Anda di halaman 1dari 33

Sabril Haris HG, Ph.

D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

2. PERSAMAAN TIGA MOMEN

2.1. PENURUNAN PERSAMAAN

Tinjau struktur balok di atas 3 tumpuan yang mendapat beban sembarang dan mengalami
perubahan tumpuan. Akibat beban sembarang dan perubahan tumpuan-tumpuan luarnya, balok
akan mengalami deformasi seperti gambar.

A'

C'
hA
A1 hC

C
A B C1

ABC : Balok pada keadaan awal


A’BC’ : Balok terdeformasi akibat beban luar dan perubahan tumpuan di A dan C
A1BC1 : Garis singgung kurva elastis A’BC’ pada titik B
hA : perubahan tumpuan A
hC : perubahan tumpuan C

Gambar 2.1. Deformasi Struktur Balok di Atas 3 Tumpuan


Akibat Beban Luar dan Perubahan Tumpuan Luar

Akibat beban luar dapat didefenisikan diagram momen yang meninjau masing-masing bentang
sebagai struktur sederhana di atas dua tumpuan. Beban yang bekerja pada satu bentang tidak
mempengaruhi diagram momen pada bentang yang lain.

A1
A2

a1 a2

A1, A2 : luas bidang momen akibat beban luar (independen untuk masing-masing bentang)
a1, a2 : titik berat luasan bidang momen terhadap tumpuan luar (tumpuan A dan C)

Gambar 2.2. Diagram Momen Akibat Beban Luar

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 8


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

Diagram momen akibat bekerjanya momen positif pada masing-masing tumpuan juga dapat
digambarkan sebagai berikut :
MB
MC
MA
A4 A5
A6
A3

a3 a6
a4 a5
L1 L2

M A .L1 M B .L1 M B .L 2 M C .L 2
A3  A4  A5  A6 
2 2 2 2

A3 , A4 , A5 , A6 : luas bidang momen akibat momen tumpuan


a3 , a4 , a5 , a6 : titik berat bidang momen terhadap tumpuan luar

Gambar 2.3. Diagram Momen Akibat Momen Tumpuan

Dengan menggunakan asumsi deformasi yang terjadi pada struktur adalah small deformation,
akan diturunkan Persamaan Tiga Momen berdasarkan geometris struktur yang terdeformasi.
Perhatikan titik B dan garis singgung A1BC1 pada Gambar 2.1. Perbandingan tangsensial sisi-
sisi segitiga ABA1 dengan CBC1 menghasilkan :
AA1 CC1
 (2.1)
L1 L2
Selanjutnya dengan metoda Momen Area akan didefenisikan nilai AA1 dan CC1. Diagram
momen yang digunakan untuk mendefenisikan lendutan pada masing-masing tumpuan A dan C
adalah diagram momen akibat beban luar (Gambar 2.2) dan akibat momen tumpuan (Gambar
2.3)

Untuk AA1 :
AA1 = hA - A1 A’
= hA - lendutan di A’ dari garis singgung di titik B
= hA - (luas bidang momen A-B) x titik berat bidang momen terhadap A
= hA -
1
A1.a1  A 3 .a 3  A 4 .a 4 
EI1
1   M A .L1  L1   M B .L1  2.L1  
= hA - A1 .a 1   2  3 .   2  3 .
EI1       
1  1 1 
= hA -  A1 .a 1  M A .L12  M B .L12  (2.2.a)
EI1  6 3 

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 9


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

Untuk CC1 :
CC1 = C1 C’ - hC
= lendutan di C’ dari garis singgung di titik B - hC
= (luas bidang momen B-C) x titik berat bidang momen terhadap C - hC
=
1
A2 .a2  A5 .a5  A6 .a6  - hC
EI 2
1   M B .L 2  2.L 2   M C .L 2  L 2  
= A 2 .a 2    .    . - hC
EI 2   2  3   2  3  
1  1 1 
=  A 2 .a 2  M B .L 2 2  M C .L 2 2  - hC (2.2.b)
EI 2  3 6 

Dengan mensubstitusi (2.2.a) dan (2.2.b) ke (2.1), diperoleh :

hA 1  1 1 2 1  1 1 2 hC
 A1 .a 1  6 M A .L1  3 M B .L1  = EI .L
2
A 2 .a 2  3 M B .L 2  6 M C .L 2   L
2
L1 EI1 .L1 2 2 2

Kalikan setiap suku pada persamaan di atas dengan 6E dan tempatkan suku yang mengandung
besaran M ke kiri dan suku lainnya ke kanan, diperoleh :

L  L L  L  A .a A .a h .E h .E
M A  1   2.M B  1  2   M C  2   6 1 1  6 2 2  6 A  6 C (2.3)
 I1   I1 I 2   I2  L1 .I1 L 2 .I 2 L1 L2

dengan :
MA , MB , MC : Momen yang akan ditentukan pada tumpuan A, B, dan C
I1 , I2 : Inersia bentang kiri dan bentang kanan
L1 , L2 : Panjang bentang kiri dan bentang kanan
E : Modulus Elastisitas (biasanya sama untuk keseluruhan bentang)
A1, A2 : Luas bidang momen akibat beban luar pada bentang kiri dan bentang
kanan
a1, a2 : titik berat bidang momen terhadap tumpuan luar pada bentang kiri dan
kanan
hA, hC : perubahan tumpuan luar

Persamaan Tiga Momen mensyaratkan konstruksi struktur terdiri dari rangkaian balok yang
terhubung lurus horizontal dengan sejumlah tumpuan. Oleh karena itu metoda ini sangat baik
jika diterapkan untuk struktur balok di atas banyak tumpuan, seperti pada jembatan girder
dengan sejumlah pier sebagai tumpuan. Sementara untuk struktur portal atau gable (struktur atap
dengan rangka kepala segitiga), Persamaan Tiga Momen tidak cocok digunakan karena
beberapa elemen terhubung satu dengan yang lain tidak dalam keadaan lurus horizontal.

