Pendahuluan
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
1
D.Manfaat Penulisan
2
Bab II
Pembahasan
A.Pengertian Filsafat
Pengertian Filsafat merupakan sebuah studi yang membahas segala fenomena yang
ada dalam kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan skeptis dengan mendalami
sebab-sebab terdala, lalu dijabarkan secara teoritis dan mendasar. Selain pengertian di atas
dalam pengertiannya filsafat dibagi menjadi dua yaitu secara etimologis dan terminologis.
Secara etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari
bahasa Yunani yaitu philosophia yang terdiri dari kata philien yang berarti cinta dan sophia
yang berarti kebijaksanaan. Jadi bisa kita artikan bahwa filsafat berarti cinta akan
kebijaksanaan atau love of wisdom dalam arti yang sedalam-dalamnya.
5.Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang
kita katakan dan untuk mengatakan apa yang kita lihat.
B. Filosofi perspektif
3
Istilah "perspektif" seringkali diartikan sebagai sudut pandang/cara pandang
orang atau kelompok tertentu tentang sesuatu objek atau barang. dalam arti yang lain,
'perspektif' dapat dilihat sebagai batasan pandangan orang atau kelompok tertentu
terhadap objek penglihatannya. Marilah kita mendalami filosofi 'perspektif'
berdasarkan pengertian yang terakhir ini.
Filosofi perspektif mengajak kita untuk menyadari bahwa segala yang kita
miliki (pemikiran, barang, dsb), selalu dalam jumlah dan kualitas yang terbatas,
karena itu marilah kita membuka diri bagi sesama kita untuk saling melengkapi dan
membangun dalam hidup bersama.
4
manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun
sosial budaya.
Pada zaman klasik Ilmu kedokteran berdasarkan pada filsafat alam yang
berkembang pada waktu itu. Contohnya ilmu kedokteran Cina yang mendasarkan
fenomena sehat dan sakit pada filsafat pergerakan lima unsur di alam. Namun
demikian cukup banyak pula penemuan berdasarkan pengalaman dan percobaan yang
banyak manfaatnya dalam ilmu pengobatan. Menurut ajaran filsafat dari
Cina/Taoisme, sehat adalah gejala ketidakseimbangan antara unsur yin dan yang, baik
antara manusia (mikrokosmos) dengan alam semesta (makrokosmos), maupun unsur-
unsur yang ada pada kehidupan di dalam tubuh manusia sendiri.
Dalam ajaran Taoisme, ditegaskan bahwa semua isi alam raya dan sifat-
sifatnya bisa digolongkan ke dalam dua kelompok yang disebut kelompok yin
(sifatnya mendekati air) dan kelompok yang (sifatnya mendekati api). Sifat yin dan
yang saling berlawanan, saling menghidupi, saling mengendalikan, saling
mempengaruhi tetapi membentuk sebuah kesatuan yang dinamis (harmonisasi).
Contohnya, lelaki-perempuan, panas-dingin, terang-gelap, aktif-pasif, dan seterusnya.
Seseorang akan dikatakan sakit jika tejadi ketidak seimbangan antara yin dan yang.
Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang fisika dan biologi pada akhir abad
XX ini, terutama penemuan-penemuan tentang teori relatifitas, teori kuantum, dan
biomolekuler telah mempengaruhi paradigma kelimuan yang ditegakkan oleh Newton
5
dan Rene Descartes pada zaman renaissance. Dalam bidang ilmu kedokteran,
pandangan terhadap manusia yang terlalu mekanistik, dan dikhotomik yang
memisahkan antara fisik dan psikhis, telah bergeser menjadi lebih bersifat spiritual
dan memandang manusia secara holistik dan seimbang, akan mempengaruhi
perkembangan ilmu kedokteran, khususnya bioetika. Kecenderungan bioetika
sebelumnya yang lebih bersifat sekuler, otonom dan pluralistik akan lebih
disesuaikan dengan prinsip etika yang lebih memperhatikan perspektif spiritualitas
dan holistik. Dengan adanya penemuan berbagai jenis kecerdasan pada manusia,
seperti kecerdasan emosional dan spiritual disamping kecerdasan intelektual
mendorong pendekatan pandangan tentang existensi manusia pada aspek-aspek non
materi disamping aspek materi.
Dalam filsafat Islam , berkembang sebuah aliran yang disebut sebagai teosofi
trasenden (al-hikmah al-muat’aliyah). Dalam aliran ini, holisme kembali
ditegaskan karena gagasannya tentang sifat ambigu eksistensi (tasykik) dan gerak
substansial (al-harakah al-jawhariyah). Yakni, bahwa keberadaan manusia senantiasa
berada dalam limbo, berada di antara satu tingkat dan tingkat lainnya dalam tangga
keberadaan, bergerak dari yang sepenuhnya bersifat fisik dan material hingga ke yang
sepenuhnya bersifat ruhaniah. Dan bahwa sesungguhnya tak ada batas yang
memisahkan keberadaan fisikal dengan yang bersifat mental, psikologis, maupun
ruhaniah (spiritual). Kapan saja, manusia bisa berada secara lebih fisikal, tapi juga
bisa meningkat ke yang lebih spiritual.
Dan sebaliknya. Dalam filsafat ini, sebagaimana juga dalam ajaran Islam pada
umumnya, orang menjadi lebih spiritual karena amal-amal salih yang dilakukannya.
Dalam konteks pembicaraan kita ini, orang lebih spiritual dengan kata lain, lebih
bahagia berkat amal-amal salih yang mendekatkannya pada khazanah alam spiritual,
kepada Tuhan sebagai puncak spiritualitas.
E. 5 Dimensi kesehatan
6
Konsep sehat, tidak hanya merujuk kepada sebuah keadaan saja. Ia
mengandung beberapa dimensi. Setidaknya ada lima dimensi kesehatan ini yaitu:
dimensi fisik atau jasmani, dimensi mental intelektual, dimensi emosional, dimensi
sosial dan dimensi spiritual. Baik individu atau masyarakat ketika dilihat dari
perspektif kesehatan, maka kelima dimensi itu berhubungan satu dengan yang
lainnya. Berikut adalah dimensi-dimensi kesehatan sebagaimana disarikan dari
buku The Dimensions of Health: Conceptual Models karangan John R. Hjelm:
1. Dimensi fisik
7
bersangkutan. Perawatan kesehatan mental intelektual juga bisa memengaruhi
dimensi lain dari kesehatan. Peningkatan kesehatan mental intelektual dapat
terjadi sebagai akibat dari peningkatan aktivitas fisik dan upaya-upaya
peningkatan kapasitas kemampuan otak. Lemahnya kesehatan mental
intelektual ini bisa dikatakan sebagai kemunduran peran kognitif yang
bersangkutan. Tingkat intelijensi seseroang merupakan salah satu bentuk dari
sehat secara mental intelektual.
3. Dimensi emosional
4. Dimensi sosial
8
keluarga, dan hubungan-hubungan ini paling memengaruhi kehidupan
seseorang. Kesehatan sosial memengaruhi dimensi lain dari kesehatan dalam
banyak hal. Kehidupan sosial yang buruk dapat menuntun seseorang untuk
mempertanyakan tujuan hidupnya atau merasa terisolasi dan tidak diinginkan.
Perasaan seperti itu dapat menurunkan motivasi orang dari aktivitas fisik dan
menuntun mereka ke arah depresi.
5. Dimensi spiritual
9
Bab III
Penutup
A.Kesimpulan
10
atau masyarakat ketika dilihat dari perspektif kesehatan, maka kelima dimensi itu
berhubungan satu dengan yang lainnya.
B.Saran
Dengan adanya tema filosofi bidang sosial dan kesehatan ini dapat
mengetahui lebih mendalam tentang perspektif kesehatan dan sosial melalui ilmu
filsafat.
Daftar Pustaka
Nadzibillah, Bill. (2013, 4 september). Konsep sehat menurut filsafat. Di akses pada
3 November 2019, dari http://nadzibillah.blogspot.com/2013/09/filsafat-kesehatan-
konsep-sehat-menurut_4851.html
11
Komposiana.com. (2018, 7 Juli). 5 dimensi kesehatan. Di akses pada 3 November
2019,dari https://www.kompasiana.com/mahbub-s/5b40e8d1bde5752e9070f192/lima-
dimensi-kesehatan?page=all
12