Anda di halaman 1dari 38

1

Pendahuluan

Arwana termasuk dalam kelompok ikan primitif. Berbagai fosil ikan ini ditemukan
diberbagai tempat dan diduga berumur antara 10 -60 juta tahun (tergantung pada
spesies dan tempatnya). Mereka telah berevolusi selama lebih dari 10 juta tahun,
sehingga ikan ini boleh dikatakan merupakan ikan yang tahan banting dan berumur
panjang. Arwana digolongkan dalam famili ikan "karuhun", yaitu Osteoglasidae atau
famili ikan "bony-tongue" (lidah bertulang), karena bagian dasar mulutnya berupa
tulang yang berfungsi sebagai gigi. Arwana memiki berbagai julukan, seperti: Ikan
Naga (Dragon Fish), Barramundi, Saratoga, Pla Tapad, Kelesa, Siluk, Kayangan,
Peyang, Tangkelese, Aruwana, atau Arowana, tergantung dari tempatnya.

Sebagai ikan purbakala, arwana memiliki bentuk dan penampilan cantik dan unik.
Tubuhnya memanjang, ramping, dan "stream line", sedangkan gerakan renangnya
sangat anggun. Di alam arwana memiliki warna bervariasi dari hijau, perak, sampai
merah. Dua buah sungut tampak mencuat dari bibir bawahnya. Sungut ini berfungsi
sebagai sensor getaran untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Para
akuaris memasukan sungut ini dalam kriteria penilaian keindahan ikan yang
bersangkutan.

Arwana merupakan ikan berukuran besar dan kadang-kadang bersifat agresif,


sehingga tidak semua orang tertarik memelihara arwana. Dengan ukurannya yang
besar diperlukan ukuran akuarium yang lebih besar daripada ukuran akuarium
standar. Secara potensial arwana mempunyai laju pertumbuhan tinggi, terutama
apabila diberi pakan berprotein tinggi. Dalam akuairum arwana bisa tumbuh hingga
sekitar 60 cm , sedangkan di alam bisa mencapai 90 cm lebih, bahkan pada jenis
tertentu bisa mencapai 270 cm (arwana asal Amerika Selatan).

Arwana merupakan ikan perenang atas, betuk mulutnya sangat jelas menunjukkan hal
ini. Di alam mereka biasanya berenang di dekat permukaan, dan berburu mangsanya

2
berupa serangga. Oleh karena itu pemberian makan arwana bukan merupakan hal
sulit selama kita tahu bahwa mereka adalah "surface feeder". Pada umumnya arwana
bukan termasuk pemilih dalam hal makanan, mereka dapat menerima segala jenis
pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu
jenis pakan saja, dan menolak janis lainnya.

Arwana merupakan ikan peloncat, di alam mereka bisa menangkap serangga yang
bertengger pada ranting diketingian 1-2 meter dari permukaan air. Oleh karena itu
perlu diperhatikan untuk menutup dengan baik akuarium apabila ingin memeliharanya
dalam akuarium.

Boleh dikatakan arwana termasuk tahan terhadap serangan berbagai penyakit. Akan
tetapi mereka sensitif terhadap perubahan kualitas air, terutama terhadap peningkatan
kadar amonia, nitrit dan nitrat.

3
Sebelum memutuskan membeli arwana, mungkin bisa berlatih mengamati bagian-
bagian tubuh arwana sesuai selera, atau mungkin ada pertimbangan lain (unik,antik,
atau bisnis).

Bisa gunakan lampu senter atau lampu akuarium yang dimanipulasi. Perhatikan juga
warna cahaya yang digunakan.

Umum
Secara keseluruhan ada yang bentuk lurus, ada yang bentuk lekuk-lekuk khas.

Body Language

Sirip terkembang, berenang gagah


Berenang tenang atau panik.

Sungut

- panjang, lurus
sungut yang drop, biasanya karena arwana takut/stress.

Bibir
Kadang ditemukan bibir bawah lebih panjang, biasa disebut "cakil" (merujuk
buto/raksasa cakil dalam pewayangan).
Bibir cakil ini bisa direparasi dengan dipotong kemudian dijahit.

Mata
Apakah menonjol, radial (seperti ban radial), melotot. Berkabut, bercak putih.

Tutup Insang
Ada yang terbuka. Dikoreksi dengan operasi kecil (dipotong)

4
Kepala

-Betok
Tampak lebih "sangar"
-Bentuk sendok
Banyak disukai oleh penggemar arwana di indonesia

Punggung
Lurus
Melengkung
walau indikasi ada cacat tulang belakan, tapi unik, dan harganya jadi lebih mahal.

Ekor
Bentuk Kipas
Bentuk Obor
tangkai ekor yang pendek
tangkai ekor yang panjang

Memilih Warna
Kombinasikan kemulusan dari warna dasar dan warna corak. Perhatikan hal-hal yang
mempengaruhi warna :
- Warna latar aquarium
- Tata cahaya
- Kondisi mental
Warna dasar
Warna corak

Sisik
Ketajaman warna atas tiap-tiap sisik sesuai golongannya.
Bentuk lengkung.

5
Identifikasi : Arwana Superred

Superred :
Munculnya warna bibir tidak jaminan warna badan, terlihat bibir bawah dg warna
kehitaman/gelap.Warna pipi sudah meyeluruh, ring naik ke atas punggung tipis.

Berbagai Jenis Arwana Asia

Merah

Arwana merah merupakan varietas arwana yang berasal dari berbagai tempat di
Propinsi Kalimantan Barat, seperti dari Sungai Kapuas dan Danau Sentarum. Kedua
tempat ini dikenal sebagai habitat dari Super Red (Chili dan Blood Red).

Warna merah penuh sudah akan tampak pada sirip ikan muda, pada bibir dan juga
sungut. Menjelang dewasa, warna merah selanjutnya sudah akan muncul di
berbagai bagian tubuh lainnya, khusunya pipi (tutup insang) dan pinggiran sisik,
sehingga ikan secara keseluruhan sudah akan menunjukkan kesan merah.

Pada dasarnya, arwana merah dikelompokkan dalam 4 varietas, yaitu Merah Darah
(Blood Red), Merah Cabai (Chili Red), Merah Orange (Orange Red), dan Merah
Emas (Golden Red). Keempat varietas ini secara umum diberi julukan Super Red
atau Merah Grade Pertama (First Grade Red), meskipun demikian dalam

6
perkembangannya super red lebih banyak merujuk pada Merah Cabai dan Merah
Darah. Sedangkan dua varietas terakhir lebih sering di anggap sebagai super red
dengan grade lebih rendah.

Arwana Merah Cabai dan Merah Darah berasal dari perairan Kalimantan Barat, yaitu
dari Sungai Kapuas dan Danau Sentarum. Perairan ini merupakan wilayah hutan
gambut yang menciptakan lingkungan primitif bagi ikan purba tersebut. Akan tetapi
kondisi mineral, lingkungan air gambut (black water), dan banyaknya cadangan
pangan yang memadai telah mengkondisikan pengaruh yang baik terhadap evolusi
warna pada ikan yang bersangkutan. Pengaruh geografis itu juga menyebabkan
tercipatanya variasi yang berbeda terhadap morfologi ikan ini, seperti badan yang
lebih lebar, kepala berbentuk sendok, warnah merah yang lebih intensif, dan warna
dasar yang lebih pekat.

Nama Merah Cabai dan Merah Darah diberikan berdasarkan tampilan intensitas
warna yang muncul. Merah Cabai menunjukan tampilan warna seperti halnya warna
buah cabai, sedangkan merah darah menunjukan tampilan seperti warna darah. Dari
segi fisik, Arwana Merah Cabai memiliki bentuk tuebuh lebih lebar, sedangkan
Arwana Merah Darah lebih panjang dan lebih ramping. Lebar tubuh Merah Cabai
relatif tetap hingga menjelang pangkal ekor, sedangkan Merah Darah tampak
menyempit secara gradual. Disamping itu Merah Cabe cenderung memiliki kepala
berbentuk sendok, dengan bingkai sisik yang lebih tebal. Merah Cabai juga dicirikan
dengan warna mata yang merah dan lebar, dengan bentuk ekor berbentuk intan
(diamond). Karena lebarnya mata Merah Cabai ini, kadang-kadang pinggiran
matanya seakan menyentuh bagian atas kepala dan bagian rahang bawahnya.
Sedangkan Merah Darah bermata lebih putih dan lebih kecil, serta memiliki ekor
berbentuk kipas.

Ciri morfologi fisik tersebut diatas dudah nampak pada saat Arwana yang
bersangkutan masih kecil, sehingga dapat dijadikan penciri awal untuk membedakan
keduanya ketika masih muda. Disamping itu Merah Cabai muda cenderung memiliki
warna dasar hijau dengan kilap metalik yang pekat, sedangkan Merah Darah
memiliki kilap lebih lemah dan cenderung mirip dengan RTG muda. Tubuh Merah
Darah muda juga tampak lebih membulat dibandingkan dengan Merah Cabai muda.

7
Perkembangan warna antara Merah Cabai dan Merah Darah diketahui juga berbeda.
Pertumbuhan warna Merah Cabai lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan
warna Merah Darah. Selisih dalam mencapai warna merah penuh ini bisa antara 1
sampai 2 tahun. Meskipun pencapaian warna merah penuh berbeda, akan tetapi
tahapan perkembangan warnanya relatif sama. Biasanya keduanya akan melalui
transisi warna orange. Beberapa kejadian menunjukkan tidak sedikit arwana merah
ini yang mempunyai warna tetap pucat hingga sampai 8 tahun, baru kemudian
berubah ke merah penuh dalam waktu 1 bulan.

Tidak mudah memang dalam menduga bakalan arwana merah. Diperlukan kesabaran
dan usaha yang tidak sedikit untuk menentukan potensi sebenarnya dari seekor
arwana merah. Akan tetapi dengan pengalaman dan kesabaran hal tersebut akan bisa
dilakukan.

Varietas Merah Orange (Orange Red) merupakan salah satu varietas yang umum
dijumpai. Pada saat dewasa sisik tubuhnya menunjukkan warna orange.
Dibandingkan dengan Chilli Red dan Blood Red, sirip dan ekor varietas ini tidak
semerah keduanya.

Merah Emas (Golden red) merupakan varietas warna lain yang umum dijumpai
disamping merah orange (Orange Red). Varietas ini merupakan varietas dengan
grade paling rendah. Setelah dewasa warna badannya hanyalah emas kekuningan.
Warna bibir dan sirip tidak semerah Super Red, tetapi berwarna merah muda atau
merah jambu.

Golden (Cross Back, Cross Back Golden, CBG).

Golden varietas cross back merupakan bagian dari varietas arwana golden. Varietas
ini dijumpai diberbagai tempat di Malaysia, seperti Perak, Trengganu, Danau Bukit
Merah dan Johor. Oleh karena itu, mereka sering diberikan julukan sesuai dengan
tempat asalnya, seperti: Golden Pahang, Bukit Merah Blue, Malaysian Gold dll.
Disebut sebagai cross back, karena varietas ini akan memiliki warna emas penuh
hingga melewati punggungnya, pada saat ikan tersebut dewasa.

8
Varietas ini tergolong jarang, sehingga harganya relatif lebih mahal dibandingkan
dengan varietas lainnya. Bahkan boleh dikatakan merupakan varietas dengan harga
paling tinggi.

Tergantung pada warna dasar sisik, CBG dapat dikelaskan manjadi Purple-Based
(warna dasar ungu), Blue-Based (warna dasar biru), Gold Based (warna dasar emas),
dan Silver-Based (warna dasar perak). Arwana Gold dengan warna dasar emas
diketahui dapat mencapai warna penuh pada usia lebih muda dibandingkan dengan
varietas lain.

Golden (Ekor Merah, Red Tail Golden, RTG).

Merupakan verietas dari arwana golden dan sering disebut sebagai Arwana Golden
Indonesia (Indonesian Golden Arwana). Verietas ini dijumpai di daerah Pekan Baru,
Sumatera. Berbeda dengan Cross Back Golden (CBG), warna "emas" pada verietas
ini tidak akan berkembang hingga melewati punggung. Warna emas pada umumnya
hanya akan mencapai baris ke empat sisik (baris sisik dihitung dari bawah, perut),
atau lebih baik bisa mencapai baris ke lima. Seperti halnya verietas cross back, warna
dasar sisik RTG bisa biru, hijau, atau emas. Begitu pula dengan warna bibir, ekor,
dan sirip, kedua varietas ini memiliki keragaan yang sangat mirip. RTG muda
memiliki warna lebih kusam dibandingkan dengan varietas cross back muda.

RTG boleh dikatakan lebih tahan banting dibandingkan dengan saudaranya, CBG,
dapat tumbuh lebih besar, dan juga lebih agresif. Jumlahnya di alam relatif lebih
banyak dibandingkan dengan CBG, meskipun demikian tetap merupakan varietas
yang dilindungi CITES.

Arwana Hijau

Arwana hijau merupakan jenis arwana lain yang umum ditemukan di Thailand,
Malaysia, Myanmar, Komboja, dan juga di beberapa tempat di Indonesia. Variasi
penampakan dan warna bisa saja ditemukan di masing-masing daerah. Meskipun
demikian secara umum dapat dikatakan bahwa pada umumnya berwarna kelabu
kehijauan dangan pola garis-garis berwarna gelap pada ekor. Kepala dan mulutnya
lebih besar dan lebih membulat dibandingkan dengan jenis arwana asia lainnya.

9
Banjar Merah

Banjar Merah boleh dikatakan merupakan varietas arwana merah kelas 2 dan
diketahui bukan merupakan strain murni arwana merah. Penampakannya ditunjukkan
oleh warna sirip yang orange pucat, ekor berwarna orange atau kuning, dan tidak
memiliki warna merah di badan maupun di pipi.

Sepintas Banjar Merah muda sangat mirip dengan Arwana Merah muda, sehingga
tidak jarang hal ini dapat mengecoh para hobiis baru arwana. Seperti disebutkan
diatas, Arwana Merah muda memiliki sirip berwarna merah pekat merata pada
seluruh permukaan sirip, sedangkan Banjar Merah memiliki warna sirip yang lebih
muda atau cenderung orange-merah pucat. Sisik Banar merah memiliki warna kuning
dan atau kehijauan, selain itu penampakannya tidak semengkilap Arwana Merah yang
sesungguhnya. Banjar dicirkan juga oleh bentuk kepala yang cenderung membulat
dengan mulut yang tidak terlalu lancip. Ciri lain adalah: tutup insang Arwana Merah
muda dan bingkai siripnya memikin warna pink tua atau menyerupai warna karat,
yang kemudian akan berubah menjadi arange atau merah setelah dewasa, sedangkan
Banajat tidak memiliki tampilan warna tersebut pada tutup insangnya bahkan apabila
sudah dewasa sekalipun.
Apabila anda ragu dalam memilih arwana, bawalah teman yang telah berpengalaman memelihara arwana
atau belilah arwana yang telah disertifikasi, dan disertai dengan sertifikat yang sah. Anda bisa
mengadukannya kelak, apabila barang yang dijualnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan.

Arwana Australia

Scleropages jardini

Ref. Baensch, 1993

10
Scleropages leichardtii

Ref. Baensch, 1993

Syarat Hidup

pH: 6.7 (5.8 -7.2)


GH: 8 (2 -12) (skala Jerman)
Temperatur: 24 - 30 °C
Panjang Maksimum: 80 cm
Pakan: pakan hidup
Reproduksi: egg layer - mouthbrooder
Cahaya: terang tanpa sinar matahari
Temperamen: tidak direkomendasikan untuk pemula
Zone Renang: atas
Set up Akuarium: akuarium dengan bebatuan, tanaman dan kayu-kayuan.

S. Leichardtii diketahui hanya dijumpai di seputar S. Fitzroy, sedangkan S. jardini ditemukan


tersebar di Teluk Carpentaria hingga bagian selatan P. Irian. Meskipun demikian, tidak jarang
dilaporkan kedua spesies ini ditemukan ditempat yang yang sama.

Osteglossum bichirrhosum (Arwana Silver)

Photo : Unconnu

Syarat Hidup

pH: 6.0 - 6.9


GH: 4 - 10
Temperatur: 24 - 30 °C
Panjang Maksimum: 120 cm
Pakan: pakan hidup

11
Reproduksi: egg layer - mouthbrooder
Cahaya: terang tanpa sinar matahari
Temperamen: tidak direkomendasikan untuk pemula
Zone Renang: atas
Set up Akuarium: akuarium dengan bebatuan, tanaman dan kayu-kayuan.

