Anda di halaman 1dari 12

Bab I

Pendahuluan

A.Latar Belakang

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan filsafat?

2. Apa yang dimaksud dengan filosofi perspektif?

3. Bagaimana konsep sehat menurut perspektif Filsafat?

4. Apa pengertian dari sehat menurut filsafat?

5. Apa saja 5 dimensi kesehatan?

C.Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui arti dari filsafat

2. Untuk mengetahui arti dari filosofi perspektif

3. Untuk mengetahui konsep sehat menurut perspektif filsafat

4. Untuk mengetahui arti sehat menurut Filsafat

5. Untuk mengetahui 5 dimensi kesehatan

1
D.Manfaat Penulisan

Agar mahasiswa dapat mengetahui perspektif kesehatan dan sosial melalui


ilmu filsafat

2
Bab II

Pembahasan

A.Pengertian Filsafat

Pengertian Filsafat merupakan sebuah studi yang membahas segala fenomena yang
ada dalam kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan skeptis dengan mendalami
sebab-sebab terdala, lalu dijabarkan secara teoritis dan mendasar. Selain pengertian di atas
dalam pengertiannya filsafat dibagi menjadi dua yaitu secara etimologis dan terminologis.
Secara etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari
bahasa Yunani yaitu philosophia yang terdiri dari kata philien yang berarti cinta dan sophia
yang berarti kebijaksanaan. Jadi bisa kita artikan bahwa filsafat berarti cinta akan
kebijaksanaan atau love of wisdom dalam arti yang sedalam-dalamnya.

Adapun secara terminologis terdapat beberapa pengertian dari filsafat


itu sendiri yang akan dijabarkan sebagai berikut:

1.Upaya spekulatif (rasional) untuk menyajikan suatu pandangan


sistematik dan lengkap tentang realitas secara keseluruhan

2.Upaya untuk melukiskan realitas akhir dan dasar secara nyata

3.Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuannya


seperti sumbernya, hakikatnya, kebahasaannya serta nilainya.

4.Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-


pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan

5.Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang
kita katakan dan untuk mengatakan apa yang kita lihat.

B. Filosofi perspektif

3
Istilah "perspektif" seringkali diartikan sebagai sudut pandang/cara pandang
orang atau kelompok tertentu tentang sesuatu objek atau barang. dalam arti yang lain,
'perspektif' dapat dilihat sebagai batasan pandangan orang atau kelompok tertentu
terhadap objek penglihatannya. Marilah kita mendalami filosofi 'perspektif'
berdasarkan pengertian yang terakhir ini.

Pengertian 'perspektif' yang dilihat sebagai batasan pandangan, secara jelas


menampilkan kekurangan tertentu dari sesuatu yang didalami. Artinya, tidak semua
hal dapat nampak secara jelas ketika kita membatasi pandangan kita pada bagian
tertentu saja. Dan memang kerap terjadi demikian, karena pada dasarnya manusia
memiliki katerbatasan juga dalam melihat sesuatu secara keseluruhan. Kerap kali ada
banyak orang yang berpikir bahwa dengan pengetahuannya yang luas ia sudah dapat
mengetahui semua hal, padahal sebenarnya apa yang diketahuinya hanyalah sebagian
kecil dari makrokosmos yang melingkupinya.

Filosofi perspektif mengajak kita untuk menyadari bahwa segala yang kita
miliki (pemikiran, barang, dsb), selalu dalam jumlah dan kualitas yang terbatas,
karena itu marilah kita membuka diri bagi sesama kita untuk saling melengkapi dan
membangun dalam hidup bersama.

C. Konsep sehat menurut perspektif filsafat

Pendekatan yang digunakan pada abad ke-21, sehat dipandang dengan


perspektif yang lebih luas. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak
dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang
mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling
mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks
pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran,
dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang
konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan
sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan

4
manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun
sosial budaya.

D. Sehat menurut Filsafat

Pada zaman klasik Ilmu kedokteran berdasarkan pada filsafat alam yang
berkembang pada waktu itu. Contohnya ilmu kedokteran Cina yang mendasarkan
fenomena sehat dan sakit pada filsafat pergerakan lima unsur di alam. Namun
demikian cukup banyak pula penemuan berdasarkan pengalaman dan percobaan yang
banyak manfaatnya dalam ilmu pengobatan. Menurut ajaran filsafat dari
Cina/Taoisme, sehat adalah gejala ketidakseimbangan antara unsur yin dan yang, baik
antara manusia (mikrokosmos) dengan alam semesta (makrokosmos), maupun unsur-
unsur yang ada pada kehidupan di dalam tubuh manusia sendiri.

Dalam ajaran Taoisme, ditegaskan bahwa semua isi alam raya dan sifat-
sifatnya bisa digolongkan ke dalam dua kelompok yang disebut kelompok yin
(sifatnya mendekati air) dan kelompok yang (sifatnya mendekati api). Sifat yin dan
yang saling berlawanan, saling menghidupi, saling mengendalikan, saling
mempengaruhi tetapi membentuk sebuah kesatuan yang dinamis (harmonisasi).
Contohnya, lelaki-perempuan, panas-dingin, terang-gelap, aktif-pasif, dan seterusnya.
Seseorang akan dikatakan sakit jika tejadi ketidak seimbangan antara yin dan yang.

Sebenarnya, dalam filsafat-filsafat kuno, atau perenialisme modern, ruh,


pikiran dan raga tak pernah dilihat sebagai dua hal yang terpisah. Istilahnya, yang
sekarang kembali lagi populer, holistik (belakangan, sebagai alternatif terhadap
kedokteran modern yang bersifat mekanistik-ragawi, orang mulai memperkenalkan
kembali istilah kedokteran, atau penyembuhan (healing) holistik (holistic medicine).

Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang fisika dan biologi pada akhir abad
XX ini, terutama penemuan-penemuan tentang teori relatifitas, teori kuantum, dan
biomolekuler telah mempengaruhi paradigma kelimuan yang ditegakkan oleh Newton

5
dan Rene Descartes pada zaman renaissance. Dalam bidang ilmu kedokteran,
pandangan terhadap manusia yang terlalu mekanistik, dan dikhotomik yang
memisahkan antara fisik dan psikhis, telah bergeser menjadi lebih bersifat spiritual
dan memandang manusia secara holistik dan seimbang, akan mempengaruhi
perkembangan ilmu kedokteran, khususnya bioetika. Kecenderungan bioetika
sebelumnya yang lebih bersifat sekuler, otonom dan pluralistik akan lebih
disesuaikan dengan prinsip etika yang lebih memperhatikan perspektif spiritualitas
dan holistik. Dengan adanya penemuan berbagai jenis kecerdasan pada manusia,
seperti kecerdasan emosional dan spiritual disamping kecerdasan intelektual
mendorong pendekatan pandangan tentang existensi manusia pada aspek-aspek non
materi disamping aspek materi.

Dalam filsafat Islam , berkembang sebuah aliran yang disebut sebagai teosofi
trasenden (al-hikmah al-muat’aliyah). Dalam aliran ini, holisme kembali
ditegaskan karena gagasannya tentang sifat ambigu eksistensi (tasykik) dan gerak
substansial (al-harakah al-jawhariyah). Yakni, bahwa keberadaan manusia senantiasa
berada dalam limbo, berada di antara satu tingkat dan tingkat lainnya dalam tangga
keberadaan, bergerak dari yang sepenuhnya bersifat fisik dan material hingga ke yang
sepenuhnya bersifat ruhaniah. Dan bahwa sesungguhnya tak ada batas yang
memisahkan keberadaan fisikal dengan yang bersifat mental, psikologis, maupun
ruhaniah (spiritual). Kapan saja, manusia bisa berada secara lebih fisikal, tapi juga
bisa meningkat ke yang lebih spiritual.

Dan sebaliknya. Dalam filsafat ini, sebagaimana juga dalam ajaran Islam pada
umumnya, orang menjadi lebih spiritual karena amal-amal salih yang dilakukannya.
Dalam konteks pembicaraan kita ini, orang lebih spiritual dengan kata lain, lebih
bahagia berkat amal-amal salih yang mendekatkannya pada khazanah alam spiritual,
kepada Tuhan sebagai puncak spiritualitas.

E. 5 Dimensi kesehatan

6
Konsep sehat, tidak hanya merujuk kepada sebuah keadaan saja. Ia
mengandung beberapa dimensi. Setidaknya ada lima dimensi kesehatan ini yaitu:
dimensi fisik atau jasmani, dimensi mental intelektual, dimensi emosional, dimensi
sosial dan dimensi spiritual. Baik individu atau masyarakat ketika dilihat dari
perspektif kesehatan, maka kelima dimensi itu berhubungan satu dengan yang
lainnya. Berikut adalah dimensi-dimensi kesehatan sebagaimana disarikan dari
buku The Dimensions of Health: Conceptual Models karangan John R. Hjelm:

1. Dimensi fisik

Dimensi kesehatan fisik mengacu pada aspek jasmani. Ini mengacu


pada definisi kesehatan yang lebih tradisional seperti tidak adanya penyakit
dan cedera. Sehat fisik merupakan dimensi sehat yang paling mudah dikenali
karena menyangkut mekanisme dan fungsi tubuh. Sehat fisik adalah
komponen terpenting dari keadaan sehat secara keseluruhan.

Ada banyak elemen kesehatan fisik yang semuanya harus dijaga


bersama. Keseluruhan kesehatan fisik mendorong keseimbangan aktivitas
fisik, nutrisi dan kesehatan mental sehingga tubuh tetap dalam kondisi prima.
Kesehatan fisik dapat meningkatkan kemampuan tubuh agar tetap berfungsi
secara optimal. Kesehatan fisik dapat mempengaruhi dimensi lain dari
kesehatan, misalnya penurunan dalam kesehatan fisik dapat mengakibatkan
penurunan dalam dimensi sosial dari kesehatan. Seseorang yang tiba-tiba
terserang flu akan menjadi terisolasi secara sosial untuk tidak menulari orang
lain. Isolasi secara sosial tentu saja menjadi salah satu gejala dari kesehatan
sosial yang kurang optimal.

2. Dimensi mental intelektual

Kesehatan mental intelektual mengacu pada aspek kognitif. Sering kali


kesehatan mental terkait dengan atau termasuk kesehatan emosional.
Kesehatan mental lebih mengacu kepada fungsi otak, sementara kesehatan
emosional mengacu pada suasana hati seseorang yang sering terhubung
dengan hormon mereka. Kesehatan mental kemudian mencakup banyak
masalah kesehatan seperti Alzheimer dan Demensia.

Dimensi intelektual mengacu pada kemampuan orang untuk


menggunakan otak mereka dan kemampuan berpikir. Kesehatan ini
berhubungan dengan kemampuan memecahkan masalah atau untuk mengingat
informasi, tetapi fokusnya adalah pada aspek kognitif dari orang

7
bersangkutan. Perawatan kesehatan mental intelektual juga bisa memengaruhi
dimensi lain dari kesehatan. Peningkatan kesehatan mental intelektual dapat
terjadi sebagai akibat dari peningkatan aktivitas fisik dan upaya-upaya
peningkatan kapasitas kemampuan otak. Lemahnya kesehatan mental
intelektual ini bisa dikatakan sebagai kemunduran peran kognitif yang
bersangkutan. Tingkat intelijensi seseroang merupakan salah satu bentuk dari
sehat secara mental intelektual.

3. Dimensi emosional

Sehat secara emosional meliputi keadaan seseorang secara umum dan


secara psikologis. Kesehatan emosional adalah kesehatan tentang suasana hati
orang atau keadaan emosional secara umum. Mood, motivasi, semangat,
gembira dan aspek-aspek emosional lainnya merupakan gambaran yang
menunjukkan kesehatan emosional seseorang.

Dimensi ini adalah kemampuan kita untuk mengenali dan


mengekspresikan perasaan secara memadai. Ini berkaitan dengan harga diri
serta kemampuan mengendalikan emosi untuk mempertahankan perspektif
yang realistis dalam segala situasi. Seseorang yang secara emosi tidak sehat
akan memberikan pengaruh tidak sehat pula terhadap kesehatan lainnya.
Hubungan antara kesehatan emosional dan mental adalah jelas dan karena itu
beberapa penyakit berhubungan dengan keduanya, seperti: depresi dan
kecemasan. Kesehatan emosional mempengaruhi dimensi lain dari kesehatan
seperti misalnya orang dengan harga diri yang baik lebih percaya diri dalam
pengaturan sosial, mudah mendapat teman dan sering melakukan aktivitas
fisik dengan lebih baik.

4. Dimensi sosial

Secara sosial, sehat berarti kemampuan seseorang dalam menjalin dan


mempertahankan hubungan dengan orang lain. Hubungan kunci ini adalah
misalnya hubungan dengan teman dekat, jaringan sosial, teman sekolah,
teman kerja atau elemen sosial lainnya. Dimensi ini juga berkaitan dengan
kesehatan yang terjadi karena kondisi-kondisi sosial, politik, ekonomi dan
budaya yang melingkupi kehidupan seseorang.

Kesehatan sosial yang baik termasuk tidak hanya memiliki hubungan


tetapi berperilaku dengan tepat di antara mereka dan mempertahankan standar
yang dapat diterima secara sosial. Unit sosial dasar dari hubungan adalah

8
keluarga, dan hubungan-hubungan ini paling memengaruhi kehidupan
seseorang. Kesehatan sosial memengaruhi dimensi lain dari kesehatan dalam
banyak hal. Kehidupan sosial yang buruk dapat menuntun seseorang untuk
mempertanyakan tujuan hidupnya atau merasa terisolasi dan tidak diinginkan.
Perasaan seperti itu dapat menurunkan motivasi orang dari aktivitas fisik dan
menuntun mereka ke arah depresi.

5. Dimensi spiritual

Sehat secara spiritual berkaitan dengan kepercayaan dan praktik


spiritual keagamaan, perbuatan baik secara pribadi, prinsip-prinsip tingkah
laku dan cara mencapai kedamaian. Sehat secara spiritual sering banyak
dikaitkan dengan ketaatan kepada Tuhan yang tertuang di dalam ajaran
agama. Sehingga, mereka yang mendambakan sehat secara spiritual,
mendapatkannya dalam keyakinan keagamaan.

Dimensi spiritual menjadi komponen kesehatan yang memberikan


konteks untuk semua dimensi lain. Ini artinya tanpa adanya kesehatan
spiritual, maka kesehatan yang lain seolah menjadi tidak ada artinya. Begitu
pentingnya kesehatan spiritual ini karena di dalam pemahaman spiritual
seseorang, aspek kehidupan tidak hanya terbatas kepada hal-hal yang bersifat
material semata, tetapi non material. Kesehatan spiritual sangat penting untuk
kesejahteraan. Beberapa model kesehatan menempatkan dimensi spiritual di
pusat atau di atas dimensi lain menunjukkan peran penting yang dimainkan
oleh kesehatan spiritual. Aspek spiritual ini juga mencakup pemahaman
tentang hidup setelah kematian seseorang, di mana aspek ini bukan
merupakan wilayah dari dimensi-dimensi kesehatan yang lainnya.

9
Bab III

Penutup

A.Kesimpulan

Pengertian Filsafat merupakan sebuah studi yang membahas segala fenomena


yang ada dalam kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan skeptis dengan
mendalami sebab-sebab terdala, lalu dijabarkan secara teoritis dan mendasar. Istilah
"perspektif" seringkali diartikan sebagai sudut pandang/cara pandang orang atau
kelompok tertentu tentang sesuatu objek atau barang. dalam arti yang lain, 'perspektif'
dapat dilihat sebagai batasan pandangan orang atau kelompok tertentu terhadap objek
penglihatannya.

Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain


bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat
dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Konsep sehat, tidak hanya
merujuk kepada sebuah keadaan saja. Ia mengandung beberapa dimensi. Setidaknya
ada lima dimensi kesehatan ini yaitu: dimensi fisik atau jasmani, dimensi mental
intelektual, dimensi emosional, dimensi sosial dan dimensi spiritual. Baik individu

10
atau masyarakat ketika dilihat dari perspektif kesehatan, maka kelima dimensi itu
berhubungan satu dengan yang lainnya.

B.Saran

Dengan adanya tema filosofi bidang sosial dan kesehatan ini dapat
mengetahui lebih mendalam tentang perspektif kesehatan dan sosial melalui ilmu
filsafat.

Daftar Pustaka

Komposiana.com.(2019, 21 April). Pengertian filsafat. Di akses pada 3 November


2019,dari
https://www.kompasiana.com/jodhioding/5cbc89bea8bc1526e32a2c22/apa-itu-
filsafat-pengertian-dan-kegunaan-filsafat?page=all

Komposiana.com.(2010, 20 januari). Filosofi perspektif. Di akses pada 3 November


2019,dari https://www.kompasiana.com/marselmsc/filosofi-
perspektif_54ff5e8ca33311be4c50fd95

Nadzibillah, Bill. (2013, 4 september). Konsep sehat menurut filsafat. Di akses pada
3 November 2019, dari http://nadzibillah.blogspot.com/2013/09/filsafat-kesehatan-
konsep-sehat-menurut_4851.html

Bidanshop. (2010, 6 januari). Sehat menurut filsafat. Di akses pada 3 November


2019, dari https://bidanshop.blogspot.com/2010/01/konsep-sehat-dari-persfektif-
filsafat.html

11
Komposiana.com. (2018, 7 Juli). 5 dimensi kesehatan. Di akses pada 3 November
2019,dari https://www.kompasiana.com/mahbub-s/5b40e8d1bde5752e9070f192/lima-
dimensi-kesehatan?page=all

12

Anda mungkin juga menyukai