Anda di halaman 1dari 14

RESUME KULIAH

FILSAFAT
Filsafat Ilmu Kedokteran Saat
Ini
Nama/NPM/Prodi : Karl Heinz
Leonhardt Rowika /
2106763606/ Ilmu Bedah
Narasumber : Prof. Dr. dr.
Agus Purwadianto, DFM.,
S.H., M.Si. Sp.F (K)
Hari/Tanggal/Jam : Rabu/ 1
September 2021 / 07.45
Filsafat Ilmu Kedokteran
Saat Ini
- Dokter spesialis sebagai
tenaga medis “superstrategis”
yang menjadikan pribadi kita
bermanfaat secara langsung
secara keilmuan, dimana
ilmu yang dimiliki relatif
sempurna.
- Terdapat 9 mata kuliah
filsafat ilmu pengetahuan
kedokteran dan terdapat 6
mata
kuliah hukum dan disiplin.
- Komunikasi efektif tidak
sama dengan prognosis.
- Roh ataupun cita-cita hukum
UU Pendidikan Dokter adalah
untuk menjadikan dokter
spesialis sebagai tenaga medis
“superstrategis”.
Filsafat merupakan upaya
manusia untuk memahami
segala perwujudan kenyataan /
realitas
secara kritis, radikal,
sistematis. Kritis yang
mana berarti memiliki
kemampuan dalam
memilih atau menilai,
sedangkan radikal berarti amat
mendalam. “Kue filsafat”
merupakan
ontology, metafisika, etika,
estetika, epistemologi, logika,
filsafat ilmu. Inti dari filsafat,
tidak
mencari ketenaran, melainkan
kebenaran. Kemampuan
berpikir abstrak teoritis dan
sistematik
logis untuk pelayanan
kemanusiaan dan merajut
peradaban. Dengan
mempelajari filsafat
menjadikan kita memiliki etika
yang lebih baik sehingga
dalam mengkritik sekaligus
juga
memperbaiki.
RESUME KULIAH
FILSAFAT
Filsafat Ilmu Kedokteran Saat
Ini
Nama/NPM/Prodi : Karl Heinz
Leonhardt Rowika /
2106763606/ Ilmu Bedah
Narasumber : Prof. Dr. dr.
Agus Purwadianto, DFM.,
S.H., M.Si. Sp.F (K)
Hari/Tanggal/Jam : Rabu/ 1
September 2021 / 07.45
Filsafat Ilmu Kedokteran
Saat Ini
- Dokter spesialis sebagai
tenaga medis “superstrategis”
yang menjadikan pribadi kita
bermanfaat secara langsung
secara keilmuan, dimana
ilmu yang dimiliki relatif
sempurna.
- Terdapat 9 mata kuliah
filsafat ilmu pengetahuan
kedokteran dan terdapat 6
mata
kuliah hukum dan disiplin.
- Komunikasi efektif tidak
sama dengan prognosis.
- Roh ataupun cita-cita hukum
UU Pendidikan Dokter adalah
untuk menjadikan dokter
spesialis sebagai tenaga medis
“superstrategis”.
Filsafat merupakan upaya
manusia untuk memahami
segala perwujudan kenyataan /
realitas
secara kritis, radikal,
sistematis. Kritis yang
mana berarti memiliki
kemampuan dalam
memilih atau menilai,
sedangkan radikal berarti amat
mendalam. “Kue filsafat”
merupakan
ontology, metafisika, etika,
estetika, epistemologi, logika,
filsafat ilmu. Inti dari filsafat,
tidak
mencari ketenaran, melainkan
kebenaran. Kemampuan
berpikir abstrak teoritis dan
sistematik
logis untuk pelayanan
kemanusiaan dan merajut
peradaban. Dengan
mempelajari filsafat
menjadikan kita memiliki etika
yang lebih baik sehingga
dalam mengkritik sekaligus
juga
memperbaiki.
RESUME KULIAH
FILSAFAT
Filsafat Ilmu Kedokteran Saat
Ini
Nama/NPM/Prodi : Karl Heinz
Leonhardt Rowika /
2106763606/ Ilmu Bedah
Narasumber : Prof. Dr. dr.
Agus Purwadianto, DFM.,
S.H., M.Si. Sp.F (K)
Hari/Tanggal/Jam : Rabu/ 1
September 2021 / 07.45
Filsafat Ilmu Kedokteran
Saat Ini
- Dokter spesialis sebagai
tenaga medis “superstrategis”
yang menjadikan pribadi kita
bermanfaat secara langsung
secara keilmuan, dimana
ilmu yang dimiliki relatif
sempurna.
- Terdapat 9 mata kuliah
filsafat ilmu pengetahuan
kedokteran dan terdapat 6
mata
kuliah hukum dan disiplin.
- Komunikasi efektif tidak
sama dengan prognosis.
- Roh ataupun cita-cita hukum
UU Pendidikan Dokter adalah
untuk menjadikan dokter
spesialis sebagai tenaga medis
“superstrategis”.
Filsafat merupakan upaya
manusia untuk memahami
segala perwujudan kenyataan /
realitas
secara kritis, radikal,
sistematis. Kritis yang
mana berarti memiliki
kemampuan dalam
memilih atau menilai,
sedangkan radikal berarti amat
mendalam. “Kue filsafat”
merupakan
ontology, metafisika, etika,
estetika, epistemologi, logika,
filsafat ilmu. Inti dari filsafat,
tidak
mencari ketenaran, melainkan
kebenaran. Kemampuan
berpikir abstrak teoritis dan
sistematik
logis untuk pelayanan
kemanusiaan dan merajut
peradaban. Dengan
mempelajari filsafat
menjadikan kita memiliki etika
yang lebih baik sehingga
dalam mengkritik sekaligus
juga
memperbaiki.
Pilar 1 Ilmu Kedokteran (BENCH) - Biomedik
Ilmu biomedik sebagai pilar 1 ilmu kedokteran memiliki tujuan untuk mencari
penemuan dan pemahaman baru. Penemuan-penemuan dan pemahaman baru tersebut
berguna untuk menaklukkan fenomena alam/biomedik in vitro. Objek dari ilmu biomedik
terdiri dari bagian tubuh manusia atau agen penyakit/alat kesehatan di luar tubuh. Cakupan
dari ilmu biomedik antara lain bio-kimia (prion, virus, biofarmasetik, nutrien), bio-fisik
(imejing, nanotech, radiasi, nuklir), bio-biologi (biosimilar, sel punca, genomik), bio-
informasi (robotic, Artificial Intelligence, big data, komputasi).