Arwana silver dalam perkembanganbiakannya melalui tahapan berkasih-kasihan yang sederhana.


Telurnya termasuk berukuran besar yaitu sekitar 1.5 cm. Induk jantan akan mengerami telur
tersebut dalam mulutnya selama 50 - 60 hari. Burayak baru akan meninggalkan induk setelah katung
telurnya habis diserap, pada saat tersebut biasanya burayak memiliki ukuran 8 - 10 cm.

Osteglossum ferrerai (Arwana Hitam)

Photo : Unconnu

Syarat Hidup

pH: 6.7
GH: 8 (2 -12)
Temperatur: 24 - 30 °C
Panjang Maksimum: 100 cm
Pakan: pakan hidup
Reproduksi: egg layer - mouthbrooder
Cahaya: terang tanpa sinar matahari
Temperamen: tidak direkomendasikan untuk pemula
Zone Renang: atas
Set up Akuarium: akuarium dengan bebatuan, tanaman dan kayu-kayuan.

Breeding diketahui hanya berhasil dilakukan pada tank berukuran besar. Jantan akan menyimpan
telur hasil pembuahan dalam mulutnya. Telur memerlukan waktu 6 - 8 minggu untuk berkembang
dan menetas. Burayak biasanya baru akan meninggalkan induknya setelah berukuran 9 cm.

12
Arapaima gigas

Syarat Hidup

pH: 6.7 (5.8 -7.2)


GH: 8 (2 -12) (skala Jerman)
Temperatur: 24 - 30 °C
Panjang Maksimum: 450 cm
Pakan: pakan hidup
Reproduksi: egg layer - mouthbrooder
Cahaya: terang tanpa sinar matahari
Temperamen: tidak direkomendasikan untuk pemula
Zone Renang: atas
Set up Akuarium: akuarium dengan bebatuan, tanaman dan kayu-kayuan.

Arapaima memilki "lidah" sepangang kurang lebih 15 cm pada saat dewasa dan betulang,
permukaannya kasar dan sering digunakan oleh penduduk setempat sabagai "amplas" atau kikir
untuk menghaluskan permukaan kayu.

Pada saat air dilingkungan ikan ini menyusut, dan kadar oksigen menurun, arapaima akan menghirup
udara langsung dari atomosfer. Dan apabila air dilingkungannya kering, ia akan menggulungkan diri
membentuk bola, dan membenamkan diri dalam lubang sampai air kembali datang.

Heterotis niloticus

Photo: unknown

13
Syarat Hidup

pH: 7.0 (3.7 - 7.5)


GH: 9 (4 -12) (skala Jerman)
Temperatur: 24 - 30 °C
Panjang Maksimum: 90 cm
Pakan: plankton-filter feeder
Reproduksi: egg layer
Cahaya: terang tanpa sinar matahari
Temperamen: tidak direkomendasikan untuk pemula
Zone Renang: tengah - atas
Set up Akuarium: akuarium dengan tanaman.

Peta Sebaran Keluarga Arwana di Dunia

14
Pemeliharaan

Seperti disebutkan sebelumnya arwana bukan termasuk ikan yang sulit dipelihara.
Yang diperlukan adalah meluangkan waktu beberapa saat setiap hari atau beberapa
jam setiap minggu untuk merawat mereka dan mencek kondisinya (Lihat Tip
Perawatan Rutin Akuarium). Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam memelihara arwana.

Akuarium.

Secara umum, lebih besar ukuran akuarium akan lebih baik. Sebagai ikan berukuran
besar arwana memerlukan ruang gerak yang cukup banyak. Panjang akuarium
disarankan 3 kali dari panjang ikan yang diperlihara, sedangkan lebarnya kurang lebih
1. 5 kali panjang ikan. Akuarium sebaiknya ditempatkan di tempat yang tidak terlalu
banyak kegiatan/gangguan, untuk menghindari ikan manjadi stress. Hindari pula
penyalaan lampu yang mendadak, hal ini sering menyebabkan ikan menjadi panik,
sehigga ikan dapat menabrak kaca atau benda lainnya dalam akuarium dan ikan bisa
terluka. Tutup akuarium dengan baik untuk menghidari ikan melompat ke luar
akuarium. Pastikan tidak ada lubang yang bisa diterobos oleh ikan tersebut pada tutup
akurium yang berasangkutan dan pastikan pula tutup tersebut tidak akan terdorong
oleh kekuatan lompatan ikan.

Hindari memelihara arwana dengan jumlah 2-3 ekor dalam satu akuairum, karena
sifat agresif mereka akan menyebabkan ikan "berkelahi" satu dengan yang lainnya.

15
Akan tetapi anda boleh memelihara arwana bersama apabila jumlahnya lebih dari 6
ekor sekaligus. Dalam jumlah sekian banyak, sifat agresif arwana menjadi sangat
berkurang. Belum ada penjelasan yang memadai mengenai fenomena ini.

Manipulasi pencahayaan sering dapat menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih
baik. Letakkan lampu di bagian depan akuarium, dan set sudut reflektor sedemikan
rupa sehingga bisa memberikan pantulan yang optimal. Banyak pilihan lampu dijual
dipasaran dengan spektrum bervariasi, anda bisa bereksprieman dan memilih
spektrum yang anda kehendaki. Lampu-lampu full spektrum secara alamiah akan
memantulkan warna-warna alami dari iklan ybs.

Parameter Air.

pH. Arwana dapat hidup pada selang pH cukup lebar, meskipun demikian,
disesuaikan dengan kondisi aslinya, di alam, disarankan agar mereka dipelihara pada
selang pH netral sampai agak masam (pH 6.0 - 7.0).

Kesadahan. Arwana berasal dari perairan dengan kesadahan rendah, oleh karena itu
direkomendasikan untuk memeliharanya pada selang kesadahan ini (GH = 8°).

Temperatur. Arwana direkomendasikan untuk diperlihara pada selang suhu 26 - 30


°C. Seperti halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya perubahan suhu
mendadak. Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan shock pada ikan yang
bersangkutan, dan dapat memicu berbagai masalah. Suhu terlalu tinggi untuk jangka
waktu lama diketahui dapat menyebabkan tutup insang menggulung, hal ini tentu
akan sangat menggangggu keindahan ikan tersebut.

Penggantian Air. Sebagai karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam


jumlah relatif banyak dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh karena itu, kadar
amonia, nitrit, dan nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah. Kecuali
anda mempunyai sistem filter yang baik, maka penggantian air secara rutin
merupakan hal yang perlu dilakukan. Penggantian air sebanyak 25 - 30 % setiap
minggu sangat direkomendasikan. Apabila anda memiliki banyak waktu bisa juga
dilakukan penggantian setiap dua kali seminggu sebanyak 20 %. Dalam penggantian
air, perlu diperhatikan bahwa suhu dan pH air pengganti harus relatif sama dengan air

16
akuarium. Hindari terjadinya lonjakan paramater air pada saat melakukan
penggantian air.

Pakan

Pemberian Pakan. Pemberian pakan pada arwana bisa dilakukan dengan berbagai
cara. Secara umum dapat dikatakan untuk arwana dengan ukuran panjang tubuh
diatas 35 cm pakan dapat diberikan sehari sekali atau setiap dua hari sekali. (Ingat di
alam mereka belum tentu bisa mendapatkan pakan setiap hari. Diet dengan mengikuti
pola alami ini sering dapat menghindarkan gangguan kesehatan pada arwana). Pada
arwana dengan ukuran panjang 15 - 35 cm pakan bisa diberikan 2 kali sehari,
sedangkan untuk arwana dengan ukuran panjang kurang dari 15 cm, dianjurkan untuk
diberi pakan 3 kali sehari.

