Anda di halaman 1dari 51

Dr Drs Tri Krianto MKes

SEJARAH KESEHATAN
MASYARAKAT DUNIA DAN
INDONESIA
KESEHATAN (HEALTH)

…health is a state of complete physical,


mental and social well-being and not merely
the absence of disease… (WHO definition
1946)
…health as a state characterized by
anatomic integrity, ability to perform
personally valued family, work and
community roles, ability to deal physical,
biologic and social stress, a feeling of
well-being and freedom from the risk of
disease and untimely death… (Stokes
definition)
DOMAIN (RANAH)
KESEHATAN
A. SEHAT FISIK
B. SEHAT MENTAL 1.SEHAT PIKIRAN
2.SEHAT EMOSIONAL
3.SEHAT SPIRITUAL
C. SEHAT SOSIAL
D. SEHAT EKONOMI
SEHAT FISIK
Keadaan jika seseorang tidak merasa sakit
dan secara klinis tidak sakit.
Semua organ tubuh berfungsi normal dan
optimal
SEHAT MENTAL
Sehat pikiran: keadaan di mana individu mampu
berfikir secara rasional, logis dan sistematis

Sehat emosional: keadaan di mana individu


dapat mengekspresikan emosinya secara normal,
yaitu: takut, berani, gembira, sedih

Sehat spiritual: kesediaan dan kebiasaan


mengekspresikan rasa syukur kepada Tuhan
Yang Mahaesa dalam berbagai keadaan
SEHAT SOSIAL
Adalah keadaan di mana
individu mampu
berhubungan
(berinteraksi) dengan
orang lain, kelompok
masyarakat yang lebih
luas dan bervariasi latar
belakang sosial budaya,
politik dan sebagainya
SEHAT EKONOMI
Keadaan di mana
individu produktif
walaupun dengan
parameter yang
bervariasi, misalnya
mampu mencari nafkah,
rajin pergi sekolah, giat
belajar, cerdik melihat
peluang usaha dll
Kesehatan Masyarakat
(diadaptasi dari Winslow)

Ilmu dan seni untuk mencegah penyakit,


memperpanjang masa hidup dan meningkatkan
derajat kesehatan melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat untuk:
a) perbaikan sanitasi lingkungan, b)
pemberantasan penyakit menular, c) pendidikan
untuk kebersihan perorangan, d) pengorganisasian
pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk
diagnosis dini dan pengobatan, e) pengembangan
rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang
terpenuhi kehidupan yang layak dalam memelihara
kesehatannya
Aesculapius: sehat = tidak ada
penyakit penyakit harus
dikeluarkan dari tubuh manusia
pengobatan, pembedahan pelopor
ilmu kedokteran kuratif

Higiea: sehat = jika penyakit dapat


dicegah melalui kebersihan diri, gizi
baik; jika terlanjur sakit maka gizi
yang baik dapat menyembuhkannya
pelopor kesehatan masayarakat
preventif
What is public health?
UF Achmadi (2008)
Upaya untuk menyehatkan penduduk atau masyarakat yg
memiliki ciri
•1. berbasis masyarakat
•2. bersifat preventif (promotif)
•3. lintas disciplines (lintas sektor)
•4. harus ada community involvement
•5. Terorganisir (organized)

•Masalahkesehatan: local specific berubah dan berbeda dari


waktu ke waktu dan pada tempat satu dan tempat yang lain.
Perkembangan kesmas
1. Empirical Health Era (<1850)
2. Basic Science Era (1850 – 1900)
3. Clinical Science Era---muncul RS dan balai
pengobatan (1900 – 1950)
4. Public Health Era (>1950)
EMPIRICAL BASIC CLINICAL PUBLIC HL
HEALTH ERA SCIENCE SCIENCE SCIENCE
ERA ERA ERA
1850 1900 1950
SYMPTOMS BACTERIA & PATIENT COMMUNITY
CENTERED DISEASE CENTERED CENTERED
CENTERED

LECTURES ON LABORATORIAL CLINICAL CLINICAL & PH


AUTHORITARIA INSTRUCTION INSTRUCTION INSTRUCTION
N WITH WITH
INSTRUCTION BED-SIDE COMMUNITY
TEACHING SIDE
TEACHING
HISTORICAL BASIC CLINICAL COMMUNITY
LABORATORY & DEVELOPMENT & DEVELOPMENT OF
DEVELOPMENT TECHNIQUES MEASUREMENT,
CRITERIA &
PLANNING
TECHNIQUES
Empirical Health Era
✔ Tradisional konservatif
✔ Memberikan pelayanan hanya terhadap gejala penyakit,
yang penting gejalanya hilang era symptomatic
treatment
✔ Tidak melihat pada faktor penyebabnya (causal agent)
era non causative treatment
✔ Belum menngenal arti riset
Basic Science Era
✔ Dimulai melalui riset-riset laboratorium (mis: riset
genetika Gregor John Mendel 1822-1884)
✔ Pasteur (1865) menemukan teori “omne vivo ex ovo,
omne ovum ex vivo”. Semua kehidupan berasal dari
sel telur, semua sel telur berasal dari semua yang
hidup
✔ Robert Koch (1843-1910) menemukan kuman
mycobacterium-tuberculosum
Hippocrates 460-370 SM Pelopor observasi dalam pengobatan
kedokteran
Anthony van 1632-1723 Mikroskop satu lensa dan
Leeuwenhoek menemukan protozoa dan
spermatozoa
John Snow 1813-1848 Epidemiologi dan membuktikan
penyakit kolera dibawa melalui air
Luis Pasteur 1822-1895 Membuktikan bacteria sebagai
penyebab penyakit
Joseph Lister 1827-1912 Memperkenalkan penggunaan
antiseptik dlm ilmu bedah
Carlos Juan 1833-1912 Menemukan nyamuk sebagai
Finley pembawa demam kuning
Walter Reed 1851-1902 Ikut menemukan penyebab demam
kuning
Paul Ehrlich 1854-1915 Menemukan obat-obatan anti
syphillis
Ciri lain “basic science era”
Era ini pengobatan diarahkan pada penyebab (causal)
causal treatment
Kausalnya berupa agent mikroorganisme bacteria or
disease centered
Mendayagunakan laboratorium dalam pendidikan
kedokteran basic laboratory and development of
tools
Clinical Science Era
Era penyempurnaan sistem kuratif diobati
symptom dan causa nya
Pengobatan mulai dilakukan di lembaga poliklinik
RS (teaching hospital)
Adanya dukungan teknik perawatan sehingga terjadi
transisi: ambulatoir treatment (berobat jalan di
poliklinik) in-patient care
Pendidikan kedokteran dilakukan melalui
bed-side teaching
Public Health Era
Pasien merasa dekat dengan dokter
Kedokteran berkembang membutuhkan lahan
masyarakat
Perhatian kedokteran pada faktor non klinis
(lingkungan, sosial budaya, ekonomi) yang dapat
menjadi determinan munculnya penyakit
Clinical centered diperluas menjadi community
centered muncul public health (>1950)
Kedokteran >> Kesmas ?
Transisi dipengaruhi oleh:
A. Unsur jangkauan dan filosofi yang dianut
B. Cara penyelenggaraan pendidikannya
C. Kemampuan penyelenggaraan
penyelidikan/penelitiannya
Edwin Chadwick
Pelopor kesehatan masyarakat
Menghimpun data tentang kematian di kota-kota besar
Inggris kesimpulan: † bangsawan 36 th, † pedagang
22 th, † buruh 16 th.
Murid Chadwick: Clark Winslow definisi PH
Substansi definisi Winslow
PH adalah ilmu sekaligus seni perlu ada sinergi
antara pendidikan (formal) dan pengalaman
lapangan
Kegiatan PH: promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif
Perlu ada peran serta masyarakat organized
community effort
Usaha-usaha pokok kesehatan
Diagnosis sedini mungkin untuk upaya preventif
Perlu dilakukan pemberdayaan sosial sehingga
masyarakat dapat terus menjaga kesehatannya
Era public health
Pembabakannya dilakukan oleh Barton
4 babak:
1. PH dilakukan melalui pengobatan di
klinik-klinik
2. PH dilakukan di poliklinik, BKIA, RS melalui
pengobatan dan mulai ada “preventive
treatment”
3. PH dilakukan melalui integrasi pelayanan
kesehatan dasar
4. PH dilakukan secara lintas sektor dan
multidisiplin
Karakteristik babak 4 PH

1. Kebijakan dan program dikelola menggunakan sistem


administrasi modern
2. Kesetaraan peran masyarakat dan pemerintah dalam
pengembangan kesmas
3. Kemampuan dan peran serta masyarakat dalam
usaha kesehatan mandiri sudah besar
4. Masalah kesmas dipecahkan melalui kerangka berpikir
sistem serta mengedepankan pendekatan behavioral
sciences
5. Kerjasama lintas sektor sebagai bagian semangat tim
diutamakan dalam pemecahan masalah untuk
menjamin efekstivitas dan efisiensi
6. Pengkajian masalah dilakuka secara bertahap dan
mengutamakan peranserta lokal
Kesehatan Masyarakat vs
Kedokteran

Kesehatan Kedokteran
Masyarakat
Obyek Masyarakat Individual
Fokus/titik berat Promotif-Preven Kuratif
tif
Parameter Meningkatnya Pasien sembuh
Keberhasilan kesejahteraan dari penyakit
Indikator Contoh: IMR, Lepas dari
MMR, penyakit, tidak
morbiditas cacat
TINDAKAN PREVENSI

FASE
PRIMARY Lima tingkat
SEBELUM
PREVENTION pencegahan (Leavell
SAKIT
dan Clark):
1.Health Promotion
2.Specific Protection
SECONDARY 3.Early Diagnosis and
PREVENTION Prompt Treatment
FASE 4.Disability Limitation
SELAMA 5.Rehabilitation
PROSES
SAKIT TERTIARY
PREVENTION
Primary prevention
1. Health Promotion: penyuluhan,
peningkatan gizi, pengawasan
tumbuhkembang balita, anak dan
remaja, perbaikan rumah sehat, hiburan,
pengendalian lingkungan, dsb
2. General and Specific Protection:
vaksinasi, penyediaan air bersih/PI, K3,
perlindungan dari bahan karsinogenik,
dsb
Secondary prevention
(Early diagnosis and prompt treatment)
1. Mencari kasus sedini mungkin
2. General check-up rutin (indiv/mass screening)
3. Selective screening
4. Peningkatan keteraturan berobat
5. Pemberian pengobatan yang tepat/adekwat
Tertiary prevention
1. Disability limitation: penyempurnaan pengobatan
lanjutan agar tidak terjadi komplikasi, pencegahan
komplikasi dan cacat, perbaikan fasilitas kesehatan,
mengusahakan pengurangan beban non medis

2. Rehabilitation: penyuluhan dan usaha lanjut setelah


sembuh, peningkatan work therapy, mengusahakan
perkampungan rehabilitasi sosial, penyadaran
masyarakat untuk menerima orang dalam tahap
rehabilitasi, mengembangkan lembaga rehabilitasi
dengan mengikutsertakan masyarakat
Kerangka Penjelasan Status
Kesehatan Masyarakat (HL Blum)

