KAJIAN 1
PENGANTAR KOMUNIKASI
Objectives
1. Mendefinisikan Komunikasi
2. Memaparkan Proses dan Elemen-Elemen Komunikasi
3. Membahas Tujuan Komunikasi
4. Membahas Fungsi Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Tahun 1967 Paul Watzlawick, seorang teoris dan filosof komunikasi berdarah Austria-
Amerika, membuat lima aksioma yang cukup berpengaruh dalam studi komunikasi. Pada aksioma
pertamanya Watzlawick (Watzlawick, 1967) menyatakan, “One cannot not communicate.” Tidak ada
seorang pun yang tidak berkomunikasi, kata Watzlawick. Mustahil ada manusia yang tidak
Jika selama ini kebanyakan orang menganggap bahwa yang dimaksud dengan
komunikasi hanyalah “berbicara” atau “bercakap-cakap,” maka arti sesungguhnya lebih dari itu.
Memahami pengertian komunikasi merupakan langkah awal yang perlu dilakukan bagi para
Menurut Harold Lasswell, seperti dikutip Rayudaswati Budi (Budi, 2010), komunikasi
adalah siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa dan dengan akibat apa.
Banyak pakar yang mengatakan definisi Lasswell ini terlalu umum dan bersifat satu arah. Namun
demikian, dari banyaknya kritik yang dialamatkan kepada Lasswell, definisi Lasswell ini
kemudian hari banyak dikutip oleh para peneliti dan akademisi dan menobatkan definisi tersebut
Terdapat lima elemen penting pada definisi Lasswell di atas, yaitu komunikator (orang
yang menyampaikan pesan), pesan (sesuatu yang disampaikan oleh komunikator), media
komunikan (orang yang menerima pesan) dan efek (dampak dari disampaikannya pesan oleh
Tabel 1
Komponen Komunikasi Lasswell
Meskipun pada definisi Lasswell terdapat kalimat “mengatakan apa,” namun itu tidak
“pesan apa yang disampaikan.” Oleh karena itu pesan dalam konteks ini mencakup setiap tanda,
simbol, maupun informasi yang diproduksi, ditafsirkan dan disampaikan dalam proses
komunikasi. Dengan kata lain, ketika seseorang mengatakan “Tidak!” maka itu adalah pesan;
namun ketika dia hanya menggelengkan kepala, itu pun pesan. Kedua-duanya memiliki makna
yang sama.
Julia T. Wood (Wood, 2006), mendefinisikan komunikasi sebagai sebuah proses sistemik
Definisi yang diberikan Wood itu mengandung beberapa unsur kunci, yakni; Pertama,
komunikasi adalah proses. Proses yang terjadi dalam komunikasi akan berlangsung terus
menerus secara berkesinambungan. Kedua, sistemik yang memiliki makna bahwa komunikasi
terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, pada saat
berlangsungnya komunikasi maupun masa sebelumnya. Ketiga, simbol mewakili suatu entitas,
bahasa atau tindakan tertentu yang tidak menutup kemungkinan untuk bisa diartikan secara
berbeda-beda. Keempat, makna merupakan suatu arti yang bukan saja terdapat dalam kata-kata
Menurut Brent D. Ruben, dalam Jorge R. Schement and Brent D. Ruben (Schement and
Ruben, 1993) komunikasi adalah proses dimana individu menciptakan, mentransmisikan dan
Pada definisi Ruben ini komunikasi ditekankan pada proses; dan proses komunikasi
Definisi dari Ruben menunjukan keterpengaruhan pendekatan sistem, dimana interaksi dianggap
Menurut Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss (Littlejohn and Foss, 2008)
Dalam pandangan Littlejohn dan Foss di atas, konteks “sikap” individu dalam kegiatan
komunikasi merupakan unsur penting. Dan sebagai konsekuensinya, studi komunikasi dalam
pandangan Littlejohn dan Foss melibatkan banyak metode, dari ilmu scientific hingga
humanistic.
Littlejohn dan Foss mengatakan terdapat tiga level perbedaan konseptual pada
komunikasi.
