Anda di halaman 1dari 7

 FILSAFAT ILMU KEDOKTERAN, SPESIALISASI & KEPEMIMPINAN

 Agus Purwadianto.
 Jakarta, 2023
 Apa yg Akan Ditempuh?
 9 mata kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan (Kedokteran) - FIP
 6 mata kuliah Hukum dan Disiplin Kedokteran - FKU
 Tugas resume semua mata kuliah FIP & FKU
 Ujian
 Penguatan :
 Kekorsaan Profesi
 Kekorsaan UI sbg almamater (lama/baru)
 Bangga jadi dokter spesialis – anggota ILUNI UI !!!
 Ilmu yg bermanfaat “langsung”
 Ilmu yg relatif “sempurna” secara metodologis
 Kekuatan Kedokteran
(Paul Riceour, 2007)
 Dlm situasi penderitaan  ada insan penolong yg altruis (hipocratesian) dan dapat
dipercaya  tahap prudensial
 Menolong dari kewajiban individualnya  di universalkan sbg perintah kewajiban
(Kantian) = tahap deontologik
 Dlm berkewajiban, berhikmah bhw pasien = insan unik, utuh, jatidirinya hrs dihargai krn
bermartabat = tahap reflektif
 Prolog : bagaimana merasakan….
 SpKed.Okupasi thd kekecewaan sahabatnya saat menolaknya meminta surat
keterangan sakit akibat kerja dirinya utk klaim ke perusahaannya………
 SpF menatap gadis retardasi mental terperkosa yg dalam visumnya tak ada lagi tanda
kekerasan & persetubuhan…
 SpPD, SpP atau SpJP menatap wajah seorang ibu yg meratapi kematian suaminya pasca
CPR……

 Filsafat
 Upaya manusia utk memahami segala perwujudan kenyataan/realitas secara kritis,
radikal, sistematis
 MPKT UI 2016
 KRITIS = KEMAMPUAN MEMILAH & MENILAI (VIA
PERBANDINGAN, HUBUNGAN SEBAB – AKIBAT, DIALEKTIKA
(SINTESIS ABSTRAKTIF 2 HAL BERLAWANAN)
 RADIKAL = AMAT MENDALAM, DE/RE-KONSTRUKSI
 Bukan cari ketenaran (doxa) – tapi kebenaran (atheletia, kalliston theorian)
 LOGIKA – PENALARAN; + PERENUNGAN KOHEREN
 3 HAL : DUNIA SEKITAR, DUNIA DALAM DIRI & PERBUATAN
BERPIKIR

 “Kue filsafat”

 Paradigm
 Systematic sets of beliefs + accompanying methods
 Ideas of judgment about nature of reality
 Reasoning process
 World view, general perspective, a way of breaking down the complexity of real world
 = cantolan (cara) berpikir = pola piker/cara pandang umum

 The scope of philosophy in Medicine
 The scope of philosophy in Medicine
 The scope of philosophy in Medicine
 KECANGGIHAN ILMU KEDOKTERAN DALAM HUBUNGAN DOKTER – PASIEN/KLIEN
 Sejalan dengan pengertian Profesi : Kemampuan berpikir abstrak teoritis dan sistematik
logis untuk pelayanan kemanusiaan dan merajut peradaban
 Filsafat ilmu & Lingkup Metodologi Penelitian Kes

