Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN MEMBACA BUKU

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

ANDI TRY MAHGFIRAH AMIN


NO. URUT : 11
X MIPA 1

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


Identitas Buku yang Dibaca

Judul : Catatan Harian La Temmassonge’ Toappawelling Matinroe ri Malimongeng


(Raja Bone XXII)
Pengarang : Asmat Riady Lamallongeng
Penerbit : La Macca Press
Kota Terbit : Makassar
Tahun Tebit : 2006

Bagian Buku Pokok Isi Informasi


Bab 1 Raja Bone ke XXII konon memiliki istri lebih dari 40 orang dan
(Pengenalan Awal) punya anak serta cucu, menjadi raja mulai dari Gowa, Maros,
Pangkajenne Kepulauan, Barru, Soppeng, Luwu, Bantaeng,
terlebih diberbagai kerajaan palili di Bone. Beliau orang yang
cerdas, penulis yang handal dan yang pasti tekun, ulet dan
berpengetahuan luas. Dalam menulis catatan hariannya
dimaksudkan sebagai bahan pelajaran bagi anak cucunya dan
sebagai informasi berharga bagi penerusnya ataupun raja Bone
berikutnya. Pada catatan hariannya dipadukan antara tanggal,
bulan, dan tahun miladia (masehi) dengan tanggal, bulan, dan
tahun hijiriah.
Bab 2 Catatan harian Raja Bone ke XXII La Temassonge, tahun 1752-
(Mengungkap Makna 1762, mengungkapkan berbagai hal yang mungkin belum pernah
Catatan Harian Sang Raja) ditemukan selama ini pada Lontarak, silsilah ataupun sejarah
kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan. Dalam catatan harian ini
terdapat beberapa makna yang terkandung didalamnya seperti :
1. Persatuan dan Kesatuan Orang Sulawesi Selatan
2. Sebaran Wilayah Kerajaan di Sulawesi Selatan
3. Sistem Transportasi, Komunikasi dan Perhubungan
4. Tradisi dan Adat Istiadat
5. Raja yang Berjiwa Sosial
6. Raja Berpihak Pada Ekonomi Kerakyatan
7. Raja Pelopor Pembuat Bnedungan (Irigasi)
8. RajaYang Pembebas Budak
9. Penegakan Hukum Yang Adil
Bab 3 Beberapa catatan harian Raja Bone XXII La Temassonge
(Catatan Harian Sang Raja) Toappaweling, pada tahun 1752-1762 Masehi atau 1165-1175
Hijriah.
17 Mei 1752 : Hari pasar depan SalassaE di Pattiro, saya
beli semua jualan orang di pasar.
4 Sya’ban 1165 : Saya suruh ratakan tempat berdirinya
masjid
18 Ramadhan 1165 : Acara potong rambut (tradisi umtuk
pertama kalinya memotong rambut bagi anak kecil)
5 Syawal 1165 : Saya berikan alameng (keris) kepada
La Pawennei dan I Nacu
7 Oktober 1752 : Bendungan selesai. Diadakan tari
pajaga
10 Mei 1759 : Datang utusan Luwu menyampaikan
meninggal Datu dan meninggalnya PonggawaE
7 Agustus 1761 : Datang utusan Arung Mampu
menyampaikan bahwa Cenrana telah dikuasai. Saya suruh
Puanna I beri pergi ke Wajo
1 Rabiul Awal 1175 : Datang utusan orang Ware membawa
Buno Meriam
3 Desember 1761 : Lili Rilau mendirikan benteng. Orang
Tanete, orang Soppeng, orang Irate, sebelah barat Peneki
sampai pinggir sungai sebelah utara Peneki
1 Januari 1762 : Datang Daeng Mattowa yang
diangkat oleh PatolaE sebagai Sulewatang Kera
Bab 4 Terdapat pula catatan catatan penting pada catatan hariannya yaitu:
(Catatan Penting) 1. Istilah-istilah penting dalam kemasyarakatan
2. Ukuran saoraja La Temassonge di Pattiro
3. Ukuran rumah La Patau Matanna Tikka Matinroe Ri
Nagauleng
4. Arti bunyi senapan bila Arumpone masuk ke kota
5. Kampong-kampung pandai besi di tanah Jawa yang
membuat keris yang tiga puluh itu
CATATAN HARIAN LA TEMASSONGE TOAPPAWELING MATINROE RI
MALIMONGENG

Raja Bone ke XXII konon memiliki istri lebih dari 40 orang dan punya anak serta cucu,
menjadi raja mulai dari Gowa, Maros, Pangkajenne Kepulauan, Barru, Soppeng, Luwu,
Bantaeng, terlebih diberbagai kerajaan palili di Bone. Beliau orang yang cerdas, penulis yang
handal dan yang pasti tekun, ulet dan berpengetahuan luas. Dalam menulis catatan hariannya
dimaksudkan sebagai bahan pelajaran bagi anak cucunya dan sebagai informasi berharga bagi
penerusnya ataupun raja Bone berikutnya. Pada catatan hariannya dipadukan antara tanggal,
bulan, dan tahun miladia (masehi) dengan tanggal, bulan, dan tahun hijiriah. Adapun catatan
harian Raja Bone ke XXII La Temassonge, tahun 1752-1762, mengungkapkan berbagai hal yang
mungkin belum pernah ditemukan selama ini pada Lontarak, silsilah ataupun sejarah kerajaan-
kerajaan di Sulawesi Selatan. Dalam catatan harian ini terdapat beberapa makna yang terkandung
didalamnya seperti :

1. Persatuan dan Kesatuan Orang Sulawesi Selatan


2. Sebaran Wilayah Kerajaan di Sulawesi Selatan
3. Sistem Transportasi, Komunikasi dan Perhubungan
4. Tradisi dan Adat Istiadat
5. Raja yang Berjiwa Sosial
6. Raja Berpihak Pada Ekonomi Kerakyatan
7. Raja Pelopor Pembuat Bnedungan (Irigasi)
8. RajaYang Pembebas Budak
9. Penegakan Hukum Yang Adil

Beberapa catatan harian Raja Bone XXII La Temassonge Toappaweling, pada tahun 1752-
1762 Masehi atau 1165-1175 Hijriah.

17 Mei 1752 : Hari pasar depan SalassaE di Pattiro, saya beli semua jualan
orang di pasar
4 Sya’ban 1165 : Saya suruh ratakan tempat berdirinya masjid
18 Ramadhan 1165 : Acara potong rambut (tradisi umtuk pertama kalinya memotong
rambut bagi anak kecil)
5 Syawal 1165 : Saya berikan alameng (keris) kepada La Pawennei dan I Nacu
7 Oktober 1752 : Bendungan selesai. Diadakan tari pajaga
10 Mei 1759 : Datang utusan Luwu menyampaikan meninggal Datu dan
meninggalnya PonggawaE
7 Agustus 1761 : Datang utusan Arung Mampu menyampaikan bahwa Cenrana
telah dikuasai. Saya suruh Puanna I beri pergi ke Wajo
1 Rabiul Awal 1175 : Datang utusan orang Ware membawa Buno Meriam
3 Desember 1761 : Lili Rilau mendirikan benteng. Orang Tanete, orang Soppeng,
orang Irate, sebelah barat Peneki sampai pinggir sungai sebelah
utara Peneki
1 Januari 1762 : Datang Daeng Mattowa yang diangkat oleh PatolaE sebagai
Sulewatang Kera

Terdapat pula catatan catatan penting pada catatan hariannya yaitu:

1. Istilah-istilah penting dalam kemasyarakatan


2. Ukuran saoraja La Temassonge di Pattiro
3. Ukuran rumah La Patau Matanna Tikka Matinroe Ri Nagauleng
4. Arti bunyi senapan bila Arumpone masuk ke kota
5. Kampong-kampung pandai besi di tanah Jawa yang membuat keris yang tiga puluh itu

Anda mungkin juga menyukai