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 10


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

Dengan mengarahkan tinjauan analisis hanya pada beban vertikal yang bekerja pada bentang,
gaya-gaya yang bekerja pada arah horizontal tidak dihitung. Analisa struktur tidak dilakukan
untuk reaksi horizontal tumpuan. Akibatnya Gaya Normal Balok juga tidak diperhitungkan.

2.2. PERJANJIAN TANDA UNTUK MOMEN DAN PERUBAHAN TUMPUAN

Besaran-besaran yang terdapat pada Persamaan 2.3., yaitu : Momen (M), Luas Bidang Momen
(A), dan perubahan tumpuan (h), harus disepakati dulu perjanjian tandanya. Besaran-besaran
tersebut mempunyai 2 kemungkinan nilai, positif dan negatif.

Untuk momen, nilai positif diberikan jika deformasi yang terjadi menyebabkan serat atas balok
mengalami tekan (memendek) dan serat bagian bawah mengalami tarik (memanjang). Nilai
negatif diberikan jika deformasi yang terjadi menyebabkan serat atas balok mengalami tarik
(memanjang) dan serat bagian bawah mengalami tekan (memendek).

M+ M+

M- M-

momen positif momen negatif


Gambar 2.4. Perjanjian Tanda Momen

Untuk luas bidang momen, tanda positif atau negatif diberikan sesuai dengan tanda momen.
Luas bidang bernilai positif jika momen bertanda positif dan bertanda negatif jika momen
bertanda negatif.

Pada setiap struktur yang disusun Persamaan Tiga Momennya, akan terdapat tiga tumpuan ;
tumpuan kiri, tumpuan tengah, dan tumpuan kanan. Masing-masing tumpuan dapat mengalami
perubahan kedudukan dalam arah vertikal. Untuk menentukan perubahan tumpuan yang terjadi,
tumpuan tengah ditetapkan sebagi acuan. Dengan ditetapkannya sebagai acuan, meskipun
mengalami perubahan kedudukan, tumpuan tengah dianggap tetap, dan yang mengalami
perubahan kedudukan adalah tumpuan-tumpuan luar (kiri dan kanan). Jika bersamaan terjadi
perubahan kedudukan pada 2 atau 3 tumpuan, diambil nilai relatif dengan tumpuan tengah tetap
sebagai acuan.

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 11


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

Perjanjian tanda untuk perubahan tumpuan ditetapkan sebagai berikut :

A' C'
hA
hC

A B C

+ : jika tumpuan A dan C ‘relatif’ mengalami kenaikan dari tumpuan B


- : jika tumpuan A dan C ‘relatif’ mengalami penurunan dari tumpuan B

Gambar 2.5. Perjanjian Tanda Perubahan Tumpuan

 CONTOH SOAL 1

q = 48 kN/m
P = 80 kN

E,I E,2I
A B C

5m 3m 3m

Gambar 2.6.a. Gambar Contoh Soal 1

Struktur di atas 3 tumpuan memikul beban merata q pada bentang I dan beban terpusat P pada
bentang II. Propertis struktur E, I, dan L diketahui nilai-nilainya (Nilai E dan I dalam
perbandingan). Dengan menggunakan Persamaan Tiga Momen akan dilakukan analisis reaksi
tumpuan struktur .

PENYELESAIAN :

1. Menentukan jumlah persamaan yang harus disusun

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, pada struktur balok dengan banyak tumpuan ini,
reaksi tumpuan yang ditinjau hanya reaksi vertikal saja. Dengan demikian, reaksi tumpuan
struktur menjadi 3 yaitu : RA , RB , RC

(Indeks ‘V’ yang menunjukkan gaya arah vertikal tidak dicantumkan dalam penulisan reaksi tumpuan, sehingga RAV
cukup ditulis RA saja.)

Persamaan Keseimbangan yang digunakan ada 2 yaitu :  V = 0 dan  M = 0. Keseimbangan


arah horizontal ( H = 0) tidak dipakai.

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 12


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

Sesuai dengan prinsip kesesuaian jumlah variabel dan jumlah persamaan, dengan 3 variabel
dan 2 persamaan keseimbangan, berarti dibutuhkan 1 Persamaan Keseimbangan lagi agar
analisis struktur dapat dilakukan.

Persamaan keseimbangan akan dibangun dari Persamaan Tiga Momen dengan variabelnya
berupa momen-momen tumpuan. Dalam kasus ini, 2 dari 3 momen tumpuan, sudah diketahui
nilainya, masing-masing tumpuan A dan C bernilai 0 (tumpuan sendi). Variabel yang tersisa
adalah MB (momen tumpuan B)

 1 Persamaan Keseimbangan dengan 1 Variabel (MB)


memenuhi prinsip kesesuaian jumlah variabel dan jumlah persamaan

2. Diagram momen akibat beban luar pada masing-masing bentang

150
120
2
A1  .5.150  500
3
A1 A2
1
A 2  .6.120  360
2
2.5 m 3m

Gambar 2.6.b. Diagram Momen Contoh Soal 1

3. Persamaan Tiga Momen

L  L L  L  A .a A .a h .E h .E
M A  1   2.M B  1  2   M C  2   6 1 1  6 2 2  6 A  6 C
 I1   I1 I 2   I2  L1 .I1 L 2 .I 2 L1 L2

5 5 6  6 (500) (2.5) (360) (3)


