Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Sejarah Agraris dan Maritim
Dosen Pengampu: Dr. Ading Kusdiana, M.Ag., Widiati Isyana, M.Ag.
Oleh:
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan ........................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Syafawiyah dalam perkembangannya menjadi sebuah
kerajaan yang sangat besar bahkan luas daerahnya pun semakin bertambah
luas. Hal ini tidak terlepas dari berbagai kemajuan yang telah dicapai
Kerajaan Safawiyah terutama pada masa Syah Abbas I diantaranya
kemajuan di bidang ekonomi, pembangunan infrastruktur masyarakat, ilmu
pengetahuan, dan yang paling mencolok adalah kemajuan di bidang politik.
Hal ini di dukung oleh kekuatan militer yang dimiliki Kerajaan Safawiyah
yaitu Qizilbash.
Syah Abbas 1 berpendapat bahwa tentara Qizilbash yang pernah
menjadi tulang punggung Kerjaan Safawiyah pada awal-awal pendirian
pada masa Syah Ismail perlahan tidak bisa diharapkan lagi hal ini terkait
dengan loyalitas mereka yang sudah beralih pada suku masing-masing.
Melihat realitas ini Syah Abbas kembali membangun pasukan tentara yang
bersifat reguler/tetap yang ia bangun dengan merekrut dari para bekas
tawanan perang yang berasal dari orang-orang Kristen di daerah Georgia
dan Sirkasia. Selanjutnya mereka diberi gelar oleh Syah Abbas I yaitu
Ghulam dan dibina dengan pendidikan militer yang militan, dilengkapi
dengan senjata modern pada waktu itu.
Ghulam di jadikan sebagai pasukan elit yang bertugas untuk
melindungi Syah Abbas sendiri. Inilah titik tolak keberhasilan kerajaan
Syafawiyah dalam eksistensinya sebagai kerajaan Islam. Meskipun dalam
proses perluasan wilayah tersebut Syafawiyah mendapat perlawanan dari
Uzbek di timur dan Turki Utsmani di barat.
Hal terpenting yang menjadi catatan dalam kemajuan kerajaan
Syafawiyah ini tidak lepas dari beberapa faktor seperti: Pertama, cakapnya
Syah Abbas dan berwibawa dalam mengatur pemerintahan. Kedua, secara
geografis letak kerajaan Syafawiyah berada pada wilayah yang subur.
1
2
PEMBAHASAN
3
4
Oleh karena itu, pada masa Syah Hussein, ada beberapa pemimpin
Georgian yang sangat menentukan politik di ibukota Isfahan,
seperti George XI dan Kay Khusraw. Dengan munculnya suatu
bangsa dengan tingkat ashabiyah-nya tinggi seperti bangsa Afghan
yang berusaha menghancurkan Safawi, Safawi tidak dapat
diperintahkan lagi, karena ditinggalkan oleh para pendukungnya.
(Ading Kusdiana, 2013:198-199)
PENUTUP
A. Simpulan
Sepeninggal Abbas I Kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh
enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M),
Sulaiman (1667-1694 M), Husain (1694-1722 M), Tahmasp (1722-1732
M), Dan Abbas III (1733-1736 M). Pada masa raja-raja tersebut,kondisi
kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi
justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada
kehancuran. Seperti pada masa pemerintahan Sulaeman, di samping
pecandu berat narkotik, juga menyenangi kehidupan malam beserta harem-
haremnya. Ia disebutkan selama tujuh tahun tidak pernah menangani
pemerintahan. Kondisi ini tentu saja menjadi preseden buruk bagi masa
depan kerajaan Safawiyah.
Faktor-faktor kemunduran dan kehancuran dinasti Safawiyah, seperti
yang di kemukakan oleh M. Zurkani Yahya, yaitu: Adanya sistem
pergantian syah yang tidak konsisten; Petulangan para tokoh pemerintahan
yang oportunis dan Menurunnya loyalitas para pendukung kerajaan kepada
Kerajaan Safawiyah.
Sementara faktor utama kemunduran dan kehancuran dinasti Safawiyah
yaitu karena adanya penyerbuan bangsa Afghan terhadap ibukota Isfahan
pada tahun 1722 sehingga dengan terpaksa Syah Husein menyerahkan
mahkota kerajaan kepada Mir Mahmud, pemimpin Afghan. Perlu diketahui
bahwa Kandahar sebagai tempat bangsa Afghan berdiri, terletak disebalah
timur Persia, berkali-kali menjadi daerah jajahan Safawi dan Mughal di
India.
10
DAFTAR PUSTAKA
Haif, Abu dan Abd. Rahim Yunus. 2013. Sejarah Islam Pertengahan
Yogyakarta: Ombak,