 Pilar 1 Ilmu Kedokteran (“BENCH”)-BIOMEDIK
 tujuan : mencari penemuan - pemahaman baru, kegunaan  menaklukkan fenomena
alam/biomedik in vitro
 (obyek bagian tubuh manusia atau agen penyakit/alat kes di luar tubuh):
EXPLANASI.
 Cakupan:
 Bio-kimia : prion, virus, biofarmasetik, nutrien,
 Bio-fisik (imejing, nanotech, radiasi, nuklir dll)
 Bio-biologi: biosimilar, sel punca, genomik dll
 Bio-informasi: robotic, AI, big data, komputasi
 Pilar 2 Kedokteran (“BEDSIDE”)- klinis/spesialistis
 tujuan :
 satukan dik/lit/dimas Th/ klinis (kedokteran, farmasi, keperawatan dll) & pasca
D/ (keberadaan agen penyakit - tanda/gejala, kesinambungan mutu
yan: efikasi/manfaat dll) IN VIVO 
 utk PROGNOSIS UPAYA PENYEMBUHAN CQ PENGURANGAN GEJALA &
PENYAMANAN
 (indiv berisiko, klien tersangka sakit atau pasien): UKP
 Medikamentosa, intervensi, bedah, psikoTh/ dll
 Konvensional – komplementer - tradisional
 Pilar 3 (“public health”)-komunitas
 Tujuan :
 efektivitas+ efisiensi PROGRAM kesmas (ubah perilaku ke/tetap sehat =
promotif; cegah penyakit via hilangkan risiko = preventif) via intervensi
populasi (masih) sehat /belum ada penyakit
 UKM = basis populasi/RANAH PUBLIK; individu = bagian dari
masyarakat/populasi/keluarga
 Epidemiologi klinik, kedokteran sosial/komunitas
 Intervensi komunitas, manajemen basis pilar 1 & 2, biostatistik: angka harapan
hidup, DALY, QALY
 Pilar 4 (“Bioetika & Humaniora Kes)
 Tujuan :
 kepentingan kemanusiaan & entaskan derita/junjung harkat/martabat nilai2
hakiki insani/HAM via aplikasi nilai luhur profesi
 lit/yan/dik behavioristik: bioetika, etiko-medikolegal, praktis: hukum,
antropologi, sosiologi, ilmu budaya dll = inti pradok
 PROVIDER masa depan : > PROGNOSTIKASI via inter-kolaborasi demi PCC &
kreativitas/inovasi yan paripurna
 Etiko-Mediko-Legal
 KOMBINASI MULTI-METODOLOGI internal ilmu kedokteran  LINEARITAS “TEBAL” 
POTENSI MENCETAK PEMIMPIN (multi, Inter & trans-disiplin
 ILMU KEDOKTERAN MASA DEPAN : “4 P“ yakni PRESISI, PREDIKTIF, PREVENTIF &
PARTISIPATORIS
 “KESOMBONGAN IPA”
= POSITIVIME TANPA KRITIK
 Hasil di lab menentukan kehidupan sosial tanpa reserve – mampukah PREDIKSI utk
KOMPLEKSITAS PERADABAN?
 “Sebab-akibat” sederhana, fragmentasi, nirsistem
 Value free, ekses “arogansi TERBENAR”
 Menafikan kearifan budaya & kompleksitas sosial masyarakat & peradaban –
lestarikan devide et impera
 Evidence Based Medicine > Value BM
 Ilmuwan = corong produk, mis obat/alkes
 Ketergantungan "persisten"  bahan baku obat, alkes padahal jamu &
ketrampilan tradisional RI berlimpah
 KRITIK METODOLOGI KES
 DIDOMINASI BIOMEDIK, di-INTERPRETASI KLINIS & LINEARITAS SEMPIT :
 Ilmiah = [biomedik--> klinis] termasuk Komite Etik Lit kedoketran/kesehatan 
“paradigma sakit?”
 S3 FK/FKG  wajib usung Biomedik
 SPESIALIS KLINIS WAJIB LIHAT GENOMIK
 KEDOKT KOMUNITAS / KESMAS WAJIB LIT KUANTITATIF
 Divisi sub-spesialis “.....sosial/komunitas” tak laku
 EKSES: kurang peka manusiawi --> ADUAN/GUGATAN MALPRAKTIK
 PARADIGMA  IDEOLOGIs  ALERGI KRITIK  DOMINASI  ABUSE OF POWER &
PRODUK > KEDAULATAN PROFESI, Deprofesionalisme/ kejahatan profesi
 EKSES EPISTEMOLOGIK DOMINAN