0.   2.M B     0.   6 6 00
I  I 2.I   2I  (5) (I) (6) (2.I)

8 1500 540


2.M B     
I I I
16 MB = - 2040
MB = - 127.5 kN.m

Momen yang diperoleh berharga negatif (serat atas tertarik, serat bawah tertekan)

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 13


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

4. Freebody Balok AB dan BC

q = 48 kN/m MB = 127.5 kN.m P = 80 kN

A B B C

5m 3m 3m

Gambar 2.6.c. Freebody Elemen Struktur Contoh Soal 1

5. Gaya Geser

beban +120 +120 +40 +40


momen ujung -25.5 +25.5 +21.25 -21.25
total +94.5 +145.5 +61.25 +18.75

reaksi tumpuan : RA = 94.5 kN RB = 206.75 kN RC = 18.75 kN

6. Reaksi Tumpuan

q = 48 kN/m
P = 80 kN

RA = 94.5 kN RB = 206.75 kN RC = 18.75 kN

Gambar 2.6.d. Reaksi Tumpuan Struktur Contoh Soal 1

Sampai di sini, sudah dihitung semua reaksi tumpuan. Analisis struktur berikutnya dapat
dilanjutkan untuk menghitung gaya dalam struktur berupa momen dan lintang



2.3. BEBERAPA PENGERTIAN YANG BERMANFAAT UNTUK PERHITUNGAN

Ada baiknya disampaikan kembali di sini sejumlah pengertian yang sering dipakai dalam
menyelesaikan analisa struktur dengan menggunakan Persamaan Tiga Momen.

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 14


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

Diagram Momen

Diagram momen sangat penting untuk dipahami dengan baik karena ini termasuk langkah
penting dalam menyusun Persamaan Tiga Momen. Beberapa hal yang menyangkut diagram
momen adalah luas bidang momen dan titik berat bidang momen.

 Akibat Beban Merata

q
A = 2/3 (1/8 q.l 2) l 1/8 q.l 2

l l /2 l /2

Gambar 2.7.a. Struktur dengan Beban Merata dan Diagram Momennya

 Akibat Beban Terpusat


- di tengah bentang

P 1/4 P.l
A = 1/2 (1/4 P.l ) l

l /2 l /2 l /2 l /2

Gambar 2.7.b. Struktur dengan Beban Terpusat di Tengah Bentang dan Diagram Momennya

- sejarak a dari tumpuan kiri (atau sejarak b dari tumpuan kanan)

P A = 1/2 ( P.a.b / l ) l
P.a.b / l

a b (l +a)/3 (l +b)/3

l l

Gambar 2.7.c. Struktur dengan Beban Terpusat Sembarang dan Diagram Momennya

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 15


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

 Akibat Momen Tumpuan

M M
A = 1/2 M.l

l l /3 2/3 l

Gambar 2.7.d. Struktur dengan Momen Tumpuan dan Diagram Momennya

Superposisi Beban dan Diagram Momen

Jika pada suatu bentang bekerja beberapa buah gaya yang berbeda (misal beban merata dan
terpusat) maka Beban dan Diagram Momen dapat dipandang satu per satu secara terpisah. Cara
ini lebih efektif dilakukan dibandingkan dengan mencari resultan gaya dan menjadikan diagram-
diagram momen dalam satu diagram.

l
x=?
(a) (b)

+
(c) (d)

Gambar 2.8. Superposisi Beban dan Diagram Momen


(a) Struktur dengan Beban Merata dan Terpusat
(b) Diagram Momen Gabungan akibat Beban Merata dan Beban Terpusat
(c) Diagram Momen Akibat Beban Merata
(d) Diagram Momen Akibat Beban Terpusat

Jika diagram momen akibat sejumlah beban yang bekerja digambarkan dalam satu diagram
momen, akan terjadi kesulitan terutama untuk mendefenisikan titik berat dari luasnya. Jika
digambarkan secara terpisah, pendefenisian luas dan titik berat diagram momen dapat dilakukan
dengan mudah.

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 16


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

Dalam perhitungan pada Persamaan Tiga Momen, diagram-diagram momen tersebut


dijumlahkan secara aljabar biasa.

2.4. KONTROL PUTARAN SUDUT

Momen-momen yang diperoleh dari Persamaan Tiga Momen harus dikontrol ketepatan hasilnya
melalui kompatibilitas putaran sudut. Dengan menghitung putaran sudut pada setiap ujung
elemen, akan dapat dipastikan apakah momen tumpuan sudah benar atau tidak.

Putaran sudut (deformasi rotasi) pada setiap ujung-ujung elemen disebabkan oleh :
1. beban luar yang bekerja pada struktur
2. momen ujung
3. perubahan tumpuan (belum dibahas sampai sejauh ini)

Dengan kondisi beban-beban luar yang sudah terdefenisi, maka untuk SATU NILAI TERTENTU
PUTARAN SUDUT pada ujung elemen, hanya ada SATU NILAI MOMEN UJUNG yang
bekerja. Tidak mungkin terdapat dua atau lebih nilai momen ujung untuk menghasilkan satu
nilai putaran sudut. Artinya, jika terpenuhi kompatibilitas putaran sudut pada ujung-ujung
elemen oleh SATU NILAI momen ujung, maka nilai momen ujung tersebut sudah BENAR.