PERILAKU

Status
KETURUNAN
Kesehatan
PELAYANAN
Masyarakat

LINGKUNGAN
PERKEMBANGAN ILMU
KESEHATAN DI INDONESIA
Perkembangan ilmu kesehatan di
Indonesia
Berhubungan dengan sejarah perkembangan negara
Indonesia
Berhubungan dengan sejarah perkembangan ilmu
kesehatan di dunia
Terbagi ke dalam pembabakan sejarah: kolonialisme
Belanda, imperialisme Jepang, perang kemerdekaan,
orde 48-66, orde 66-98
Kolonialisme Belanda (A)
Upaya kesehatan bagi rakyat dilakukan terutama di
daerah perkebunan milik Belanda (onderneming)
Institusi pemberi yankes (poliklinik) Dienst der
Volksgezondheid (dinas kesehatan rakyat)
Preventif medicine dilakukan oleh dokter
(pribumi Dokter Jawa), juru patek, juru cacar
Vaksinasi cacar (ditemukan Jenner 1789) dilakukan di
Jawa mulai 1804, dimulai pada pemilik
onderneming keluarga masyarakat
Perkembangan dokter Jawa (1)
Adanya wabah penyakit rakyat di wilayah onderneming di
Banyumas (1847) dokter Belanda tidak mungkin
menanggulangi rekrut bumiputera tanpa harus tamat SD
Gagasan sekolah dokter Jawa (2 tahun) oleh Dr W Bosch
(Chef Militaire Dienst).
Sekolah dokter Jawa (1851) di Jakarta, direktur: Dr A Bleeker
(officier van de gezondsheids dienst)
Dokter Jawa setingkat mantri cacar (paramedis)
Adanya simpati dokter Belanda kurikulum menjadi 3 tahun
sehingga lebih mandiri
1864 sekolah dokter Jawa menjadi 3 tahun
Perkembangan dokter Jawa (2)
1867-1868 terjadi konflik antara yang menentang dan
mendukung dokter Jawa kewenangan dokter Jawa dicabut
karena khawatir dengan meluasnya komunikasi dokter Jawa
yang berpraktek mandiri dengan masyarakat
membahayakan kedudukan pemerintah kolonial Belanda
Dr JJWE van Riemsdyk mengkritik kurikulum 3 tahun dokter
Jawa perubahan kurikulum 7 tahun (2 tahun persiapan dan 5
tahun kedokteran, dan bahasa Belanda) dengan major
menolong persalinan
1902 sekolah dokter Jawa menjadi 9 thn (kebidanan dan
kedokteran kehakiman)
Perkembangan dokter Jawa (3)
1903 sekolah dokter Jawa STOVIA (School tot Opleiding
van Inlandse Artsen)/Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera
Lulusannya bukan Dokter Jawa Indische Arts
Wewenangnya mempraktekkan seluruh ilmu kedokteran
1923 menghasilkan lulusan pertama di Indonesia
1927 STOVIA sempat berubah menjadi Geneeskundige
Hogeschool (GH)
1913 di Surabaya dibuka pendidikan dokter NIAS (Nederlands
Indische Artsen School)
Kolonialisme Belanda (B)
PH dirintis via mother and child health
MCH dirintis oleh Dr Stratz (obstetricus WN Austria)
dan Dr Maasland (dokter militer)
Kursus bidan dirintis oleh stadsvroedvrouw asal
Belanda (satu-satunya bidan di Jawa) 1850,
diselenggarakan di Militaire Hospital Batavia (sekarang
RSPAD Gatot Soebroto)
Kolonialisme Belanda (C)
Kursus yang lain:
Dr Van Buren mendidik 4 orang jadi bidan di Kediri
(akhir abad 19)
Dr Bervoets dari Zending Protestant di Mojowarno
mendidik 4 orang jadi bidan
Pada 1907 di Pulau Jawa sudah ada 37 bidan
Pendidikan bidan akhirnya banyak diselenggarakan
swasta (terutama zending) di mana lulusannya
ditempatkan di Nederland Indie (Jawa)
Kolonialisme Belanda (D)
Pendidikan dokter di Belanda dan di Jawa berbeda,
terutama untuk ilmu kedokteran kehakiman
Di Jawa kedokteran kehakiman adalah MA diujikan,
di Belanda fakultatif
Ilmu penyakit kulit dan mata adalah bagian ilmu
penyakit dalam
Keduanya berdiri sendiri 1930 karena endemi
trachoom dan patek (frambusia)
Kolonialisme Belanda (E)
Pemberantasan cacar yang dirintis 1804 baru dimulai di Jawa
1856 dan disempurnakan 1922 ;(CFR=20%)
Kolera (endemis di India 1818) mewabah 1848-1853,
1864-1865, 1896-1899, 1909-1913, 1915-1919 (6864†)
Pest timbul di Malang Selatan (1910-1915 dan 22,000†)
Jawa Tengah 1923 Jawa Barat (1923-1928 dan 1933-1935;
1934 meninggal karena pest 23,239 jiwa; di Bandung
meninggal 600 jiwa) vaksinasi pest (ditemukan Otten)
diberikan pada 2 juta penduduk
Kolonialisme Belanda (F)
Tokoh-tokoh dokter yang menggugah perlunya perhatian
pemerintah kolonial pada kesehatan:
1. Dr Bosch (1847) pribumi bersalin dalam keadaan
“mishandeling”, penganiayaan sia-sia
2. Dr Startz
3. Dr Van Buren (1889) mempengaruhi pendapat masyarakat
via majalah dan buku “De verloskundige voorziening voor
Nederland Indie” tentang perlunya pertolongan persalinan
yang higienis dan dilakukan oleh nakes
Kolonialisme Belanda (G)
Tokoh lain:
Prof Boerman menaksir mortalitas karena persalinan 3 X
daripada karena pest
Dr Erland (RS HVA Toeloengredjo (1936) menyatakan
bahwa kondisi persalinan masih sangat buruk dari jaman van
Buren
Prof Remmelts menyatakan bahwa angka kematian karena
persalinan di Hindia Belanda sebesar 16%, atau setiap 15
menit seorang yang bersalin meninggal
Kematian karena persalinan 7X daripada karena malaria, dan
4 X daripada karena pest
Kolonialisme Belanda (H)
Kesehatan anak:
Angka kematian anak umur < 1 tahun = 30%
Setiap 1 menit 1 anak meninggal
Angka kematian pada anak terbesar disebabkan
salah makan
Imperialisme Jepang
1942 STOVIA dan NIAS ditutup, dokter-dokter
Belanda ditangkap kekosongan tenaga dokter
dirasakan oleh Jepang ketika perang dengan sekutu
29 April 1943 dibuka sekolah dokter di Jakarta
bernama Ika Dai Gaku
Kurikulum 5 tahun, dan bahasa pengantar Bahasa
Indonesia (kalau dosennya dar Jepang
menggunakan bhs Jepang/English)
Ika Dai Gaku
Adanya korps guru besar pimpinan Prof Itagaki, dan
anggota: Dr Asikin, Dr A Mochtar, Dr Hidayat dan Dr
Hadibroto
Ika Dai Gaku juga dimanfaatkan untuk persiapan
perlawanan di antaranya melalui pengibaran bendera
merah putih di Gedung United Studiosorium
Indonesiensis/USI (Jl Kramat 45)
Periode 1945-1948
Transisi kolonial Belanda ke pemerintah RI membuat
kesibukan meningkat Vaksinasi/revaksinasi cacar
tidak bisa dilakukan
Adanya wabah cacar di Sumatera Tengah (kini Riau)
menyebar ke Aceh dan Jawa
Sampai 1950 tidak banyak dilakukan usaha kesehatan
rakyat
1948-1966
Indonesia masuk WHO dan UNICEF (1950) pengaruh WHO
besar
1951 Bandung Plan menyatakan perlunya penyelenggaraan
puskesmas bagi yankesmas di pedesaan
Bandung plan dicetuskan oleh Dr Leimena dan Dr Patah Ide
Patah Leimena
Promosi Bandung Plan kurang sehingga tidak dijadikan public
health policy
Health center digemakan lagi oleh Sulianti, Achmad
Dipodilogo dll.
Bandung Plan masuk dalam laporan WHO 1954
HC-HC dirintis di Mojosari, Bekasi, Metro dan Bali
Rekomendasi WHO Expert Comitte Report
No. 55 & 83
Dalam pembangunan negara sedang berkembang,
problematika kesehatan harus ditanggulangi Rural
Health Unit.
Unit harus diterima sebagai organisasi masyarakat
desa, di mana pelaksanaan kesehatan dikerjakan oleh
HC
Program kesehatan yang harus disajikan kepada
masyarakat desa melalui puskesmas harus mencakup
pokok-pokok kesehatan minimal (Basic health
service)
1966-1998
Draft Plan integrasi (Dr Achmad):
1. Kesehatan adalah program yang berkesinambungan
2. Dilaksanakan secara koordinatif
3. Adanya public health policy
4. Berorientasi community health and community
welfare
5. Pendekatan teamwork
Program-program kesehatan
1. Pemberantasan frambusia melalui TCP (Troponema
Controle Program) dan TCP Simplified
2. Program simplified juga dilakukan untuk TBC dan
kusta
3. Pemberantasan malaria melalui Malaria Eradication
Program
A
I SW PROGRAM-PROGRAM KESEHATAN
S
H A MASYARAKAT DI INDONESIA
A
M
AS Diskusikan program kesehatan masyarakat apa saja
UG
T yang ada pada setiap orde pemerintahan?
1945 – 1966
1967 – 1998
1998 – 2012

Anda mungkin juga menyukai