Tugas Final Pelabuhan
Tugas Final Pelabuhan
TUGAS FINAL
“RESUME”
DI
OLEH:
A1
BAB 1. Pendahuluan
1.1. Sejarah Perkembangan Pelabuhan
1.2. Pengertian Pelabuhan
1.3. Fungsi dari pelabuhan
1.4. Peranan Transportasi Laut
1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pelabuhan
1.6. Perkembangan Pelabuhan Indonesia
1.7. Macam – macam Pelabuhan
1.8. Kapal
6
banyak sebab seperti jatuhnya kekaisaran Romawi, bencana alam (gempa bumi,
banjir dan sebagainya). Kurangnya perawatan maka, akibatnya banyak
bangunan-bangunan pelabuhan yang hancur atau lenyap.
Mulai abad ke XVIII perhatian dalam pekerjaan-pekerjaan pelabuhan
muncul kembali berkenaan dengan keinginan dari bangsa-bangsa didunia untuk
menjelajah lautan serta pencarian jalur perdagangan dan pencarian tanah-
tanah dan daerah baru dalam memperluas imperiumnya. Perluasan koloni oleh
Kerajaan Inggris, Spanyol, Protugis, Belanda dan lainnya, semuanya ini
mempunyai andil dalam perkembangan pelabuhan apalagi setelah
ditemukannya mesin uap, kapal tidak lagi digerakkan oleh layar tetapi sudah
digerakkan oleh mesin uap.
Dari mulai saat itu pekerjaan konstruksi pelabuhan berkembang pesat.
Jumlah kapal-kapal bertambah pesat, kebutuhan akan fasilitas untuk kapal yang
berlabuh menjadi jelas kelihatan sehingga fasilitas-fasilitas pelabuhan menjadi
perlu.
Perkembangan pelabuhan lebih meningkat lagi setelah adanya
pelabuhan bebas free port, baunded ware hauses) yang merupakan indikasi
bahwa pelabuhan merupakan suatu unit dalam sistem ekonomi secara
keseluruhan dan tidak dapat dipisahkan dengan kondisi ekonomi daerah yang
dilayani oleh pelabuhan tersebut. Peningkatan perkembangan perdagangan
dunia yang cepat mengakibatkan banyak prasarana harus disesuaikan untuk
memberikan pelayanan pelabuhan yang lebih baik yang berakibat pada biaya
atau investasi yang besar.
Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pada tahun 1920 ada 500 pelabuhan,
tapi sekarang justru berkurang dan sekarang terdapat 336 pelabuhan yang
disinggahi oleh kapal-kapal secara regular yang terdiri atas :
- Pelabuhan laut 51 buah,
- Pelabuhan pantai yang terbuka untuk ekspor impor 38 buah,
- Pelabuhan pantai umum 164 buah,
- Pelabuhan pantai khusus 67 buah,
- Pelabuhan khusus 16 buah.
Berarti pelabuhan adalah suatu daerah perairan yang tertutup dan juga
terlindung dari alam (angin topan, badai) sehingga kapal-kapal dapat berlabuh
dengan aman, nyaman dan lancar untuk bongkar muat barang, penumpang,
pengisian bahan bakar, perbaikan kapal dan sebagainya.
Pelabuhan dalam arti yang luas adalah merupakan gerbang tempat
berpindahnya angkutan darat ke laut, angkutan laut ke darat, arus terminal dari
angkutan laut ke laut. Sebagai terminal: harus menyediakan tempat berlabuh,
menyediakan tempat menyimpan barang, menyediakan peralatan
pengangkatan/pengangkutan.
Selanjutnya menurut peraturan pemerintah nomor 11 tahun 1983,
pelabuhan adalah tempat berlabuh dan/atau tempat bertambatnya kapal laut
serta kendaraan lainnya, menaikan dan menurunkan penumpang, bongkar
muat barang dan hewan serta merupakan daerah lingkungan kerja kegiatan
ekonomi.
Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian pelabuhan mencangkup
pengertian sebagai prasarana dan sistem, yaitu pelabuhan adalah suatu
lingkungan kerja terdiri dari area daratan dan perairan yang dilengkapi dengan
fasilitas tempat berlabuh dan bertambatnya kapal, untuk terselenggaranya
bongkar muat serta turun naiknya penumpang, dari suatu moda transportasi
laut (kapal) ke moda transportasi lainnya atau sebaliknya.
b. Pelabuhan Minyak
Untuk keamanan. pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari
keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau
pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar. melainkan
cukup membuat jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut
untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan
dengan pipa pipa dan pompa-pompa.
c. Pelabuhan Barang
Di pelabuhan ini terjadi perpindahan moda transportasi, yaitu dari
angkutan laut ke angkutan darat dan sebaliknya. Barang di bongkar dari kapal
dan diturunkandi dermaga. Selanjutnya barang tersebut diangkut langsung
dengan menggunakan truk atau kereta api kc tempat tujuan. atau disimpan di
gudang atau lapangan penumpukan terbuka sebelum di kirim ke tempat tujuan.
Demikian pula sebaliknya, barang-barang dari pengirim ditempatkan di gudang
atau lapangan penumpukan sebelum dimuat ke kapal dan diangkut ke pelabuhan
tujuan.
d. Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan/tenninal penumpang digunakan oleh orang-orang yang
bepergian dengan menggunakan kapal penumpang. Terminal penumpang
dilengkapi dengan stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang
berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti ruang tunggu,
kantor maskapai pelayaran, tempat penjualan tiket, mushala, toilet, kantor
imigrasi, kantor bea cukai, keamanan, direksi pelabuhan, dan sebagainya.
Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang
barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk keluarnya penumpang dan
barang, sebaiknya jalan masuk/keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas
dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang
melalui dennaga. Pada pela- buhan dengan tinggi pasang surut besar, dibuat
jembatan apung yang digunakan oleh penumpang untuk masuk ke kapal dan
sebaliknya.
e. Pelabuhan Campuran
Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang
dan barang, sedang untuk keperluan minyak dan ikan bia- sanya tetap terpisah.
Tetapi bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluan
untuk bongkar muat minyak juga menggunakan dermaga atau jembatan yang
sama guna keperluan barang dan penumpang. Pada dennaga dan jembatan juga
diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak.
f. Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk
memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan
cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan
pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada
pelabuhan barang letak/kegunaan bangunan harus seiñsien mungkin, sedang
pada pelabuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang
letaknya agak berjauhan.
1.8. Kapal
3. Kapal Ro / Ro
Kapal Ro hampir sama dengan feri, mereka harus memiliki fasilitas
untuk mendorong kargo dan menghentikan kapal. Berlawanan dengan feri, yang
biasanya berlayar pada rute pendek saja, jenis kapal ini melayani rute yang
longgar.
Jenis kapal Ro / Ro pertama umumnya memiliki jalan di buritan kapal.
Ketika di dalam kapal kemudian ditarik ke posisi vertikal dan di pelabuhan
kemudian diturunkan ke dermaga. Kerugian dari jenis ramp ini adalah,
dibutuhkan tempat khusus di pelabuhan atau bahkan diperlukan konstruksi
dermaga khusus.
BAB II
BEBERAPA TINJAUAN DALAM PERENCANAAN PELABUHAN
3.1 Umum
Perencanaan pelabuhan harus memperhatikan berbagai faktor yang
akan berpengaruh pada bangunan-bangunan pelabuhan dan kapal-kapal yang
berlabuh. Ada tiga faktor yang harus diperhitungkan yaitu angin, pasang
surut dan gelombang. Pengetahuan tentang angin sangat penting karena angin
menimbulkan arus dan gelombang dan angin dapat menimbulkan tekanan
pada kapal dan bangunan pelabuhan. Pasang surut sangat penting dalam
menentukan dimensi bangunan pelabuhan seperti pemecah gelombang,
dermaga, penampung penambat, kedalaman alur pelayaran dan perairan
pelabuhan dan sebagainya.
Elevasi puncak bangunan didasarkan pada elevasi muka air pasang,
sedangkan kedalaman alur dan perairan pelabuhan berdasar muka air surut.
Elevasi muka air rencana ditetapkan berdasarkan pengukuran pasang surut
dalam periode waktu yang panjang.
…………………………………………………………………….(3.1)
Keterangan:
P = Tekanan angin
V = Kecepatan angin
3.4.1 Pengertian
Kedalaman perairan merupakan petunjuk keberadaan parameter
oseanografi. Intensitas cahaya matahari akan berkurang secara cepat dan
akan menghilang pada kedalaman tertentu, begitu pula temperatur dan
kandungan oksigen terlarut semakin berkurang pada kedalaman tertentu
sampai dasar perairan. Jadi kadar oksigen terlarut sangat berkaitan juga
dengan variabel kedalaman suatu perairan atau kolam. Fitoplankton dalam
melakukan fotosintesis membutuhkan cahaya matahari. Penyinaran cahaya
matahari akan berkurang secara cepat dengan makin tingginya kedalaman. Ini
sebabnya fitoplankton sebagai produsen primer hanya dapat didapat di
suatu daerah atau kedalaman dimana sinar matahari dapat menembus pada
badan perairan.
Dalam konsep dan teori mengenai pasang surut air laut yang telah
dikemukakan di atas, kita mengetahui bahwa terjadinya pasang surut air
laut karena pengaruh oleh gaya gravitasi serta gaya tarik menarik benda- benda
langit. Namun, untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyebabnya, alangkah
baiknya apabila kita mengupasnya lebih dalam karena pada kenyataannya
juga ada beberapa faktor yang turut menyebabkan terjadinya pasang surut
air laut ini. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut air laut
menurut teori keseimbangan, pasang surut air laut dipengaruhi oleh:
1. Rotasi Bumi pada sumbunya Rotasi Bumi menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut menurut teori
keseimbangan. Rotasi bumi merupakan peristiwa berputarnya bumi
pada porosnya atau sumbunya. Ketika Bumi berputar, maka waktu
dimana posisi suatu wilayah laut menghadap bulan, dan ada
waktu dimana posisi menghadap matahari. Air laut akan bertemu
dengan bulan pada waktu malam hari. oleh karena sebelumnya
sudah dikatakan bahwasannya gaya tarik bulan lebih besar dua kali
lipat daripada gaya tarik matahari, maka tidak heran apabila banya air
laut mengalami pasang ketika malam hari.
2. Revolusi Bumi terhadap matahari Menurut teori keseimbangan,
faktor selanjutnya ynag mempengaruhi terjadinya pasang surut air
laut adalah adanya peristiwa revolusi bumi terhadap bulan.
Revolusi merupakan peristiwa berputarnya benda langit
mengelilingi benda langit lainnya yang menjadi pusatnya. Salah
satu benda yang melakukan revolusi adalah planet, termasuk bumi.
Planet- planet melakuka revolusi terhadap matahari yang
merupakan pusat dari tata surya. Dengan adanya revolusi ini maka
kita bisa mempunyai tahun. Revolusi bumi terhadap matahari menjadi
salah satu faktor penyebab pasang surut air laut karena ada
masanya bumi dekat dengan matahari dan adakalanya bumi jauh
dari matahari. Hal ini salah satunya karena lintasan atau orbit bumi
berbentuk oval.
3. Revolusi bulan terhadap matahari Jika sebelumnya adalah revolusi
bumi terhadap matahari, maka faktor penyebab pasang surut yang
lainnya adalah revolusi bulan terhadap matahari. Bulan yang
merupakan satelit alam dari bumi, ternyata mempunyai revolusi
ganda, yakni dengan bumi dan juga dengan matahari. Ketika
mengalami revolusi bersama- sama dengan Bumi, maka ada satu
kemungkinan dimana matahari dan bulan berada dalam satu titik
yang berdekatan. Dengan demikian kekuatan gaya tarik keduanya
akan bergabung dan dapat menarik permukaan air laut daripada
kondisi yang biasanya.
Hasil dari sedimentasi ini dapat berupa batuan breksi dan batuan
konglomerat yang terendapkan tidak jauh dari sumbernya, batu pasir yang
terendapkan lebih jauh dari batu breksi dan batuan konglomerat, serta
lempung yang terendapkan jauh dari sumbernya.
- Class A, batu dipilih dari quarry, beratnya tidak boleh kurang dari 1
ton dan paling sedikit 95% beratnya 10 ton atau lebih.
- Class B, batu dari quarry yang beratnya 20 lb tidak boleh lebih dari
25 % dan yang beratnya 1 ton paling sedikit 40 %
- Class C, bahannya biasanya dari sisa-sisa yang tidak bisa dipakai
pada Class A atau B atau bisa juga berasal dari hasil pengerukan
pelabuhan.
2. Fender karet
Displacement kapal:
W = Cb.L.B.D.j.......................................................................................(6.2)
Keterangan :
Cb = block coefficient (0,65-0,75)
B = lebar kapal (m)
L = panjang kapal (m)
D = draft maksimum kapal (m)
j = berat volume air laut (1,03 t/m3)
W = displacement kapal (ton)
Energy yang akan diserap oleh system fender dan dermaga biasanya
diambil menjadi 1/2E, diasumsikan setengah diserap oleh kapal dan air karena
rotasi pusat massa dari kapal sekitar titik kontak dari haluan dengan fender dan
diasumsikan pada titik seperempat dari panjang kapal.
Beberapa pihak menyarankan harus mempertimbangkan efek dari
gumpalan air laut yang bergerak bersama dengan kapal bergerak. Berat air
tersebut merupakan berat tambahan yang harus ditambahkan dengan berat kapal.
Berat tambahan tersebut dapat didekati dengan menyamakan dengan berat
gumpalan silinder air sepanjang kapal dan diameter sama dengan draft kapal.
W = /4 D2 L ……………………………………………………...(6.3)
Keterangan:
= kepadatan air laut (0,0287 long ton/cu ft)
6.6 Bolder
Gaya tarik kapal (mooring force) ditentukan berdasarkan pengaruh gaya
akibat angin dan arus yang bekerja pada kapal yang sedang bertambat alat
tambat untuk menahan tarikan kapal disebut bolder. Sehingga kapasitas bolder
cukup ditentukan atas dasar kecepatan angin dan arus maksimum yang diijinkan
sehubungan dengan manuver dan bertambat yang moderat bagi kapal, sebagai
berikut:
1. Angin, Vmaximum: 40 knot = 20,63 m/detik
2. Arus Vmaksimum 3 knot = 1,547 m/detik.
7.1 Pendahuluan
Muatan yang diangkut kapal dapat dibedakan menjadi barang umum
(general cargo), barang curah (bulk cargo), dan peti kemas (container cargo).
Barang umum terdiridari barang satuan seperti mobil, mesin-mesin, material yang
ditempatkan dalam bungkus, koper, karung atau peti. Barang- barang ini
memerlukan perlakuan khusus dalam pengangkutannya untuk menghindari
kerusakan. Barang curah terdiri dari barang lepas dan barang tidak
dibungkus/dikemas, yang dapat dituangkan atau dipompa ke dalam/dari kapal.
Barang ini dapat berupa biji-bijian (beras, jagung, gandum, dsb), butiran atau batu
bara; atau bisa juga berbentuk cairan seperti minyak. Karena angkutan barang
curah dapat dilakukan dengan lebih cepat dan biaya lebih murah daripada barang
alam bentuk kemasan, maka diangkut dalam bentuk lepas. Sebagai contoh adalah
pengangkutan semen, gula, beras, jagung, dan sebagainya. Peti kemas adalah peti
besar yang di dalamnya diisi barang. Biasanya peti kemas diangku dengan kapal
khusus yang disebut dengan kapal peti kemas, sedangkan di darat diangkut
dengan truk triler dan kereta api.
Penanganan muatan di pelabuhan dilakukan di terminal pengapalan yang
disesuaikan dengan jenis muatan yang diangkut. Terminal merupakan tempat
untuk pemindahan muatan di antara sistem pengangkutan yang berbeda yaitu dari
angkutan darat ke angkutan laut dan sebaliknya. Masing-masing terminak
mempunyai bentuk dan fasilitas berbeda. Terminal barang umum (general cargo
terminal) harus mempunyai peralatan bongkar muat berbagai bentuk barang yang
berbeda. Terminal barang curah biasanya direncanakan untuk tunggal guna; dan
mempunyai peralatan bongkar muat untuk muatan curah. Demikian juga terminal
peti kemas yang khusus menangani muatan yang dimasukkan dalam peti kemas,
mempunyai peralatan untuk bongkar muat peti kemas.
Tidak semua pelabuhan mempunyai peralatan bongkar muat yang berada
di dermaga. Beberapa pelabuhan yang relatif kecil seperti Pelabuhan Gorontal,
Tanjung Intan (Cilacap), Tarakan dan beberapa pelabuhan lainnya, bongkar muat
barang dari kapal ke dermaga dan sebaliknya dilakukan dengan menggunakan
(crane) kapal.
A= ................................................................................... (7.1)
Keterangan:
A : Luas gudang (m2)
T : Throughput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun, ton)
TrT : Transit time/dwelling time (waktu transit, hari)
Sf : Stroage factor (rata-rata volume untuk setiap satuan berat komoditi,
m3/ton; misalkan tiap 1 m3 muatan mempunyai berat 1,5 ton; berarti
Sf = 1/1,5 = 0,6667)
Sth : Stacking height (tinggi tumpukan muatan, m)
BS : Broken stwage of cargo (volume ruang yang hilang diantara tumpukan
muatan dan ruangan yang diperlukan untuk lalu lintas alat pengangkut
seperti forklift atau peralatan lain untuk menyortir, menumpuk dan
memindahkan muatan, %)
365 : Jumlah hari dalam setahun
3. Gudang
Gudang (warehouse) digunakan untuk menyimpan barang dalam waktu lama.
Gudang ini dibuat agak jauh dari dermaga. Hal ini mengingat beberapa hal berikut
ini.
3.1. Ruangan yang tersedia di dermaga biasanya terbatas dan hanya digunakan
untuk keperluan bongkar muat dari dan atau ke kapal
3.2. Pengoperasian gudang laut sangat berbeda dengan gudang. Gudang laut
memerlukan gang yang lebih besar untuk penanganan secara cepat barang-
barang dengan menggunakan peralatan pengangkut (fork lift, dsb)
3.3. Dari tinjauan ekonomis pembuatan gudang di dermaga tidak menguntungkan,
mengingat konstruksi gudang lebih berat dari gudang laut, sementara kondisi
tanah di daerah tersebut kurang baik sehingga diperlukan fondasi
tiangpancang yang mahal.
3. Terminal minyak
Bongkar muat minyak dilakukan dengan tenaga pompa melalui pipa yang
dipasang pada jetty (jembatan) dan menghubungkan kapal dengan tangki
penyimpanan. Pada umumnya fasilitas penambatan berupa jetty menjorok ke laut
yang dilengkapi dengan dolphin penahan dan dolphin penambat. Tangki yang
digunakan terbuat dari baja yang dibangun di atas tanah atau di bawah laut.
Untuk kapal tangker raksasa yang mempunyai draft besar sehingga tidak bisa
masuk ke pelabuhan yang ada, maka penambatan dilakukan di lepas pantai.
Bongkar muat muatan dilakukan dengan menggunakan pipa bawah laut, atau
dengan memindahkan muatan ke dalam kapal yang lebih kecil dan kemudian
membawanya ke pelabuhan.
5. Menara pengawas
Menara pengawas digunakan untuk melakukan pengawasan di semua tempat
dan mengatur serta mengarahkan semua kegiatan di terminal,seperti
pengoperasian peralatan dan pemberitahuan arah penyimpanan dan penempatan
peti kemas.
6. Bengkel pemeliharaan
Mekanisasi kegiatan bongkar muat muatan di terminal peti kemas
menyebabkan dibutuhkannya perawatan dan reparasi peralatan yang digunakan
dan juga untuk memperbaiki peti kemas kosong yang akan digunakan lagi.
Kegiatan tersebut dilakukan di bengkel perawatan. Sebelum peti kemas kosong,
biasanya dilakukan pemeriksaan apakah ada kerusakan. Apabila ada kerusakan
maka dilakukan perbaikan sehingga peti kemas siap dipakai sewaktu-waktu.
Bengkel pemeliharaan ini ditempatkan dekat dengan container yard untuk peti
kemas kosong.
7. Fasilitas lain
Di dalam terminal peti kemas diperlukan pula beberapa fasilitas umum
lainnya seperti jalan masuk, bangunan perkantoran, tempat parkir, sumber tenaga
listrik untuk peti kemas khusus berpendingin, suplai bahan bakar, suplai air tawar,
penerangan untuk pekerjaan pada malam hari dan keamanan, peralatan untuk
membersihkan peti kemas kosong dan peralatan bongkar muat, listrik tegangan
tinggi untuk mengoperasikan kran.
Gambar 7.9 Tata letak peti kemas sistem fork lift truck
Gambar 7.10 Penyimpanan peti kemas di container yard dengan sistem sraddle
carrier.
Keterangan:
AT : luas total terminal peti kemas
APK : luas lapangan penumpukan peti kemas, dengan luasan sekitar 50-75%
dari luas total
ACFS : luas container freight stasion, sekitar 10-30% luas total
APKK : luas lapangan penumpukan peti kemas kosong, sekitar 10-20% luas
total
AFPP : luas fasilitas jalan masuk, bangunan kantor, tempat parkir,dsb; sekitar
5-15% luas total
Keterangan:
T : arus peti kemas per tahun (box,TEUs), 1 TEUS = 29 mᶾ, dan 1 box =
1,7 TEUs
AT : luas lapangan penumpukan peti kemas yang diperlukan (m²)
D : dwelling time atau jumlah hari rerata peti kemas tersimpan di lapangan
penumpukan. Apabila tidak ada informasi, bisa digunakan 7 hari untuk
peti kemas import dan 5 hari untuk peti kemas eksport. Untuk peti
kemas kosong waktu peyimpanan adalah 20 hari.
ATEU : luasan yang diperlukan untuk satu TEU yang tergantung pada sistem
penanganan peti kemas dan jumlah tumpukan peti kemas di lapangan
penumpukan, seperti diberikan dalam Tabel 7.1.
BS : broken stwage (luasan yang hilang karena adanya jalan atau jarak antara
peti kemas di lapangan penumpukan, yang tergantung pada system
penanganan peti kemas, nilainya sekitar 25-50%.
Tabel 7.1 Luasan diperlukan per TEU
Jadi total waktu diperlukan dari menurunkan peti kemas dari tractor trailer
sampai menyusun di container yard adalah 105 detik.
Produktifitas RTG : V = 3600/105 = 34 box/RTG/jam
Produktifitas dari peralatan lain, seperti straddle carrier,head truck dan
chassis, top loader, fork lift, side loader dapat dihitung dengan cara yang sama.
Dengan demikian akan dapat diketahui kinerja dari terminal peti kemas dan
selanjutnya apabila diketahui arus barang dan kapal yang dilayani akan dapat
dihitung kebutuhan fasilitas yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
95