PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit alzeimer atau demensia senil dari tipe Alzheimer
merupakan penyakit kronik, progresif dan merupakan gangguan degenratif
otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif dan kemampuan untuk
merawat diri. Penyakit ini merupakan satu penyakit yang paling ditakutkan
pada masa modern, karena penyakit ini paling merupakan bencana besar
yang terjadi pada pasien dan keluarganya, dimana pengalaman pasien yang
mengalaminya merupakan akhir yang ada habisnya sampai kematian tiba.
B. Rumusan Masalah
1
1. Apa pengertian dari Alzheimer ?
2. Bagaimana epidemiologi dari Alzheimer itu ?
3. Apa saja klasifikasi dari Alzheimer ?
4. Bagaimana etiologi dari Alzheimer ?
5. Bagaimana patofisiologi dari Alzheimer ?
6. Bagaimana manifestasi klinis dari Alzheimer ?
7. Apa saja komplikasi yang terjadi pada Alzheimer ?
8. Bagaimana cara mencegah dari Alzheimer ?
C. Tujuan
BAB 2
LANDASAN TEORI
2
A. Pengertian Alzheimer
B. Epidemiologi
3
Secara epidemiologi dengan semakin meningkatnya usia harapan
hidup pada berbagai populasi, maka jumlah orang berusia lanjut akan
semakin meningkat. Dilain pihak akan menimbulkan masalah serius dalam
bidang social ekonomi dan kesehatan, sehingga aka semakin banyak yang
berkonsultasi dengan seorang neurolog karena orang tua tersebut yang
tadinya sehat, akan mulai kehilangan kemampuannya secara efektif
sebagai pekerja atau sebagai anggota keluarga. Hal ini menunjukkan
munculnya penyakit degeneratif otak, tumor, multiple stroke, subdural
hematoma atau penyakit depresi, yang merupakan penyebab utama
demensia.
C. Klasifikasi
4
1) AD familial (FAD) yang mengikuti pola bawaan khusus
2) AD sporadic yang tidak mengikuti pola bawaan.
D. Etiologi
a. Patogenesa
5
1. Faktor genetic
2. Faktor infeksi
6
blot analisis, ternyata diketemuka adanya antibodi reaktif.
Infeksi virus tersebut menyebabkan infeksi pada susunan saraf
pusat yang bersipat lambat, kronik dan remisi. Beberapa
penyakit infeksi seperti Creutzfeldt-Jacob disease dan kuru,
diduga berhubungan dengan penyakit alzheimer. Hipotesa
tersebut mempunyai beberapa persamaan antara lain:
3. Faktor lingkungan
7
4. Faktor imunologis
5. Faktor trauma
6. Faktor neurotransmitter
a) Asetikolin.
8
hipokampus. selainan neurotransmitter asetilkolin
merupakan kelainan yang selalu ada dibandingkan jenis
neurotransmitter lainnya pada penyakit Alzheimer,
dimana pada jaringan otak/biopsy selalu didapatkan
kehilangan cholinergic marker. Pada penelitian dengan
pemberian scopolamine pada orang normal, akan
menyebabkan berkurang atau hilangnya daya ingat. Hal
ini sangat mendukung hipotesa kolinergik sebagai
patogenesa penyakit Alzheimer.
b) Noradrenalin
Kadar metabolism norepinefrin dan dopamine
didapatkan menurun pada jaringan otak penderita
Alzheimer. Hilangnya neuron bagian dorsal lokus seruleus
yang merupakan tempat yang utama noradrenalin pada
korteks serebri, berkolerasi dengan deficit kortikal
noradrenergik.Bowen et al (1988), melaporkan hasil
biopsi dan otopsi jaringan otak penderita Alzheimer
menunjukan adanya defesit noradrenalin pada presinaptik
neokorteks. Palmer et al (1987),Reinikanen (1988),
melaporkan konsentrasi noradrenalin menurun baik pada
post dan ante-mortem penderita Alzheimer.
c) Dopamine
Sparks et al (1988), melakukan pengukuran
terhadap aktivitas neurotransmitter region hypothalamus,
dimana tidak adanya gangguan perubahan akivitas
dopamine pada penderita Alzheimer. Hasil ini masih
controversial, kemungkinan disebabkan karena
histopatologi region hypothalamus setia penelitian
bebeda-beda.
d) Serotonin.
