Anda di halaman 1dari 28

Filsafat Ilmu Farmasi

Filsafat Ilmu dan Pengetahuan

Oleh :
Dr.apt.Hj.Nurlina Ibrahim, M.Si.
ILMU
ILMU pada dasarnya adalah pengetahuan
tentang sesuatu hal atau fenomena, baik
yang menyangkut alam atau sosial
(kehidupan bermasyarakat), yang diperoleh
manusia melalui proses berpikir.
PENGETAHUAN
Menurut kamus Webster New World
Dictionary, kata science berasal dari kata latin,
scire yang artinya mengetahui. Secara bahasa
science berarti “keadaan atau fakta mengetahui
dan sering diambil dalam arti pengetahuan
(knowledge) yang dikontraskan melalui intuisi
atau kepercayaan.
PENGETAHUAN adalah berbagai gejala yang
ditemui atau diperoleh manusia melalui
pengamatan inderawi.
ILMU + PENGETAHUAN
Sejak awal sejarah, salah satu sifat dasar
manusia adalah proses keingintahuan. Proses
mencari tahu itu menghasilkan kesadaran, yang
disebut pengetahuan.
Jika proses keingintahuan itu memiliki ciri-
ciri metodis, sistematis dan koheren, dan cara
mendapatkannya dapat dipertanggungjawabkan,
maka lahirlah ILMU PENGETAHUAN.
ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang :


(1) disusun metodis, sistematis dan koheren
(“bertalian”) tentang suatu bidang tertentu
dari kenyataan (realitas), dan yang
(2) dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) tersebut.
FILSAFAT
FILSAFAT dalam bahasa Inggris, yaitu
philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari
bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua
kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan,
tertarik kepada) dan shopia (hikmah,
kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan,
pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara
etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan
atau kebenaran.
Pada mulanya kata filsafat berarti segala ilmu pengetahuan
yang dimiliki manusia. Mereka membagi filsafat kepada dua
bagian yakni, filsafat teoretis dan filsafat praktis.

Filsafat teoretis mencakup:


(1) ilmu pengetahuan alam, seperti: fisika, biologi, ilmu
pertambangan, dan astronomi;
(2) ilmu eksakta dan matematika;
(3) ilmu tentang ketuhanan dan metafisika.

Filsafat praktis mencakup:


(1) norma-norma (akhlak);
(2) urusan rumah tangga;
(3) sosial dan politik.
• Plato (427–348 SM) menyatakan filsafat ialah
pengetahuan yang bersifat untuk mencapai kebenaran
yang asli.
• Aristoteles (382–322 SM) mendefenisikan filsafat ialah
ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
• Cicero (106–043 SM) menyatakan filsafat ialah ibu dari
semua ilmu pengetahuan lainnya. Filsafat ialah ilmu
pengetahuan terluhur dan keinginan untuk
mendapatkannya.
• Descartes (1596–1650), filsafat ialah kumpulan segala
pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi
pokok penyelidikannya.
Immanuel Kant (1724–1804) berpendapat filsafat
ialah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang tercakup di
dalamnya 4 persoalan:
• Apakah yang dapat kita ketahui?
Jawabannya termasuk dalam bidang metafisika.
• Apakah yang seharusnya kita kerjakan?
Jawabannya termasuk dalam bidang etika.
• Sampai di manakah harapan kita?
Jawabannya termasuk pada bidang agama.
• Apakah yang dinamakan manusia itu?
Jawabannya termasuk pada bidang antropologi
FILSAFAT ILMU
FILSAFAT ILMU adalah bagian dari filsafat
pengetahuan atau sering juga disebut
epistimologi. Epistimologi berasal dari bahasa
Yunani yakni episcmc yang berarti knowledge,
pengetahuan dan logos yang berarti teori.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai
dinamika proses kegiatan memperoleh
pengetahuan secara ilmiah
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN adalah
suatu bidang studi filsafat yang obyek
materinya berupa ilmu pengetahuan
dalam berbagai jenis, bentuk dan
sifatnya. Jadi meliputi pluralitas ilmu
pengetahuan. Adapun obyek formalnya
berupa HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN
Sejarah Perkembangan Farmasi
Sejak manusia lahir, cara untuk
menghindarkan diri dari penyakit sudah dikenal.
pengobatan hampir selalu disertai baca-baca
yang sulit diterima nalar sehat, karena pada
waktu itu tahyul dan keajaiban masih
memegang peranan penting. Bahkan manusia
pada waktu itu percaya bahwa penyakit
disebabkan oleh roh jahat, sehingga
penyembuhannya dengan mengusir roh jahat
tadi.
Dua ribu tahun sebelum Masehi,
peradaban beberapa kerajaan pernah
mencapai puncak penggalian
pengetahuan. Penggalian pengetahuan ini
pun tak terkendali meliputi masalah
pengobatan dan pertabiban.
FARMASI JAMAN PRA SEJARAH
Di antara beberapa karakteristik yang unik dari
Homo sapiens adalah kemampuannya untuk
mengatasi penyakit, baik fisik maupun mental dengan
menggunakan obat-obatan. Dari bukti arkeologi
didapatkan bahwa pencarian terhadap obat-obatan
setua pencarian manusia terhadap peralatan lain.
Walaupun metode yang mereka gunakan masih
kasar, akan tetapi banyak sekali obat-obatan yang ada
saat ini diperoleh dari sumbernya dengan metode
sederhana dan mendasar seperti yang telah mereka
lakukan.
FARMASI JAMAN BABYLONIA-ASSYRIA
Dari penelitian terhadap catatan-catatan kuno
tersebut disebutkan 3 aspek yang paling berpengaruh
dalam ilmu pengobatan Babylonia-Assyria yakni :
ketuhanan (divination), pengusiran roh jahat/setan
(excorcism) dan penggunaan obat-obatan. Tiga aspek
tersebut merupakan satu-kesatuan yang sulit untuk
dipisahkan. Penyakit adalah kutukan atau hukuman
Tuhan, sedangkan pengobatan adalah
pembersihan/pensucian dari kedua hal tersebut. Konsep
tersebut dikenal sebagai katarsis (catharsis). Konsep ini
menjelaskan makna asli kata “pharmakon” (Yunani), yang
merupakan asal kata pharmacy (farmasi).
FARMASI JAMAN MESIR KUNO
Seperti halnya di Babylonia, pada catatan
peninggalan Mesir menunjukkan hubungan yang
dekat antara penyembuhan supranatural dengan
penyembuhan empiris. Resep/ formula obat biasanya
diawali dengan doa atau mantra tertentu. Di dalam
formula-formula tersebut disebutkan obat-obat yang
lebih rumit, bentuk sediaan yang lebih banyak dan
teknik pembuatan yang mendetil. Mungkin yang
paling terkenal dari catatan yang ada adalah Ebers
Papyrus, suatu kertas bertulisan yang panjangnya 60
kaki dan lebarnya satu kaki dari abad ke-16 SM.
Sebagian besar isi Papirus Ebers adalah
formula-formula obat, yang menguraikan lebih
dari 800 formula. Selain itu disebutkan juga sekitar
700 obat-obatan yang berbeda. Obat-obatan
tersebut terutama berasal dari tumbuhan
walupun tercatat juga obat-obatan yang berasal
dari mineral dan hewan. Obat-obatan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan sampai sekarang masih
dipakai, antara lain seperti akasia, biji jarak, adas,
disebut bersama-sama dengan yang berasal dari
mineral, seperti besi oksida, natrium bikarbonat,
natrium klorida dan sulfur.
FARMASI JAMAN YUNANI KUNO
Pada milenium berikutnya, akar dari profesi
kesehatan di dunia Barat muncul dan
berkembang dari peradaban bangsa Yunani di
kepulauan dan laut Aegea. Bangsa Yunani
mendapatkan berbagai stimuli dan pengaruh dari
luar yakni dari Mesopotamia dan Mesir,
walaupun jika dibandingkan terdapat perbedaan
yang sangat besar antara obat dan bentuk
pengobatan yang digunakan.
Dalam mitologi Yunani yang dikenal sebagai dewa
pengobatan adalah Apollo, kemudian digantikan oleh
Asklepios (Aesculapius). Apollo mendapatkan
pengetahuan obat dari Chiron, bangsa Centaur (manusia
berbadan kuda, lambang bintang Sagitarius).
Dalam melakukan tugasnya, Asklepios dibantu
putrinya, Hygea dan Panacea. Mendirikan balai
pengobatan atau Sanctuary untuk memuja Asklepios.
Mereka yang telah lama mengalami penderitaan akibat
penyakit pergi ke kuil dewa Asklepios, kemudian tidur
dengan harapan akan dikunjungi oleh dewa atau
putrinya Hygea yang membawa ular dan semangkuk
obat dalam mimpinya. Ular dan mangkok tersebut
kemudian menjadi simbol farmasi.
Empedocles (504 SM)
Empedocles mengemukakan ide bahwa ada 4
unsur yang menjadi akar dari segala sesuatu
termasuk tubuh hewan dan manusia yakni : air,
udara, api dan tanah. Teori ini disebut sebagai
teori 4 elemen.
Menurut Empedocles dan para pengikutnya
sehat merupakan keseimbangan dari keempat
elemen tersebut, sedangkan sakit disebabkan
karena ketidakseimbangan keempat elemen
tersebut.
Phytagoras (580-489 SM)

Phytagoras mengemukakan bahwa hubungan


antara nada dan lamanya suatu akor (chord)
bervibrasi dinyatakan dalam angka tertentu. Para
pengikut sekte Phytagorean menghubungkannya
dengan angka mistis 7 bangsa Babylonia-Assyria.
Angka 7 (tangga nada do sampai si) dianggap penting
karena menunjukkan hubungan antara 7 planet
sebagai simbol 7 dewa dengan 7 logam. Diasumsikan
dewa-dewa mempengaruhi kejadian di bumi
termasuk sehat, sakit dan lain sebagainya melalui
planet-planet.
Pengaruh tersebut lebih mengacu kepada
planet itu sendiri, dimana posisi planet
tersebut berhubungan dengan pengaruhnya di
bumi. Inilah awal berkembangnya ilmu
astronomi dan astrologi. Dalam kefarmasian
bangsa Mesopotamia awal, astrologi
berpengaruh kepada kapan suatu tumbuhan
(sebagai bahan obat) harus dipanen, dan
bahkan kapan suatu obat harus diracik.
Hypocrates (460-370 SM)

Hypocrates adalah seorang dokter Yunani yang


memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dia
menerangkan obat secara rasional, dan menyusun sistematika
pengetahuan kedokteran serta meletakkan pekerjaan
kedokteran pada suatu etika yang tinggi. Pemikirannya
tentang etika dan ilmu kedokteran memenuhi tulisan-tulisan
ilmu kedokteran. Konsep dari pandangannya disusun dalam
sumpah Hypocrates, yang merupakan tata cara dan perilaku
untuk profesi kedokteran. Sebagai pelopor dalam ilmu
kedokteran dan ajarannya yang memberikan inspirasi serta
falsafahnya yang sudah maju dan merupakan bagian dari ilmu
kedokteran modern, Hypocrates diberi penghargaan yang
tinggi dan disebut sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”.
FARMASI ABAD PERTENGAHAN
Pada permulaan era agama Kristen terdapat
beberapa nama ilmuwan Yunani dan Romawi yang
memberikan berpengaruh terhadap perkembangan
ilmu kedokteran. Berikut ini beberapa nama ilmuwan
yang cukup dikenal :
• Theophrastus (370-285 SM)
• Dioscorides (Th 65 M)
• Pliny
• Largus
• Galen (131-201 M)
• Al-Biruni (Abad XI)
Praktek Kefarmasian
Dikenal praktisi pengobatan yang terdidik yang
disebut Sayadilah. Sayadilah mendapatkan ijin
praktek khusus obat-obatan dari Muhtasib (penguasa
setempat). Mereka memiliki toko untuk menjual
simplisia obat (Apotek), kebun Materia Medika
sebagai bahan baku simplisia obat serta laboratorium
untuk meracik sediaan obat seperti halnya pil, plester
atau sediaan galenika. Pada saat itu ilmu kefarmasian
merupakan seni mengetahui Materia Medika dalam
berbagai jenis dan bentuk. Sayadilah merupakan cikal
bakal profesi farmasis (Apoteker) saat ini.
Falsafah Obat dan Pengobatan
Semenjak dunia berkembang dan dihuni
oleh manusia serta makhluk hidup lainnya
mungkin sudah ada penyakit dan usaha untuk
mengobatinya. Keadaan “sehat” dan “sakit”
adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan; ini
berlaku bagi semua makhluk hidup : di dunia
insani, dunia hewani maupun di dunia tumbuh-
tumbuhan sekalipun.

Anda mungkin juga menyukai