Kehancuran Bani Abbasiyah
Kehancuran Bani Abbasiyah
KELOMPOK : 5
KELAS : XI MIPA 1
DISUSUN OLEH :
1. SINTYA SARI
2. SOFWATUL BAYDO’
3. SULIS SETYOWATI
4. TSANIA ATTA AZZAHRO
5. TSANIA NAFIZA AZZAHRANI
6. WAHYU RIZKI SAPUTRA
7. YOGI NUR WIDYARTHA
8. ZAHRA IRTAWA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya kepada kita semua sehingga kita bisa
melakukan aktivitas kita dengan baik, sehat wal‘afiat khususnya kepada penulis
Tak lupa juga kita sampaikan salam dan shalawat kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad Saw yang telah mengayomi kita semua dengan cinta kasih
serta perjuangan beliau sehingga kita bisa menghirup udara segar ini penuh
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum baik dan masih
jauh dari kesempurnanan. Sehingga penulis meminta kritik dan saran dari
pembaca. Agar penulisan selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Roda kepemimpinan tidak selalu di kendalikan oleh orang atau
sekelompok orang. Oleh karena itu, sering kali terjadi perubahan tatanan
dalam suatu kepemimpinan yang menganggap bahwa perombakan adalah
salah satu jalan untuk meraih kesejatian dalam kepemimpinan tersebut.
Yang pasti adalah untuk meraih suatu kebaikan maka juga harus ditempuh
melalui jalur yang baik pula.
Dinasti Abbasiyah yang memerintah setelah Dinasti Umayyah adalah
dinasti terlama dalam sejarah peradaban Islam sekitar lebih dari 5(lima)
abad juga dinasti yang mengantarkan Islam pada masa golden age nya.
Namun demikian, tidaklah dapat dipungkiri bahwa pemerintahan
Abbasiyah merupakan pemerintahan yang kompleks sekompleks
permasalahan politik yang melandanya. Permasalahan politik yang
dimaksud adalah terjadinya kudeta, pemberontakan bahkan pembentukan
dinasti- dinasti baru. Awalnya, Abbasiyah merupakan pemimpin tunggal
didaerah Asia, sedangkan di Eropa dibawah kepemimpinan Umayyah-
Andalus, dan Mesir dibawah kepemimpinan Fatimiyah. Pembahasan ini
mencoba untuk memahami perkembangan islam masa dinasti Abbasiyah.
Yang mana penyebab keruntuhan Bani Abbasiyah adalah faktor internal,
dan ini adalah penunjang paling ekstrim dibandingkan dengan faktor
eksternal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah singkat kehancurnya dinasti abbasiyah ?
2. Apa saja faktor internal yang mempengaruhi kemunduran dinasti
abbasiyah ?
3. Apa saja faktor eksternal yang mempengaruhi kemunduran dinasti
abbasiyah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah singkat kehancuran dinasti abbasiyah.
2. Untuk mengetahui faktor eksternal yang mempengaruhi dinasti
abbasiyah.
3. Untuk mengetahui faktor internal yang mempengaruhi dinasti
abbasiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Faktor Eksternal
Apa yang disebutkan diatas adalah factor-faktor internal. Disamping itu,
ada pula faktor-faktor eksternal yang menyebabkan khilafah abbasiyah lemah dan
akhirnya hancur.
1. Perang Salib
Sebagaimana telah disebutkan, peristiwa penting dalam gerakan ekspansi
yang dilakukan oleh Alp Arselan adalah peristiwa Manzikart, tahun 464 H (1071
M). Tentara Alp Arselan yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa
ini berhasil mengalahkan tentara romawi yang berjumlah 200.000 orang.
Peristiwa besar ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang
Kristen terhadap umat islam, yang kemudian mencetuskan perang salib.
Kebencian ini bertambah setelah dinasti Seljuk dapat merebut Bait Al-Maqdis
pada tahun 471 H dari kekuasaan dinasti Fathimiyah yang berkedudukan di Mesir.
Penguasa Seljuk menetapkan beberapa peraturan bagi umat Kristen yang ingin
berziarah ke sana. Peraturan itu dirasakan sangat menyulitkan mereka. Untuk
memperoleh kembali keleluasan berziarah ke tanah suci Kristen itu, pada tahun
1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen di eropa supaya melakukan
perang suci. Perang ini kemudian dikenal dengan nama perang salib, yang terjadi
dalam 3 periode.
a. Periode Pertama
Pada musim semi tahun 1095 M., 150.000 orang eropa, sebagian besar
bangsa Prancis dan Norman, berangkat menuju konstatinopel, kemudian ke
palestina. Tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond
ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal 18 juni 1097 mereka berhasil
menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M menguasai raha (Edessa). Disini mereka
mendirikan kerajaan latin I dengan Baldawin sebagai raja. Pada tahun yang sama
mereka dapat menguasai Anthiocea dan mendirikan kerajaan latin II di Timur.
Bohemond dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Bait Al-
Maqdis (15 Juli 1099 M.) dan mendirikan kerajaan Latin III dengan rajanya,
Godfrey. Setelah penaklukan BaitAl-Maqdis itu, tentara Salib melanjutkan
ekspansinya. Mereka menguasai kota Akka (1104 M.). Tripoli (1109 M.), dan
kota Tyre (1124 M.). Di Tripoli mereka mendirikan kerajaan Latin IV, rajanya
adalah Raymond.
b. Periode Kedua
Imaduddin Zanki, penguasa Moshul, dan Irak, berhasil menaklukkan
kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa pada tahun 1144 M. Namun, ia wafat
tahun 1146 M. Tugasnya dilanjutkan oleh putranya, Nuruddin Zanki. Nuruddin
behasil merebut kembali antiochea pada tahun1149 M dan pada tahun 1151 M
seluruh Edessa dapat direbut kembali.
Kejatuhan Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan
perang salib kedua. Paus Eugenius III menyerukan perang suci yang disambut
positif oleh raja Prancis Louis VII dan raja Jerman Condrad II. Keduanya
memimpin pasukan salib untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi,
gerak maju mereka dihambat oleh Nuruddin Zanki. Mereka tidak berhasil
memasuki Damaskus. Louis VII dan raja Jerman Condrad II sendir melarikan diri
pulang kenegerinya. Nuuddin wafat tahun 1174 M. pimpinan perang kemudian
dipegang oleh Shalah Al-Din Al-Ayyubi yang berhasil mendirikan dinasti
ayyubiyah di Mesir tahun 1175 M. Hasil peperangan Shalah Al-Din yang terbesar
adalah merebut kembali yerussalem pada tahun 1187 M. Dengan demikian,
kerajaan latin di Yerussalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir.
Jatuhnya Yerussalem ketangan kaum muslimin sangat memukul perasaan
tentara salib. Merekapun menyusun rencana balasan. Pada tanggal 2 november
1192 M, dibuat perjanjian antara tentara salib dengan Shalah Al-Din yang disebut
dengan Shulh al-Ramlah. Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa orang-orang
Kristen yang pergi berziarah ke Bait al-Maqdis tidak akan diganggu.
c. Periode Ketiga
Tentara salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Kali
ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina, dengan
harapan dapat bantuan dari orang-orang Kristen Qibthi. Pada tahun 1219 M,
mereka berhasil menduduki Dimyat. Raja mesir dari dinasti Ayyubiyah waktu itu,
Al-Malik Al –Kamil, membuat perjanjian dengan Frederick. Isinya antara lain
Frederick bersedia melepaskan Dimyat, sementara Al-Malik Al –Kamil
melepaskan palestina, Frederick menjamin keamana kaum muslimin disana dan
Frederick tidak mengirim bantuan kepada Kristen di Syria. Dalam perkembangan
berikutnya, Palestina dapat direbut oleh kaum muslimin tahun 1247 M, dimasa
pemerintahan Al-Malik Al-Shalih, penguasa mesir selanjutnya.
Demikianlah perang salib yang berkobar di Timur. Perang ini tidak berhenti
di Barat, di Spanyol, sampai umat islam terusit di sana.
Walaupun umat islam berhasil mempertahankan daerah-daerahnya dari
tentara Salib, namun kerugian yang mereka derita banyak sekali, karena
peperangan itu terjadi di wilayahnya.
2. Serangan Mongolia ke Negeri Muslim dan Berakhirnya Dinasti
Abbasiyah
Orang-orang Mongolia adalah bangsa yang berasal dari Asia Tengah.
Sebuah kawasan terjauh di China. Terdiri dari kabilah-kabilah yang kemudian
disatukan oleh Jenghis Khan (603-624 H).
Sebagai awal penghancuran Bagdad dan Khilafah Islam, orang-orang
Mongolia menguasai negeri-negeri Asia Tengah Khurasan dan Persia dan juga
menguasai Asia Kecil. Pada bulan September 1257 M, Hulagu mengirimkan
ultimatum kepada Khalifah agar menyerah dan mendesak agar tembok kota
sebelah luar diruntuhkan. Tetapi Khalifah tetap enggan memberikan jawaban.
Maka pada Januari 1258, Hulagu khan menghancurkan tembok ibukota.
Sementara itu Khalifah al-Mu’tashim langsung menyerah dan berangkat ke base
pasukan mongolia. Setelah itu para pemimpin dan fuqaha juga keluar, sepuluh
hari kemudian mereka semua dieksekusi. Dan Hulagu beserta pasukannya
menghancurkan kota Baghdad dan membakarnya. Pembunuhan berlangsung
selama 40 hari dengan jumlah korban sekitar dua juta orang. Dan dengan
terbunuhnya Khalifah al-Mu’tashim telah menandai babak akhir dari Dinasti
Abbasiyah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemunduran dinasti Abbasiyah, secara umum disebabkan oleh dua faktor;
Internal dan Eksternal.
Secara internal dapat dirinci sebagai berikut:
Tampilnya penguasa lemah yang sulit mengendalikan wilayah yang sangat luas
ditambah sistem komunikasi yang masih sangat lemah dan belum maju
menyebabkan lepasnya daerah satu per satu.
Kecenderungan para penguasa untuk hidup mewah, mencolok dan berfoya-foya
kemudian diikuti oleh para hartawan dan anak-anak pejabat ikut menyebabkan
roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin.
Dualisme pemerintahan, secara de jure dipegang oleh Abbasiyah, tetapi secara de
facto digerakkan oleh oleh tentara profesional asal Turki yang semula diangkat
oleh al-mu’tashim untuk mengambil kendali pemerintahan.
Praktek korupsi oleh penguasa diiringi munculnya nepotisme yang tidak
profesional di berbagai propinsi.
Perang saudara antara al-Amin dan al-Ma’mun secara jelas membagi Abbasiyah
dalam dua kubu, yaitu kubu Arab dan Persia, Pertentangan antara Arab-non Arab,
perselisihan antara muslim dengan non-muslim, dan perpecahan di kalangan umat
Islam sendiri.
Sedangkn secara ekternal disebabkan oleh karena Abbasiyah menghadapi
perlawanan yang sangat gencar dari dunia luar. Pertama, mereka mendapat
serangan secara tidak langsung dari pasukan Salib di Barat. Kedua, serangan
secara langsung dari orang Mongol yang berasal dari Timur ke wilayah kekuasaan
Islam.
B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
dan perlu untuk diperbaiki. Dari itu saya ingin kepada para pembaca agar
mengkritik dan memasukkan pendapat mengenai makalah yang telah kami buat
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, badri, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta, 2000. PT Raja Grafindo Persada,
cetakan Ke sebelas).
Abu bakar, istianah, Sejarah Peradaban Islam, (malang, 2008. UIN- Malang Prees,
cetakan pertama).
http://asbiallah.blogspot.com/2016/10/makalah-kehancuran-dan-kemunduran.html