Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BIOOPTIK
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan

Disusun oleh:

1. Annisa Mazda F 213218011 5. Lela Sari 213218027


2. Eka Yuniasari 213218006 6. Annisa Nur Fauziyah 213218009
3. Maharini Arum P 213218029 7. Nabila Khairunnisa 213218022
4. Hartini 213218001 8. Joko Suntarno 213218003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2018
i

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dengan judul
“Biooptik”. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Dasar Keperawatan. Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis yang
disusun berdasarkan beberapa sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan tugas.
Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi kami selaku penyusun makalah dan bagi
pembaca serta mendapat ridho dari ALLAH SWT. Kami selaku penyusun makalah ini sangat
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari teman- teman dan dosen pembimbing sangat kami harapkan agar tugas berikutnya dapat
lebih baik lagi.

Cimahi, November 2018


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ...................................................................... 1
C. Sistematika Penulisan ............................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi biooptik ..................................................................... 3
B. Macam-macam optic .............................................................. 3
C. Struktur mata .......................................................................... 6
D. Pembentukan Bayangan Pada Mata ....................................... 7
E. Daya Akomodasi .................................................................... 10
F. Buta Warna ............................................................................. 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak lahir, manusia pada umumnya diberi kelebihan berupa panca indra yaitu
indra penglihatan, indra penciuman, indra peraba, indra pendengaran dan indra perasa.
Masing-masing indra memiliki bagian yang orang awam banyak tidak mengetahui
fungsinya. Salah satunya pada indra penglihatan, yaitu mata.
Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara konstan mata
menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang
dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan akan
dihantarkan ke otak.
Mata kita terdiri dari bermacam-macam struktur dan fungsinya. Struktur dari
mata itu sendiri atau bisa di sebut dengan anatomi mata meliputi sklera, konjungtiva,
kornea, pupil, iris, lensa, retina, saraf optikus, humor aqueous, serta humor vitreous
yang masing-masingnya memiliki fungsi atau kerjanya sendiri. Selain itu, akan dibahas
mengenai daya akomodasi, buta warna ,manfaat cahaya dalam kehidupan sehari-hari
serta fotosintesis.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih banyak tentang biooptik, maka kami
mengambil pembahasan yang berjudul “Biooptik..

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah :
Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang Biooptik.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan Makalah ini adalah :
Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang Biooptik meliputi:
G. Definisi biooptik
H. Macam-macam optic
I. Struktur mata
J. Pembentukan Bayangan Pada Mata
K. Daya Akomodasi
L. Buta Warna

1
2

C. Sistematika Penulisan
Terdiri dari 3 bab. Bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang kenapa makalah
ini harus disusun oleh kami , tujuan penulisan , dan sistematika penulisan. Bab II
Tinjauan Teoritis menjelaskan tentang penjelasan biooptik. Bab III penutup terdiri dari
kesimpulan yang merupakan intisari dari materi yang telah di bahas pada bab
sebelumnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Biooptik

Menilik kata biooptik, tersusun atas kata bio dan optik. Bio berkaitan dengan
makhluk hidup/ zat hidup atau bagian tertentu dari makhluk hidup, sedangkan optik
dikenal sebagai bagian ilmu fisika yang berkaitan dengan cahaya atau berkas sinar.
secara spesifik ada klasifikasi Optik geometri dan optika fisis. Fokus utama di biooptik
adalah terkait dengan indera penglihatan manusia, yaitu mata. Mata menjadi alat optik
yang paling penting pada manusia atau makhluk hidup.
B. Macam-macam Optik
1. Optik Geometri Dan Optik Fisika
a. Optik Geometri
Berpangkal pada perjalanan cahaya dalam medium secara garis lurus,
berkas-berkas cahaya di sebut garis cahaya dan gambar secara garis lurus.
Dengan cara pendekatan ini dapatlah melukiskan ciri-ciri cermin dan lensa
dalam bentuk matematika. Misalnya untuk rumus cermin dan lensa :
f = focus = titik api
b = jarak benda
v = jarak bayangan