9
Didapatkan penurunan kadar serotonin dan hasil
metabolisme 5 hidroxi-indolacetil acil pada biopsy
korteks serebri penderita Alzheimer. Penurunan juga
didapat pada subregio hipotalamus sangat bervariasi,
pengurangan maksimal pada anterior hipotalamus
sedangkan pada posterior peraventrikuler hipotalamus
berkurang sangat minimal. Perubahan kortikal
serotonergik ini beghubungan dengan hilangnya neuron-
neuron dan diisi oleh formasi NFT pada nucleus rephe
dorsalis
e) MAO (manoamin oksidase)
Enzim mitokondria MAO akan mengoksidasi
transmitter monoamine. Akivitas normal MAO A untuk
deaminasi serotonin, norepinefrin, dan sebagian kecil
dopamine, sedangakan MAO-B untuk deaminasi terutama
dopamine. Pada penderita Alzheimer, didapatkan
peningkatan MAO A pada hipotalamus dan frontalis
sedangakan MAO-B pada daerah temporal dan menurun
pada nucleus basalis dari meynert.
E. Patofisiologi
10
Perubahan morfologis terdiri dari 2 ciri khas lesi yang pada akhirnya
berkembang menjadi degenarasi soma dan atau akson dan atau dendrit.
Satu tanda lesi pada AD adalah kekusutan neurofibrilaris yaitu struktur
intraselular yang berisi serat kusut dan sebagian besar terdiri dari protein
“tau”. Dalam SSP, protein tau sebagian besar sebagai penghambat
pembentuk structural yang terikat dan menstabilkan mikrotubulus dan
merupakan komponen penting dari sitokleton sel neuron. Pada neuron AD
terjadi fosforilasi abnormal dari protein tau, secara kimia menyebabkan
perubahan pada tau sehingga tidak dapat terikat pada mikrotubulus secara
bersama – sama. Tau yang abnormal terpuntir masuk ke filament heliks
ganda yang sekelilingnya masing – masing terluka. Dengan kolapsnya
system transport internal, hubungan interseluler adalah yang pertama kali
tidak berfungsi dan akhirnya diikuti kematian sel. Pembentukan neuron
yang kusut dan berkembangnya neuron yang rusak menyebabkan
Alzheimer.
Lesi khas lain adalah plak senilis, terutama terdiri dari beta amiloid
(A-beta) yang terbentuk dalam cairan jaringan di sekeliling neuron bukan
dalam sel neuronal. A-beta adalah fragmen protein prekusor amiloid (APP)
yang pada keadaan normal melekat pada membrane neuronal yang
berperan dalam pertumbuhan dan pertahanan neuron. APP terbagi menjadi
fragmen – fragmen oleh protease, salah satunya A-beta, fragmen lengket
yang berkembang menjadi gumpalan yang bisa larut. Gumpalan tersebut
akhirnya bercampur dengan sel – sel glia yang akhirnya membentuk fibril
– fibril plak yang membeku, padat, matang, tidak dapat larut, dan diyakini
beracun bagi neuron yang utuh. Kemungkinan lain adalah A-beta
menghasilkan radikal bebas sehingga menggagu hubungan intraseluler dan
menurunkan respon pembuluh darah sehingga mengakibatkan makin
rentannya neuron terhadap stressor.
11
F. Manifestasi klinis
12
4) Keluyuran
13
b. Stadium III (lama penyakit 8-12 tahun)
Fungsi intelektual : sangat memburuk
Motor sistem : anggota tubuh kaku dan postur fleksi
EEG : difus lambat
PET : hipometabolisme frontal dan parietal
G. Komplikasi
14
b. Cedera karena jatuh . Orang dengan Alzheimer menjadi
semakin rentan untuk jatuh . Terjun dapat menyebabkan
patah tulang . Selain itu, jatuh adalah penyebab umum dari
cedera kepala serius .
1. Pencegahan
Saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan bagaimana
mencegah penyakit Alzheimer. Percobaan untuk menemukan
vaksin yang dapat melawan Alzheimer terhenti beberapa tahun lalu
karena beberapa orang yang menerima vaksin mengalami
peradangan otak.
Akan tetapi Anda dapat mengurangi risiko Alzheimer
dengan cara menekan risiko sakit jantung. Banyak faktor yang
meningkatkan risiko sakit jantung juga dapat meningkatkan risiko
demensia. Faktor utama yang muncul adalah tekanan darah,
kolestrol dan tingkat gula darah. Tetap aktif – secara fisik, mental
dan sosial – juga dapat mengurangi risiko terkena Alzheimer.
2. Langkah-langkah Pencegahan dan Pengobatan
Berkat para ilmuan akhirnya alzheimer bisa dicegah dan
diatasi. Bahkan sudah banyak obat-obat yang beredar untuk
penderita alzheimer ini. Berikut tips mencegah dan mengatasi
alzheimer :
15
b.) Berhenti merokok
Sebuah studi baru-baru ini dalam Archives of
Internal Medicine menemukan bahwa merokok secara
langsung terkait dengan peningkatan dramatis dalam
demensia di kemudian hari. Studi ini menemukan bahwa
mereka yang dilaporkan merokok dua bungkus rokok sehari
memiliki resiko 100% lebih besar dari diagnosis demensia
dibandingkan non-perokok.
c.) Makan seledri dan paprika hijau
Peneliti dari Universitas Illinois di Urbana-
Champaign melihat efek dari luteolin pada otak tikus,
menurut penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of
the National Academy of Sciences. Luteolin, yang
ditemukan dalam seledri dan paprika hijau, ditemukan
untuk mengurangi radang otak yang disebabkan oleh
Alzheimer dan dapat mengurangi gejala kehilangan
memori.
d.) Minum kopi
European Journal of Neurology menemukan bahwa
mereka yang memiliki asupan kafein meningkat memiliki
risiko yang jauh lebih rendah berkembangnya penyakit
Alzheimer daripada mereka yang dengan sedikit atau tidak
mengkonsumsi kafein. Studi lain yang dipublikasikan
dalam Journal of Alzheimer’s Disease menemukan bahwa
kadar kafein abnormal secara signifikan menurukan protein
yang terkait dengan penyakit Alzheimer dan 50 persen
pengurangan di tingkat amyloid beta, zat membentuk
gumpalan lengket plak dalam otak orang-orang dengan
penyakit Alzheimer. Ini berarti bahwa studi ini menemukan
bahwa kafein dapat menjadi penting dalam mencegah
Alzheimer, tetapi sebenarnya dapat menjadi pengobatan
16
terapi bagi mereka yang sudah didiagnosis dengan
penyakit. Hal ini merupakan perkembangan besa, Ini juga
merupakan alasan besar untuk melanjutkan kebiasaan latte
harian Anda.
e.) Latihan (Olahraga)
Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat
olahraga pada orang dengan penyakit Alzheimer. Journal of
American Medical Associate menerbitkan penelitian yang
menemukan bahwa latihan olahraga untuk pasien dengan
penyakit Alzheimer tidak hanya meningkatkan kondisi fisik
dan memperpanjang mobilitas independen mereka.
Mobilitas Independen penting terutama bagi mereka dengan
penyakit Alzheimer, karena salah satu gejala Alzheimer
yang sering tidak dibahas adalah kurangnya keseimbangan,
jatuh dan tersandung. Hal ini menyebabkan cedera dan
kebutuhan untuk pengawasan konstan pada pasien
Alzheimer. Dengan menggabungkan 60 menit latihan pada
hari-hari dalam seminggu, dan istirahat teratur, seseorang
dapat meningkatkan mobilitasnya.
Meskipun tidak ada obat untuk Alzheimer sampai saat ini, para
peneliti tidak berhenti bekerja keras untuk menemukan cara baru untuk
mencegah, mengobati dan menyembuhkan penyakit ini.
Pengobatan untuk para penderita alzheimer yaitu dengan cara
meminum obat asetikolin nesterase yang berfungsi untuk menambah zat
yang memperbesar daya ingat. Selain itu pengobatan untuk penderita juga
dengan melakukan terapi secara teratur. untuk lebih memudahkan terapi
yang teratur, akan lebih baik jika penderita (yang biasanya sudah lanjut
usia) di titipkan di panti agar perkembangannya bisa terkontrol dengan
baik di bandingkan di rumah sendiri.
Banyak sekali orang yang menderita Alzheimer berperilaku dalam
cara yang agresif. Biasanya orang dengan penyakit Alzheimer
17
menunjukkan perilaku agresif jika ia merasa terhina, takut, atau frustasi
karena mereka tidak dapat memahami orang lain atau membuat sendiri
dipahami.
Ketika seorang pasien Alzheimer secara lisan atau fisik agresif,
dokter menggunakan obat-obatan seperti antipsikotik risperidone atau
olanzapine. Obat antipsikotik yang lebih tua seperti Haloperidol tidak
digunakan karena efek samping yang parah.
Akan tetapi, Penelitian telah menunjukkan bahwa pengobatan non-
obat seperti kotak cahaya terang yang lebih baik mengelola perilaku
agresif dalam Alzheimer sebagai risiko keamanan obat antipsikotik lebih
besar daripada manfaatnya.
Selain obat-obatan yang ilmiah seperti dikemukakan diatas,
terdapat juga obat pencegahan alami yang sering dipakai memasak orang
Indonesia yaitu kunyit. Kunyit, selain menambah nafsu makan, kunyit juga
ternyata dapat mencegah kita dari penyakit alzheimer di masa tua nanti.
Satu penelitian menunjukkan orang-orang yang mengonsumsi
banyak kunyit, pada hakekatnya jarang yang terkena Alzheimer. “Di
negara-negara di mana orang-orangnya mengonsumsi banyak (kunyit),
kejadian penyakit Alzheimer sangat rendah. Di India dan Asia Tenggara,
penyakit itu jarang. Dan (di Amerika Serikat) itu sangat, sangat biasa,”
kata Chris Kilham seorang pemburu obat dalam wawancara dengan Fox
News.
Kilham menjelaskan bahwa akar kunyit, yang juga dikenal dalam
bentuk ekstrak yang disebut curcumin, merupakan salah satu rempah-
rempah yang berguna dalam mencegah munculnya Alzheimer dan bahkan
mengobatinya.
"Orang yang menderita penyakit Alzheimer memiliki plak yang
melekat di otak disebut "amyloid beta." Beberapa plak juga berkembang
karena Alzheimer, atau karena menjadi penyebab langsungnya. Tetapi,
plak-plak itu secara langsung berkaitan dengan proses degeneratif," jelas
Kilham.
18
Penelitian menunjukkan bahwa kunyit benar-benar melenyapkan
plak-plak ini, baik saat plak itu mulai terbentuk dan bahkan selama tahap
akhir dari perkembangan plak.
Apa yang ada dalam kunyit adalah sesuatu yang tampak untuk
menghalangi perkembangan penyakit Alzheimer dan benar-benar
membantu mengurangi keberadaan plak dalam otak. Dalam penelitian
terhadap binatang, saat binatang benar-benar memiliki plak "amyloid beta"
dalam otak mereka dan mereka diberi akar kunyit, maka plak itu
berkurang.
Menurut Kilham, perusahaan-perusahaan obat bekerja keras
mencoba mengembangkan versi obat dari kunyit, tetapi Kilham
merekomendasikan untuk makan kunyit asli bila memungkinkan, dan
mengonsumsi ekstrak kunyit bila makan kunyit dalam makanan bukan
pilihan.
Dengan demikian, kita tidak usah khawatir akan penyakit ini,
karena sudah terbukti oleh riset bahwa kunyit dapat mengurangi resiko
alzheimer. Sedangkan, indonesia merupakan negara yang mengkonsumsi
kunyit dalam hampir setiap bumbu masakannya.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alzheimer adalah penyakit pikun yang biasanya dialami oleh usia
lanjut dan merupakan penyakit yang mematikan. Banyak gejala-gejala
yang dialami oleh penderita salah satunya yaitu lupa akan menyimpan
barang yang penderita simpan sebelumnya.Kebiasaan buruk seperti
merokok, minum alkohol, dan meminum obat-obatan serta faktor gen
merupakan penyebab dari penyakit alzheimer. Penyakit ini biasanya
dialami oleh para lanjut usia, karena degenerasi sel-sel syaraf di otak.
Banyak obat-obatan disediakan, akan tetapi hanya untuk memperbesar
daya ingat serta mengurangi tingkah agresif saja. Akan tetapi, ada juga
obat alami yang sudah tersedia di alam yakni kunyit yang dapat
mengurangi resiko penyakit alzheimer.
B. Saran
Bagi perawat dan keluarga, diharapkan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi pada penderita Alzheimer ini, karena setiap
perubahan baik itu dari segi kognitif dan motorik mempengaruhi aktivitas
sehari-hari pasien. Karenanya dibutuhkan perhatian lebih bagi penderita
Alzheimer ini.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC :
Jakarta.
20
Ester, Monica. 2010. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2009-2011. EGC : Jakarta.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Salemba Medika : Jakarta.
Kompas. 2008. Kenali Gejala Kepikunan Alzheimer. Diakses tanggal 1 Desember
melalui
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/08/15243484/kenali.gejala.kepiku
nan.alzheimer.
21