Untuk klausa tersebut di atas, dapat dilihat contoh berikut :


struktur dengan beban merata, dengan kedua ujungnya terjepit

L M = 1/12 q L2 M = 1/12 q L2

Gambar 2.9. Struktur Terjepit Pada Kedua Ujungnya Memikul Beban Merata

Akibat beban merata yang bekerja, akan terjadi deformasi struktur termasuk rotasi pada ujung-ujung
elemen. Dengan kondisi ujung jepit, akan timbul momen yang mempertahankan kondisi ujung-
ujungnya tetap lurus horizontal (putaran sudut = nol). Momen yang mempertahankan putaran sudut
tetap nol, hanya ada satu nilai, yaitu M = 1/12 q L2 dengan arah masing-masing berlawanan putaran
jarum jam untuk tumpuan kiri dan searah putaran jarum jam untuk tumpuan kanan. Nilai momen ini
adalah UNIK dan TUNGGAL, artinya selain dari nilai momen itu, tidak ada lagi nilai momen ujung
yang dapat menyebabkan putaran sudut tetap nol.

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 17


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

Metoda yang digunakan untuk kontrol putaran sudut ini adalah Metoda Conjugate Beam (Balok
Padanan)

Review Conjugate Beam

Secara ringkas akan ditinjau kembali metoda conjugate beam untuk contoh balok di atas
tumpuan sederhana yang memikul beban terpusat P di tengah bentang.

 Struktur di atas dua tumpuan


P
A B

l /2 l /2

Gambar 2.10.a. Struktur Sederhana dengan Beban Terpusat P

 Diagram Momen

Luas Diagram Momen


(A) = 1/8 P.l 2

Gambar 2.10.b. Diagram Momen

 Struktur Conjugate Beam

A = 1/8 P.l 2
A B

Gambar 2.10.c. Struktur Conjugate Beam

Putaran sudut tumpuan A dan B pada struktur awal, dapat dihitung sebagai reaksi tumpuan A
dan B pada struktur Conjugate Beam.

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 18


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

 Reaksi Tumpuan Struktur Conjugate Beam

1  1  1  1 P.l 2  P.l 2
RA   A    ; RA searah jarum jam
EI  2  EI  2 8  16.EI

P.l 2
  A  
16.EI
A

Gambar 2.10.d. Putaran Sudut Pada Tumpuan A (kiri)

1  1  1  1 P.l 2  P.l 2
RB   A    ; RB berlawanan arah jarum jam
EI  2  EI  2 8  16.EI

P.l 2
  B  
16.EI B

Gambar 2.10.e. Putaran Sudut Pada Tumpuan B (kanan)

catatan :
a. tanda positif/negatif pada nilai  menandakan arah putaran sudut
b. jika  bernilai positif
untuk tumpuan kiri (A) : putaran sudut searah jarum jam
untuk tumpuan kanan (B) : putaran sudut berlawanan arah jarum jam
c. jika arah putaran sudut sudah dipertimbangkan, tanda positif/negatif pada nilai  tidak
diperhitungkan lagi

 CONTOH SOAL 2

Diketahui struktur balok menerus di atas 4 tumpuan memikul beban-beban seperti pada gambar.

q = 24 kN/m P = 80 kN
q = 16 kN/m P = 72 kN
P = 24 kN

3I 10 I 2I
A B C D

6m 6m 6m 2m 4m 1.5 m

Gambar 2.11.a. Gambar Contoh Soal 2

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 19


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

PENYELESAIAN :

1. Menentukan jumlah persamaan yang harus disusun

 Reaksi Tumpuan : 4 ( RA , R B , R C , R D )
 Pers.Keseimbangan : 2 (  V = 0 ,  M = 0 )

Agar analisis struktur dapat dilakukan, dibutuhkan 2 Persamaan Keseimbangan lagi.


Momen tumpuan yang sudah diketahui nilainya adalah MA dan MD. Variabel yang tersisa
adalah MB dan MC

Momen Tumpuan di D (MD) bukan variabel, karena dapat dihitung sebagai :

MD = 24 kN x 1.5 m = 36 kN.m

MD
serat atas tertarik, momen negatif.

dalam perhitungan, nilai MD bernilai negatif

 2 Persamaan Keseimbangan dengan 2 Variabel (MB dan MC)


memenuhi prinsip kesesuaian jumlah variabel dan jumlah persamaan

2. Diagram momen akibat beban luar pada masing-masing bentang

240

108 96

A1 = 432 A2 = 1440
A4 = 288

6 6 6 8/3 10/3
288

A3 = 2304

6 6

Gambar 2.11.b. Diagram Momen Contoh Soal 2

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 20


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

3. Persamaan Tiga Momen

 bentang ABC

L  L L  L   A .a   A .a A .a 
M A  AB   2.M B  AB  BC   M C  BC     6 1 1     6 2 2  6 3 3 
 I AB   I AB I BC   I BC   L AB .I AB   L BC .I BC L BC .I BC 
 6 12   12   (432) (3)   (1440) (6) (2304) (6) 
0  2.M B     M C .     6     6 6 
 3.I 10.I   10.I   (6) (3.I)   (12) (10.I) (12) (10.I) 

6.4 M B  1.2 M C  - 1555.2 …(1)


 bentang BCD

L  L L  L   A .a A .a   A .a 
M B  BC   2.M C  BC  CD   M D  CD     6 2 2  6 3 3     6 4 4 
 I BC   I BC I CD   I CD   L BC .I BC L BC .I BC   L CD .I CD 
 12   12 6   6   (1440) (6) (2304) (6)   (288) (10/3) 
M B .   2.M C     (36)     6 6     6 
 10.I   10.I 2.I   2.I   (12) (10.I) (12) (10.I)   (6) (2.I) 

1.2 M B  8.4 M C  - 1495.2 …(2)

4. Penyelesaian sistem persamaan (dengan metoda matriks)

6.4 1.2  M B   1555.2


1.2 8.4 M    1495.2
   C  

M B   215.394
    
M C    147.229 

5. Momen tumpuan hasil perhitungan dengan Persamaan Tiga Momen

Momen tumpuan yang diperoleh berharga negatif (serat atas tertarik, serat bawah tertekan)

MB = 215.394 MC = 147.229 MD = 36.000

6m 6m 6m 2m 4m 1.5 m

Gambar 2.11.c. Momen Tumpuan Dengan Arah yang Diikoreksi

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 21


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

6. Kontrol Putaran Sudut

Putaran sudut yang terjadi pada elemen disebabkan oleh beban luar dan momen tumpuan.
Kontrol Putaran sudut dilakukan dengan membandingkan nilai-nilainya untuk setiap ujung
elemen.

240

108 96

A1 = 432 A2 = 1440
A4 = 288

6 6 6 8/3 10/3
288

A3 = 2304

6 6

Gambar 2.11.d. Diagram Momen Akibat Beban Luar

A9
A5 A7 A8
36.000
A6
147.229

215.394

4 2 4 4 4 2 2 2

Gambar 2.11.e. Diagram Momen Akibat Momen Tumpuan

(215.394)(6) (147.229)(6)
A5   646.183 A8   441.688
2 2
(215.394)(12) (36)(6)
A6   1292.367 A9   108
2 2
(147.229)(12)
A7   883.376
2

catatan : momen dengan harga negatif, digambarkan di bagian bawah struktur

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 22


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

Perhitungan Nilai Putaran Sudut Tiap Bentang :

Bentang AB

1 1
A   432  1 646.183  0.202
E(3.I)  2 3  EI
1 1
B   432  2 646.183   71.596
E(3.I)  2 3  EI

A = 0.202 / EI B = -71.596 / EI

ATAU

B = 71.596 / EI

Bentang BC

1 1
B   1440  1 2304  2 (1292.367)  1 (883.376)  71.596
E(10.I)  2 2 3 3  EI

1 1
C   1440  1 2304  1 (1292.367)  2 (883.376)  85.229
E(10.I)  2 2 3 3  EI

B = 71.596 / EI C = 85.229 / EI

Bentang CD

1 10
C   288  2 441.688  1 (108)   85.229
E(2.I) 18 3 3  EI
1 8
D   288  1 441.688  2 (108)   45.615
E(2.I) 18 3 3  EI

C = -85.229 / EI D= -45.615 / EI

ATAU ATAU

C = 85.229 / EI D= 45.615 / EI

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 23


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

tumpuan B

B = 71.596 / EI
B = 71.596 / EI

Gambar 2.11.f. Kontrol Putaran Sudut Pada Tumpuan B

tumpuan C

C = 85.229 / EI
C = 85.229 / EI

Gambar 2.11.g. Kontrol Putaran Sudut Pada Tumpuan C

kesimpulan :
Dengan tercapainya kompatibilitas putaran sudut pada tumpuan B dan C, maka nilai momen-
momen yang diperoleh dari Persamaan Tiga Momen sudah BENAR.

7. Freebody balok untuk masing-masing bentang

MB = 215.394 MC = 147.229 MD = 36.000


q = 24 kN/m P = 80 kN
q = 16 kN/m P = 72 kN P = 24 kN

3I 10 I 2I
A B C D
6m 6m 6m 2m 4m 1.5 m

Gambar 2.11.h. Freebody Balok

8. Gaya Geser

+72 +72 +40 +40 +48 +24 +24


beban
+96 +96
-35.899 +35.899 +17.949 -17.949 +24.538 -24.538
momen
-12.269 +12.269 -6 +6
total +107.899 +141.680 +130.320 +66.538 +5.462 +24
r.tump : RA = 36.101 RB = 249.579 RC = 196.858 RD = 29.462

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 24


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

9. Reaksi Tumpuan

q = 24 kN/m P = 80 kN
q = 16 kN/m P = 72 kN
P = 24 kN

RA = 36.101 kN RB = 249.579 kN RC = 196.858 kN RD = 29.462 kN

Gambar 2.11.i Reaksi Tumpuan



2.5. GAYA DALAM

Setelah semua reaksi tumpuan diperoleh, tahapan analisis struktur berikutnya adalah
menentukan gaya-gaya dalam pada sepanjang bentang struktur. Untuk kepentingan ini,
didefenisikan persamaan gaya dalamnya terlebih dahulu.

Persamaan gaya dalam ditinjau untuk setiap bentang struktur. Karena momen-momen tumpuan
sudah diketahui, persamaan gaya dalam dapat ditinjau secara independen untuk masing-masing
bentang.

10. Persamaan Gaya Dalam (lanjutan contoh soal 2)

bentang AB

q = 24 kN/m 215.394

A B

36.101 107.899

untuk 0 < x < 6


x
Lx = 36.101 – 24 x
24
L Mx = 36.101 x – 12 x2
M untuk x = 6
A
L = -107.899 kN ok !
M = -215.394 kN.m ok !
36.101

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 25


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

d Mx
lokasi momen ekstrim : 0 lokasi momen bernilai 0 :
dx
x = 1.504 m x1 = 0
M = 27.152 kN.m x2 = 3.008 m

bentang BC

215.394 P = 80 kN 147.229
q = 16 kN/m

B C

141.680 130.320

x untuk 0 < x < 6


215.394 16 L Lx = 141.680 – 16 x
M Mx = -215.394 + 141.680 x – 8 x2
B untuk x = 6
L = -45.680 kN
141.680
M = -346.686 kN.m

d Mx
lokasi momen ekstrim : 0 lokasi momen bernilai 0 :
dx
x = 8.855 m > x = 6 m (tidak dipakai) x1 = 1.680 m
x2 = 16.030 m (tidak dipakai)

x
untuk 6 < x < 12
80
215.394 16 L Lx = 141.680 – 16 x – 80
M Mx = -215.394 + 141.680 x – 8 x2 – 80 (x-6)
B untuk x = 6
L = -34.320 kN
141.680
6
M = -346.686 kN.m
untuk x = 12
L = -130.320 kN ok !
M = -147.234 kN.m (  147.229 ) ok !

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 26


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

d Mx
lokasi momen ekstrim : 0 lokasi momen bernilai 0 :
dx
x = 3.855 m > x = 6 m (tidak dipakai) x1 = -3.069 m (tidak dipakai)
x2 = 10.779 m

bentang CD

2 4

147.229 36.000
72

C D

66.538 5.462

untuk 0 < x < 2


x Lx = 66.538
147.229 L Mx = -147.229 + 66.538 x

M untuk x = 2
C L = 66.538 kN
M = -14.153 kN.m
66.538

untuk 2 < x < 4

x
Lx = 66.538 – 72
147.229
72 L Mx = -147.229 + 66.538 x – 72 (x-2)
M untuk x = 2
C L = -5.462 kN
M = -14.153 kN.m
66.538
untuk x = 4
2
L = -5.462 kN ok !
M = -36.001 kN.m (  36.000 ) ok !

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 27


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

11. Diagram Gaya Dalam

+141.680

+45.680 +66.538
+36.101 4.496
+24.000

-5.462
1.504 -34.320

-107.898
-130.320

Gambar 2.11.j Diagram Gaya Geser

+346.686

1.680 1.221
+27.152

10.779 -14.153
1.504 -36.000
-147.229
3.008 -215.394

Gambar 2.11.k Diagram Momen

2.6. KURVA ELASTIS

Deformasi struktur akibat beban-beban yang bekerja dapat digambarkan dengan bantuan putaran
sudut pada tumpuan dan diagram momen.

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menggambarkan sketsa kurva elastis :
1. Perpindahan pada tumpuan
jika tidak terjadi perubahan tumpuan, perpindahan = 0
2. Arah dan besar putaran sudut pada tumpuan
sesuai nilai yang diperoleh dari kontrol putaran sudut.
3. Lokasi titik belok kurva elastis pada nilai M = 0

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 28


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

12. Sketsa Kurva Elastis (lanjutan Contoh Soal 2)

A= 0.202 / EI B = 71.596 / EI C = 85.229 / EI D = 45.615 / EI

Gambar 2.11.l Diagram Momen



2.7. KONDISI TUMPUAN JEPIT

Sejauh ini, Persamaan Tiga Momen telah diterapkan pada struktur balok dengan banyak
tumpuan dan nilai momen-momen tumpuan bisa diperoleh. Variabel yang tidak diketahui bisa
ditentukan dengan menyusun sejumlah persamaan yang sesuai melalui Persamaan Tiga Momen.

CONTOH :

1. Struktur di atas 3 Tumpuan Sederhana

A B C

Gambar 2.12 Struktur di Atas 3 Tumpuan Sederhana

 Reaksi Tumpuan : 3 ( RA , R B , R C )
 Pers.Keseimbangan : 2 (  V = 0 ,  M = 0 )
 Redundant : 1 ( MB )
1 Persamaan dengan 1 variabel (MB)

2. Struktur di atas 5 Tumpuan Sederhana

A B C D E
1. Variabel MB , MC

2. Variabel MB , MC , MD

3. Variabel MC , MD

Gambar 2.13 Struktur di Atas 5 Tumpuan Sederhana

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 29


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

 Reaksi Tumpuan : 5 ( RA , R B , R C , R D , R E )
 Pers.Keseimbangan : 2 (  V = 0 ,  M = 0 )
 Redundant : 3 ( MB , MC , MD )
 3 Persamaan dengan 3 variabel MB , MC , MD

Jika pada tumpuan-tumpuan luar (tumpuan paling kanan dan paling kiri) menjadi tumpuan jepit,
maka akan menambah jumlah reaksi tumpuan yang tidak diketahui. Model struktur balok di atas
tiga tumpuan menjadi tidak cukup untuk menghasilkan jumlah persamaan yang sesuai dengan
jumlah redundant yang ada.

CONTOH :

A B C D
1. Variabel MB , MC

2. Variabel MB , MC , MD

Gambar 2.14 Struktur dengan 1 Tumpuan Luar Terjepit

 Reaksi Tumpuan : 5 ( R A , R B , R C , R D , MD )
 Pers.Keseimbangan : 2 (  V = 0 ,  M = 0 )
 Redundant : 3 ( MB , MC , MD )
 2 Persamaan dengan 3 variabel MB , MC , MD

Sistem persamaan dengan jumlah persamaan lebih sedikit daripada jumlah variabel, tidak bisa
diselesaikan. Agar persamaan diselesaikan, diperlukan 1 persamaan lagi yang mengandung
variabel-variabel yang tidak diketahui.

Persamaan tambahan tersebut harus dibangun dengan cara yang sama dengan persamaan yang
telah ada, yaitu dengan model struktur balok di atas 3 tumpuan. Untuk kepentingan ini,
diperlukan satu balok imajiner tambahan di sebelah tumpuan luar dengan karakteristik sebagai
balok yang sangat kaku.
Balok yang sangat kaku mempunyai salah satu karakteristik berikut :
1. kekakuan sangat besar, I = 
2. panjang bentang sangat pendek, L  0

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 30


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

I=

A B C D balok imajiner D
0
1. Variabel MB , MC

2. Variabel MB , MC , MD

3. Variabel MC , MD , MDo

Gambar 2.15 Struktur dengan Tumpuan Luar Terjepit ditambahkan Balok Imajiner

Persamaan ketiga dengan variabel MC , MD , MDo dapat dituliskan sebagai berikut :

L  L L  L   A .a   A .a 
M C  CD   2.M D  CD  DDo   M Do  DDo     6 CD CD     6 DDo DDo 
 I CD   I CD I DDo   I DDo   L CD .I CD   L DDo .I DDo 

masukkan nilai inersia pada bentang DD0 , diperoleh :

L  L L  L   A .a   A .a 
M C  CD   2.M D  CD  DDo   M Do  DDo     6 CD CD     6 DDo DDo 
 I CD   I CD       L CD .I CD   L DDo . 

L  L   A .a 
M C  CD   2.M D  CD     6 CD CD 
 I CD   I CD   L CD .I CD 

Persamaan ketiga ini akhirnya hanya mengandung dua variabel, MC dan MD. Dengan demikian
secara keseluruhan, sistem persamaan terdiri dari 3 persamaan dengan 3 variabel. Sistem
Persamaan bisa diselesaikan dan nilai variabel dapat ditentukan.

2.8. PERUBAHAN TUMPUAN TAK SERAGAM

Jika terjadi perubahan kedudukan tumpuan, maka akan terjadi deformasi struktur mengikuti
perubahan tumpuan. Dalam Persamaan Tiga Momen, terdapat suku yang mengakomodir
masalah ini. Perjanjian tanda untuk perubahan tumpuan telah dibahas pada bagian sebelumnya.

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 31


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

 CONTOH SOAL 3

Struktur balok menerus di atas 3 tumpuan, terjepit pada kedua ujung sebelah luar. Tumpuan B
dan C masing-masing mengalami penurunan sebesar 15 mm dan 9 mm.

q = 48 kN/m
P = 120 kN

E,I B E,2I C
A 9 mm
15 mm
C'
B'

5m 3m 3m

nilai E.I = 105 kN.m2 atau E = (105/I) kN.m2

Gambar 2.16.a Gambar Contoh Soal 3




PENYELESAIAN :

1. Menentukan jumlah persamaan yang harus disusun

 Reaksi Tumpuan : 5 ( R A , R B , R C , M A , MC )
 Pers.Keseimbangan : 2 (  V = 0 ,  M = 0 )

Agar analisis struktur dapat dilakukan, dibutuhkan 3 Persamaan Keseimbangan lagi.


Momen tumpuan yang tidak diketahui nilainya adalah MA, MB, dan MC.

2. Struktur dengan tambahan balok imajiner pada sebelah kiri tumpuan A dan sebelah kanan
tumpuan C

q = 48 kN/m
P = 120 kN

E,I B E,2I C
A0 A 9 mm
15 mm
C'
B'
C0
5m 3m 3m

Gambar 2.16.b Struktur Dengan Tambahan Balok Imajiner

catatan : tumpuan imajiner C0 mengikuti tumpuan C yang mengalami penurunan. Hal ini
sesuai dengan karakteristik balok imajiner yang mempunyai panjang L  0

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 32


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

3. Diagram momen akibat beban luar pada masing-masing bentang

180
150

A1 = 500 A1 = 540

5m 3m 3m

Gambar 2.16.c Diagram Momen Contoh Soal 3

4. Perubahan Tumpuan

 bentang A0AB
tumpuan A0 dan A tetap, tumpuan B turun sebesar 15 mm.
 tumpuan kiri : hAo = 0
 tumpuan kanan : hB = -15 mm

 bentang ABC
tumpuan A tetap, tumpuan B turun sebesar 15 mm, tumpuan C turun 9 mm.
 tumpuan kiri : hA = +15 mm
 tumpuan kanan : hC = +(15-9) = +6 mm

 bentang BCC0
tumpuan B turun sebesar 15 mm, tumpuan C turun 9 mm, tumpuan C0 mengikuti C
 tumpuan kiri : hB = -(15-9) = -6 mm
 tumpuan kanan : hCo = 0

5. Persamaan Tiga Momen

 bentang A0AB

L  L L  L   A .a   h .E 
M Ao  AoA   2.M A  AoA  AB   M B  AB     6 1 1    6 B 
 I AoA   I AoA I AB   I AB   L AB .I AB   L AB 

L  L 5 5  (500) (2.5)   (0.015) (10 5 / I) 


M Ao  AoA   2.M A  AoA    M B .     6   6 
     I I  (5) (I)   (5) 

10 M A  5 M B  - 3300 …(1)

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 33


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

 bentang ABC

L  L L  L   A .a A .a   h A .E h .E 
M A  AB   2.M B  AB  BC   M C  BC     6 1 1  6 2 2    6  6 C 
 I AB   I AB I BC   I BC   L AB .I AB L BC .I BC   L AB L BC 

5 5 6   6   (500) (2.5) (540) (3)   (0.015) 10 5 (0.006) 10 5 


M A    2.M B     M C      6 6    6 6 
I  I 2.I   2.I   (5) (I) (6) (2.I)   (5) I (6) I 

5 M A  16 M B  3 M C  90 …(2)

 bentang BCC0

L  L L  L   A .a   h .E 
M B  BC   2.M C  BC  CCo   M Co  CCo     6 2 2     6 B 
 I BC   I BC I CCo   I CCo   L BC .I BC   L BC 

 6   6 L CCo  L   (540) (3)   (0.006) (105 /I ) 


M B .   2.M C     M Co  CCo     6   6 
 2.I   2.I       (6) (2.I)   (6) 

3 M B  6 M C  - 1410 …(3)

6. Penyelesaian sistem persamaan (dengan metoda matriks)

10 5 0 M A   3300
 5 16 3    
   M B    90 
 0 3 6  M    1410 
 C  

M A   431.875
   
 M B    203.750
 M    336.875
 C  

7. Momen tumpuan hasil perhitungan dengan Persamaan Tiga Momen

MA = 431.875 MB = 203.750 MC = 336.875

5m 3m 3m

Gambar 2.16.d Momen Tumpuan

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 34


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

8. Kontrol Putaran Sudut

Putaran sudut yang terjadi pada elemen disebabkan oleh :


1. beban luar
2. momen tumpuan.
3. perubahan tumpuan

180
150

A1 = 500 A2 = 540

5m 3m 3m

Gambar 2.16.e. Diagram Momen Akibat Beban Luar

203.750

A3 (+) A4

A6
A5

336.875

431.875

5/3 5/3 5/3 2 2 2

Gambar 2.16.f. Diagram Momen Akibat Momen Tumpuan

(203.750)(5) (431.875)(5)
A3   509.375 A5   1079.688
2 2
(203.375)(6) (336.875)(6)
A4   611.250 A6   1010.630
2 2

catatan : momen positif digambarkan di bagian atas struktur, momen negatif di bagian bawah

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 35


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

A = + 15 / LAB

C = + 6 / LBC 9 mm
15 mm

B = - 15 / LAB B = - 6 / LBC

catatan : LAB dan LBC dalam mm

Gambar 2.16.g. Pergerakan struktur akibat perubahan tumpuan

Perhitungan Nilai Putaran Sudut Tiap Bentang :

Bentang AB
1 1
A  
15
  500  1 509.375  2 1079.688
L AB E(I)  2 3 3 

 5 250  169.792  719.792


15 1

5000 10
(300)
 0.003 
10 5
=0

1 1
B  
15
  500  2 509.375  1 1079.688
L AB E(I)  2 3 3 

 5 229.688
15 1

5000 10
= - 0.007 rad

B = -0.0007 rad
A = 0
ATAU

putaran sudut pada tumpuan A, A = 0  OK!


B = 0.0007 rad

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 36


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

Bentang BC
1 1
B  
6
  540  2 611.250  1 1010.630
L BC E(2.I)  2 3 3 


6

1
340.625
6000 2.10 5
= 0.007 rad

1 1
C  
6
  540  1 611.250  2 1010.630
L BC E(2.I)  2 3 3 


6

1
200
6000 2.10 5
=0

c = 0
B = 0.0007 rad

putaran sudut pada tumpuan C, C = 0,  OK!

tumpuan B

B = 0.0007 rad
B = 0.0007 rad

Gambar 2.16.h. Kontrol Putaran Sudut Pada Tumpuan C

kesimpulan :
Dengan tercapainya kompatibilitas putaran sudut pada tumpuan A, B, dan C, maka nilai
momen-momen yang diperoleh dari Persamaan Tiga Momen sudah BENAR.

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 37


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

9. Freebody balok untuk masing-masing bentang

MA = 431.875 MB = 203.750 P = 120 kN MC = 336.875


q = 48 kN/m

E,I E,2I
A B C

5m 3m 3m

Gambar 2.16.i. Freebody Balok

10. Gaya Geser

beban +120 +120 +60 +60


+86.375 -86.375 -33.958 +33.958
momen ujung
+40.750 -40.750 -56.146 +56.146
total +94.5 -7.125 -30.104 +150.104

reaksi tumpuan : RA = 247.125 kN RB = -37.229 kN RC = 150.104 kN

11. Reaksi Tumpuan

MA = 431.875 q = 48 kN/m MC = 336.875


P = 120 kN

E,I E,2I

RA = 247.125 kN RB = 37.229 kN RC= 150.104 kN

Gambar 2.16.j. Reaksi Tumpuan

cek  V = 0
?
R A  R B  R C  q.L AB  P
?
247.125  37.229  15.104 (48).(5)  120
360 = 360  OK!

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 38


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

12. Persamaan Gaya Dalam

bentang AB

MA = 431.875 q = 48 kN/m MB = 203.750

E,I

RA = 247.125 kN RB = 7.125 kN

x
untuk 0 < x < 5
MA = 431.875 48 L Lx = 247.125 – 48 x
M Mx = 431.875 + 247.125 x – 24 x2
E,I
untuk x = 5

RA = 247.125 kN L = 7.125 kN ok !
M = 203.750 kN.m ok !

d Mx
lokasi momen ekstrim : 0 lokasi momen bernilai 0 :
dx
x = 5.148 m (tidak dipakai) x1 = 2.231 m
x2 = 8.066 m (tidak dipakai)

bentang BC

P = 120 kN
MB = 203.750 MC = 336.875

E,2I

RB = 30.104 kN RC= 150.104 kN

untuk 0 < x < 3

x
Lx = -30.104
L
MB = 203.750 Mx = 203.750 – 30.104 x
M untuk x = 3
L = -30.104 kN
RB = 30.104 kN M = 113.438 kN.m

Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 39


Sabril Haris HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

untuk 3 < x < 6


Lx = -30.104 – 120 = -150.104
x
Mx = 203.750 – 30.104 x – 120 ( x – 3 )
P = 120 kN untuk x = 6
MB = 203.750 L
L = -150.104 kN ok !
M
M = 336.874 kN.m (  336.875 ) ok !

RB = 30.104 kN

13. Diagram Gaya Dalam

+247.125

+7.125

-30.104
-150.104

Gambar 2.16.k. Diagram Gaya Geser

-431.875 -336.874

3.756

2.231 +113.438
+203.750

Gambar 2.16.l. Diagram Gaya Geser

14. Sketsa Kurva Elastis

9 mm
15 mm

B = 0.0007 rad

Gambar 2.16.m. Sketsa Kurva Elastis



Persamaan Tiga Momen Mekanika Rekayasa III - 40

Anda mungkin juga menyukai