Hukum Willebrord Snelius (1581 -1626) :


n = indeks bias
i = sudut datang
r = sudut bias (refraksi)
b. OptikFisik
Gejala cahaya seperti dispersi, interferensi dan polasisasi tidak dapat di
jelaskan malalui metode optika geometri. Gejala-gejala ini hanya dapat
dijelaskan dengan menghitung ciri-ciri fisik dari cahaya tersebut.
1) Cahaya itu menggambarkan peristiwa cahaya sebagai sebuah aliran dari
butir-butir kecil (teori korpuskuler). Sir Isaac Newton (1642-1727)
2) Menggunakan teori kwantum, cahaya itu terdiri atas kwanta atau foton-
foton, tampaknya agak mirip dengan teori Newton yang lama itu. Dengan

3
4

menggunakan teori Max Plank dapat menjelaskan mengapa benda itu


panas apabila terkena sinar. Plank (1858-1947)
3) Cahaya dapat melentur berinterferensi. James Clark Mexwell (1831-
1879)
4) Berkebangsaan Skotlandia, dari hasil percobaannya dapat menjelaskan
bahwa cepat rambat cahaya sehingga berkesimpulan bahwa cahaya adalah
gelombang elektromagnetik. Thomas Young (1773-1829) dan August
Fresnel (1788-1827)
5) Menganggap cahaya itu sebagai gejala gelombang dari sebuah sumber
cahaya menjalarkan getaran-getaran ke semua jurusan. Setiap titik dari
ruangan yang bergetar olehnya dapat dianggap sebagai sebuah pusat
gelombang baru. Inilah prinsip dari Huygens yang belum bisa menjelaskan
perjalanan cahaya dari satu medium ke medium lainnya. Huygens ( 1690)
6) Dari hasil percobaan dimana logam di sinari dengan cahaya akan
memancarkan electron (gejala foto listrik). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa cahaya memiliki sifat fartikel dan gelombang magnetic.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cahaya mempunyai sifat
materi (partikel) dan sifat gelombang. Einstein (1879-1955)
2. Lensa
Berdasarkan bentuk permukaan lensa maka lensa dapat dibagi menjadi dua :
a. Lensa yang mempunyai permukaan sferis
Permukaan sferis ada dua macam pula yaitu :
1) Lensa konvergen / konveks yaitu sinar sejajar yang menembus lensa akan
berkumpul menjadi bayangan nyata, juga di sebut lensa positif atau lensa
cembung.
2) Lensa divergen / konkaf yaitu sinar yang sejajar yang menembus lensa
akan menyebar , lensa ini disebut lensa negatif atau lensa cekung.
3) Lensa yang mempunyai permukaan silindris
Lensa yang mempunyai permukaan silindris disebut lensa silindris.
Lensa ini mempunyai focus yang positif dan ada pula mempunyai focus
negatif.
5

b. Kesesatan Lensa
Berdasarkan persamaan yang berkaitan dengan jarak benda, jarak bayangan
, jarak focus, radius kelengkungan lensa serta sinar-sinar yang datang
paraksial akan kemungkinan adanya kesesatan lensa (aberasi lensa). Aberasi
ini ada bermacam-macam :
1) Aberasi sferis ( disebabkan oleh kecembungan lensa).
Sinar-sinar paraksial / sinar-sinar dari pinggir lensa membentuk
bayangan. Aberasi ini dapat dihilangkan dengan mempergunakan
diafragma yang diletakkan di depan lensa atau dengan lensa gabungan
aplanatis yang terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya berlainan.
2) Koma
Aberasi ini terjadi akibat tidak sanggupnya lensa membentuk bayangan
dari sinar di tengah-tengah dan sinar tepi. Berbeda dengan aberasi sferis
pada aberasi koma sebuah titik benda akan terbentuk bayangan seperti
bintang berekor, gejala koma ini tidak dapat diperbaiki dengan diafragma.
3) Astigmatisma
Merupakan suatu kesatan lensa yang disebabkan oleh titik benda
membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang
terbentuk ada dua yaitu primer dan sekunder. Apabila sudut antara sumbu
dengan titik benda relatif kecil maka kemungkinan besar akan berbentuk
koma.
4) KelengkunganMedan
Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layer letaknya tidak dalam satu
bidang datar melainkan pada bidang lengkung. Peristiwa ini disebut
lengkungan medan atau lengkungan bidang bayangan.
5) Distorsi
Distorsi atau gejala terbentuknya bayangan palsu. Terjadinya bayangan
palsu ini oleh karena di depan atau di belakang lensa diletakkan diafragma
atau cela. Benda berbentuk kisi akan tampak bayangan berbentuk tong
atau berbentuk bantal. Gejala distorsi ini dapat dihilangkan dengan
memasang sebuah cela di antara dua buah lensa.
6) Aberasikromatis
Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena focus lensa berbeda-
6

beda untuk tiap-tiap warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk akan


tampak berbagai jarak dari lensa.
Ada dua macam aberasi kromatis yaitu :
a) Aberasi kromatis aksial/longitudinal : perubahan jarak bayangan sesuai
dengan indeks bias.
b) Aberasi kromatis lateral : perubahan aberasi dalam ukuran bayangan.
Untuk menghilangkan terjadinya aberasi kromatis dipakai lensa flinta
dan kaca krown, lensa kembar ini disebut “Achromaticdoublelens”.

C. Mata
Mata merupakan alat optik yang paling dekat dengan kita dan merupakan sistem
optik yang paling penting. Dengan mata, kita bisa melihat keindahan alam sekitar kita.
1. Bagian-bagian Mata

Mata memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi-fungsi tertentu sebagai


alat optik, yaitu:
a. Kornea, merupakan selaput kuat yang tembus cahaya dan berfungsi sebagai
pelindung bagian dalam bola mata. Kornea memiliki inervasi saraf tetapi
avaskuler (tidak memiliki suplai darah).
b. Iris, merupakan selaput berbentuk lingkaran yang menyebabkan mata dapat
membedakan warna. Iris adalah diafragma yang melingkar dan berpigmen
dengan lubang yang agak di tengah yakni pupil. Iris terletak sebagian dibagian
depan lensa dan sebagian di depan badan siliaris. Iris terdiri dari serat otot
polos. Fungsi iris yakni mengendalikan jumlah cahaya yang masuk.
7

c. Pupil, merupakan celah lingkaran pada mata yang dibentuk oleh iris, berfungsi
mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata.
d. Lensa mata, merupakan lensa cembung yang terbuat dari bahan bening,
berserat dan kenyal, berfungsi mengatur pembiasan cahaya.
e. Retina, merupakan lapisan yang berisi ujung-ujung saraf yang sangat peka
terhadap cahaya. Retina berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk
oleh lensa mata. Retina merupakan bagian saraf pada mata, tersusun oleh sel
saraf dan serat-seratnya. Retina berperan sebagai reseptor rangsang cahaya.
Retina tersusun dari sel kerucut yang bertanggung jawab untuk penglihatan
warna dan sel batang yang bertanggung jawab untuk penglihatan di tempat
gelap.
f. Aquaeuos humor, merupakan cairan mata.
g. Saraf optik, merupakan saraf yang menyampaikan informasi tentang kuat
cahaya dan warna ke otak.

Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu penglihatan. Untuk


membedakan gelap atau terang tergantung atas penglihatan seseorang. Ada tiga
komponen pada penginderaan penglihatan:

a. Mata memfokuskan bayangan pada retina

b. System syaraf mata yang memberi informasi ke otak

c. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan tersebut

D. Pembentukan Bayangan Pada Mata

Mata bisa melihat benda jika cahaya yang dipantulkan benda sampai pada mata
dengan cukup, kemudian lensa mata akan membentuk bayangan yang bersifat nyata,
terbalik dan diperkecil pada retina. Ada tiga komponen penginderaan penglihatan, yaitu:

a. Mata memfokuskan bayangan pada retina

b. Sistem saraf mata yang member informasi ke otak

c. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan tersebut

cahaya memasuki mata melalui bukan yang berubah, lapisan serat saraf yang
menutupi permukaan belakangnya. Retina berisi struktur indra-cahaya yang sangat
8

luas yang disebut batang (rod) dan kerucut (cone) yang menerima dan memancarkan
informasi di sepanjang serat saraf optik ke otak. Bentuk lensa kristal dapat diubah
sedikit oleh kerja otot siliari. Apabila mata difokuskan pada benda yang jauh, otot akan
mengendur dan sistem lensa kornea berada pada panjang fokus maksimumnya, kira-
kira 2 cm, jarak dari kornea ke retina. Apabila benda didekatkan, otot siliari akan
meningkatkan kelengkungan lensa, yang dengan demikian akan mengurangi panjang
fokusnya sehingga bayangan akan difokuskan ke retina. Proses ini disebut akomodasi.

1. Ketajaman Penglihatan
Ketajaman penglihatan digunakan untuk menentukan penggunaan kacamata, di
klinik dikenal dengan istilah visus. Sedangkan dalam fisika, ketajaman penglihatan
ini disebut resolusi mata.
Visus penderita bukan saja member pengertian tentang optiknya (kacamata), tetapi
mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan mengenai baik buruknya
fungsi mata secara keseluruhan. Oleh karena itu definisi visus adalah: nilai kebalikan
sudut (dalam menit) terkecil di mana sebuah benda masih dapat dilihat dan dapat
dibedakan.
2. Medan Penglihatan
Untuk mengetahui besar kecilnya medan penglihatan seseorang dipergunakan
alat Perimeter. Dengan alat ini diperoleh medan penglihatan vertikal 130º, sedangkan
medan penglihatan horizontal 155º.
3. Tanggap Cahaya
Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua tipe fotoreseptor pada
retina yaitu Rod (batang) dan Cone (kerucut). Rod dan Cone tidak terletak pada
permukaan retina melainkan beberapa lapis di belakang jaringan saraf. Tiap mata
memiliki 6,5 juta cone yang berfungsi untuk melihat siang hari, disebut
penglihatan fotopik. Melalui cone kita dapat mengenal beberapa warna, tetapi hanya
sensitif terhadap warna kuning, hijau. Cone terdapat terutama pada fovea sentralis.
Rod dipergunakan pada waktu malam atau disebut penglihatan skotopik, dan
merupakan ketajaman penglihatan dan dipergunakan untuk melihat ke samping.
Setiap mata terdapat 120 juta rod. Distribusi pada retina tidak merata, pada sudut 20º
terdapat kepadatan yang maksimal. Batang ini sangat peka terhadap cahaya biru dan
hijau (510 nm). Tetapi rod dan cone sama-sama peka terhadap cahaya merah (650-
9

700 nm), tetapi penglihatan cone lebih baik terhadap cahaya merah jika dibandingkan
dengan rod.
a. Penyesuaian Terhadap Terang dan Gelap
Dari ruang gelap masuk ke ruangan terang kurang mengalami kesulitan
dalam penglihatan. Tetapi apabila dari ruangan terang masuk ke dalam ruangan
gelap akan tampak kesulitan dalam penglihatan dan diperlukan waktu agar
memperoleh penyesuaian.

Apabila kepekaan retina cukup besar, seluruh objek/benda akan


merangsang rod secara maksimum sehingga setiap benda bahkan yang gelap
pun akan terlihat terang putih. Tetapi apabila kepekaan retina sangat lemah,
ketika masuk ke dalam ruangan gelap tidak ada bayangan yang benderang yang
merangsang rod dengan akibat tidak ada suatu objek pun yang terlihat.
Perubahan sensitivitas retina secara automatis ini dikenal sebagai fenomena
penyesuaian terang dan gelap.
b. Mekanisme Penyesuaian Terang (Cahaya)
Pada kerucut dan batang terjadi perubahan di bawah pengaruh energy sinar
yang disebut foto kimia. Penyinaran dengan energi cahaya yang besar dan
dilakukan secara terus menerus, konsentrasi di dalam rod akan sangat menurun
sehingga kepekaan retina terhadap cahaya akan menurun.
c. Mekanisme Penyesuaian Gelap
Seseorang masuk ke dalam ruangan gelap yang tadinya berada di ruangan
terang, jumlah rhodopsin di dalam rod sangat sedikit sebagai akibat orang
tersebut tidak dapat melihat objek/benda di ruang gelap. Selama berada di
ruangan gelap, pembentukan rhodopsin di dalam rod sangatlah perlahan-lahan,
konsentrasi rhodopsin akan mencapai kadar yang cukup dalam beberapa menit
berikutnya sehingga akhirnya rod akan terangsang oleh cahaya dalam waktu
singkat.
10

E. Daya Akomodasi

a. Akomodasi mata saat melihat jauh b. Akomodasi mata saat melihat


dekat

Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang peranan
penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara tepat, demikian
pula bola mata yang berdiameter 20-23 mm. Kemampuan lensa mata untuk
memfokuskan objek disebut daya akomodasi. Selama mata melihat jauh, tidak
terjadi akomodasi. Makin dekat benda yang dilihat, semakin kuat mata/lensa
berakomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia semakin tua
daya akomodasi semakin menurun, hal ini disebabkan kekenyalan/elastisitas lensa
semakin berkurang.
Jika benda terlalu dekat ke mata, lensa mata tidak dapat memfokuskan
cahaya pada retina dan bayangannya menjadi kabur. Titik terdekat di mana lensa
mata memfokuskan suatu bayangan pada retina disebut titik dekat (punctum
proksimum). Pada saat ini mata berakomodasi sekuat-kuatnya (berakomodasi
maksimum). Jarak dari mata ke titik dekat ini sangat beragam pada tiap orang dan
berubah dengan meningkatnya usia. Pada usia 10 tahun, titik dekat dapat sedekat
7 cm, sementara pada usia 60 tahun titik dekat ini telah menjauh ke 200 cm karena
kehilangan keluwesan lensa akibat elastisitas lensa semakin berkurang, disebut
mata presbyop atau mata tua dan bukan merupakan cacat mata. Nilai standar yang
diambil untuk titik dekat ini adalah 25 cm, dan dianggap sebagai mata normal.
11

Jarak terjauh benda agar dapat dilihat dengan jelas, dikatakan benda terletak
pada titik jauh (punctum remotum). Pada saat ini mata tidak berakomodasi.lepas
akomodasi.

F. Buta Warna

Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel- sel
kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.
Buta Warna terdiri dari :
1. Buta warna total
Penderita hanya dapat membedakan warna putih, abu-abu dan hitam.
Bagi penderita buta warna total warna merah, hijau, biru terlihat hitam dan
kuning terlihat terang.
2. Buta warna parsial
Penderita tidak dapat membedakan warna, merah dan hijau. Hal ini
disebabkan penderita tidak punya reseptor yang dapat mendeteksi cahaya pada
panjang gelombang merah dan hijau.
Tes ini bernama Ishihara Test Card ini semoga bisa membantu mengetahui
apakah anda mengalami buta warna apa tidak. Jika nantinya jawaban anda benar,
maka anda bisa berbangga karena anda bebas dari butawarna, namun jika jawaban
anda salh, bisa jadi anda mengalami buta warna.
Penyebab Buta Warna
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan
lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan
vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-
bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap
sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel
batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen
ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu
yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi
untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada
suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel
batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu
senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka
rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen
terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang
disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata
sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang
merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu
sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus
tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan
menyebabkan buta warna.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan kata biooptik, tersusun atas


kata bio dan optik. Bio berkaitan dengan makhluk hidup/ zat hidup atau bagian
tertentu dari makhluk hidup, sedangkan optik dikenal sebagai bagian ilmu fisika yang
berkaitan dengan cahaya atau berkas sinar. secara spesifik ada klasifikasi Optik
geometri dan optika fisis. Fokus utama di biooptik adalah terkait dengan indera
penglihatan manusia, yaitu mata. Mata menjadi alat optik yang paling penting
pada manusia atau makhluk hidup. Struktur dari mata itu sendiri atau bisa di sebut
dengan anatomi mata meliputi sklera, konjungtiva, kornea, pupil, iris, lensa, retina,
saraf optikus, humor aqueous, serta humor vitreous yang masing- masingnya
memiliki fungsi atau kerjanya sendiri.

B. Saran

Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa


namun manusia tidaklah ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
diperlukan guna memperbaiki makalah ini.

13
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai