedangkan simen klasit dapat
terbentuk semasa sedimen terendap, yaitu berada di kawasan sekitar karbonat.

c. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat

Proses ketiga ialah penghabluran semula (recrystallization). Penghabluran


ulang merupakan proses perubahan ukuran atau bentuk dari batuan sedimen tanpa
disertai dengan perubahan kimia atau mineralnya. Ukuran biasanya akan
mengalami penambahan (bertambah besar), meskipun ada juga yang ukurannya
justru mengecil. Penghabluran semula ini termasuk penting apalagi dalam kasus
batu kapur, di mana ukuran kalsit menjadi bertambah besar, tekstur, dan
strukturnya yang mungkin lenyap.

Klasifikasi Batuan Sedimen

1. Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan


sedimen dapat digolongkan atas 3 bagian :

 Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.Contohnya :


gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.

 Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin.
contohnya : tanah loss, sand dunes.
 Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. Contohnya
morena, drimlin.

2. Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi


menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :

 Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,dolomit,


napal, dan sebagainya.

 Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya


endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan
gurun(aeolis), dan sebagainya.

 Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan


laut,misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).

3. Berdasarkan genetisnya, yaitu:

 Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang tersusun atas pengendapan dari
batuan awal atau batuan asal yang telah mengalami pemecahan struktur maupun komposisi.
Pecahan pembentuk batuan sedimen klastik bisa berasal dari batuan beku, batuan
metamorf, batuan piroklastik, maupun batuan sedimen itu lagi. Setelah pengendapan
berlangsung sedimen baru akan mengalami proses diagenesa yang difaktori oleh
temperatur rendah baik setelah maupun sebelum proses litifikasi (pemadatan dan ementasi).

 Batuan Sedimen Non - Klastik

Batuan sedimen non klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi
kimia antara batuan asal terhadap pelapukan atau hasil dari aktivitas organisme
pada batuan awal ataupun batuan asal. Reaksi kimia yang terjadi dapat berupa bentuk
kristalisasi (pembekuan), evaporasi (penguapan) dan reaksi organik.
4. Berdasarkan Cara dan Proses Pembentukan

 Terrigenous (detrital atau berklas / klastik – clastic). Batuan klastik


merupakan batuan yang puncanya berasal daripada suatu tempat lain, dan
telah diendapkan dalam lembangan baru setelah mengalami proses
pengangkutan. Antara nama batuan utama yang terdapat dalam kumpulan ini
ialah; Konglomerat atau breksia, Batu pasir,Batu lodak, & Syal.
 Sedimen endapan kimia / biokimia (Chemical/biochemical). Batuan endapat
kimia merupakan batuan yang terbentuk hasil daripada pemendapan kimia
daripada larutan, ataupun terdiri daripada endapan hidupan bercangkang
mineral karbonat atau bersilika atau berfosfat dan lain-lain.. Antara batuan
yang tergolong dalam kumpulan ini ialah : Evaporit, Batuan sedimen
karbonat (batu kapur dan dolomit), Batuan sedimen bersilika (rijang), &
Endapan organik (batu arang).
 Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks). Batuan volkanoklastik yang
berasal daripada aktiviti gunung berapi. Debu-debu daripada aktiviti gunung
berapi ini akan terendap seperti sedimen yang lain. Antara batuan yang ada
dalam kumpulan ini ialah; Batu pasir bertuf & Aglomerat.

E. Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan asal (batuan beku, sedimen,
metamorf) yang mengalami perubahan mineral dan tekstur batuan.

Proses Pembentukan Batuan Metamorf


Batuan metamorf ini bukanlah merupakan jenis batuan yang langsung ada di
dunia ini. Untuk berubah menjadi batuan metamorf, diperlukan beberapa proses.
Proses terjadinya batuan metamor ini berasal dari batuan yang sudah ada
sebelumnya, yakni protolith. Protolith atau batuan asal yang dikenai panas lebih
dari 150 derajat celcius dan juga tekanan yang ekstrem akan mengalami
perubahan fisika atau perubahan kimia yang besar. Batuan protolith ini banyak
sekali jenisnya. Yang termasuk ke dalam batuan protolith ini adalah batuan beku,
batuan sedimen, atau bisa juga batuan metamorf lainnya yang usianya lebih tua
seperti batu Gneis, batu sabak, batu marmer, dan juga batu skist.

Jenis- jenis Batuan Metamorf


Batuan Metamorf ini jenisnya ada bermacam- macam dan tidak hanya satu
saja. Batuan metamorf ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni batuan
metamorf kontak, bauan metamorf dinamo, dan batuan metamorf kontak
pneumatolistis.

a. Batuan metamorf kontak


Jenis batuan metamorf yang pertama akan kita bahas adalah jenis batuan
metamorf kontak. Batuan metamorf kontak merupakan jenis batuan metamorf
yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi
atau sebagai akibat dari adanya aktivitas magma. Ada yang menyatakan pula
bahwa batuan metamorf kontak ini adalah batuan yang terbentuk karena adanya
pengaruh intrusi magma pada suhu yang sangat tinggi. Adanya suhu yang sangat
tinggi yang berasal dari aktivitas magma ini menyebabkan terjadinya perubahan
bentuk maupun perubahan warna batuan. Suhu yang tinggi ini juga karena
letaknya dekat dengan magma. Contoh dari batuan metamorf kontak ini adalah
batu kapur atau gamping menjadi batu marmer, kemudian batuan batolit, batuan
lakolit, dan juga batuan sill. Satu hal yang perlu kita ketahui tentang batuan jenis
ini, yakni batuan jenis ini dipengaruhi oleh letak instrusinya, dimana semakin jauh
letaknya dari intrusinya maka derajat metamorfosisnya akan semakin berkurang.
b. Batuan metamorf dinamo
Jenis batuan metamorf yang kedua adalah batuan metamorf dinamo. Batuan
metamorf dinamo merupakan jenis batuan yang mengalami metamorfose sebagai
akibat adanya tekanan yang tinggi yang berasal dari tenaga endogen dalam waktu
yang lama, serta dihasilkan dalam proses pembentukan kulit bumi karena adanya
tenaga endogen. Batuan metamorf dinamo ini biasanya terjadi atau ada di bagian
atas kerak bumi. Adanya tekanan dengan arah berlawanan mengekibatkan
terjadinya perubahan butiran- butiran mineral ada yang berbentuk pipih dan ada
pula yang kembali menjadi bentuk kristal. Beberapa jenis batuan metamorf ini
berubah menjadi batuan hablur. Contohnya adalah batuan serbuk dan juga serpih.
Contoh lain dari batuan metamorf dinamo ialah batu lumpur atau mud stone
menjadi batu tulis atau slate. Batuan jenis ini banyak dijumpai di daerah- daerah
patahan ataupun lipatan.
c. Batuan metamorf kontak pneumatolistis
Jenis dari batuan metamorf selanjutnya adalah batuan metamorf kontak
pneumatolistis. Jenis batuan ini merupakan batuan yang mengalami proses
metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh dari gas- gas yang ada pada
magma. Pengaruh dari gas yang panas ini menyebabkan perubahan komposisi
kimiawi mineral dari batuan ini. Contoh dari batuan metamorf kontak
pneumatolistis ialah batu kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin
atau sejenis batu permata. Contoh lain dari jenis batu ini yaitu batu kuarsa dengan
gas florium dan berumah menjadi topas.

PROSES TERBENTUKNYA BATUAN METAMORF (MALIHAN)


Proses terbentuknya batuan metamorf dipengaruhi oleh perubahan-perubahan
tekanan, temperatur, dan aktivitas kimia yang berhubungan dengan batu yang
sudah ada. Berikut adalah penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya batuan metamorf.
1. Perubahan Temperatur
Perubahan suhu atau temperatur bisa terjadi karena intrusi magma atau perubahan
gradient geothermal. Atau juga dapat terjadi karena gesekan antar massa batuan.
2. Perubahan Tekanan
Penyebab dapat terjadinya perubahan tekanan biasanya juga karena aktivitas
vulkanik dan tektonik.Perubahan tekanan juga dapat terjadi karena bertumpuknya
endapan dari jenis batuan yang sudah ada.
3. Aktivitas kimia
Aktivitas kimia baik fluida atau gas pada jaringan batuan yang sudah ada dapat
menjadi penyebab terbentuknya batuan metamorf karena berperan dalam
perubahan komposisi kimianya. Fluida dan gas aktif yang banyak ditemukan
adalah air, karbondioksida, asam hidroklorik, dan hidroflorik. Biasanya zat kimia
ini berperan sebagai katalis yang membentuk dan menyeimbangkan reaksi kimia.

4. Proses Perubahan Batuan Metamorf dari batuan asal


Batuan metamorf dapat terbentuk dari perubahan yang terjadi kepada batuan beku
atau batuan sedimen, berikut adalah prosesnya :
Magma mengalami pendingan sehingga membeku membentuk batuan beku.
Kemudian batuan beku mengalami pelapukan dan erosi sehingga
partikel-partikelnya dibawa ke tempat lain oleh air, angin, atau es. Nah partikel
yang tertumpuk disuatu tempat ini akan mengalami sedimentasi (pengendapan)
sehingga membentuk batuan sedimen (beberapa batuan beku langsung menjadi
batuan metamorf). Lalu batuan sedimen tadi mengalami perubahan menjadi
batuan metamorf karena adanya peningkatan suhu, tekanan atau aktivitas kimi.
Batuan metamorf kemudian mendekati astenosfer dan berubah lagi menjadi
magma baru. Siklusnya kemudian kembali ke proses terbentuknya batuan beku.
KESIMPULAN

Batuan adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu.
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin
dan membeku. Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada
didalam litosfir, yang terdiri d a r i i o n - i o n y a n g b e r g e r a k b e b a s ,
h a b l u r y a n g m e n g a p u n g d i d a l a m n y a , s e r t a mengandung sejumlah
bahan berwujud gas. Bauan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan
ekstruksi dan batuan instrusi yaitu batuan beku dalam, batuan beku gang
dan beku luar.

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan


materihasil erosi atau pelarutan. Proses pengerasan atau pembatuan yang
melibatkan : Pemampatan (Compaction) , Penyimenan (Cementation) dan
Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat.

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan asal (batuan beku, sedimen,
metamorf) yang mengalami perubahan mineral dan tekstur batuan.
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Djauhari. 2010. Pengantar Ekologi. Bogor : Universitas Pakuan.

Sukandarrumidi. 2018. Geologi Umum. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai