NO:05
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2017
TENTANG
SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
Pasal 1
Pasal 2
BAB II
Pasal 3
1. kerangka pendanaan;
Pasal 4
BAB III EV ALUASI KINERJA PEMBANGU NAN DAN KINERJA ANGGARAN SERTA KEBIJAKAN TAHUN
BERJALAN
Pasal 5
1. evaluasi kinerja pembangunan dan anggaran tahun sebelumnya serta kebijakan tahun berjalan.
2. Evaluasi dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
secara bersama-sama sesuai tugas dan fungsi masing-masing.
3. Hasil evaluasi dibahas bersama untuk bahan penyusunan tema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan
Prioritas Pembangunan tahunan
4. Evaluasi dilaksanakan paling lambat minggu kedua bulan Januari tahun berjalan sebelum
penyampaian tema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan Prioritas Pembangunan kepada Presiden.
BAB IV
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Pasal 6
c. kerangka ekonomi makro dan pokok pokok kebijakan fiskal serta ketersediaan anggaran;
g. penetapan rancangan awal RKP dan pagu indikati kementerian lem baga;
i.pembahasan rancangan RKP, kerangka ekonomi makro, dan pokok-pokok kebijakan fiskal
dalam pembicaraan pendahuluan;
J. penetapan RKP dan pagu anggaran kementerian/ lembaga; dan k. penyusunan dan
penelaahan RK A-K/L.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
Bagian Kedua
Pasal 7
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menyusun tema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan
Prioritas Pembangunan untuk tahun yang direncanakan disusun berdasarkan hasil evaluasi, disampaikan
kepada Presiden paling lambat bulan Januari untuk disetujui. Digunakan sebagai dasar penyusunan dan
pengusulan Program dan Kegiatan dari kementerianjlembaga, pemerintah daerah dan pemangku
kepentingan pembangunan.
Bagian Ketiga
Pasal 8
Hasil tinjau ulang (review) angka dasar sebagaimana dimaksud sebagai salah
satu dasar penyusunan pagu indikatif kementerian/ lembaga. Diselesaikan paling lambat
bulan Februari.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
Bagian Keempat
Pasal 9
Menteri Keuangan dalam menyusun rancangan dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-
Pokok Kebijakan Fiskal mempertimbangkan usulan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.
a. belanja kementerianjlembaga;
c. hi bah daerah;
f. sumber pendanaan lainnya, yang diarahkan untuk mencapai Sasaran pembangunan nasional.
Bagian Kelima
Pasal 10
a. tema;
b. Sasaran;
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
c. Arah Ke bijakan;
d. Prioritas Pembangunan;
A. Prioritas Nasional, Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, Proyek Prioritas, dan penetapan
lokasi dan Keluaran (Output), berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan instansi
lainnya;
B. mengoordinasikan usulan rencana dan pendanaan Program Prioritas, Kegiatan Prioritas,
Proyek Prioritas, lokasi, dan Keluaran (Output) kementerian/lembaga dan instansi
lainnya
C. mengintegrasikan pemanfaatan belanja kementerian/ lembaga, subsidi pangan, subsidi
pupuk, subsidi benih, hi bah daerah, dana transfer khusus, dana desa, dan sumber
pendanaan lainnya yang diarahkan untuk mencapai Sasaran pembangunan nasional.
Bagian Keenam
Penyusunan Pagu Indikatif
Pasal 11
Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bersama-sama
mengalokasikan ketersediaan anggaran ke dalam program dalam rangka penyusunan
rancangan pagu indikatif kementerian/ lembaga.
Pasal 12
Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bersama-sama
mengalokasikan ketersediaan anggaran ke dalam program dalam rangka penyusunan
rancangan pagu indikatif subsidi pangan, subsidi pupuk, subsidi benih, hi bah daerah,
dana transfer khusus, dana desa, dan sumber pendanaan lainnya.
Bagian Ketujuh
Koordinasi Penyusunan Rancangan Awal RKP
Pasal 13
Dalam rangka penyusunan rancangan awal RKP sampai dengan ditetapkannya RKP, dilakukan
koordinasi yang meliputi pertemuan antarinstansi pusat, antara pusat dengan daerah, serta
pemangku kepentingan lainnya.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
Bagian Kedelapan
Penetapan Rancangan Awal RKP dan Pagu Indikatif Kementrian/ Lem baga
Pasal 14
Rancangan awal RKP sebagaimana dimaksud yang telah disetujui oleh Presiden
disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional kepada kementerian/lembaga,
pemerintah daerah, dan instansi terkait lainnya. Pagu Indikatif sebagaimana dimaksud
disampaikan kepada kementerian/lembaga melalui Surat Bersama Menteri Keuangan dan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional tentang pagu indikatif kementerian/lembaga.
Bagian Kesembilan
Penyusunan Renja-K/L
Pasal 15
Pasal 16
b. Menteri Keuangan terhadap kesesuaian rancangan Renja-K/L dengan kebijakan efisiensi dan
efektifitas belanja negara;
Paling sedikit dilakukan terhadap program, kegiatan, Keluaran (Output), dan lokasi sampai
dengan kabupaten/kota. Hasil penelaahan rancangan Renja-K/L bersifat mengikat.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
Bagian Kesepuluh
Pembahasan Rancangan RKP, Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal
Dalam Pembicaraan Pendahuluan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Pasal 17
Bagian Kesebelas
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Bagian Keduabelas
Pasal 23
Dalam menjaga konsistensi antara RKP, Renja-K/L dan RK A-K/L, dilakukan penelaahan RK A-KIL
dengan kementrian lembaga. Penelaahan RK A-K/Ldilaksanakan oleh:
b. Menteri Keuangan terhadap kesesuaian RKA-KIL dengan kebijakan efisiensi dan efektifitas
belanja kementrian lembaga.
Hasil penelaahan bersifat mengikat dan menjadi bahan penyusunan Nota Keuangan dan
Rancangan Undang- Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Ketentuan lebih
lanjut mengenai tata cara penyusunan dan penelaahan RK A-KIL diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan.
BABV
Bagian Kesatu Penyampaian Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan Nota Keuangan
Pasal24
Presiden menyampaikan Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan Nota Keuangan beserta lampirannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Bagian Kedua
Belanja Negara
Pasal 25
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
Menteri Keuangan membentuk tim kerja antar kementerian/lembaga yang bertugas untuk melakukan
pembahasan bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Tim kerja dibentuk sesuai dengan panitia kerja
yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat berkaitan dengan pembahasan Rancangan Undang-Undang
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Pasal 26
Menteri Keuangan menyampaikan kepada Presiden hasil kesepakatan pembahasan Rancangan Undang-
Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasal 27
Pasal 28
Dalam hal terdapat perubahan pagu sesuai hasil pembahasan, menteri/pimpinan lembaga
melakukan penyesuaian terhadap Renja-K/L dan RKA-K/L dengan memprioritaskan pencapaian Sasaran
pembangunan dalam RKP. Dalam rangka penyesuaian terhadap Renja-K/L dan RK A-K/L dilakukan tinjau
ulang (review) oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk memastikan akuntabilitas dan
tata kelola yang baik. Berdasarkan hasil tinjau ulang (review) dilakukan penyesuaian RenjaK/L dan RK A-
K/L.
BAB VI
Pasal 29
b. Menteri Keuangan terhadap kesesuaian RK A-K/L ha sil pembahasan Dewan Perwakilan Rakyat
dengan kebijakan efisiensi belanja negara dan alokasi anggaran. Hasil Penelaahan bersifat
mengikat sebagai dasar pengesahan DIPA.
BAB VII
PEMUTAKHIRAN RKP
Pasal 30
PELAKSANAAN ANGGARAN
Pasal 31
Dalam hal terdapat perubahan DIPA, kementerian/ lembaga melakukan pemutakhiran Renja-K/L setelah
mendapat persetujuan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangano.
Perubahan DIPA meliputi perubahan program, kegiatan, Proyek Prioritas, output dan lokasi.
Bagian Kedua
Pasal 32
Dalam hal Pemerintah mengusulkan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
mengakibatkan perubahan pada pagu belanja kementerian/lembaga, Menteri Keuangan dan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional bersama-sama menyusun penyesuaian alokasi anggaran belanja
kementerian/lembaga menurut program yang disampaikan kepada Presiden untuk mendapat
persetujuano .Berdasarkan persetujuan Presiden, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
bersama-sama Menteri Keuangan dan menteri/pimpinan lembaga menyusun rencana penyesuaian
program dan kegiatano
BAB XI
Pasal 33
BAB X
Pasal 34
a. berbagi pakai data (data sharing) perencanaan dan penganggaran serta realisasi belanja;
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
b. menyelenggarakan Sistem lnformasi Perencanaan dan Penganggaran yang terintegrasi; dan
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan·yang
merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664) dan Peraturan Pemerintah Nomor 90
Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 51 78 ), dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 36
1. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah L(embaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74 , Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4405);
2. Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21 ayat 2(), Pasal 22, Pasal 23 , Pasal 24, Pasal 25 , Pasal 26
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan L(embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); dan
3. Pasal 9 ayat 1(), Pasal 10 ayat 1() dan ayat 4(), Pasal 19 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal
21 Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga L(embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 51 78 ), dicabut dan
dinyatakan ti dak berlaku.
