D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Raja Bone ke XXII konon memiliki istri lebih dari 40 orang dan punya anak serta cucu,
menjadi raja mulai dari Gowa, Maros, Pangkajenne Kepulauan, Barru, Soppeng, Luwu,
Bantaeng, terlebih diberbagai kerajaan palili di Bone. Beliau orang yang cerdas, penulis yang
handal dan yang pasti tekun, ulet dan berpengetahuan luas. Dalam menulis catatan hariannya
dimaksudkan sebagai bahan pelajaran bagi anak cucunya dan sebagai informasi berharga bagi
penerusnya ataupun raja Bone berikutnya. Pada catatan hariannya dipadukan antara tanggal,
bulan, dan tahun miladia (masehi) dengan tanggal, bulan, dan tahun hijiriah. Adapun catatan
harian Raja Bone ke XXII La Temassonge, tahun 1752-1762, mengungkapkan berbagai hal yang
mungkin belum pernah ditemukan selama ini pada Lontarak, silsilah ataupun sejarah kerajaan-
kerajaan di Sulawesi Selatan. Dalam catatan harian ini terdapat beberapa makna yang terkandung
didalamnya seperti :
Beberapa catatan harian Raja Bone XXII La Temassonge Toappaweling, pada tahun 1752-
1762 Masehi atau 1165-1175 Hijriah.
17 Mei 1752 : Hari pasar depan SalassaE di Pattiro, saya beli semua jualan
orang di pasar
4 Sya’ban 1165 : Saya suruh ratakan tempat berdirinya masjid
18 Ramadhan 1165 : Acara potong rambut (tradisi umtuk pertama kalinya memotong
rambut bagi anak kecil)
5 Syawal 1165 : Saya berikan alameng (keris) kepada La Pawennei dan I Nacu
7 Oktober 1752 : Bendungan selesai. Diadakan tari pajaga
10 Mei 1759 : Datang utusan Luwu menyampaikan meninggal Datu dan
meninggalnya PonggawaE
7 Agustus 1761 : Datang utusan Arung Mampu menyampaikan bahwa Cenrana
telah dikuasai. Saya suruh Puanna I beri pergi ke Wajo
1 Rabiul Awal 1175 : Datang utusan orang Ware membawa Buno Meriam
3 Desember 1761 : Lili Rilau mendirikan benteng. Orang Tanete, orang Soppeng,
orang Irate, sebelah barat Peneki sampai pinggir sungai sebelah
utara Peneki
1 Januari 1762 : Datang Daeng Mattowa yang diangkat oleh PatolaE sebagai
Sulewatang Kera