Pilar 2 Kedokteran (BEDSIDE) - Klinis/Spesialistis


Pilar 2 kedokteran bertujuan menyatukan berbagai bidang klinis seperti kedokteran,
farmasi, keperawatan, dll untuk menentukan keberadaan agen penyakit berdasarkan
tanda/gejala, kesinambungan mutu pelayanan (efikasi/manfaat) secara in vivo. Penentuan
prognosis upaya penyembuhan pengurangan gejala dan penyamanan berdasarkan indiv
berisiko, klien tersangka sakit atau pasien (Usaha Kesehatan Perorangan), medikamentosa,
intervensi, bedah, serta jenis perawatan konvensional, komplementer, maupun tradisional.

Pilar 3 Kedokteran (Public Health) - Komunitas


Ilmu kedokteran komunitas (kesehatan masyarakat) bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi program Kesehatan masyarakat dengan menguubah perilaku menuju
sehat maupun tetap sehat. Upaya tersebut dilakukan melalui tindakan promotif mencegah
penyakit dengan menghilangkan risiko. Secara teknis dilakukan intervensi terhadap
populasi (masih) sehat /belum ada penyakit.
Tindakan ini biasa dilakukan oleh Usaha Kesehatan Mayarakat (basis populasi/ranah publik),
individu (bagian dari masyarakat/populasi/keluarga). Hal ini berkaitan dengan bidang
epidemiologi klinik dan kedokteran sosial/komunitas. Intervensi komunitas, manajemen basis
pilar kedokteran 1 dan pilar kedokteran 2, biostatistik: angka harapan hidup, Disability-
Adjusted Life Years (DALY), Quality-Adjusted Life Years (QALY).
Pilar 4 Kedokteran - Bioetika dan Humaniora Kesehatan
Ilmu bioetika dan humaniora Kesehatan sebagai pilar 4 kedokteran bertujuan
untuk menjunjung kepentingan kemanusiaan dan mengentaskan derita atau junjung
harkat/martabat nilai-nilai hakiki insani (hak asasi manusia) melalui aplikasi nilai luhur
profesi. Behavioristik terdiri dari bioetika, etiko-medikolegal, praktis hukum, antropologi,
sosiologi, ilmu budaya, dan lainnya. Provider masa depan sebagai prognostikasi
melalui inter-kolaborasi demi PCC dan kreativitas serta inovasi yang paripurna.

Ilmu kedokteran termasuk ilmu yang “komplit” secara filsafat ilmu dan termasuk
kategori ilmu pengetahuan campuran. Berdasarkan 4 pilar keilmuan serta praktik profesi
menghasilkan upaya penyeimbangan kemanusiaan terus menerus. Upaya tersebut berupa
hubungan dari pasien/klien sama dengan sesama manusia perajut peradaban, yaitu humaniora
kesehatan.

Humaniora Kesehatan sebagai wadah dan cerobong ilmu merupakan perluasan


konsep Humaniora Kedokteran. Wadah temu (konsolidasi) praktis 4 pilar ilmu kedokteran
sebagai inti ilmu kesehatan demi kemanusiaan. Cerobong ilmu membantu praktis dari
sekumpulan ilmu kemanusiaan, antara lain sosiologi, antropologi, bahasa, susastra, seni,
sejarah, ekonomi, hukum, filsafat khususnya etika untuk tujuan/aplikasi di bidang kesehatan.

Pengaruh Mediko-etikolegal menimbulkan doktrin malpraktik. Mutu pelayanan


kedokteran sebagai kasus kompleks saling berkait. Seperti teknologi sebagai “gas”,
sedangkan bioetika sebagai “rem”. Kepentingan terbaik pasien dibandingkan dengan
kebutuhan pasien. Doktrin kedokteran berupa ragam tujuan kedokteran. Perkembangan
hukum kesehatan terkait pelayanan kesehatan tergantung jenis ahli.

Bioetika kesehatan merupakan disiplin (ilmu pengetahuan campuran IPA-IPS/budaya)


baru pencerah dan penggerak nilai serta tekad super-tanggungjawab dan perilaku profesional
tenaga dan sumber daya kesehatan dalam menyelenggarakan setiap komponen sistem
kesehatan nasional sebagai peradaban profesi yang menjamin keselamatan/kepentingan
terbaik pasien/klien, tercapainya kesehatan masyarakat ideal berkelanjutan di tengah
kemajuan ilmu pengetahuan kedoteran dan kesehatan dalam keserasian tatanan lingkungan
setempat dan global. Kebenaran dan medis berdasarkan 4 aspek yaitu korespondensif
(kesesuaian), afirmatif (koherensi), fungsional, dan pragmatis.

Anda mungkin juga menyukai