Anda di halaman 1dari 20

NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02

NO:05
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2017
TENTANG
SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional


2. Sasaran
3. Arah Kebijakan adalah penjabaran urusan pemerintahan dan/ a tau Prioritas
Pembangunan sesuai dengan visi dan misi Presiden
4. Prioritas Pembangunan melalui Prioritas Nasional, Program Prioritas, Kegiatan Prioritas,
dan Proyek Prioritas.
5. Prioritas Nasional adalah program/kegiatan/proyek untuk pencapaian Sasaran Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan kebijakan Presiden lainnya.
6. Program Prioritas
7. Kegiatan Prioritas
8. Proyek Prioritas adalah proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan/ atau badan usaha
9. RKP adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 1 s(atu) tahun
yang dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember.
10. Rencana Kerja Kementerian Lembaga (Renja-K/L), adalah dokumen perencanaan
kementerian/lembaga untuk periode 1 s(atu) tahun.
11. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disingkat RK A-
K/L, adalah dokumen rencana keuangan tahunan kementerian/lembaga yang disusun
menurut bagian anggaran kementerian lembaga.
12. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah dokumen
pelaksanaan anggaran yang digunakan sebagai acuan pengguna anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja negara.
13. Keluaran (Output) adalah barang/jasa yang dihasilkan oleh kegiatan
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05

Pasal 2

a. kaidah perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional;


b. evaluasi kinerja pembangunan dan kinerja anggaran serta kebijakan tahun berjalan;
c. perencanaan dan penganggaran;
d. pembahasan Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara keuangan;
e. penelaahan RK A-K/L dan penerbitan DIPA;
f. pemutakhiran RKP;
g. pelaksanaan anggaran; ten tang serta nota
h. pengendalian, pemantauan, dan pelaporan; dan
i. sistem informasi perencanaan dan penganggaran.

BAB II

KAIDAH PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Pasal 3

Perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional dilaksanakan melalui kaidah:

1. penganggaran berbasis program (money follow program) melalui penganggaran


berbasis kinerja.
2. Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional dengan
menggunakan pen dekatan tematik, ho listik, integratif dan spasial.
3. Pendekatan penganggaran berbasis program (money follow program) melalui
penganggaran berbasis kinerja sebagaimana dimaksud pada hu ruf a dilaksanakan
melalui:

1. kerangka pendanaan;

2. kerangka regulasi; dan

3. kerangka pelayanan umum dan investasi.

Pasal 4

1. Kerangka Pendanaan dilakukan melalui pengintegrasian sumber pendanaan, baik


sumber pendanaan pemerintah maupun non-pemerintah
2. Kerangka Regulasi dilakukan melalui pengintegrasian sumber pendanaan, baik sumber
pendanaan pemerintah maupun non-pemerintah
3. Kerangka Pelayanan Umum dan Investasi dilakukan melalui pengintegrasian kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/ atau swasta dalam
rangka menyediakan barang dan jasa public
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05

BAB III EV ALUASI KINERJA PEMBANGU NAN DAN KINERJA ANGGARAN SERTA KEBIJAKAN TAHUN
BERJALAN

Pasal 5
1. evaluasi kinerja pembangunan dan anggaran tahun sebelumnya serta kebijakan tahun berjalan.
2. Evaluasi dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
secara bersama-sama sesuai tugas dan fungsi masing-masing.
3. Hasil evaluasi dibahas bersama untuk bahan penyusunan tema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan
Prioritas Pembangunan tahunan
4. Evaluasi dilaksanakan paling lambat minggu kedua bulan Januari tahun berjalan sebelum
penyampaian tema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan Prioritas Pembangunan kepada Presiden.

BAB IV
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Bagian Kesatu Umum

Pasal 6

Perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional dilakukan berdasarkan tahapan:

a. penyusunan tema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan Priori tas Pembangunan;

b. tinjau ulang (review) angka dasar kementerianflembaga;

c. kerangka ekonomi makro dan pokok pokok kebijakan fiskal serta ketersediaan anggaran;

d. penyiapan rancangan awal RKP;

e. penyusunan pagu indikati ;

f. koordinasi penyusunan rancangan awal RKP;

g. penetapan rancangan awal RKP dan pagu indikati kementerian lem baga;

h. penyusunan Renja K/L;

i.pembahasan rancangan RKP, kerangka ekonomi makro, dan pokok-pokok kebijakan fiskal
dalam pembicaraan pendahuluan;

J. penetapan RKP dan pagu anggaran kementerian/ lembaga; dan k. penyusunan dan
penelaahan RK A-K/L.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05

Bagian Kedua

Penyusunan Tema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan Prioritas Pembangunan

Pasal 7

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menyusun tema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan
Prioritas Pembangunan untuk tahun yang direncanakan disusun berdasarkan hasil evaluasi, disampaikan
kepada Presiden paling lambat bulan Januari untuk disetujui. Digunakan sebagai dasar penyusunan dan
pengusulan Program dan Kegiatan dari kementerianjlembaga, pemerintah daerah dan pemangku
kepentingan pembangunan.

Bagian Ketiga

Tinjau Ulang (Review) Angka Dasar Kementerian/Lembaga

Pasal 8

Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan tinjau


ulang(review) angka dasar dalam rangka penyusunan pagu indikatif kementerian/ lembaga.

Dilakukan dengan mengacu pada:

a. realisasi pelaksanaan program dan anggaran tahun sebelumnya;

b. program dan alokasi anggaran tahun berjalan;

c. program dan angka prakiraan maju tahun pertama; dan

d. ha sil evaluasi terhadap kinerja pembangunan dan kinerja anggaran tahun


sebelumnya serta kebijakan tahun berjalan, yang tertuang dalam dokumen
Renja-K/L, RK A-K/L, dan DIPA.

Hasil tinjau ulang (review) angka dasar sebagaimana dimaksud sebagai salah
satu dasar penyusunan pagu indikatif kementerian/ lembaga. Diselesaikan paling lambat
bulan Februari.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05

Bagian Keempat

Penyusunan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal serta


Ketersediaan Anggaran

Pasal 9

Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bersama-sama


menentukan besaran indikator ekonomi makro digunakan untuk penyusunan kerangka ekonomi makro
dalam:

a. dokumen RKP; dan

b. dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan PokokPokok Kebijakan Fiskal.

Menteri Keuangan dalam menyusun rancangan dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-
Pokok Kebijakan Fiskal mempertimbangkan usulan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.

Kerangka Ekonomi Makro, Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal, dan ketersediaan anggaran


disampaikan kepada Presiden paling lambat minggu ketiga bulan Februari untuk mendapat persetujuan.
Menteri Keuangan men yampaikan ketersediaa n anggaran yang telah disetujui Presiden se bagaimana
dimaksud kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional paling lambat minggu pertama bulan
Maret yang meliputi:

a. belanja kementerianjlembaga;

b. subsidi pangan, subsidi pupuk, dan subsidi benih;

c. hi bah daerah;

d. dana transfer khusus;

e. dana desa; dan

f. sumber pendanaan lainnya, yang diarahkan untuk mencapai Sasaran pembangunan nasional.

Bagian Kelima

Penyiapan Rancangan Awal RKP

Pasal 10

Rancangan awal RKP memuat:

a. tema;

b. Sasaran;
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
c. Arah Ke bijakan;

d. Prioritas Pembangunan;

e. kerangka ekonomi makro dan Arah Kebijakan fiskal; dan

f. program kementerian/lembaga, lintas kementerian/ lembaga, dan kewilayahan dalam bentuk


kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif dengan memperhatikan
kinerja pembangunan nasional tahun-tahun sebelumnya.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional juga menyusun:

A. Prioritas Nasional, Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, Proyek Prioritas, dan penetapan
lokasi dan Keluaran (Output), berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan instansi
lainnya;
B. mengoordinasikan usulan rencana dan pendanaan Program Prioritas, Kegiatan Prioritas,
Proyek Prioritas, lokasi, dan Keluaran (Output) kementerian/lembaga dan instansi
lainnya
C. mengintegrasikan pemanfaatan belanja kementerian/ lembaga, subsidi pangan, subsidi
pupuk, subsidi benih, hi bah daerah, dana transfer khusus, dana desa, dan sumber
pendanaan lainnya yang diarahkan untuk mencapai Sasaran pembangunan nasional.

Bagian Keenam
Penyusunan Pagu Indikatif
Pasal 11
Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bersama-sama
mengalokasikan ketersediaan anggaran ke dalam program dalam rangka penyusunan
rancangan pagu indikatif kementerian/ lembaga.
Pasal 12
Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bersama-sama
mengalokasikan ketersediaan anggaran ke dalam program dalam rangka penyusunan
rancangan pagu indikatif subsidi pangan, subsidi pupuk, subsidi benih, hi bah daerah,
dana transfer khusus, dana desa, dan sumber pendanaan lainnya.

Bagian Ketujuh
Koordinasi Penyusunan Rancangan Awal RKP
Pasal 13

Dalam rangka penyusunan rancangan awal RKP sampai dengan ditetapkannya RKP, dilakukan
koordinasi yang meliputi pertemuan antarinstansi pusat, antara pusat dengan daerah, serta
pemangku kepentingan lainnya.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05

Bagian Kedelapan

Penetapan Rancangan Awal RKP dan Pagu Indikatif Kementrian/ Lem baga

Pasal 14

Rancangan awal RKP sebagaimana dimaksud yang telah disetujui oleh Presiden
disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional kepada kementerian/lembaga,
pemerintah daerah, dan instansi terkait lainnya. Pagu Indikatif sebagaimana dimaksud
disampaikan kepada kementerian/lembaga melalui Surat Bersama Menteri Keuangan dan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional tentang pagu indikatif kementerian/lembaga.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional melaksanakan rapat koordinasi


pembangunan pusat bersama kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan instansi terkait
lainnya dalam rangka mensinergikan program pembangunan. Rancangan awal RKP dan pagu
indikatif kementerian/ lembaga menjadi dasar penyusunan rancangan Renja-K/L.

Bagian Kesembilan

Penyusunan Renja-K/L

Pasal 15

Rancangan Renja-K/L sebagaimana dimaksud paling sedikit memuat kebijakan,


program,kegiatan, Keluaran (Output), dan lokasi sampai dengan kabupaten/kota. Rancangan
Renja-K/L sebagaimana dimaksud disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Menteri Keuangan paling lambat minggu kedua bulan April.

Pasal 16

Penelaahan rancangan Renja-K/L sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh:

a. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional terhadap ketepatan Sasaran rancangan Renja-


K/L dengan RKP; dan

b. Menteri Keuangan terhadap kesesuaian rancangan Renja-K/L dengan kebijakan efisiensi dan
efektifitas belanja negara;
Paling sedikit dilakukan terhadap program, kegiatan, Keluaran (Output), dan lokasi sampai
dengan kabupaten/kota. Hasil penelaahan rancangan Renja-K/L bersifat mengikat.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05

Bagian Kesepuluh

Pembahasan Rancangan RKP, Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal
Dalam Pembicaraan Pendahuluan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Pasal 17

Rancangan RKP digunakan sebagai bahan Pembicaraan Pendahuluan rancangan Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara oleh Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan
Mei.

Bagian Kesebelas

Penetapan RKP dan Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga

Pasal 18

Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan pemutakhiran


ketersediaan anggaran berdasarkan ha sil kesepakatan Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat
dalam pembicaraan pendahuluan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pasal 19

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan pemutakhiran rancangan RKP.


Pemutakhiran rancangan RKP dilakukan terhadap rencana Prioritas Nasional, Program Prioritas,
Kegiatan Prioritas, Proyek Prioritas, dan penetapan lokasi dan Keluaran (Output) beserta indikasi
pendanaannya berdasarkan besaran ketersediaan anggaran ha sil pemutakhiran.

Pasal 20

Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bersama-sama mengalokasikan


anggaran menurut program dalam rangka penyusunan rancangan Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga.

Pasal 21

Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bersama-sama


menyampaikan kepada Presiden pemutakhiran Kerangka Ekonomi Makro, Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal,
ketersediaan anggaran, rancangan akhir RKP, dan rancangan pagu anggaran kementerian/lembaga pada
bulan Juni melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Rancangan akhir RKP diatur dengan
Peraturan Presiden paling lambat bulan Juni.

Rancangan pagu anggaran kementerianflembaga yang disetujui oleh disampaikan kepada


kementerian/lembaga melalui Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional paling lambat pada akhir bulan Juni. RKP digunakan sebagai pedoman
penyusunan Rancangan UndangUndang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Nota
Keuangan, serta sebagai dasar dalam pemutakhiran rancangan Renja-K/L menjadi RenjaK/L.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05

Pasal 22

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menetapkan Daftar Proyek Prioritas beserta


Keluaran (Output), dan lokasi sampai dengan kabupaten/kota.

Bagian Keduabelas

Penyusunan dan Penelaahan RKA K/L

Pasal 23

Dalam menjaga konsistensi antara RKP, Renja-K/L dan RK A-K/L, dilakukan penelaahan RK A-KIL
dengan kementrian lembaga. Penelaahan RK A-K/Ldilaksanakan oleh:

a. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional terhadap kesesuaian pencapaian Sasaran RK A-


KIL dengan Renja-KIL dan RKP; dan

b. Menteri Keuangan terhadap kesesuaian RKA-KIL dengan kebijakan efisiensi dan efektifitas
belanja kementrian lembaga.

Hasil penelaahan bersifat mengikat dan menjadi bahan penyusunan Nota Keuangan dan
Rancangan Undang- Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Ketentuan lebih
lanjut mengenai tata cara penyusunan dan penelaahan RK A-KIL diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan.

BABV

PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


NEGARA SERTA NOTA KEUANGAN

Bagian Kesatu Penyampaian Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan Nota Keuangan

Pasal24

Presiden menyampaikan Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan Nota Keuangan beserta lampirannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Bagian Kedua

Pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara

Pasal 25
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
Menteri Keuangan membentuk tim kerja antar kementerian/lembaga yang bertugas untuk melakukan
pembahasan bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Tim kerja dibentuk sesuai dengan panitia kerja
yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat berkaitan dengan pembahasan Rancangan Undang-Undang
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pasal 26

Menteri Keuangan menyampaikan kepada Presiden hasil kesepakatan pembahasan Rancangan Undang-
Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

Pasal 27

Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 disampaikan kepada menteri/pimpinan


lembaga untuk menjadi alokasi anggaran. Dalam hal terdapat perubahan atas hasil kesepakatan menteri/
pimpinan lembaga menyampaikan terlebih dahulu kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 28

Dalam hal terdapat perubahan pagu sesuai hasil pembahasan, menteri/pimpinan lembaga
melakukan penyesuaian terhadap Renja-K/L dan RKA-K/L dengan memprioritaskan pencapaian Sasaran
pembangunan dalam RKP. Dalam rangka penyesuaian terhadap Renja-K/L dan RK A-K/L dilakukan tinjau
ulang (review) oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk memastikan akuntabilitas dan
tata kelola yang baik. Berdasarkan hasil tinjau ulang (review) dilakukan penyesuaian RenjaK/L dan RK A-
K/L.

BAB VI

PENELAA HAN RK A-K/L DAN PENERBITAN DIPA

Pasal 29

Menteri Keuangan bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan Penelaahan RK


AK/L berdasarkan alokasi anggaran dengan menteri/pimpinan lembaga. dilaksanakan oleh:

a. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional terhadap ketepatan Sasaran RK A-K/L ha sil


pembahasan Dewan Perwakilan Rakyat dengan Sasaran RKP dan alokasi anggaran; dan

b. Menteri Keuangan terhadap kesesuaian RK A-K/L ha sil pembahasan Dewan Perwakilan Rakyat
dengan kebijakan efisiensi belanja negara dan alokasi anggaran. Hasil Penelaahan bersifat
mengikat sebagai dasar pengesahan DIPA.

BAB VII

PEMUTAKHIRAN RKP

Pasal 30

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan pemutakhiran RKP berdasarkan Undang-


Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan dilaporkan kepada Presiden.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
BAB VIII

PELAKSANAAN ANGGARAN

Bagian Kesatu Perubahan DIPA

Pasal 31

Dalam hal terdapat perubahan DIPA, kementerian/ lembaga melakukan pemutakhiran Renja-K/L setelah
mendapat persetujuan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangano.
Perubahan DIPA meliputi perubahan program, kegiatan, Proyek Prioritas, output dan lokasi.

Bagian Kedua

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Pasal 32

Dalam hal Pemerintah mengusulkan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
mengakibatkan perubahan pada pagu belanja kementerian/lembaga, Menteri Keuangan dan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional bersama-sama menyusun penyesuaian alokasi anggaran belanja
kementerian/lembaga menurut program yang disampaikan kepada Presiden untuk mendapat
persetujuano .Berdasarkan persetujuan Presiden, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
bersama-sama Menteri Keuangan dan menteri/pimpinan lembaga menyusun rencana penyesuaian
program dan kegiatano

BAB XI

PENGENDALIAN, PEMANTAUAN, DAN PELAPORAN

Pasal 33

Menteri Koordinator sesuai dengan bidangnya, bersama-sama dengan Menteri Perencanaan


Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan dan menteri/pimpinan lembaga serta instansi terkait
melakukan koordinasi pengendalian dan pemantauan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan pengendalian dan pemantauan


pelaksanaan program tahun berjalan bersama Menteri Keuangan. Menteri/pimpinan lembaga
menyampaikan hasil pelaksanaan program dan kegiatan RKP tahun berjalan kepada Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan setiap 3 t(iga) bulan.

BAB X

SISTEM INFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Pasal 34

Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional:

a. berbagi pakai data (data sharing) perencanaan dan penganggaran serta realisasi belanja;
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
b. menyelenggarakan Sistem lnformasi Perencanaan dan Penganggaran yang terintegrasi; dan

c. menyusun ofrmat, klasifikasi, dan sistem database Renja-K/L dan RK A-K/L.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan·yang
merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664) dan Peraturan Pemerintah Nomor 90
Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 51 78 ), dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 36

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah L(embaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74 , Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4405);
2. Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21 ayat 2(), Pasal 22, Pasal 23 , Pasal 24, Pasal 25 , Pasal 26
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan L(embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); dan
3. Pasal 9 ayat 1(), Pasal 10 ayat 1() dan ayat 4(), Pasal 19 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal
21 Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga L(embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 51 78 ), dicabut dan
dinyatakan ti dak berlaku.

Pasal 37

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya,memerintahkan pengundangan peraturan pemerintah ini dengan penempatannya dalam
lembaran Negara Republik Indonesia.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
RESUME PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 90 TAHUN 2010
TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA

BAB I KETENTUAN UMUM

Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) adalah dokumen perencanaan Nasional untuk periode (satu) tahun. Rencana Pembangunan
Tahunan Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Kementenan/Lembaga (Renja-
K/L), adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode (satu) tahun. Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian/Lembasa yang selanjutnya disingkat RKA-K/L, adalah dokumen rencana
keuangan tahunan Kementerian/Lembaga yang disusun menurut Bagian Anggaran
Kementerian/Lembaga. Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat
RDP-Bendahara Umum Negara, adalah rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum
Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan
dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah yang pengelolaannya
dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Keluaran adalah
barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
sasaran dan tujuan program dan kebijakan. Hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran dari kegiatan dalam satu program. Kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari suatu
kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kuantitas dan kualitas terukur.

Pagu Indikatif adalah ancar-ancar pagu anggaran yang dibebankan kepada Kementerian/Lembaga
sebagai pedoman dalam penyusunan Renja-K/L. Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga, yang
selanjutnya disebut Pagu Anggaran K/L, adalah batas tertinggi anggaran yang dialokasikan kepada
Kementerian/ Lembaga dalam rangka penyusunan RKA-K/L. Alokasi Anggaran Kementerian/Lembaga,
yang selanjutnya disebut Alokasi Anggaran K/L, adalah batas tertinggi anggaran pengeluaran yang
dialokasikan kepada Kementerian/Lembaga berdasarkan hasil pembahasan Rancangan APBN yang
dituangkan dalam berita acara hasil kesepakatan Pembahasan Rancangan APBN antara Pemenntah dan
DPR. Inisiatif Baru adalah usulan tambahan rencana Kineria selain yang telah dicantumkan dalam
prakiraan maju ff rUPa PrOgram kegiat keluaran, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
yane selanjutnya disingkat APBN, adalah rencana keuangan tehunan pemenntahan negara yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Kementerian Perencanaan adalah Kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidanR perencanaan pembangunan nasional.

BAB II PENDEKATAN DAN DASAR PENYUSUNAN RKA-K/L

RKA-K/L disusun untuk setiap Bagian Anggaran. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna
Anggaran wajib menyusun RKA-K/L atas Bagian Anggaran yang dikuasainya. Selain menyusun RKA-K/L atas
Bagian Anggaran Kementerian Keuangan, Menteri Keuangan menyusun RDP-Bendahara Umum Negara.
Penyusunan RKA-K/L harus menggunakan pendekatan:

a. kerangka pengeluaran jangka menengah;


b. penganggaran terpadu; dan
c. penganggaran berbasis Kinerja.
d.

RKA-K/L disusun secara terstruktur dan dirinci menurut klasifikasi anggaran, yakni klasifikasi
organisasi, klasifikasi fungsi,klasifikasi jenis belanja. Penyusunan RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada
ayat sebelumnya menggunakan instrument indikator Kinerja, standar biaya, dan evaluasi Kinerja.
Menteri/Pimpinan Lembaga menetapkan indikator Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat sebelumnya
huruf a setelah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan. Ketentuan
mengenai klasifikasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan standar biaya sebagaimana
dimaksud pada ayat sebelumnya huruf b diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah
berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga.

RKA-K/L disusun berdasarkan Renja-K/L, RKP, dan Pagu Anggaran K/L. RKA-K/L sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memuat: informasi Kinerja; dan rincian anggaran. Informasi Kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a memuat paling sedikit: a. program; b. kegiatan; dan c. sasaran Kinerja.
Rincian anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disusun menurut: a. unit organisasi; b.
fungsi; c. program; d. kegiatan; e. jenis belanja; f. kelompok biaya; dan g. sumber pendanaan. Ketentuan
mengenai format dan tatacara pengisian RKAK/L diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
BAB III PROSES PENYUSUNAN RKA-K/L DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN
APBN

Bagian Kesatu Proses Penyusunan RKA-K/L. Presiden menetapkan Arah Kebijakan dan prioritas
pembangunan nasional pada bulan Januari untuk tahun direncanakan berdasarkan hasil evaluasi
kebijakan berjalan Berdasarkan Arah Kebijakan dan prioritas pembangunan nasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kementerian/Lembaga mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
berjalan. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan berjalan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Kementerian/Lembaga dapat menyusun rencana Inisiatif Baru dan indikasi kebutuhan
anggaran yang diselaraskan dengan Arah Kebijakan dan prioritas pembangunan nasional untuk
disampaikan kepada Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan. Kementerian Perencanaan
dan Kementerian Keuangan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dari program yang sedang
berjalan dan mengkaji usulan Inisiatif Baru berdasarkan prioritas pembangunan serta analisa pemenuhan
kelayakan dan efisiensi indikasi kebutuhan dananya. Kementerian Perencanaan mengoordinasikan
pelaksanaan evaluasi dan pengintegrasian hasil evaluasi. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
penyusunan Inisiatif Baru diatur dengan Peraturan Menteri Perencanaan.

Kementerian Keuangan menyusun perkiraan kapasitas fiskal untuk penyusunan Pagu Indikatif
tahun anggaran yang direncanakan, termasuk penyesuaian indikasi pagu anggaran jangka menengah
paling lambat pertengahan bulan Februari. Pagu Indikatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
oleh Menteri Keuangan bersama Menteri Perencanaan, dengan memperhatikan kapasitas fiskal dan
pemenuhan prioritas pembangunan nasional. Pagu Indikatif yang disusun oleh Menteri Keuangan
bersama Menteri Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dirinci menurut unit organisasi,
program, kegiatan, dan indikasi pendanaan untuk mendukung Arah Kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1).

Pagu Indikatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang sudah ditetapkan beserta prioritas
pembangunan nasional yang dituangkan dalam rancangan awal RKP disampaikan kepada
Kementerian/Lembaga dengan surat yang ditandatangani Menteri Keuangan bersama Menteri
Perencanaan pada bulan Maret. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Renja-K/L dengan berpedoman
pada surat sebagaimana dimaksud pada ayat (4). Renja-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disusun
dengan pendekatan berbasis Kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah, dan penganggaran
terpadu yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan. Dalam proses penyusunan Renja-K/L dilakukan
pertemuan 3 (tiga) pihak antara Kementerian/Lembaga, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
Keuangan. Menteri/Pimpinan Lembaga menyampaikan Renja-K/L kepada Kementerian Perencanaan dan
Kementerian Keuangan untuk bahan penyempurnaan rancangan awal RKP dan penyusunan rincian pagu
menurut unit organisasi, fungsi, program, dan kegiatan sebagai bagian dari bahan pembicaraan
pendahuluan Rancangan APBN. Pasal 9 (1) Menteri Keuangan dalam rangka penyusunan RKA-K/L,
menetapkan Pagu Anggaran K/L dengan berpedoman kapasitas fiskal, besaran Pagu Indikatif, Renja-K/L,
dan memperhatikan hasil evaluasi Kinerja Kementerian/Lembaga. Pagu Anggaran K/L sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menggambarkan Arah Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) yang dirinci paling sedikit menurut unit organisasi dan
program.

Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada setiap
Kementerian/Lembaga paling lambat akhir bulan Juni. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/L
berdasarkan: Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Renja-K/L sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (5), RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan
Rancangan APBN, dan standar biaya. Penyusunan RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (4) termasuk
menampung usulan Inisiatif Baru. Pasal 10 (1) RKA-K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 menjadi
bahan penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang APBN setelah terlebih dahulu ditelaah dalam
forum penelaahan antara Kementerian/Lembaga dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian
Perencanaan. Dalam hal Kementerian/Lembaga melakukan pembahasan RKA-K/L dengan DPR dalam
rangka pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN, pembahasan tersebut difokuskan pada konsultasi
atas usulan Inisiatif Baru. Dalam pembahasan RKA-K/L dengan DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dilakukan penyesuaian terhadap usulan Inisiatif Baru, sepanjang sesuai dengan RKP hasil
kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN, pencapaian
sasaran Kinerja Kementerian/Lembaga, dan tidak melampaui Pagu Anggaran K/L.

Menteri Keuangan mengoordinasikan penelaahan RKAK/L dalam rangka penetapan Pagu RKA-K/L
yang bersifat final. Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada setiap
Kementerian/Lembaga paling lambat akhir bulan Juni. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/L
berdasarkan Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Renja-K/L sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (5), RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan
Rancangan APBN, dan standar biaya. Penyusunan RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (4) termasuk
menampung usulan Inisiatif Baru. Pasal 10 (1) RKA-K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 menjadi
bahan penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang APBN setelah terlebih dahulu ditelaah dalam
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
forum penelaahan antara Kementerian/Lembaga dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian
Perencanaan. Dalam hal Kementerian/Lembaga melakukan pembahasan RKA-K/L dengan DPR dalam
rangka pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN, pembahasan tersebut difokuskan pada konsultasi
atas usulan Inisiatif Baru. Dalam pembahasan RKA-K/L dengan DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dilakukan penyesuaian terhadap usulan Inisiatif Baru, sepanjang sesuai dengan RKP hasil
kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN, pencapaian
sasaran Kinerja Kementerian/Lembaga, dan tidak melampaui Pagu Anggaran K/L. Menteri Keuangan
mengoordinasikan penelaahan RKAK/L dalam rangka penetapan Pagu RKA-K/L yang bersifat final.

Kementerian Keuangan menghimpun RKA-K/L hasil penelaahan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 10 untuk digunakan sebagai bahan penyusunan Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan Rancangan
Undang-Undang tentang APBN, dan dokumen pendukung pembahasan Rancangan APBN. Nota Keuangan,
Rancangan APBN, dan Rancangan Undang-Undang tentang APBN dibahas dalam Sidang Kabinet yang
disampaikan oleh Pemerintah kepada DPR pada bulan Agustus.

BAB IV ALOKASI ANGGARAN DAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN

Pemerintah menyelesaikan pembahasan Rancangan APBN dan Rancangan Undang-Undang


tentang APBN dengan DPR paling lambat akhir bulan Oktober. Dalam hal pembahasan Rancangan APBN
dan Rancangan Undang-Undang tentang APBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menghasilkan
optimalisasi pagu anggaran, optimalisasi pagu anggaran tersebut digunakan oleh Pemerintah sesuai
dengan Arah Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden. Hasil pembahasan Rancangan APBN dan
Rancangan Undang-Undang tentang APBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dituangkan
dalam berita acara hasil kesepakatan pembahasan Rancangan APBN dan Rancangan Undang-Undang
tentang APBN dan bersifat final. Berita acara hasil kesepakatan pembahasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) disampaikan oleh Menteri Keuangan kepada Kementerian/Lembaga. Menteri/Pimpinan Lembaga
melakukan penyesuaian RKA-K/L dengan berita acara hasil kesepakatan pembahasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4).

Presiden menetapkan alokasi anggaran Kementerian/ Lembaga dan Kementerian Keuangan


selaku Bendahara Umum Negara. Alokasi anggaran Kementerian/Lembaga sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dirinci menurut klasifikasi anggaran. Alokasi anggaran Kementerian Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirinci menurut kebutuhan Pemerintah Pusat, dan
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
transfer kepada daerah. Alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Presiden paling lambat tanggal 30 November. Keputusan Presiden sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari UndangUndang tentang APBN.
Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun dokumen pelaksanaan anggaran dengan berpedoman pada
alokasi anggaran yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden. Penyusunan dokumen pelaksanaan
anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan RKAK/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (5). Menteri Keuangan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran paling lambat tanggal 31
Desember.

BAB V PERUBAHAN RKA-K/L DALAM PELAKSANAAN APBN

Dalam tahun berjalan, Kementerian/Lembaga melakukan perubahan RKA-K/L dalam hal terdapat
tambahan dan/atau pengurangan alokasi anggaran sebagai akibat Perubahan APBN dan/atau realokasi
anggaran belanja dari yang telah ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran, dan/atau terdapat
perubahan dokumen pelaksanaan anggaran yang memerlukan persetujuan DPR. Usulan perubahan
dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diajukan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga kepada Menteri Keuangan untuk di evaluasi. Dalam hal usulan perubahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetujui, Menteri Keuangan menyampaikan usulan tersebut kepada
DPR.

BAB VI PENYUSUNAN RDP-BENDAHARA UMUM NEGARA

Menteri Keuangan selaku Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara menetapkan unit
organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan sebagai Pembantu Pengguna Anggaran Bendahara
Umum Negara. Pada awal tahun, Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara dapat berkoordinasi
dengan Menteri/Pimpinan Lembaga atau pihak lain terkait menyusun indikasi kebutuhan dana
pengeluaran Bendahara Umum Negara untuk tahun anggaran yang direncanakan dengan memperhatikan
prakiraan maju dan rencana strategis yang telah disusun. Indikasi kebutuhan dana pengeluaran
Bendahara Umum Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan indikasi dana dalam rangka
pemenuhan kewajiban Pemerintah yang penganggarannya hanya ditampung pada Bagian Anggaran
Bendahara Umum Negara Kementerian Keuangan. Menteri Keuangan menetapkan pagu dana
pengeluaran Bendahara Umum Negara dengan berpedoman pada arah kebijakan yang ditetapkan oleh
Presiden, prioritas anggaran, RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
pendahuluan pembahasan Rancangan APBN, indikasi kebutuhan dana pengeluaran Bendahara Umum
Negara, dan evaluasi Kinerja penggunaan dana Bendahara Umum Negara.

Berdasarkan pagu dana pengeluaran Bendahara Umum Negara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Pembantu Pengguna Anggaran-Bendahara Umum Negara menyusun RDP-Bendahara Umum Negara.
Penyusunan RDP-Bendahara Umum Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dengan
berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga atau pihak lain yang terkait. Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Umum Negara mengusulkan alokasi dana pengeluaran Bendahara Umum Negara kepada
Menteri Keuangan dengan berpedoman pada RDP-Bendahara Umum Negara yang telah disesuaikan
dengan berita acara hasil kesepakatan pembahasan APBN. Menteri Keuangan menetapkan alokasi dana
pengeluaran Bendahara Umum Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Keputusan
Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) dan mengesahkan dokumen pelaksanaan
anggaran dana pengeluaran Bendahara Umum Negara sebelum dimulainya tahun anggaran paling lambat
akhir bulan Desember. Penetapan alokasi dana pengeluaran Bendahara Umum Negara tertentu yang
alokasi dananya belum dapat ditetapkan pada saat ditetapkannya APBN dapat dilakukan pada tahun
anggaran berjalan. Bendahara Umum Negara diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

BAB VII PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA ANGGARAN

Menteri/Pimpinan Lembaga melakukan pengukuran dan evaluasi Kinerja atas pelaksanaan RKA-
K/L tahun sebelumnya dan tahun anggaran berjalan. Pengukuran dan evaluasi Kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas:

a. tingkat Keluaran (output);


b. capaian Hasil (outcome);
c. tingkat efisiensi;
d. konsistensi antara perencanaan dan implementasi;
e. realisasi penyerapan anggaran.

Hasil pengukuran dan evaluasi Kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan. Kementerian
Keuangan dan Kementerian Perencanaan sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing
melakukan pemantauan atas pencapaian Kinerja Kementerian/Lembaga. Hasil pemantauan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dapat digunakan
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
sebagai bahan pertimbangan penerapan ganjaran dan sanksi dalam penetapan Pagu Anggaran
Kementerian/Lembaga

BAB VIII SISTEM INFORMASI PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN PELAKSANAAN ANGGARAN


NEGARA

Menteri Keuangan menyelenggarakan sistem informasi perencanaan, penganggaran, dan


pelaksanaan anggaran negara yang terintegrasi.

BAB IX KETENTUAN PENUTUP

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, peraturan pelaksanaan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
dinyatakan tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4406) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Ketentuan mengenai RDP-
Bendahara Umum Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18 dilaksanakan
paling lambat 2 (dua) tahun setelah Peraturan Pemerintah ini diundangkan. Peraturan Pemerintah ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Anda mungkin juga menyukai