Jenis Pakan. Arwana merupakan ikan karnivora, di alam mereka memakan serangga,
ikan, udang, cacing, dan beberapa jenis amfibi kecil seperti katak. Oleh karena itu
pakan hidup merupakan diet utama bagi arwana. Dalam banyak kasus arwana dapat
pula menerima pakan buatan, tertuma setelah melalui tahapan pengenalan terlebih
dahulu. Seperti dianjurkan untuk jenis ikan lainnya, pakan hendaknya diberikan
secara bervariasi. Cara ini akan mampu mengurangi resiko terjadinya kekurangan
gizi tertentu pada ikan yang bersangkutan. Dengan bervariasi, kebutuhan gizi yang
tidak bisa dipenuhi oleh satu jenis pakan, diharapkan akan dipenuhi dari jenis pakan
yang lain. Jangan terburu nafsu dengan keinginan untuk mencerahkan warna ikan.
Warna adalah anugerah ibu alam, yang memiliki fungsi dan tugas tertentu pada ikan,
dan binatang pada umumnya (dijelaskan dibagian lain). Kenalilah fungsi warna pada
ikan (dan binatang secara umum) sebelum anda menjejali peliharaan anda dengan
pakan-pakan artifisial tertentu. Apabila ikan anda sehat dan diberikan diet yang
seimbang serta lingkungan yang menyenangkan bagi ikan tersebut maka mereka
akan menunjukkan terimakasihnya dengan menampakkan warnanya yang cemerlang.

Hindari jenis pakan yang mengandung kadar lemak tinggi. Kadar lemak tinggi
diketahui dapat memicu terjadinya gejala mata melorot (drop eye). Jangan pula anda
berikan pakan secara berlebihan. Apabila arwana mengalami kelebihan pakan dalam
jangka lama, mereka akan kehilangan nafsu makan dan tidak akan mau makan selama
beberapa hari atau bahkan beberapa minggu. Kelebihan pakan tidak jarang

17
menyebabkan arwana berumur pendek dan sampai tahap tertentu akan mempengaruhi
kemampuannya ber-reproduksi.

Penggunaan pakan hidup hendaknya didahului dengan tindakan karantina yang


memadai. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari masuknya bibit penyakit
kedalam sistem akuarium anda. Terutama, dari jenis-jenis pakan hidup yang berasal
atau hidup dalam air, seperti udang, ikan, atau kodok. Hindari pula memberikan
serangga yang telah mati, karena kemungkinan serangga itu mati akibat insektisida,
kecuali anda yakin betul asal muasalnya. Begitu bula dengan kodok, tidak jarang
kodok dipanen dari perairan yang tercemar insektsida.

Dalam memberikan pakan hidup, buang bagian-bagian yang diperkirakan dapat


melukai mulut ikan, seperti kaki loncat (kaki belakang) pada kecoa atau jangkrik, atau
duri "tanduk" pada kepala udang. Boleh juga anda melemahkan pakan hidup tersebut
sebelum diberikan pada ikan, agar tidak terjadi "kejar -mengejar" berlebihan dalam
ruang akuarium yang sempit. Tapi lakukan pelemahan itu dengan cara "hewani".

Beberapa jenis pakan yang sering diberikan pada arwana adalah:

Ikan. Ikan hidup, daging ikan

Udang. Udang hidup, daging udang, krill.

Serangga: Jangkrik, Kecoa, Kelabang

Cacing/ulat: Cacing sutera, cacing tanah, bloodworm, ulat Hongkong

Amfibi: Kodok, kadal

Pakan Buatan: Pellet

Tips Perawatan Akuarium

Perawatan rutin akuarium tentu saja akan bervariasi, tergantung pada sistem yang
digunakan, penghuni yang diperlihara dll. Oleh karena itu, perawatan harus selalu
disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Berikut hanyalah beberapa
panduan umum dasar dalam perawatan akuarium secara rutin.

18
Perawatan Harian

 Beri makan ikan setidaknya 2 kali sehari, terutama apabila ikan-ikan tersebut
tergolong pada ikan yang memerlukan energi tinggi. Sesuaikan pemberian
pakan untuk ikan lain, dan invertebrata
 Periksa kesehatan penghuni akuarium. Pindahkan dan rawat ikan yang
tampak sakit ke dalam akuarium karantina
 Periksa apakah terdapat tanda-tanda ikan akan memijah, tempatkan ikan
tersebut pada tempat pemijahan yang sesuai. Apabila ditemukan burayak
pindahkan segera burayak tersebut ke tempat lain.
 Periksa temperatur akuarium
 Periksa kesehatan jenis-jenis ikan malam pada malam hari dan berikan pakan
ikan tersebut sesaat sebelum atau setelah lampu dimatikan.
 Matikan lampu akurium sesaat sebelum lampu ruangan dimatikan atau
sebelum cahaya alam menjadi gelap.

Perawatan Mingguan

 Puasakan ikan selama satu hari (jangan lakukan hal ini pada ikan yang
sedang/akan memijah atau pada burayak dan anak-anak ikan )
 Periksa heater, termostat. Cermati apakah ada atau tidak tanda kerusakan
 Periksa pH, kesadahan, kadar garam (untuk akuarium laut), kadar amonia dan
nitrit. Lakukan koreksi apabila dijumpai parameter yang menyimpang secara
perlahan-lahan
 Periksa cadangan pakan ikan, filter, dan peralatan lainnya

Perawatan Dua Mingguan

 Matikan aerasi (jangan lakukan untuk akuarium laut)


 Secara perlahan aduk permukan lapisan pasir/gravel pada akuarium anda
 Bersihkan algae pada kaca
 Biarkan kotoran dari kaca dan permukaan lapisan pasir yang diganggu tadi
mengendap
 Siphon kotoran bersama dengan sekitar 25 persen air akuarium

19
 Ganti air tersebut dengan air yang telah diendapkan sebelumnya, usahakan
agar pH, kesadahan, dan temperatur air tambahan ini sama dengan air
akuarium
 Nyalakan kembali aerasi

Perawatan Tiga Mingguan atau Bulanan

 Bersihkan media filter mekanik


 Rendam dan bilas media filter biologi dengan menggunakan air akuarium
(Jangan cuci dengan bahan pembersih, direbus/disiram air panas, atau
menggunakan bahan kimia lain. Hal ini akan menyebabkan bakteri filtrasi
mati sehingga filter biologi menjadi tidak berfungsi, sampai bakteri baru
tumbuh kembali di media tersebut)
 Apabila anda menggunakan filter under gravel, bebaskan sementara pipa out
let dari aerator atau head pump. Bersihkan bagian tersebut
 Melalui pipa out let tersebut masukan pipa siphon dan cobalah menyiphon
kotoran (mulm) yang ada dibagian bawah filter under gravel.
 Bersihkan batu aerasi
 Periksa diafragma dan pompa aertaor
 Bersihkan pipa input udara pada aerator
 Periksa peralatan penerangan, terutama sambungan kabel, terminal-terminal
dll
 Singkirkan bagian-bagian tanaman yang mati, dan lakukan pemangkasan
apabila diperlukan
 Ganti tanaman yang tumbuh tidak subur.

Kesadahan (Hardness)

Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila


dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk
busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak
akan terbentuk busa. Kesadahan sangat penting artinya bagi para akuaris karena
kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air yang diperlukan bagi ikan.
Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata lain,
setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai kesadahan pada selang tertentu untuk

20
hidupnya. Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam
hubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.

Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu: (1) kesadahan umum
("general hardness" atau GH) dan (2) kesadahan karbonat ("carbonate hardness" atau
KH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang lain
yaitu yang disebut sebagai kesadahan total atau total hardness. Kesadahan total
merupakan penjumlahan dari GH dan KH.

Penggunaan paramater kesadahan total sering sekali membingungkan, oleh karena


itu, sebaiknya penggunaan parameter ini dihindarkan.

GH

Kesadahan umum atau "General Hardness" merupakan ukuran yang menunjukkan


jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-ion lain
sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui
sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.

GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu persejuta
bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan
menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman atau dH sama
dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Di Amerika, kesadahan pada
umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu satuan Jerman
(dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CacO3. Sedangkan satuan konsentrasi
molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm. Perlu diperhatikan bahwa
kebanyakan teskit pengukur kesadahan menggunakan satuan CaCO3. Untuk lebih
jelasnya bacalah petunjuk pembacaan pada teskit yang anda miliki untuk mengetahui
dengan pasti satuan pengukuran yang digunakan, untuk menghindari terjadinya
kesalahan pembacaan.

Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasa dipakai:

 0 - 4 dH, 0 - 70 ppm : sangat rendah (sangat lunak)


 4 - 8 dH, 70 - 140 ppm : rendah (lunak)
 8 - 12 dH, 140 - 210 ppm : sedang

21
 12 - 18 dH, 210 - 320 ppm : agak tinggi (agak keras)
 18 - 30 dH, 320 - 530 ppm : tinggi (keras)

Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih penting peranananya dibandingkan


dengan KH ataupun kesadahan total Apabila ikan atau tanaman dikatakan
memerlukan air dengan kesadahan tinggi (keras) atau rendah (lunak), hal ini pada
dasarnya mengacu kepada GH. Ketidaksesuaian GH akan mempengaruhi transfer
hara/gizi dan hasil sekresi melalui membran dan dapat mempengaruhi kesuburan,
fungsi organ dalam (seperti ginjal), dan pertumbuhan. Setiap jenis ikan memerlukan
kisaran kesadahan (GH) tertentu untuk hidupnya. Pada umumnya, hampir semua
jenis ikan dan tanaman dapat beradaptasi dengan kondisi GH lokal, meskipun
demikian, tidak demikian halnya dengan proses pemijahan. Pemijahan bisa gagal
apabila dilakukan pada nilai GH yang tidak tepat.

Apabila nilai GH terlalu rendah bagi suatu jenis ikan, ia dapat dinaikan dengan
menambahkan kalsium sulfat, magnesium sulfat, atau kalsium karbonat. Akan tetapi
perlu diperhatikan bahwa penambahan garam-garam tersebut membawa dampak lain
yang perlu medapat perhatian. Pemberaian garam sulfat akan memberikan tambahan
sulfat kedalam air, sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati. Sedangkan
penambahan garam karbonat akan menyumbangkan ion karbonat kedalam air
sehingga akan menaikkan KH. Untuk mendapat kondisi yang diinginkan perlu
dilakukan manipulasi dengan kombinasi pemberian yang sesuai.

Penurunan nilai GH dapat dilakukan dengan perlakuan-perlakuan yang mampu


menghilangkan kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dari dalam air.

KH

Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan kandungan ion


bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3--) di dalam air. Dalam akuarium air tawar,
pada kisaran pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan pada akuarium laut,
ion karbonat lebih berperan.

KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air untuk
mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh karena itu, dalam
sistem air tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas pem-

22
bufferan asam, dan alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal yang sama.
Dalam hubungannya dengan kemampuan air mengikat kemasaman, KH berperan
sebagai agen pem-buffer-an yang berfungsi untuk menjaga kestabilan pH.

KH pada umumnya sering dinyatakan sebagai derajat kekerasan dan diekspresikan


dalam CaCO3 seperti halnya GH.

Kesadahan karbonat dapat diturunkan dengan merebus air yang bersangkutan, atau
dengan melalukan air melewati gambut. Perlakuan perebusan air tentu saja tidak
praktis, kecuali untuk akuarium ukuran kecil.

Untuk menaikkan kesadahan karbonat dapat dilakukan dengan menambahkan natrium


bikarbonat (soda kue), atau kalsium karbonat. Penambahan kalsium karbonat akan
menaikan sekaligus baik KH maupun GH dengan proporsi yang sama.

Pemberian soda kue (NaHCO3) sebanyak satu sendok teh (sekitar 6 gram) pada air
sebanyak 50 liter akan meningkatkan KH sebanyak 4 satuan tanpa disertai dengan
kenaikan nilai GH. Sedangkan pemberian satu sendok teh kalsium karbonat (CaCO3)
(sekitar 4 gram) pada air sebanyak 50 liter akan menyebabkan kenaikan KH dan GH
secara bersama-sama, masing-masing sebanyak 4 satuan. Berpatokan pada hal ini,
maka pemberian secara kombinasi antara soda kue dan kalsium karbonat akan dapat
menghasilkan nilai KH dan GH yang diinginkan.

Mengingat pengukuran bahan kimia dalam jumlah sedikit relatif sulit dilakukan,
khususnya di rumah, maka sebaiknya gunakanlah test kit untuk memastikan nilai KH
dan GH yang telah dicapai.

Pembuferan karbonat diketahui efektif pada rasio 1:100 sampai 100:1. Hal ini akan
memberikan pH efektif pada selang 4.37 sampai dengan 8.37. Selang angka ini
secara kebetulan merupakan selang pH bagi hampir semua mahluk hidup akuatik.
Apabila ion bikarbonat ditambahkan, rasio basa terhadap asam akan meningkat,
akibatnya pH pun meningkat. Laju peningkatan pH ini akan ditentukan oleh nilai pH
awal. Sebagai contoh, kebutuhan jumlah ion karbonat yang perlu ditambahkan untuk
meningkatkan satu satuan pH akan jauh lebih banyak apabila pH awalnya adalah 6.3,
dibandingkan apabila hal yang sama dilakukan pada pH 7.5.

23
Kanaikan pH yang terjadi pada saat KH ditambahkan akan diimbangi oleh kadar CO2
terlarut dalam air. CO2 di dalam air akan membentuk sejumlah kecil asam karbonat
dan bikarbonat yang selanjutkan akan cenderung menurunkan pH. Mekanisme ini
setidaknya dapat memberikan gambaran cara mengatur dan menyiasati pH dalam
akuarium agar dapat memenuhi kriteria yang diinginkan.

Penanganan Kesadahan

Apabila air anda terlalu keras untuk ikan atau tanaman, air tersebut dapat dilunakan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kesadahan. Yang paling baik
adalah dengan menggunakan reverse osmosis (RO) atau deioniser (DI). Celakanya
metode ini termasuk dalam metode yang mahal. Hasil reverse osmosis akan memiliki
kesadahan = 0, oleh karena itu air ini perlu dicampur dengan air keran sedemikian
rupa sehingga mencapai nilai kesadahan yang diperlukan.

Resin pelunak air komersial dapat digunakan dalam skala kecil, meskipun demikian
tidak efektif digunakan untuk sekala besar. Produk-produk komersial pengolah air
untuk keperluan rumah tangga pada umumnya tidak cocok digunakan, karena mereka
sering menggunakan prinsip pertukaran kation dalam prosesnya. Dalam prosoes ini
natrium (Na) pada umumnya digunakan sebagai ion penukar, sehingga pada akhirnya
natrium akan berakumulasi pada hasil air hasil olahan. Kelebihan natrium (Na)
dalam air akuarium merupakan hal yang tidak dikehendaki.

Pengenceran dengan menggunakan air destilasi (air suling/aquadest) dapat pula


dilakukan untuk menurunkan kesadahan.
Penurunan secara alamiah dapat pula dilakukan dengan menggunakan jasa asam-asam
organik (humik/fulvik) , asam ini berfungsi persis seperti halnya yang terjadi pada
proses deionisasi yaitu dengan menangkap ion-ion dari air pada gugus-gusus karbonil
yang terdapat pada asam organik (tanian). Beberapa media yang banyak mengandung
asam-asam organik ini diantaranya adalah gambut yang berasal dari Spagnum (peat
moss), daun ketapang, kulit pohon Oak, dll.

Proses dengan gambut dan bahan organik lain biasanya akan menghasilkan warna air
kecoklatan seperti air teh. Sebelum gambut digunakan dianjurkan untuk direbus
terlebih dahulu, agar organisme-organisme yang tidak dikehendaki hilang.

24
Menurunkan kesadahan dapat pula dilakukan dengan menanam tanaman "duck weed"
atau Egeria densa.

Untuk meningkatkan kesadahan bisa dilakukan dengan memberikan dekorasi


berbahan dasar kapur, seperti tufa atau pasir koral. Atau dengan melalukan air
melewati pecahan marble (batu marmer) atau bahan berkapur lainnya.

Alkalinitas

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu
menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai
besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai
tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air
akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan
pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat
(CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut
sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut
sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang.

Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai
alkalinitas diatas 20 ppm.

Kapasitas pem-buffer-an

Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga dapat


bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH air. Mekanisme
pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan istilah Kapasitas pem-
buffer-an pH.

Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan proses


sbb:

CO2 + H2O <==> H2CO3 <==> H+ + HCO3- <==> CO3-- + 2H+

CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air. Sedangkan


H(+) merupakan sumber kemasaman.

25
Mekanisme diatas merupakan reaksi bolak-balik, artinya reaksi bisa berjalan ke arah
kanan (menghasilkan H+) atau ke arah kiri (menghasilkan CO2). Oleh karena itu,
apabila seseorang mencoba menurunkan pH dengan memberikan "asam-asaman"
artinya menambahkan H+ saja maka (seperti ditunjukan mekanisme diatas). H+
tersebut akan segera diikat oleh CO3 dan reaksi bergerak kekiri menghasilkan CO2,
(CO2 ini akhirnya bisa lolos ke udara). Pada saat asam baru ditambahkan, pH akan
terukur rendah, tapi setelah beberapa waktu kemudian, ketika reaksi mulai bergerak
ke kiri,pH akan kembali bergerak ke angka semula. Itulah hukum alam, dan karena itu
pulalah kita masih bisa menemukan ikan di alam sampai saat sekarang. Dengan
demikian penurunan pH tidak akan efektif kalau hanya dilakukan dengan penambahan
asam saja. Untuk itu, cobalah pula usahakan untuk menurunkan alkalinitasnya.
Kalaupun dipaksakan hanya dengan penambahan asam maka jumlahnya harus
diberikan dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi alkalinitasnya terlebih
dahulu, seperti ditunjukkan pada reaksi diatas.

pH

pH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air.
Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Sebagai
contoh, kalau ada pernyataan pH 6, itu artinya konsentrasi H dalam air tersebut adalah
0.000001 bagian dari total larutan. Karena untuk menuliskan 0.000001 (bayangkan
kalau pH 14) terlalu panjang maka orang melogaritmakan angka tersebut
sehingga manjadi -6. Tetapi karena ada tanda - (negatif) dibelakang angka tersebut,
yang dinilai kurang praktis, maka orang mengalikannya lagi dengan tanda - (minus)
sehingga diperoleh angka positif 6. Oleh karena itu, pH diartikan
sebagai "-(minus) logaritma dari konsenstrasi ion H".

pH = - log (H+)

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa selisih satu satuan angka pH itu artinya
perbedaan kosentrasinya adalah 10 kali lipat. Dengan demikian, apabila selisih
angkanya adalah 2 maka perbedaan konsentrasinya adalah 10x10 = 100 kali lipat.
Sebagai contoh pH 5 menunjukkan konsentrasi H sebanyak 0.00001 atau 1/100000
(seperseratus ribu) sedangkan pH 6 = 0.000001 atau 1/1000000 (sepersejuta).
Dengan demikian kalau kita menurunkan pH dari 6 ke 5 artinya kita meningkatkan

26
kepekatan iob H+ sebanyak 10 kali lipat. Kalau kita misalkan pH itu gula, maka
dengan menurunkan pH dari 6 ke 5, sama artinya bahwa larutan tersebut sekarang 10
kali lebih manis dari pada sebelumnya.

Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah
menyediakan mekanisma yang unik agar perubahan tidak tidak terjadi atau terjadi
tetapi dengan cara perlahan. sistem pertahanan ini dikenal sebagai kapasitas pem-
buffer-an.

Ph sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju
kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan mahluk-mahluk
akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH
maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan
mereka.

Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis).


Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7
menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin). Sedangkan pH = 7 disebut sebagai
netral.

Fluktuasi pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya
tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari
setiap "gangguan" terhadap pengubahan pH.
Dengan demikian kunci dari penurunan pH terletak pada penanganan alkalinitas dan
tingkat kesadahan air. Apabila hal ini telah dikuasai maka penurunan pH akan lebih
mudah dilakukan.

Penanganan pH

Seperti disebutkan sebelumnya, pengananan atau pengubahan nilai pH akan lebih


efektif apabila alkalinitas ditanganai terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa cara
pangananan pH, yang kalau diperhatikan lebih jauh, cenderung mengarah pada
penanganan kesadahan atau alkalinitas.

27
Penurunan pH
Untuk menurunkan pH, pertama kali harus dilakukan pengukuran KH. Apabila nilai
KH terlalu tinggi (12 atau lebih) maka KH tersebut perlu diturunkan terleibh dahulu,
yang biasanya secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai pH. Apabila nilia
pH terlalu tinggi (lebih dari 8) sedangkan KH tergolong bagus ( antara 6 -12)maka hal
ini merupakan petunjuk terjadinya proses keseimbangan yang buruk.

Penurunan pH dapat dilakukan dengan melalukan air melewati gambut (peat),


biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal dari moss). bisa juga
dilakukan dengan mengganti sebagaian air dengan air yang berkesadahan rendah, air
hujan atau air yang direbus, air bebas ion, atau air suling (air destilata).
Selain itu bisa juga dapat dilakukan dengan menambahkan bogwood kedalam
akuairum. Bogwood adalah semacam kayu yang dapat memliki kemampuan menjerap
kesadahan. Sama fungsinya seperti daun ketapang, kayu pohon asam dan
sejenisnya.

Peningkatan pH
Menaikkan pH dapat dilakukan dengan memberikan aerasi yang intensif, melewatkan
air melewati pecahan koral, pecahan kulit kerang atau potongan batu kapur. Atau
dengan menambahkan dekorasi berbahan dasar kapur seperti tufa, atau pasir
koral. Atau dengan melakukan penggantian air.

Karbon Dioksida (CO2)

Karbon dioksida dalam air pada umumnya merupakan hasil respirasi dari ikan dan
phytoplankton. Kadar CO2 lebih tinggi dari 10 ppm diketahui menunjukkan bersifat
racun bagi ikan, beberapa bukti menunjukkan bahwa karbon dioksida berfungsi
sebagai anestesi bagi ikan. Kadar karbon dioksida tinggi juga menunjukkan
lingkungan air yang asam meskipun demikian karbon dioksida diperlukan dalam
proses pem-buffer-an .

Apabila pH dalam suatu akuarium dikendalikan, terutama, oleh sistem pem-buffer-an


karbonat, maka hubungan pH, KH dan CO2 terlaut akan merupakan hubungan yang
tetap. Dengan demikian, salah satu dari parameter tersebut dapat diatur dengan

28
mengatur parameter yang lain. Sebagai contoh nilai pH dapat diatur dengan mangatur
KH atau kadar CO2. Suatu sistem CO2 injektor, misalnya, dapat digunakan untuk
mengatur pH dengan cara mengatur injeksi CO2 sedemikian rupa apabila nilai pH nya
mencapai nilai tertentu. Dalam hal ini KH dibuat tetap. CO2 digunakan oleh tanaman
atau terdifusi ke atmosfer, akibatnya pH naik. Dengan sistem otomatis seperti
disebutkan sebelumnya maka sistem injeksi CO2 akan berjalan sedemikian rupa
disekitar nilai pH tertentu, untuk menjaga kadar CO2 yang memadai.

Tabel berikut menunjukkan hubungan antara kadar CO2 terlarut dalam air (ppm)
dengan nilai KH dan pH. Secara umum dapat dikatakan bahwa CO2 terlarut dalam
akuarium dengan kepadatan sedang akan berada pada selang 1-3 ppm. Untuk
akuarium tanaman ph=6.9, KH=4 dan CO2 =15 ppm merupakan nilai yang ideal.

pH
KH
6 6,2 6,4 6,6 6,8 6,9 7 7,2 7,4 7,6 7,8 8 9
1 40 25 15 10 6 5 4 2 1,5 1 0,5 0 0
2 80 50 30 20 13 10 8 5 3 2 1 0,5 0
3 120 75 50 30 20 15 12 8 5 3 2 1 0
4 160 100 60 40 25 20 15 10 6 4 2,5 2 1,5
5 200 125 80 50 32 25 20 12 8 5 3 2,5 1
7 280 175 110 70 45 35 28 18 11 7 4 3 1,5
10 400 250 160 100 65 50 40 25 16 10 6 4 2
12 480 300 190 120 75 60 50 30 19 12 8 5 3
CO2 (ppm)

Keterangan:

: Kadar CO2 normal pada akuarium tanpa Injeksi CO2


: Selang yang disarankan untuk akuarium tanaman
: Konsentrasi yang membahayakan ikan

29
Salinitas

Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air. Dalam
pengukuran salinitas turut pula diperhitungkan komponen GH dan KH disamping
bahan-bahan terlarut lainnya seperti natrium. Informasi kadar salintas sangat penting
artinya dalam akuairum laut. Sedangkan dalam akuarium air tawar mengetahui
pH,KH dan GH sudah memadai.

Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat jenis (specific gravity), yaitu rasio
antara berat larutan terhadap berat air murni dalam volume yang sama. Rasio ini
dihitung berdasarkan konidisi suhu 15°C. Pengukuran salinitas dalam kehidupan
sehari-hari biasanya menggunakan hydrometer, yang telah dikalibrasikan untuk
digunakan pada suhu kamar.

Salah satu komponen salinitas yang tidak tercakup baik oleh KH dan GH adalah kadar
natrium. Beberapa ikan air tawar dapat menerima (toleran) kehadiran sejumlah kecil
natrium dalam bentuk garam. Bahkan sampai tahap tertentu digunakan sebagak terapi
pengobatan akibat parasit seperti ich. Sedangkan beberapa spesies yang lain sama
sekali tidak toleran terhadap garam. Jenis-jenis ikan tidak bersisik dan corydoras
diketahui sangat sensitif terhadap garam dibandingkan dengan kebanyakan ikan air
tawar lainnya.

Filter

Filter merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyaring benda-benda


tertentu yang tidak dikehendaki dan meloloskan benda lain yang dikehendaki.
Dalam sistem akuarium benda-benda yang tidak dikehendaki tersebut
diantaranya adalah: amonia, bahan padatan, residu organik, dan bahan kimia
lainnya.

Berbeda dengan sistem filter pada umumnya, proses filtrasi atau


penyaringan dalam suatu sistem akuarium lebih rumit. Gambar dibawah
memberikan ilustrasi perbandingan proses filtrasi yang berlaku pada sistem
akuarium dan pada sistem lain yang sangat sederhana seperti misalnya
proses penyaringan air kopi. Prinsip dari proses ini sering diabaikan atau

30
"terlupakan" oleh para akuaris sehingga sering menjadi "ancaman"
kegagalan dalam "mengolah" air akuarium.

Gambar di atas menunjukkan bahwa pada proses filtrasi secara umum selalu terjadi
pemisahan antara air yang akan difilter, sebut saja air kotor, dengan air hasil
saringannya atau hasil filtrasinya (filtrant). Dengan demikian pada sistem tersebut
proses filtrasi dapat dikatakan sebagai proses sekali jalan, artinya proses penyaringan
dikatakan selesai apabila air kotor dalam wadah terpisah tersebut telah habis. Hal ini
sangat berbeda dengan proses filtrasi yang terjadi pada sistem akuarium. Pada
akuarium, air hasil filtrasi atau filtrant dimasukkan kembali ke tempat yang sama,
yaitu ketempat air kotor semula. Oleh karena itu, proses filtrasi pada akuarium
menjadi tidak sederhana dan mau tidak mau akan mengikuti suatu kaidah persamaan
diferential-integral terhadap waktu dalam perhitungannya.

Dengan karakter proses filtrasi seperti tersebut diatas, dalam sistem filter akuarium
dikenal istilah waktu sirkulasi dan waktu "turn over". Waktu sirkulasi adalah waktu
yang diperlukan oleh air akuarium untuk bersirkulasi dalam waktu tertentu. Sebagai

31
contoh apabila kita memiliki akuarium dengan kapasitas 1000 liter, kemudian
dipasang filter dengan pompa berkapasitas 2000 liter/jam. Maka dalam waktu satu
jam air di akuarium tersebut akan bersirkulasi sebanyak: 2000/1000 kali = 2 kali.
Akan tetapi, karena terjadi percampuran antara air semula dengan air hasil filtrasi,
proses sirkulasi ini menjadi semu, karena tidak mencerminkan sirkulasi dari air secara
keseluruhan. Dengan kata lain hal tersebut tidak berarti bahwa air telah mengalami
filtrasi sebanyak 2 kali. Untuk memberikan petunjuk waktu filtrasi digunakan istilah
waktu "turn over", waktu ini menunjukkan waktu yang diperlukan oleh filter untuk
memfilter seluruh air dalam akuarium. Waktu "turn-over" sangat ditentukan oleh
efisiensi filter (kemampuan filter untuk "membersihkan" kotoran).

Berikut adalah beberapa tip yang perlu diperhitungkan sebagai acuan dalam
merancang suatu sistem filter akuarium:

1. Hitung kepadatan ikan dalam akuarium.

2. Perhitungan volume filter (biologi) yang diperlukan:


Persamaan dasar:
waktu retensi = volume filter efektif/debit air(kapasitas pompa)
Waktu retensi adalah waktu yang diperlukan oleh air untuk berada didalam filter agar
dapat diproses secara biologik. Hal ini sangat penting artinya karena tidak jarang
bahwa air dalam filter berjalan terlalu cepat sehingga air tersebut tidak mengalami
proses filtrasi sama sekali, atau boleh dikatakan hanya menumpang lewat saja.
Contoh:
untuk mengetahui berapa volume filter yang dibutuhkan agar diperoleh waktu retensi
10 menit dengan menggunakan pompa 6000 liter/jam, adalah:
<==> waktu retensi = ukuran filter efekif : debit air(kapasitas pompa)
<==>10 menit = ukuran efektif filter : 6000 l/60 menit
<==>ukuran filter efekif = (10 menit) x 6000 liter/60menit = 1000 liter.
Artinya filter tersebut harus mampu manampung air saja (tidak berikut media)
sebanyak 1000liter.
Untuk mendapatkan ukuran filter aktual perlu dikonversi dengan media yang
digunakan.

32
3. Salah satu cara perhitungan faktor konversi.
Masukan media filter biologi (pasir, gravel, batu apung, zeolite, atau bioball) secara
proporsional kedalam wadah yang telah diketahui volumenya (misalkan 1 liter),
tambahkan air secara volumetrik kedalam wadah tersebut, dengan menggunakan gelas
ukur. Hitung jumlah air yang diperlukan sampai air memenuhi wadah tadi (misal 0.4
liter).
Faktor konversi filter= volume wadah : jumlah air.
(pada contoh diatas adalah 1 liter /0.4 liter = 2.5)
Untuk mengetahui volume filter aktual dari volume filter efektif (contoh no.2) adalah
V aktual = V efektif x faktor konversi = 1000 liter x 2.5 = 2500 liter

4. Dapatkah ukuran filter dikurangi dengan cara mengurangi kapasitas pompa (debit)?
Tidak selalu. Karena kapasitas pompa erat kaitannya dengan kebutuhan waktu
sirkulasi dan volume efektif akuarium. "Waktu sirkulasi" adalah waktu yang
diperlukan oleh air akuarium untuk ber"sirkulasi" dalam waktu tertentu.

5. Berapa "waktu sirkulasi" yang diperlukan oleh sebuah akuarium? Pada umumnya
waktu sirkulasi yang dikehendaki adalah 1 - 3 jam.

Contoh:
Berapa volume efektif akuarium yang dapat dilayani oleh pompa dengan kapasitas
(debit) 6000 liter/jam, apabila dikehendaki "waktu sirkulasi"nya adalah 3 jam.
"Waktu sirkulasi" = Volume efektif akuarium: kapasitas pompa
<==> 3 jam = Volume efektif akuairum : 6000 liter/jam
<==> Volume efektif akuarium = 3 jam X 6000 liter/jam = 18000 liter

6. Berapa lama "turnover duration" yang bisa dilakukan oleh sebuah pompa 6000
liter/jam pada akuairum dengan volume efektif 18000 liter, apabila diasumsikan
bahwa efektifitas filter yang digunakan adalah 99.99 persen??

Turn over duration adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah filter untuk memfilter
seluruh air akuarium. Persamaannya adalah:
Turnover duration = koefiseinFilter x volumeAkuarium/Debit(kapasitasPompa)
koefiein Filter dengan efektifitas 99.99 persen adalah 9.2, sehingga Turnover duration

33
= 9.2 x 18000 liter / 6000 liter/jam = 27.6 jam.
Artinya filter tersebut baru selesai memfilter seluruh isi akuarium setelah bekerja
selama 27.6 jam. "Turnover duration" yang dikehendaki biasanya berkisar antara 10-
12 jam. Untuk mencapai angka ini, maka perlu dilakukan perubahan terhadap
kapasitas pompa dan volume filter.

Yang perlu diperhatikan adalah "Turnover duration" berbeda dengan "waktu


sirkulasi". Beberapa orang lebih suka menggunakan parameter "turnover duration"
sebagai acuan dibandingkan dengan "waktu sirkulasi".

7. Setiap 1 kg pakan yang diberikan akan menghasilkan kurang lebih 37 gram amonia.
Apabila dalam akuarium dengan volume 18000 liter diberikan pakan sebanyak 200 g
perhari, dan jika diasumsikan tidak terjadi filtrasi amonia, maka dalam sehari air
akuarium tersebut mengandung 7.4 gram amonia. atau 7400 mg / 18.000 liter amonia
= 0.41 ppm amonia. (Tingkat amonia yang aman adalah dibawah 0.01 ppm).

8. Bagaimana cara meningkatkan tekanan head pompa?


Pasang beberapa pompa secara seri. Meskipun demikian perlu diperhatikan kekuatan
(daya tahan) dari seal pompa ybs, terutama ring O, sebelum dilakukan pemasangan
secara seri. Peningkatan tekanan sering diinginkan agar dapat menaikkan air ke
tempat yang lebih tinggi (untuk keperluan air terjun).

Contoh. Dua pompa dengan tekanan head masing-masing 8psi dipasang secara serial.
Berapa tekanan output pompa tersebut (pompa2) apabila tekanan input (pada pompa
1) adalah 5 psi. Tekanan output pada pompa 2 = 5 + 8 + 8 = 21 psi.

9. Bagaimana cara meningkatkan kapasitas pompa?


Pasang beberapa pompa secara paralel. Pemasangan dua (atau lebih) pompa secara
paralel merupakan solusi yang baik untuk meningkatkan kapasitas pompa,
dibandingkan dengan membeli satu buah pompa dengan kapasitas besar. Terutama
untuk menghindari resiko kegagalan fungsi akuarium akibat pompa rusak.

10. Tekanan pompa pada umumnya dinyatakan dalam tekanan head pada ketinggian 1
kaki. Oleh karena itu akan terjadi penurunan efisiensi pompa apabila digunakan untuk

34
menaikan air lebih dari satu kaki. Beberapa pabrik menyertakan kurva hubungan debit
dengan ketinggian, untuk memberikan gambaran performance pompa. Meskipun
demikian perlu diperhatikan bahwa performance pompa aktual ditentukan oleh cara
penginstalasian.

Pemberian Makan

Pemberian makan yang tepat berarti juga pemberian makan dalam jumlah yang tepat.
Salah satu sebab terjadinya keracunan atau polusi pada akuarium adalah akibat
pemberian pakan yang berlebih. Pakan ikan yang tidak termakan dapat menyebabkan
jumlah bakteri pembusuk meningkat, sehingga dapat menyita cadangan oksigen pada
akuarium dan menyebabkan ikan kekurangan oksigen.

Pemberian pakan yang tepat, dapat diawali dengan memberian pakan dalam jumlah
yang sedikit terlebih dahulu, selanjutnya amati seberapa banyak dan seberapa cepat
pakan tersebut dapat dihabiskan oleh ikan. Secara umum dikatakan jangan
memberikan pakan lebih banyak dari jumlah yang dapat dihabiskan ikan dalam waktu
3 menit. Amati nafsu makan mereka, apabila ternyata masih menunjukkan nafsu
makan yang tinggi, bisa ditambahkan lagi tapi dalam jumlah sedikit. Pemberian
pakan hendaknya dihentikan sesaat sebelum ikan kehilangan ketertarikannya pada
pakan yang diberikan.

Nafsu makan ikan bervariasi dari hari ke hari, oleh karena itu, pemberian makan
hendaknya dilakukan sedikit demi sedikit. Kebanyakan ikan akan merasa kenyang
setelah makan selama 5 sampai 10 menit.

Beberapa ikan bisa tampak susah makan. Ikan baru biasanya tidak akan mau makan
selama beberapa hari, sedangkan ikan sakit bisa tidak akan mau makan sama sekali.
Berapa ikan cenderung pemalu sehingga kerap tidak bisa bersaing dengan ikan
lainnya dalam mendapatkan pakan.

Ikan baru dan sehat yang tidak mau makan bisa disebabkan karena mengalami shock,
tidak suka pada makanan yang diberikan, atau tidak tahu (belum mengenal) bahwa
yang diberikan adalah makanan. Apabila kita memberi makan dengan jenis pakan

35
bervariasi, maka setidaknya kita akan dapat mengetahui pakan mana yang lebih
disukai oleh ikan yang diperlihara.

Ikan yang "pemberani" biasanya akan mengkonsumsi (merebut) nyaris semua pakan
dari "si pemalu". Oleh karena itu, untuk menghindari ketidakseimbangan ini,
pertama beri makanlah ikan "pemberani" itu terlebih dahulu dengan pakan
favoritnya. Sambil memberi makan, perhatikan bagaimana ikan yang lain bisa
berebut makanan dari ikan "pemberani" ini. Setelah si "pemberani" kenyang barulah
beri makan ikan "pemalu" dengan pakan favoritnya. Apabila ikan anda betul-betul
sangat pemalu, berikan pakan langsung di hadapan mereka, atau pisahkan ikan
"pemberani" dengan ikan "pemalu" dengan partisi kaca.

Ikan Malam

Apabila ada sebagian dari ikan yang dipelihara bersama dalam sebuah tank adalah
ikan malam, yaitu ikan yang mencari makannya di malam hari, maka bisa terjadi
bahwa tidak akan ada lagi pakan yang tersisa bagi mereka di malam hari. Untuk itu,
tambahkan sedikit pakan favorit untuk ikan tersebut sesaat sebelum lampu akuarium
dimatikan. Pada pagi harinya periksa, apakah pakan tersebut telah dikonsumsi atau
tidak.

Pemberian Pakan di Musim Liburan

Merawat ikan pada musim liburan merupakan masalah tersendiri bagi para hobiis ikan
hias. Karena pada periode demikian banyak para akuaris yang ingin bepergian ke luar
kota dan terpaksa harus meninggalkan ikannya untuk sementara waktu. Secara
umum, apabila kita meninggalkan ikan selama 2-3 hari maka ikan akan aman-aman
saja tanpa diberi makan. Lebih lama dari itu ikan akan mulai kelaparan sehingga
ikan-ikan yang agresif sudah akan mulai memangsa teman se-akuariumnya yang
lebih kecil.

Tidak banyak pilihan yang dapat dilakukan pada saat ikan ditinggal bepergian, dan
hal tersebut juga akan tergantung pada jenis ikannya. Apabila ikan mau memakan
flake atau pellet, maka sebuah alat pensuplai pakan otomatis akan bisa membantu.
Alat ini diset sedemikian rupa sehinggga pakan akan jatuh ke dalam akuarium pada

36
periode tertentu. Apabila ikannya adalah ikan herbivora bisa diberikan tanaman air
murah (atau diambil dari alam), yang akan mereka makan pada saat kelaparan.
Apabila ikan hanya mau mengkonsumsi pakan hidup, maka mau tidak mau, harus ada
orang yang bisa menggantikan anda, menitipkan pada toko ikan, atau
meng"kost"kannya pada tempat penitipan ikan.

Apabila dititipkan pada orang lain, jangan lupa berikan informasi selengkapnya
mengenai tatacara perawatan ikan yang bersangkutan, dan hal-hal lain yang
diperlukan. Jangan lupa pula beritahu bagaimana cara mengontak anda atau orang
lain yang dapat dihubungi apabila nanti terjadi hal-hal yang bersifat darurat.

Ringkasan Cara Pemberian Makan:

Pada awalnya beri pakan dalam jumlah sedikit untuk mengetahui tingkat kelaparan
ikan yang bersangkutan. Beri jenis pakan yang sesuai dan bervariasi. Berikan pakan
dua kali sehari. Beri makan ikan "pemberani" terlebih dahulu, dan apabila diperlukan
beri makan ikan yang makannya susah secara terpisah. "Cair"kan pakan beku dengan
segelas air akuarium, kemudian baru berikan pada ikan. Jangan belikan flake
langsung dari tempatnya, tapi ambilah sejumput dengan jari lalu letakkan dalam
akuarium. Bersihkan atau jaring dan buang pakan ikan yang tersisa di akuarium.

Scleropages formosus

photo: Tursinah

37
Scleropages formosus

Scleropages jardinii

Scleropages leichardti

photo: Mieng

Osteoglossum bicirrhosum

JJPhoto

38

Anda mungkin juga menyukai