Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN FILSAFAT DALAM ILMU KEDOKTERAN/

KESEHATAN

MATA KULIAH

FILSAFAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DI SUSUN

OLEH :

RANI HAERANI 2209047071

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKAJAKARTA

2023
Perkembangan ilmu kedokteran
dibagi menjadi 4 zaman atau era,
yaitu:
1. Zaman Emperes (sampai tahun
1850)
Zaman tentang pengetahuan
kesehatan masyarakat yang
hanya didasarkan pada
pengalaman. Hypocrates
berusaha memisahkan ilmu
kedokteran dengan ilmu yang
berdasarkan mistik (tahayul).
Yang kemudian mencetuskan
sebuah teori tentang
penyakit, yaitu:
a. Teori patologi: Teori yang
menyatakan penyakit disebabkan
oleh oleh adanya
ketidakseimbangan antara cairan-
cairan dalam tubuh.
b. Teori patologi solinder:
Teori ini mengatakan bahwa
bagian yang sakit adalah
bagian yang padat.
c. Teori neuropatologi: Teori ini
mengatakan bahwa letaknya
berdasarkan perubahan-
perubahan yang diakibatkan oleh
gangguan saraf.
Namun ketiga teori tersebut belum
dibuktikan keadaan yang
sesungguhnya.
2. Zaman Pengetahuan Dasar Ilmu
Pengetahuan Kedokteran (1850-
1900)
Pada masa ini didapatkan ilmu
sebagai dasar perkembangan ilmu
kedokteran. Diawali
dengan penemuan mikroskop oleh
Antonie Van Lewenhoek.
3. Zaman Pengetahuan Klinis
(1900-1950)
Pada waktu ini dikenal dengan
ilmu kedokteran yang bergerak di
bidang pencegahan.
4. Zaman Pengetahuan Kesehatan
Masyarakat (1950-sekarang)
Pengetahuan membuat diagnosis
dan pengobatan masyarakat
secara keseluruhan.
Dasar pengetahuan melalui
antropologi sosial, demografi,
epidemiologi, dan
sebagainya
1. Zaman pengetahuan tentang kesehatan yang hanya didasarkan pada pengalaman saja
(empiris).

Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu makin
terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa
dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat memberi
penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut. Secara teoritis
perkembangan ilmu pengetahuan selalu mengacu kepada peradaban Yunani. Hal ini didukung
oleh beberapa faktor, di antaranya adalah mitologi bangsa Yunani, kesusastraan Yunani, dan
pengaruh ilmu pengetahuan pada waktu itu yang sudah sampai di Timur Kuno. Kalau
pengetahuan lahir sejak manusia pertama diciptakan, maka perkembangannya sejak jaman purba.
Secara garis besar, Amsal Bakhtiar membagi periodeisasi sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan menjadi empat periode: pada zaman Yunani kuno, pada zaman Islam, pada zaman
renaisans dan modern, dan pada zaman kontemporer.3 Sedangkan George J. Mouly membagi
perkembangan ilmu menjadi tiga (3) tahap yaitu animisme, ilmu empiris dan ilmu teoritis. George
J. Mouly dalam bukunya Jujun S Suriasumantri, (1985:87) menjelaskan bahwa permulaan ilmu
dapat ditelusuri sampai pada permulaan manusia. Tak diragukan lagi bahwa manusia purba telah
menemukan beberapa hubungan yang bersifat empiris yang memungkinkan mereka untuk
mengerti keadaan dunia. Usaha mula-mula di bidang keilmuan yang tercatat dalam lembaran
sejarah dilakukan oleh bangsa Mesir dimana banjir Sungai Nil terjadi tiap tahun ikut
menyebabkan berkembangnya sistem almanak, geometri dan kegiatan survey.

Ajaran pokok dari empirisme dapat dibagi berdasarkan pandangannya mengenai sumber
pengetahuan, metode berpikir dan model penalaran yang digunakan. Sumber pengetahuan dalam
pandangan empirisme hanya dari pengalaman. Metode berpikir yang digunakannya ialah melalui
bukti empiris dan percobaan. Sedangkan model penalaran yang digunakannya ialah penalaran
induktif. Ajaran pokok empirisme berlawanan dengan rasionalisme,
karena rasionalisme menganggap pengenalan pengetahuan oleh indra bersifat tidak jelas.
Sedangkan empirisme meyakini bahwa indra merupakan alat pengenalan pengetahuan yang
sempurna dan paling jelas. Dalam artian lain, empirisme mengutamakan penggunaan
unsur aposteriori, sementara rasionalisme mengutamakan penggunaan unsur apriori. Perbedaan
lain antara empirisme dan rasionalisme terletak pada jenis pola pikir yang digunakan. Empirisme
menggunakan pola pikir induktif, sementara rasionalisme menggunakan pola pikir deduktif.

2. Zaman pengetahuan dasar ilmu kedokteran


Profesi kedokteran adalah profesi yang menjalankan tugas yang mulia, yaitu berusaha
untuk menyehatkan tubuh pasien, atau setidak-tidaknya berbuat untuk mengurangi penderitaan
pasien. Oleh karenanya dengan alasan yang demikian wajarlah apabila profesi ini layak untuk
mendapatkan tempat yang mulai di tengah-tengah kehidupan masyarakta

Kata filsafat adalah terjemahan dari bahasa Yunani Philosophia. Shopia berarti
kebijaksanaan. Phileo berarti suka atau cinta. Sejak abad keenam dan kelima sebelum masehi,
cinta kebijaksanaan dimaksudkan sebagai usaha untuk memperoleh pengetahuan dan usaha untuk
hidup dengan cara yang baik. Adapaun istilah kedokteran berasal dari kata dokter, yang berarti
seseorang yang ahli dalam penyembuhan. Kedokteran berasal dari kata dokter (Bahasa Belanda)
yang artinya seseorang yang ahli dalam ilmu pengobatan. Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu
kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan
mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan
cedera. Dokter (dari bahasa Latin yang berarti "guru") adalah seseorang yang karena keilmuannya
berusaha menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tidak semua orang yang menyembuhkan
penyakit bisa disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan pelatihan
khusus dan mempunyai gelar dalam bidang kedokteran. Dengan begitu kata kedokteran
berhubungan dengan penyembuhan.

Hakikat dari profesi kedokteran adalah bisikan nurani dan panggilan jiwa untuk
mengabdikan diri pada manusia berlandaskan moralitas yng kental, prinsip kejujuran, keadilan,
empati keikhlasan, dan kepedulian sesama manusia. Ilmu kedokteran secara bertahap berkembang
di berbagai tempat terpisah. Pada umumnya masyarakat mempunyai keyakinan bahwa seorang
yang terkena musibah dan sakit tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia memerlukan
pertolongan dari orang lain setidaknya dari keluarganya atau dari orang yang dianggap mampu
memberikan perawatan serta penyembuhan.

Ketika ilmu kedokteran semakin berkembang, dokter melakukan porfesinya tidak lagi
sendiri, dan semakin dilengkapi dengan berbagai peralatan termasuk sarana rumah sakit. Tugas
dokter sesuai filosofinya adalah menjaga kesehatan serta mencegah penyakit lebih penting
daripada sekedar menyembuhkan penyakit dengan cara berpikir yang sistematis: menjaga kualitas
hidup pasien, menyembuhkan pasien, mengurangi dan menghilangkan penderitaan pasien,
mengantarkan pasein ke dalam fase terakhir hidupnya (menghadap Tuhan).

Filosofi ilmu dan profesi kedokteran adalah ilmu yang mempelajari tentang tubuh manusia
secara utuh dalam keadaan sehat dan sakit serta upaya penyembuhannya. Sifat yang penting dari
seorang dokter adalah adanya belas kasihan dan cinta sesama manusia. Hanya orang yang baik
dapat menjadi dokter yang baik. Dasar medicina adalah simpati dan keinginan untuk menolong
orang lain dan apapun yang dilakukan dengan tujuan ini harus disebut medicine. Pada seorang
dokter tidak hanya harus ada perasaan simpati yang ditujukan kepada seseorang, tetapi juga
perasaan sosial yang ditujukan kepada masyarakat.

Hippocrates adalah seorang dokter berkebangsaan Yunani yang melahirkan konsep


“menyembuhkan orang sakit harus memperhatikan sifat dasar manusia secara umum, sifat-sifat
individu, dan karakteristik setiap penyakit”. Dengan kata lain, seorang dokter harus
mempertimbangkan berbagai kemungkinan ketika seorang pasien mengidap seuatu penyakit, tidak
hanya berfokus pada penanggulangan jenis penyakitnya saja.
Hippocrates berfikir sangat maju dibandingkan cendekiawan-cendekiawan sezamannya.
Saat itu, banyak dari mereka hanya memfokuskan urusan medis dengan hal-hal yang bersifat gaib,
atau di luar nalar manusia. Sehingga hasil pemikiran Hippocrates belum banyak diterima, dan
cenderung ditentang oleh masyarakat. Hippocrates banyak menghasilkan karya tulis mengenai
ilmu kedokteran dan etika kedokteran. Gagasan-gagasan Hippocrates bahkan lebih menyerupai
pemikiran seseorang dari abad ke-20, ketimbang pemikiran seorang dokter yang hidup pada abad
ke-4 SM.

3. Zaman Pengetahuan Secara Klinis

Pada zaman ini dikenal dengan ilmu kedokteran yang bergerak di bidang pencegahan.
Pada zaman klasik ilmu kedokteran berdasarkan pada filsafat alam yang berkembang pada waktu
itu. Contohnya kedokteran cina yang mendasarkan fenomena sehat dan sakit pada filsafat
pergerakan lima unsur di alam. Namun demikian cukup banyak pula penemuan berdasarkan
pengalam yang banyak manfaatnya dalam ilmu pengobatan. Menurut ajaran filsafat dari
Cina/Taoisme, sehat adalah gejala ketidakseimbangan antara unsur yin dan yang, baik antara
manusia dengan alam semesta, maupun unsur-unsur yang ada pada kehidupan di dalam tubuh
manusia sendiri. Ilmu kesehatan masyarakat menjadi sebuah kombinasi science, skills and
values atau beliefs yang ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Ilmu ini juga merupakan usaha terorganisasi yang dilakukan oleh masyarakat melalui
usaha bersama atau gerakan sosial yang semuanya ditekankan pada pencegahan penyakit dan
kebutuhan di bidang kesehatan dari masyarakat itu sendiri. Pada akhirnya, ilmu yang awalnya
menitikberatkan pada lingkungan fisik atau sanitasi saat itu, telah bergeser menjadi kedokteran
pencegahan (preventif medicine) dan mengarah pada pelayanan lingkungan sosial yang lebih
kompleks. Kedokteran pencegahan berisi tentang pencegahan biologik, pencegahan terhadap
konsekuensi akibat penyakit kronis yang dapat dicegah maupun yang tidak dapat dicegah. Ilmu
kedokteran pencegahan lebih menekankan dalam upaya pelaksanaan diagnosis dini dan
penanganan cepat dan tepat.
Kolaborasi antara public health dan family medicine dapat dilakukan dalam banyak hal
pertama, mengidentifikasi etiologi atau penyebab penyakit serta factor risiko terjadinya penyakit.
Kedua, epidemiologi lingkungan yang meliputi surveillance, maupun kejadian luar biasa. Ketiga,
menggambarkan status kesehatan populasi dan menentukan penyebaran penyakit di masyarakat.
Keempat, mempelajari dan menetukan riwayat alamiah penyakit serta prognosisnya. Kelima,
mengevaluasi cara pencegahan dan pengobatan serta perlakuan melalui metode pelayanan baru.
Dan keenam, memberikan dasar-dasar kebijakan untuk mengatur kondisi kesehatan masyarakat.
Dengan mengacu pada poin tersebut, maka perlu dipertimbangkan bahwa pembangunan kesehatan
tidak hanya memperhatikan sisi pembiayaan kesehatan dan administrasi semata. Akan tetapi,
harus memperhatikan sektor-sektor bidang lainnya juga termasuk sumber daya manusia.

4. Zaman Pengetahuan Kesehatan Masyarakat

Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani, yakni
Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut asclepius disebutkan sebagai
seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau
pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia dapat mengobati penyakit dan
bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan
baik.
Dalam perkembangan selanjutnya, seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua
kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care). Kedua pencegahan
atau preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan
yang dilakukan antara lain sebagai berikut. Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan
terhadap sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali
saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran
cenderung jauh. Sedangkan penddekatan preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan
perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi
masalah masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan
masayarakat (sasaran) lebih bersifat kemitraan, tidak seperti dokter-pasien.
Kesehatan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan karena Kesehatan mengikuti prinsip –
prinsip atau kaidah keilmuan baik dari aspek ontology , epistemiologi maupun aksiologi. Manusia
merupakan objek dari Kesehatan. Adapun cabang filsafat kesehatan masyarakat sebagai berikut :
1. Ontologi disebut juga metafisika atau filsafat pertama. Ontologi merupakan salah satu
cabang pemikiran penting dalam filsafat yang membahas semua yang ada secara universal
dan berusaha mencari inti yang dimuat dalam setiap kenyataan yang meliputi semua
realitas dalam segala bentuknya
2. Epistemologi didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari tentang asal mula
atau sumber, struktur, metode, sahnya (validitas) pengetahuan. Epistemologi atau teori
pengetahuan merupakan cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban
atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki (Edward, 1976 dalam Agung et al.,
2018)
3. Aksiologi adalah nilai tujuan pemanfaatan dan penggunaan pengetahuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kebutuhan hidup manusia (Agustina, 2008). Aksiologi
adalah cabang filfasat yang membahas teori tentang nilai, meliputi nilainilai yang bersifat
normatif dalam pemberian makna terhadap suatu kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai