Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka kami boleh menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “OLAHRAGA TINJU
”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari
nya.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A. Olahraga Tinju ............................................................................................
B. Sejarah Tinju ...............................................................................................
C. Teknik Dasar Tinju .......................................................................................
D. Tipe-Tipe Petinju ..........................................................................................
E. Aturan Dalam Olahraga Tinju ......................................................................
A. Latar Belakang
Fenomena saat ini tinju merupakan suatu pertandingan yang bergengsi di mata
masyarakat Indonesia. Dari kontra diksi tujuan tersebut maka Islam mengkaji tinju dari sela-
sela atau sisi kemashlahatan atau kemudhorotannya.
Islam menganjurkan kepada umatnya untuk memiliki jasmani yang kuat,dan salah
satu caranya adalah dengan berolahraga, Tujuan olahraga sebenarnya adalah perhatian
terhadap jasad dengan melatih otot, menguatakan jantung dan membuat badan memiliki
kemampuan tahan banting. Seperti yang kita ketahui bermacam-macam olahraga yang kita
kenal di Indonesia. Kita mengenal dua jenis olahraga kejam yaitu Tinju dan Gulat,
Sedangkan tujuan olahraga ini adalah melemahkan lawan dan mengalahkannya walaupun
dengan menghancurkan sebagian jasad lawan. Namun Apakah semua hal yang dinamai olah
raga di bolehkan dalam Islam.
Hampir semua cabang olah raga memiliki resiko cedera yang tinggi, namun olahraga
yang langsung kontak dengan tubuh atau menjadikan anggota tubuh sebagai sasaran untuk
meraih kemenangan merupakan olah raga yang menyerempet pada cacat seumur hidup
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Olahraga Tinju
Olahraga tinju adalah salah satu cabang olahraga kontak fisik paling tertua di dunia.
Olahraga ini dilakukan satu lawan satu dengan melakukan serangan dengan cara memukul
memakai tangan (meninju) yang diberi sarung tangan dan melindungi diri dari pukulan yang
diberikan lawan. Nilai diberikan dengan pukulan yang bersih dan mantap ke bagian depan
pinggang ke atas yang sah dari lawan, dengan pukulan ke kepala dan ke dada mendapatkan
nilai lebih. Pemenang pertandingan ini dinyatakan dengan jumlah pukulan sah pada lawan
yang lebih tinggi. Kemenangan juga dicapai jika lawan dipukul jatuh dan tidak dapat bangkit
hingga hitungan ke sepuluh dari wasit (Knockout, KO) atau jika lawan dinyatakan tidak dapat
melanjutkan Pertandingan.
Selain dari itu pengertian dari tinju adalah terjemahan dari “boxing” (bahasa Inggris)
atau “pugilism” (bahasa Latin). Kata pugilism menandakan segala sesuatu yang berbentuk
kotak atau box dalam bahasa Inggrisnya.
Menurut beberapa catatan sejarah olahraga ini pertama kali diperkenalkan oleh bangsa
Romawi, Mesir, dan Yunani. Mulanya, para petinju yang mengikuti pertandingan ini tidak
menggunakan sarung tinju, melainkan sarung besi sehingga banyak petinju yang meninggal
di area tinju karena terkena pukulan sarung tangan besi.
Petinju yang terkenal pada masa itu adalah Theagenes yang berasal dari Thasos,
Yunani. Dia menjadi juara olimpiade tinju yang diadakan pada tahun 450 M. Ia telah
melakukan pertandingan tinju sebanyak 1.406 kali.
Selama karir tinjunya, Theagenes telah melakukan pertandingan tinju sebanyak 1.406
kali. Namun sayangnya karena pada saat itu para petinju belum menggunakan sarung tinju.
Banyak petinju yang meninggal di area tinju karena terkena sarung tangan yang
terbuat dari besi. Bahkan hampir semua lawannya tewas sektika ketika terkena pukulan
Theagenes yang cukup tajam.
Barulah pada tahun 1973, peraturan tentang tinju dan pemakaian sarung tinju yang
terbuat dari bahan yang sekarang kita kenal mulai diperkenalkan.
James Ping atau James Broughton adalah petinju pertama yang menggunakan sarung
tinju yang juga seorang petinju juara dari daratan Britania.
James Ping mulai mensosialisasikan peraturan dan sarung tinju yang lebih aman pad
tanggal 10 Agustus 1973.