Pertama, level observasi atau abstraksi. Pada level ini ditemukan perbedaan-perbedaan
bahwa di satu sisi komunikasi didefinisikan secara luas dan inklusif, tapi di sisi lain didefinisikan
secara restriktif. Sebagai contohnya adalah definisi komunikasi sebagai “proses yang
menghubungkan bagian-bagian yang terputus dalam keseharian manusia dari satu orang ke orang
lain,” merupakan definisi yang luas. Di lain pihak komunikasi didefinisikan sebagai “sebuah
sistem (seperti telephone atau telegraf) untuk mengkomunikasikan informasi dan pesan-pesan,”
Kedua, level tujuan (intentionality). Pada level ini beberapa definisi melibatkan hanya
penyampaian pesan dalam konteks pengiriman dan penerimaan; Di lain pihak terdapat definisi
Ketiga, level normative judgement. Pada level ini beberapa definisi melibatkan
kesuksesan, efektivitas dan akurasi; sementara definisi lain tidak melibatkan pembenaran hal-hal
demikian. Untuk yang pertama contohnya adalah definisi komunikasi merupakan “pertukaran
verbal dari pikiran atau gagasan-gagasan.” Pada definisi ini diasumsikan bahwa pikiran atau
gagasan berhasil dipertukarkan dalam komunikasi. Untuk yang kedua contohnya adalah definisi
Menurut John Fiske (Fiske, 1990), komunikasi terdiri dari dua arus pemikiran utama;
Hal ini terkait pada bagaimana komunikator dan komunikan melakukan “encode” dan “decode”,
serta bagaimana komunikator menggunakan saluran dan media komunikasi. Konsepsi ini
tingkah laku atau pikiran orang lain. Kedua, komunikasi dianggap sebagai penciptaan dan
pertukaran makna-makna (production and exchange of meanings). Hal ini terkait bagaimana
pesan atau teks berinteraksi dengan manusia dalam rangka membuat makna; ini sangat berkaitan
dengan peran teks di dalam budaya manusia. Bagi aliran pemikiran ini, komunikasi dianggap
Bagi McBride, seperti dikutip Eko Harry Susanto (Susanto, 2010) komunikasi tidak
hanya diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan, tetapi sebagai kegiatan individu atau
kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide; maka fungsinya dalam sistem sosial
Carl I. Hovland, seperti dikutip Onong Uchjana Effendy (Effendy, 1999), membuat dua
definisi berbeda mengenai ilmu komunikasi dan komunikasi. Menurut Hovland, ilmu komunikasi
adalah upaya sistematis untuk merumuskan asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap. Sementara komunikasi didefinisikan sebagai the process to modify the
behavior of other individuals (proses untuk mengubah tingkah laku orang lain).
Definisi dari Hovland mengandung arti bahwa komunikasi bukan saja proses
penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan opini publik dan sikap publik, yang dalam
Sebagai sebuah kesimpulan, yang dimaksud dengan komunikasi adalah proses atau
keseluruhan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam upaya menyampaikan atau menyebarkan
pesan kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu, yang mengakibatkan
munculnya dampak akibat dari disampaikannya pesan tersebut. Gangguan atau noise mungkin
terjadi dalam proses komunikasi, terutama pada saat pesan ditransmisikan melalui media.
Komunikasi dianggap efektif jika kedua belah pihak (komunikator dan komunikan) mencapai
kebersamaan makna atau memiliki persepsi yang sama atas pesan yang disampaikan.
kepada komunikan. Namun bagi para ahli, proses komunikasi tidak bisa diterjemahkan
sesederhana itu. Terdapat elemen-elemen tertentu dalam proses komunikasi yang tidak bisa
diabaikan.
tersebut. Jika komunikan memiliki tanggapan, maka ia akan membentuk pesan dan
(umpan balik). Komunikator kemudian akan mengartikan dan menginterpretasikan feedback itu,
dan kembali akan membentuk serta menyampaikan pesan yang baru. Demikian proses itu terus
Gambar 1
Proses Komunikasi
Noise
Feedback
Jika melihat prosesnya, maka ada beberapa elemen yang terdapat dalam komunikasi.
Pertama, Sender. Sender atau komunikator adalah pihak yang memproduksi dan
menyampaikan pesan.
Kedua, Proses Encode. Encode adalah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk
lambang. Sederhananya, encode adalah kegiatan menuangkan pikiran ke dalam bentuk lain,
Ketiga, Pesan. Pesan adalah “sesuatu” yang dikirimkan oleh komunikator. Pesan dapat
berbentuk kata-kata (lisan maupun tulisan), isyarat, simbol-simbol dan tanda-tanda lain.
Keempat, Media. Media adalah saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
Media dapat berbentuk media komunikasi interpersonal, media komunikasi massa dan media
komunikasi organisasi.
Kelima, Proses Decode. Decode adalah proses menafsirkan atau menterjemahkan pesan
komunikasi.
Keenam, Receiver. Receiver atau komunikan adalah pihak yang menerima pesan dari
komunikator.
Kedelapan, Feedback. Feedback atau umpan balik adalah tanggapan yang disampaikan
Kesembilan, Noise. Noise adalah gangguan tidak terencana yang terjadi dalam proses
3. Tujuan Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy (Effendy, 1999), tujuan komunikasi adalah untuk
Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett, seperti dikutip
Onong Uchjana Effendy (Effendy, 1999), tujuan komunikasi adalah: Pertama, to secure
understanding atau memastikan bahwa komunikan memahami pesan yang diterimanya; Kedua,
to establish acceptance, atau membina penerimaan dari komunikan; Ketiga, to motivate action,
bahwa tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu perspektif komunikator dan
perspektif komunikan.
Tabel 2
Tujuan Komunikasi (Schramm)
adalah: Pertama, untuk menyelesaikan tugas-tugas penting bagi kehidupan manusia; Kedua,
menciptakan kebersamaan makna; Keempat, untuk memotivasi komunikan atau publik agar
melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan komunikator; Kelima, untuk membentuk opini
publik; Keenam, untuk berinteraksi dan menjalin hubungan; Ketujuh, untuk hidup.
4. Fungsi Komunikasi
sesama, membantu manusia untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup,
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan, dan menjalin hubungan/relasi dengan orang
lain.
pandangan suci-seremonial. Proses penyampaian pesannya tidak dilakukan dari satu individu
kepada individu lain, melainkan dilakukan secara kolektif kepada “Sesuatu” yang dianggap suci.
Upacara keagamaan dan upacara adat merupakan bentuk dari dilakukannya fungsi komunikasi
ritual.
bidang bisnis dan politik, meskipun tidak tertutup dilakukan juga dalam kehidupan sehari-hari.
adalah:
masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide (pikiran dan tingkah laku orang lain), serta
manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain, sehingga orang lain
yang terlibat komunikasi. Lebih jauh lagi, setelah terpengaruh, komunikasi juga berfungsi
merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan komunikator.
menjadi dua fungsi; Pertama, fungsi sosial. Komunikasi berfungsi untuk menunjukan ikatan
dengan orang lain, melakukan kesenangan, membangun dan memelihara relationship, dan lain-
lain. Kedua, fungsi pengambilan keputusan. Komunikasi berfungsi untuk membantu manusia
Baik dalam kehidupan sehari-hari, dalam organisasi, dalam bisnis maupun di dalam
urusan politik, umumnya fungsi komunikasi yang selalu ada adalah fungsi sosial, fungsi
kepemimpinan, fungsi persuasi, fungsi menyelesaikan masalah dan konflik, fungsi edukasi, dan
fungsi hiburan.
Sumber Bacaan:
____________. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Fiske, J. (1990). Introduction to Communication Studies (Second Edition ed.). New York:
Routledge.
Littlejohn and Foss, S. W. (2008). Theories of Human Communication (Ninth Edition ed.).
Belmont: Thomson Leaming.
Schement and Ruben, J. R. (1993). Between Communication and Information. New Jersey:
Transaction Publisher.
Susanto, E. H. (2010). Komunikasi Manusia; Esensi dan Aplikasi dalam Dinamika Sosial
Ekonomi Politik. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Wood, J. T. (2006). Communication in Our Lives (Sixth Edition ed.). Boston: Wadsworth.