 Pasien sbg Manusia (1)
 promote person/ patient-centered care : “refocusing of medicine’s regard for the
patient’s viewpoint”
 (Laine and Davidoff 1996, 152).
 “is respectful of and responsive to individual patient preferences, needs, and values and
ensuring that patient values guide all clinical decisions”
 (Institute of Medicine 2001, 40).
 Pasien sbg Manusia (2)
 “emphasizes patient autonomy, informed consent, and empowerment”
 (Edwards and Elwyn 2009, 4).
 From biomedical ethics, natural affinity between engagement and autonomy-based
ethics.
 Phenomenology of Medicine
 Patient’s perception
 Finitude & dying
 Imagination
 Human personhood
 Hope
 Embodiement
 Illness
 Emotive structure of abstract knowledge
 Dr’s details of life-world
 Emphaty (of idiographic events)
 Uniqueness
 Interpretation  hermeneutics
 Emotive structure of abstract knowledge
 Freely profess ability to heal
 Ontology of medicine =
phenomenology of orientation
 Contoh Humaniora Kesehatan : andai……
 Dr SpBP ikut merasakan getar keterharuan pasien “face lift” pasca siram air keras yg
ditolongnya ?
 Dr SpKK & SpKFR merasakan totalitas relaksasi kliennya yg diberi aromaterapi ?
 SpOG merasakan kekaguman jibaku suami ditengah erangan his sambil mengantar istri
naik angkot ?
 SpAn KIC merasakan kebingungan keluarga pasien yg diserahi tugas memutuskan
penghentian ventilator ?
 SpGK , SpKO, SpKJ merasakan dilema pasien obese pasca liposuction terus melahap fast
food sementara dirinya mengidolakan tubuh ramping ?
 Coba diamati
 SpKFR tempo doeloe (pra-SpRM) oleh SpBO (kini SpOT) dianggap blm layak jadi
spesialis ?
 SpKed.OR resah karena tak punya tempat praktek di RS ?
 SpGK selalu dibawah bayang2 SpA(K) ?
 SpF tidak masuk dalam IKABI ?
 SpRad intervensi & SpAn (KIC) tak punya pasien langsung ?
 Konflik etikolegal persisten ttg kewenangan klinik antar PDSp, antar PDSm ?
 Ontology = Trustworthiness Phenomenology of Dr – Pt relationship  foundation of
prima facie PBE/KDB
 Skema Tubuh & Citra Tubuh
 Pasien post amputasi kaki  msh merasa “gatal” di prostesisnya ketika ada nyamuk
menggigit (phantom limb)
 Pasien pasca angina pektoris  mengurangi aktivitasnya rutin, merasa “baru memiliki
jantung” yg selama ini tersembunyi (krn merasa sehat) = ecstatic body
 Perempuan terperkosa  hymen ruptur (2 lapis sel) = hancur luluh citra diri
keseluruhannnya
 Pengaruh Persepsi

 Pengaruh Persepsi(2)

 Kebertubuhan & Persepsi Pasien


 4 PILAR KEILMUAN + PRAKTIK PROFESI = UPAYA PENYEIMBANGAN Kemanusiaan TERUS
MENERUS:
(DR-PASIEN/KLIEN = SESAMA MANUSIA peRAJUT PERADABAN)
= Humaniora Kesehatan
 ILMU KEDOKTERAN TERMASUK ILMU YANG “KOMPLIT” SECARA FILSAFAT ILMU 
kategori IPC
 Sesuai dengan Nilai2 Universitas Indonesia :
 Veritas, Probitas, Justitia (kejujuran, kebenaran, keadilan)
 Humaniora Kesehatan: Wadah & Cerobong Ilmu
 Merupakan perluasan konsep Humaniora Kedokteran --> wadah temu (konsolidasi)
praktis 4 pilar ilmu kedokteran sbg inti ilmu kesehatan demi kemanusiaan
 Cerobong ilmu bantu praktis dari sekumpulan ilmu kemanusiaan: sosiologi, antropologi,
bahasa, susastra, seni, sejarah, ekonomi, hukum, filsafat khususnya etika utk
tujuan/aplikasi di bidang kesehatan
 Humaniora kes –
UU Dikdok No 20 Th 2013
Ps 1.11 : Dosen Kedokteran = pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi, humaniora kesehatan, dan/atau keterampilan klinis melalui pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat.
 Syarat berdiri FK : ps 6 ay 3 butir b  lab bioetika/humaniora kes & dosen
pengampunya (ps 17 ay 1 jo ps 20 ay 3)
 Penyelenggara dik akademik : ps 7 ay 4
 Synergy between Bioethics/Health Humanities & Medical Education
 Key competencies of lifelong learning MADHU SINGH, UNESCO, 2002
 Communicating
 Being able to live together
 Critical thinking
 Being able to change & adapt to change
 Creativity
 Kepemimpinan Kedokteran

 “Roh”/Cita2 hukum UU DIKDOK: SISDOKNAS
Dokter Spesialis sbg tenaga medis “superstrategis”


 PERILAKU
BERINTEGRITAS

 Pengaruh Mediko-etikolegal : > Doktrin Malpraktik
 Mutu yandok sbg kasus kompleks saling berkait
 Teknologi sbg “gas” – bioetika sbg “rem”
 Kepentingan terbaik pasien vs kebutuhan pasien
 Beban pembuktian: trias taja > ke dokter – defensive medicine
 Doktrin kedokteran : ragam tujuan kedokteran
 Perkembangan hukum kesehatan terkait D1 (std yankes): >> dokter-SH > SH
 Penentu D3 oleh D2 D4: kausalitas tgt jenis ahli : pencerah > penera cq kasus
Setianingrum
 BIOETIKA KESEHATAN
AGUS PURWADIANTO - 2012
 Disiplin (ilmu pengetahuan campuran IPA-IPS/bud) baru pencerah & penggerak nilai &
tekad SUPER-tanggungjawab & perilaku profesional TENAGA & SDM KESEHATAN dlm
menyelenggarakan setiap komponen SISTEM KESEHATAN NASIONAL sebagai peradaban
profesi yg menjamin keselamatan/kepentingan terbaik pasien/klien, tercapainya
kesehatan masyarakat ideal berkelanjutan ditengah kemajuan iptekdokkes dalam
keserasian tatanan lingkungan setempat & global
 Kebenaran & Medis
 Korespondensif (kesesuaian)
 Afirmatif (koherensi)
 Fungsional
 Pragmatis

Beberapa penyimpangan etika profesi


:
1. Mengenai fee yang diberikan oleh seorang Ahli Bedah/Operator kepada Dokter (umum) yang
merujuk pasien, dengan besaran tertentu (Rp.X). Rp.X ini dijadikan modul negosiasi antara
perujuk dengan Operator sehingga akhirnya pasien ini bisa berpindah / ditarik rujukannya,
untuk diberikan kepada operator yang bisa memberikan 'fee' lebih besar dari Rp.X tadi.
Hal ini sangat banyak terjadi hampir pada semua dokter yang melakukan tindakan operatif.
 Epilog
 Bila dokter spesialis memahami 4 pilar ilmu kedokteran dan mempraktikkan
penyeimbangannya secara arif diharapkan akan menjadi pemimpin masa depan.
 Dengan pemahaman IPC yg terstruktur, sistemik dan habituatif, akan melahirkan
negarawan profesi masa depan

 Agus Purwadianto
 Ketua APKESI, PPKESTRAKI, MAKERSI, Dewas RS
 Ex Ketua Dewan Pertimbangan Klinis
 Ex SAM Bid Teknol Kes & Globalisasi, Ex Kabadan Litbangkes & Ex Staf Ahli Menteri Bid
Hukum & HAM Kemenkokesra RI
 Gurubesar I.K. Forensik & Medikolegal (07)
 Doktor Filsafat (03); MSi Sosio-Kriminologi (00)
 SpF (konsultan etiko-medikolegal) (05)
 Diplome of Forensic Med Groningen Univ (02)
 SH (97), SpF (83), dr (79)
 EX Ketua MKEK Pusat IDI & ex Ketua Kolegium IK Forensik Indonesia
 Ex Karo Hukor Depkes RI
 Ex Anggota WHO Global Advisory Vaccine Safety Committee
 Ex Anggota UNESCO Global Ethics Observatory Law
 Wakil Ketua Komisi Bioetika Nasional
 Perintis/dosen S3 Kekhususan Bioetika FKUI

Anda mungkin juga menyukai