Dengan kata lain Tinju adalah olahraga dan seni bela diri yang mengadukan dua
orang dengan berat yang serupa, menyerang satu sama lain dengan menggunakan tinju
mereka di dalam rangkaian pertandingan berinterval tiga menit yang disebut "ronde"
Di setiap ronde, petinju yang lebih banyak memberikan pukulan bersih atau
serangannya dianggap lebih efektif serta dapat menghindari serangan lawan, dinyatakan
menang ronde tersebut dan memenangkan poin. Bila dapat menjatuhkan lawannya (atau
knockdown) maka satu poin akan dikurangkan untuk petinju yang terjatuh. Petinju yang lebih
banyak menang angka setelah jumlah ronde yang ditentukan akan dinyatakan sebagai
pemenang. Namun, bila lawan yang terjatuh tidak dapat bangkit setelah 10 detik hitungan,
maka ia dianggap KO (knockout) dan dinyatakan kalah. Kemenangan juga dapat dicapai bila
salah satu petinju dianggap tidak dapat melanjutkan pertandingan oleh wasit, ini disebut TKO
(Technical Knockout)
B. Sejarah Tinju
Meskipun belum diketahui dengan pasti awal terjadinya pertarungan tinju, namun
pada tahun 450 M, di sebuah perayaan pesta olahraga Olimpiade kuno, ada catatan sejarah
tentang Theagenes seorang petinju legendaris yang berasal dari Thaos, Yunani yang memiliki
catatan bertanding sebanyak 1.406 kali. Dalam Kitab mahabrata juga menceritakan adanya
pertandingan adu kekuatan dengan tangan kosong terkepal yang saling memukul. Dalam
mitos Yunani ada nama Poliux, saudara kembar dari Castor, putera legendaris dari Jupiter
dan Leda dikenal sebagai bapak Boxing atau Pugilism.
Pertandingan tinju juga populer di Yunani dan Mesir sebagai hiburan. Namun
pertandingan tinju yang dilakukan pada zaman Romawi berbeda dengan yang sekarang
dimana pertandingan tinju menggunakan sarung tangan yang dilapisi besi sehingga banyak
mengakibatkan kematian dalam bertarung. Selain itu tidak ada kelas-kelas dalam tinju, siapa
saja boleh ikut bertanding.
Seiring perkembangan zaman dan untuk menghindari jatuhnya korban akibat olah
raga tinju ini, maka pertinju menggunakan sarung tangan berbahan lunak. Petinju dari Inggris
James Ping (1973) merupakan petinju pertama juga yang mengenakan sarung tinju yang tidak
ada bahan besinya sehingga lebih aman seperti yang digunakan saat ini .
Selain itu pertandingan tinju modern saat ini berdasarkan dari berat badan masing-
masing petinju agar imbang yang lebih dikenal dengan istilah kelas tinju, seperti kelas paling
ringan dengan berat badan petinju 47,61 Kg – 58,98 Kg sampai dengan kelas berat yang
memiliki berat badan 90 kg ke atas. Dalam melakukan pertandingan juga dibatasi waktu atau
disebut ronde dimana setiap rondenya diberi waktu 3 menit untuk melakukan pertarungan
dengan diberi waktu istirahat 2 menit, di antara setiap ronde.
Lokasi atau arena pertandingan disebut ring yang berbentuk segi empat dengan luas
ukuran antara 2,66 x 2,66 meter hingga 4,88 x 4,88 meter yang disertai tali pengaman
berjumlah empat pada setiap sisi. Ring didirikan di atas panggung kurang lebih setinggi 1,5
m.
Mengapa disebut ring (bahasa Inggris = cincin)? Hal ini disebabkan pada awal mula
pertandingan tinju, penonton berdiri melingkar di sekitar arena pertandingan (membentuk
lingkaran).
Olahraga tinju termasuk dalam kategori olahraga yang sangat keras dan berbahaya
karena memiliki resiko yang sangat besar bagi petinju akibat menerima pukulan-pukulan dari
lawan mereka. Namun tinju termasuk olahraga populer yang banyak diminati oleh semua
orang, baik itu kaum pria maupun wanita.
C.Teknik Dasar Tinju
1. Sikap
Meskipun banyak petinju yang mengembangkan gaya dan cara betarung sendiri,
teknis dasar dan tradisional adalah sebagai berikut:
Sikap ini berlaku untuk petinju yang tangan kanannya lebih dominan, atau disebut
juga orthodox. Petinju berdiri dengan kaki kanan setengah-langkah di belakang kaki kiri.
Tinju kiri (lead) sekitar enam inci di depan wajah di tingkat mata. Tinju kanan (rear)
diletakan di samping dagu dan siku diposisikan didepan tulang rusuk untuk melindungi
tubuh. Dagu diposisikan ke dada untuk menghindari pukulan ke rahang yang sering
menyebabkan knockout. Menjaga posisi tangan seperti itu dianggap sangat penting dan tidak
mudah selama pertandingan. Petinju kidal atau southpaw seperti Manny Pacquiao dan Marvin
Hagler menggunakan cerminan dari sikap ortodox. Petinju kidal menggunakan tangan kanan
sebagai lead, dan tangan kiri sebagai rear. Sikap kidal dapat memberikan kesulitan bagi
petinju ortodoks yang tidak terbiasa mendapat jab, hook, atau straight dari sisi yang
berlawanan. Sikap kidal, sebaliknya, lemah terhadap serangan straight right (tangan kanan
lurus)
2. Pukulan
Teknik pukulan dalam tinju :
· Jab
Jab adalah pukulan pembuka dalam olahraga tinju. Pukulan jab berupa pukulan lurus
ke depan, bisa mengarah ke muka atau badan lawan. Biasanya, pukulan jab dilontarkan
dengan tangan kiri (jika petinju tersebut bergaya ortodoks atau dengan tangan kanan jika
petinju tersebut bergaya kidal. Tapi itu bukan sesuatu yang pasti, ada kalanya petinju
ortodoks melontarkan jab dengan tangan kanan, dan sebaliknya, tergantung posisi saat
melontarkan pukulan. Pukulan jab, biasanya berfungsi mengganggu konsentrasi lawan atau
sekedar pukulan pembuka dalam suatu serangan, namun tidak jarang pukulan jab bisa
terlontar dengan keras dan memukul lawan dan membuatnya KO.
· Straight
Straight adalah pukulan lurus dalam olahraga tinju. Lazimnya, pukulan straight
dilontarkan setelah pukulan Jab, tapi tidak selalu begitu, karena bisa dikombinasikan dengan
pukulan lain, sesuai strategi dan kondisi di ring (tinju).
· Hook
Hok dalam bahasa Inggris berarti kait. Dan memang posisi seperti itu yang dilakukan
oleh seorang petinju dalam melontarkan pukulan hook. Pukulan hook dapat dilontarkan
kedua tangan, kanan dan kiri. Pukulan hook dikenal sangat mematikan dalam tinju. Petinju
kelas beratMike Tyson dulu sangat ditakuti karena pukulan hooknya sering memukul KO
lawan, sedang petinju Indonesia Ellyas Pical memiliki pukulan hook kiri yang sangat keras,
dan sering memukul KO lawan dengan senjata andalan hook kiri. Karena keandalan pukulan
tersebut Pical dijuluki sebagai Exocet. Pukulan jab, biasanya berfungsi mengganggu
konsentrasi lawan atau sekedar pukulan pembuka dalam suatu serangan, namun tidak jarang
pukulan jab bisa terlontar dengan keras dan memukul lawan dan membuatnya KO.
· Uppercut
Uppercut adalah pukulan pendek dalam tinju, biasanya merupakan pukulan andalan
untuk mengalahkan lawan dengan KO. Pukulan upper cut dilontarkan dari bawah, posisi
tangan dan siku petinju membentuk huruf "V" dengan sasaran utama perut, ulu hati dan dagu
lawan.Petinju Indonesia Muhammad Rachman dikenal memiliki senjata ampuh berupa
uppercut kiri maupun kanan, dan sering memukul KO lawan dengan pukulan ini.
· Cros
Cros dalam tinju bukan merupakan pukulan standar seperti jab, straight, hook atau
upper cut, melainkan pukulan modifikasi, merupakan gabungan antara pukulan straight dan
upper cut, dengan target rahang atau perut lawan. Istilah ini hanya dikenal dalam tinju
profesional, dan tidak dikenal dalam tinju amatir yang hanya mengenal pukulan standar
seperti tersebut di atas.
· Long hook
Long hook merupakan pukulan hook yang dilontarkan dari jarak jauh. Dalam tinju,
long hook bukan merupakan pukulan standar seperti jab, straight, hook atau upper cut,
melainkan pukulan modifikasi, merupakan gabungan antara pukulan straight dan hook.
PetinjuMuhammad Ali dikenal yang mempopulerkan pukulan long hook ini. Di Indonesia,
pukulan ini dikenal sebagai pukulan Swing. Dalam istilah tinju internasional, istilah pukulan
swing ini tidak dikenal, dan lebih dikenal sebagai long hook.
Pukulan long hook ini hanya dikenal dalam tinju profesional, dan tidak dikenal dalam
istilah dalam tinju amatir yang hanya mengenal istilah pukulan standar seperti tersebut di
atas. ukulan "Swing" adalah istilah yang hanya populer di Indonesia, sebetulnya istilah yang
diakui secara internasional adalah Long hook yang dipopulerkan oleh Muhammad Ali. Pada
saat pertandingan Muhammad Ali disiarkan oleh TVRI, penyiar dan komentator TVRI
menyebut pukulan Long hook ini sebagai Swing, karena gaya melontarkan pukulan seperti
mengayunkan tangan dari jarak jauh. Dibarengi dengan gerakan kaki yang lincah, serta
pukulam long hook alias swing, gerakan pukulan ini memang benar-benar khas Muhammad
Ali, dan sampai sekarang tidak ada yang sanggup menirunya.
· Rabbit punch
Rabbit punch adalah salah satu pukulan yang sangat terlarang dan sangat berbahaya
bagi lawan dalam bertinju. Rabbit punch dilancarkan dari arah atas ke arah bawah, terutama
saat lawan sedang dalam posisi merunduk. Sengaja atau tidak, pukulan ini dilarang karena
mengincar ubun-ubun atau tengkuk lawan yang sangat berbahaya dan mematikan. Rabbit
punch adalah salah satu pukulan yang sangat terlarang dan sangat berbahaya bagi lawan
dalam bertinju. Rabbit punch dilancarkan dari arah atas ke arah bawah, terutama saat lawan
sedang dalam posisi merunduk. Sengaja atau tidak, pukulan ini dilarang karena mengincar
ubun-ubun atau tengkuk lawan yang sangat berbahaya dan mematikan.
Target utama pukulan ini adalah bagian kepala lawan, tapi bisa juga perut, tergantung
situasi dan posisi sang petinju.
Untuk petinju ortodoks (tinju), pukulan straight dilontarkan dengan pukulan
kanan(karena tangan kanan lebih keras dari tangan kiri), dan sebaliknya untuk petinju kidal.
D. Tipe-Tipe Petinju
"Style" sering didefinisikan sebagai pendekatan strategis tempur seorang petinju.
Meskipun seorang petinju sukses sebaiknya dapat adaptasi terhadap berbagai macam cara
bertempur musuh, tetap biasanya ada satu style yang ia paling suka. Tipe dan gaya seorang
petinju bertarung sesuai dengan fisik serta mental invindu dan tidak ada dua petinju dengan
gaya bertarung yang sama persis.
1. Boxer/Out-fighter
"boxer" atau outfighter berusaha untuk menjaga jarak antara dirinya dan lawannya,
berkelahi dengan mengandalkan pukulan yang lebih cepat dan berjangkauan panjang, seperti
jab. Karena bergantung pada pukulan lemah, outfighter cenderung menang angka ketimbang
dengan KO. Seorang out-fighter perlu jangkauan, kecepatan tangan, dan kelincahan kaki.
Contoh-contoh out-fighter adalah Muhammad Ali, Larry Holmes, Lennox Lewis,
Sugar Ray Leonard, Oscar De La Hoya, dan Roy Jones Jr.
2. In-Fighter
In-fighter/pressure fighter mencoba untuk tetap dekat dengan lawan, selalu berusaha
untuk tidak lebih dari selangkah diantara lawan. Seorang in-fighter membutuhkan rahang
yang kuat karena gaya bertarung tersebut harus menerima pukulan yang lebih banyak
sebelum mereka memposisikan pas didepan muka lawan dimana mereka paling efektif. In-
fighter umumnya bertubuh pendek dan memiliki jangkauan tangan kurang dari lawan mereka
dan dengan demikian lebih efektif pada jarak pendek dimana lawan tidak mampu
memanfaatkan jangkauan tangannya. Inti dari gaya ini adalah agresi non-stop dan
petempuran jarak dekat
Contoh-contoh: Mike Tyson, Harry Greb, Jake Lamotta, Rocky Marciano, Joe
Frazier, Jose Luis Castillo, Ricky Hatton dan Julio Cesar Chavez.
3. Brawler
Brawler adalah petarung yang tidak mengandalkan strategi tertentu dan memilik
kemampuan teknik yang kurang. Brawler hanya mengandalkan power dan daya tahannya.
Gaya bertarung ini bisa dibilang paling menarik untuk ditonton karena kekasaraannya dan
keliarannya menghasilkan pertandingan yang penuh aksi dan sering berakhir dengan KO.
Contoh-contoh: Arturo Gatti, Micky Ward, George Foreman, Jack Dempsey, Antonio
Margarito, Ricardo Mayorga, Michael Katsidis dan Erik Morales.
4. Counterpuncher
Counterpuncher adalah petinju yang mengandalkan kesalahan lawan mereka. Mereka
menggunakan pertahanan mereka (defense) dengan baik untuk menghindari atau memblokir
serangan dan kemudian segera menyerang lawan dengan pukulan balasan (counterpunch).
Untuk menjadi sukses menggunakan gaya ini harus memiliki refleks yang baik, taktik,
akurasi pukulan, dan tangan yang cepat
Contoh: Floyd Mayweather Jr., James Toney, Pernell Whitaker, Willie Pep, Bernard
Hopkins, Juan Manuel Marquez, Jersey Joe Walcott, Wilfredo Benitez, dan Nicolino Locche.
5. Boxer-Puncher
Boxer-puncher sering dianggap sebagai gaya yang paling lengkap dan seimbang.
Seorang boxer-puncher dapat bertarung dengan jarak jauh maupun dekat. Mereka
mempunyai kemahiraan yang seimbang dalam teknik dan power. Mereka dapat
mengandalkan strategi untuk menang angka maupun bertarung secara kasar untuk mendapat
KO.
Contoh: Sugar Ray Robinson, Manny Pacquiao, Marvin Hagler, Thomas Hearns, Joe
Louis, Roberto Duran, Alexis Arguello, dan Carlos Monzon.
A. Kesimpulan
Suatu kenyataan yang tidak bias dibantah, bahwa tinju adalah suatu cabang olah raga
yang banyak ditonton oleh seluruh lapisan masyrakat, mulai dari masyarakat awam sampai
para pejabat pemerintah pusat, baik tinju amatir maupun professional.
Melihat risiko akibat pukulan tinju sedemikian hebatnya, maka di kalangan
kedokteran, ada yang pro dan ada pula yang kontra terhadap tinju. Dan pihak yang kontra
menyarrankan agar tinju dinyatakan terlarang. Bahkan ada Negara yang melarang
pertandingan tinju di negerinya, seperti inggris kabarnya. Dan pernah pula terjadi unjuk rasa
di Inggris untuk menentang adu tinju itu.
Tujuan bertinju tidak sampai kepada kesihatan badan, dan telah berubah dari hakikat
tujuan olahraga Maka hukum islam telah tegas bahwa segala sesuatu yang menyakiti badan
dan menyebabkan bahaya adalah haram hukumnya, baik yang berkedok olahraga ataupun
yang lainnya, termasuk tinju di dalamnya. Maka dari pembahasan diatas dapat sangat jelas
hukum untuk olahraga tinju itu hukumnya tidak diperbolehkan atau haram.
B. Saran
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka. 2002
Dahlan, Abdul Aziz. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2004
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 6. Jakarta: PT. Delta Pemungkas. 1997
Hudin, Misba. “TJ”. (online) avaible: http://misbahudin54.wordpress.com/. diaskses pada
tanggal 8 april 2010
Micky Jo. “Tinju, Olah Raga Beresiko Tinggi”. (online) avaible: Micky Jo.wordpress.com.
diaskses pada tanggal 8 april 2010
Nasib, Muhammad. Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 (Surah Al-
Fatihah – An-Nisaa). Jakarta: Gema Insani, 1999
Pratikto, Herry. Bertindju. Jakarta: P.N. Balai Pustaka. 1966
Wardi Muslich, Ahmad. Hukum Pidana Menurut Al-Qur’an. Jakarta Timur: Diadit Media.
2007
Zuhdi, Masjfuk. Masail Fiqhiyah. Jakarta: Toko Gunung Agung. 1997
Anonimus. “Hukum Tinju, Adu Sapi/Banteng Dan Gulat Bebas”. (online): avaible:
almanhaj.or.id. diaskses pada tanggal 8 april 2010
Aonimus. “Tinju Menurut Perspektif Islam”. (online) avaible: wordpress.com. diaskses pada
tanggal 8 april 2010
Anonimus. “Olahraga Terlarang !”. (online) avaible:
http://belajarislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=104:olahraga&cati
d=36:fiqih&Itemid=61. diaskses pada tanggal 8 april 2010.
Anonimus. “TJ”. (online) avaible: Bocahrawalo.blogspot.com. diaskses pada tanggal 8 april
2010
Anonimus. “TJ”. (online) avaible: Wikipedia.com. diaskses pada tanggal 8 april 2010
Sumber : http://www.kumpulansejarah.com/2013/02/sejarah-olahraga-tinju.html