Pasal 37
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya,memerintahkan pengundangan peraturan pemerintah ini dengan penempatannya dalam
lembaran Negara Republik Indonesia.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
RESUME PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 90 TAHUN 2010
TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA
Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) adalah dokumen perencanaan Nasional untuk periode (satu) tahun. Rencana Pembangunan
Tahunan Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Kementenan/Lembaga (Renja-
K/L), adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode (satu) tahun. Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian/Lembasa yang selanjutnya disingkat RKA-K/L, adalah dokumen rencana
keuangan tahunan Kementerian/Lembaga yang disusun menurut Bagian Anggaran
Kementerian/Lembaga. Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat
RDP-Bendahara Umum Negara, adalah rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum
Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan
dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah yang pengelolaannya
dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Keluaran adalah
barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
sasaran dan tujuan program dan kebijakan. Hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran dari kegiatan dalam satu program. Kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari suatu
kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kuantitas dan kualitas terukur.
Pagu Indikatif adalah ancar-ancar pagu anggaran yang dibebankan kepada Kementerian/Lembaga
sebagai pedoman dalam penyusunan Renja-K/L. Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga, yang
selanjutnya disebut Pagu Anggaran K/L, adalah batas tertinggi anggaran yang dialokasikan kepada
Kementerian/ Lembaga dalam rangka penyusunan RKA-K/L. Alokasi Anggaran Kementerian/Lembaga,
yang selanjutnya disebut Alokasi Anggaran K/L, adalah batas tertinggi anggaran pengeluaran yang
dialokasikan kepada Kementerian/Lembaga berdasarkan hasil pembahasan Rancangan APBN yang
dituangkan dalam berita acara hasil kesepakatan Pembahasan Rancangan APBN antara Pemenntah dan
DPR. Inisiatif Baru adalah usulan tambahan rencana Kineria selain yang telah dicantumkan dalam
prakiraan maju ff rUPa PrOgram kegiat keluaran, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
yane selanjutnya disingkat APBN, adalah rencana keuangan tehunan pemenntahan negara yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Kementerian Perencanaan adalah Kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidanR perencanaan pembangunan nasional.
RKA-K/L disusun untuk setiap Bagian Anggaran. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna
Anggaran wajib menyusun RKA-K/L atas Bagian Anggaran yang dikuasainya. Selain menyusun RKA-K/L atas
Bagian Anggaran Kementerian Keuangan, Menteri Keuangan menyusun RDP-Bendahara Umum Negara.
Penyusunan RKA-K/L harus menggunakan pendekatan:
RKA-K/L disusun secara terstruktur dan dirinci menurut klasifikasi anggaran, yakni klasifikasi
organisasi, klasifikasi fungsi,klasifikasi jenis belanja. Penyusunan RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada
ayat sebelumnya menggunakan instrument indikator Kinerja, standar biaya, dan evaluasi Kinerja.
Menteri/Pimpinan Lembaga menetapkan indikator Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat sebelumnya
huruf a setelah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan. Ketentuan
mengenai klasifikasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan standar biaya sebagaimana
dimaksud pada ayat sebelumnya huruf b diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah
berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga.
RKA-K/L disusun berdasarkan Renja-K/L, RKP, dan Pagu Anggaran K/L. RKA-K/L sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memuat: informasi Kinerja; dan rincian anggaran. Informasi Kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a memuat paling sedikit: a. program; b. kegiatan; dan c. sasaran Kinerja.
Rincian anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disusun menurut: a. unit organisasi; b.
fungsi; c. program; d. kegiatan; e. jenis belanja; f. kelompok biaya; dan g. sumber pendanaan. Ketentuan
mengenai format dan tatacara pengisian RKAK/L diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
BAB III PROSES PENYUSUNAN RKA-K/L DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN
APBN
Bagian Kesatu Proses Penyusunan RKA-K/L. Presiden menetapkan Arah Kebijakan dan prioritas
pembangunan nasional pada bulan Januari untuk tahun direncanakan berdasarkan hasil evaluasi
kebijakan berjalan Berdasarkan Arah Kebijakan dan prioritas pembangunan nasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kementerian/Lembaga mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
berjalan. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan berjalan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Kementerian/Lembaga dapat menyusun rencana Inisiatif Baru dan indikasi kebutuhan
anggaran yang diselaraskan dengan Arah Kebijakan dan prioritas pembangunan nasional untuk
disampaikan kepada Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan. Kementerian Perencanaan
dan Kementerian Keuangan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dari program yang sedang
berjalan dan mengkaji usulan Inisiatif Baru berdasarkan prioritas pembangunan serta analisa pemenuhan
kelayakan dan efisiensi indikasi kebutuhan dananya. Kementerian Perencanaan mengoordinasikan
pelaksanaan evaluasi dan pengintegrasian hasil evaluasi. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
penyusunan Inisiatif Baru diatur dengan Peraturan Menteri Perencanaan.
Kementerian Keuangan menyusun perkiraan kapasitas fiskal untuk penyusunan Pagu Indikatif
tahun anggaran yang direncanakan, termasuk penyesuaian indikasi pagu anggaran jangka menengah
paling lambat pertengahan bulan Februari. Pagu Indikatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
oleh Menteri Keuangan bersama Menteri Perencanaan, dengan memperhatikan kapasitas fiskal dan
pemenuhan prioritas pembangunan nasional. Pagu Indikatif yang disusun oleh Menteri Keuangan
bersama Menteri Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dirinci menurut unit organisasi,
program, kegiatan, dan indikasi pendanaan untuk mendukung Arah Kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1).
Pagu Indikatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang sudah ditetapkan beserta prioritas
pembangunan nasional yang dituangkan dalam rancangan awal RKP disampaikan kepada
Kementerian/Lembaga dengan surat yang ditandatangani Menteri Keuangan bersama Menteri
Perencanaan pada bulan Maret. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Renja-K/L dengan berpedoman
pada surat sebagaimana dimaksud pada ayat (4). Renja-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disusun
dengan pendekatan berbasis Kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah, dan penganggaran
terpadu yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan. Dalam proses penyusunan Renja-K/L dilakukan
pertemuan 3 (tiga) pihak antara Kementerian/Lembaga, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
Keuangan. Menteri/Pimpinan Lembaga menyampaikan Renja-K/L kepada Kementerian Perencanaan dan
Kementerian Keuangan untuk bahan penyempurnaan rancangan awal RKP dan penyusunan rincian pagu
menurut unit organisasi, fungsi, program, dan kegiatan sebagai bagian dari bahan pembicaraan
pendahuluan Rancangan APBN. Pasal 9 (1) Menteri Keuangan dalam rangka penyusunan RKA-K/L,
menetapkan Pagu Anggaran K/L dengan berpedoman kapasitas fiskal, besaran Pagu Indikatif, Renja-K/L,
dan memperhatikan hasil evaluasi Kinerja Kementerian/Lembaga. Pagu Anggaran K/L sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menggambarkan Arah Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) yang dirinci paling sedikit menurut unit organisasi dan
program.
Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada setiap
Kementerian/Lembaga paling lambat akhir bulan Juni. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/L
berdasarkan: Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Renja-K/L sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (5), RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan
Rancangan APBN, dan standar biaya. Penyusunan RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (4) termasuk
menampung usulan Inisiatif Baru. Pasal 10 (1) RKA-K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 menjadi
bahan penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang APBN setelah terlebih dahulu ditelaah dalam
forum penelaahan antara Kementerian/Lembaga dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian
Perencanaan. Dalam hal Kementerian/Lembaga melakukan pembahasan RKA-K/L dengan DPR dalam
rangka pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN, pembahasan tersebut difokuskan pada konsultasi
atas usulan Inisiatif Baru. Dalam pembahasan RKA-K/L dengan DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dilakukan penyesuaian terhadap usulan Inisiatif Baru, sepanjang sesuai dengan RKP hasil
kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN, pencapaian
sasaran Kinerja Kementerian/Lembaga, dan tidak melampaui Pagu Anggaran K/L.
Menteri Keuangan mengoordinasikan penelaahan RKAK/L dalam rangka penetapan Pagu RKA-K/L
yang bersifat final. Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada setiap
Kementerian/Lembaga paling lambat akhir bulan Juni. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/L
berdasarkan Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Renja-K/L sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (5), RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan
Rancangan APBN, dan standar biaya. Penyusunan RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (4) termasuk
menampung usulan Inisiatif Baru. Pasal 10 (1) RKA-K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 menjadi
bahan penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang APBN setelah terlebih dahulu ditelaah dalam
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
forum penelaahan antara Kementerian/Lembaga dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian
Perencanaan. Dalam hal Kementerian/Lembaga melakukan pembahasan RKA-K/L dengan DPR dalam
rangka pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN, pembahasan tersebut difokuskan pada konsultasi
atas usulan Inisiatif Baru. Dalam pembahasan RKA-K/L dengan DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dilakukan penyesuaian terhadap usulan Inisiatif Baru, sepanjang sesuai dengan RKP hasil
kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN, pencapaian
sasaran Kinerja Kementerian/Lembaga, dan tidak melampaui Pagu Anggaran K/L. Menteri Keuangan
mengoordinasikan penelaahan RKAK/L dalam rangka penetapan Pagu RKA-K/L yang bersifat final.
Dalam tahun berjalan, Kementerian/Lembaga melakukan perubahan RKA-K/L dalam hal terdapat
tambahan dan/atau pengurangan alokasi anggaran sebagai akibat Perubahan APBN dan/atau realokasi
anggaran belanja dari yang telah ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran, dan/atau terdapat
perubahan dokumen pelaksanaan anggaran yang memerlukan persetujuan DPR. Usulan perubahan
dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diajukan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga kepada Menteri Keuangan untuk di evaluasi. Dalam hal usulan perubahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetujui, Menteri Keuangan menyampaikan usulan tersebut kepada
DPR.
Menteri Keuangan selaku Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara menetapkan unit
organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan sebagai Pembantu Pengguna Anggaran Bendahara
Umum Negara. Pada awal tahun, Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara dapat berkoordinasi
dengan Menteri/Pimpinan Lembaga atau pihak lain terkait menyusun indikasi kebutuhan dana
pengeluaran Bendahara Umum Negara untuk tahun anggaran yang direncanakan dengan memperhatikan
prakiraan maju dan rencana strategis yang telah disusun. Indikasi kebutuhan dana pengeluaran
Bendahara Umum Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan indikasi dana dalam rangka
pemenuhan kewajiban Pemerintah yang penganggarannya hanya ditampung pada Bagian Anggaran
Bendahara Umum Negara Kementerian Keuangan. Menteri Keuangan menetapkan pagu dana
pengeluaran Bendahara Umum Negara dengan berpedoman pada arah kebijakan yang ditetapkan oleh
Presiden, prioritas anggaran, RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
pendahuluan pembahasan Rancangan APBN, indikasi kebutuhan dana pengeluaran Bendahara Umum
Negara, dan evaluasi Kinerja penggunaan dana Bendahara Umum Negara.
Berdasarkan pagu dana pengeluaran Bendahara Umum Negara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Pembantu Pengguna Anggaran-Bendahara Umum Negara menyusun RDP-Bendahara Umum Negara.
Penyusunan RDP-Bendahara Umum Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dengan
berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga atau pihak lain yang terkait. Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Umum Negara mengusulkan alokasi dana pengeluaran Bendahara Umum Negara kepada
Menteri Keuangan dengan berpedoman pada RDP-Bendahara Umum Negara yang telah disesuaikan
dengan berita acara hasil kesepakatan pembahasan APBN. Menteri Keuangan menetapkan alokasi dana
pengeluaran Bendahara Umum Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Keputusan
Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) dan mengesahkan dokumen pelaksanaan
anggaran dana pengeluaran Bendahara Umum Negara sebelum dimulainya tahun anggaran paling lambat
akhir bulan Desember. Penetapan alokasi dana pengeluaran Bendahara Umum Negara tertentu yang
alokasi dananya belum dapat ditetapkan pada saat ditetapkannya APBN dapat dilakukan pada tahun
anggaran berjalan. Bendahara Umum Negara diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Menteri/Pimpinan Lembaga melakukan pengukuran dan evaluasi Kinerja atas pelaksanaan RKA-
K/L tahun sebelumnya dan tahun anggaran berjalan. Pengukuran dan evaluasi Kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas:
Hasil pengukuran dan evaluasi Kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan. Kementerian
Keuangan dan Kementerian Perencanaan sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing
melakukan pemantauan atas pencapaian Kinerja Kementerian/Lembaga. Hasil pemantauan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dapat digunakan
NAMA : ALDINA QORINA TASNIM KELAS:D-III MANAJEMEN ASET 3-02
NO:05
sebagai bahan pertimbangan penerapan ganjaran dan sanksi dalam penetapan Pagu Anggaran
Kementerian/Lembaga
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, peraturan pelaksanaan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
dinyatakan tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4406) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Ketentuan mengenai RDP-
Bendahara Umum Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18 dilaksanakan
paling lambat 2 (dua) tahun setelah Peraturan Pemerintah ini diundangkan. Peraturan Pemerintah ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan.