PENDAHULUAN
kehidupan manusia karena mampu menghasilkan barang dan jasa serta dapat
dianggap tidak akan habis perlahan mulai berkurang. Banyak lahan hutan yang
penutup permukaan lahan pada lereng gunung dan atau hulu suatu sungai DAS
pemanfaatan lahan pada lereng curam (45%-65%) sampai sangat uram (>65%)
semakin intensif dilakukan oleh masyarakat setempat pada beberapa tahun terakhir
ini. Bahkan dibeberapa tempat yang merupakan wilayah Taman Wisata Alam Malino
(TWA Malino) sudah banyak dirambah oleh masyarakat. Perambahan yang terjadi ini
tidak diikuti dengan tindakan konservasi tanah dan air yang memadai. Akibatnya
pertambahan luas lahan kritis akan selalu terjadi sepanjang tahun baik di dalam
Salah satu dari 16 (enam belas) unit KPH di Provinsi Sulawesi Selatan yang
KPHP Unit XIV Jeneberang I dengan wilayah kerja meliputi 3 (tiga) kabupaten
(Gowa, Takalar, dan Jeneponto) dan memiliki luas wilayah kerja + 76.962 Ha yang
terdiri dari Kawasan Hutan Lindung (HL) seluas + 30.054 Ha, Kawasan Hutan
Produksi Terbatas (HPT) seluas + 20.497 Ha, serta Kawasan Hutan Produksi (HP)
sekitar 72,26 persen. Ada 9 wilayah kecamatan yang merupakan dataran tinggi yaitu
35,30 persen mempunyai kemiringan tanah di atas 40 derajat yaitu pada Wilayah
Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong, Bungaya, dan Tompobulu (RPHJP KPH Unit
Vegetasi penutup lahan hutan di wilayah RPH Gowa umumnya berupa hutan
sekunder atau areal bekas tebangan/ bekas perladangan berpindah yang masih
berpenutupan hutan primer (hutan rapat) sangat terbatas dan hanya bisa dijumpai
Gowa rata-rata memiliki mata pencaharian sebagai petani, pengola kebun dan
pedagang dan pegawai. Lahan milik atau lebih tepatnya lahan garapan yang dimiliki
oleh para pemukim di lokasi tersebut adalah rata-rata seluas 1,25 ha per keluarga
petani (KK), dengan produktivitas lahan sawah yang diusahakan rata-rata sebesar
3,5 ton per ha per musim panen. Hasil panenan ini berkontribusi pada penerimaan
termurun yang masih melekat atau membudaya bagi penduduk yang bermukim di
wilayah RPH Gowa. Hal ini menyebabkan banyak ditemui bagian kawasan bekas
kebun berupa semak belukar ataupun hutan sekunder, khususnya pada bagian
wilayah yang relatif datar sampai landai, baik yang berada pada lokasi ketinggian
pada KPH Unit XIV Jeneberang I utamanya pada wilayah dataran tinggi di
Kabupaten Gowa.
1.2. Rumusan Masalah
terdiri dari tanah, vegetasi, perbukitan atau lembah sungai yang dipengaruhi unsur-
unsur seperti udara, batuan, tanah, air, flora, fauna, dan manusia dengan segala
yang terbentuk karena adanya proses dan komposisi tertentu yang didalamnya
ditimbulkan.
1.2.3. Rekayasa landuse alam pegunungan apa yang dapat di aplikasikan dalam
pegunungan.