Anda di halaman 1dari 30

CARDIOTOCOGRAPHY

RONALD JACKSON SINAGA


UNTUK MENDENGARKAN DENYUT
JANTUNG JANIN
• DULU  MENGGUNAKAN FETOSKOP MONOAURAL
• KEMUDIAN  BISA MENGGUNAKAN DOPPLER / DOPTONE
Cardiotocography
(CTG)
• Suatu metode elektronik dalam pencatatan
(GRAPHY) secara simultan:
• DJJ (CARDIO),
• Pergerakan janin,
• Kontraksi uterus (TOCO),
untuk mengidentifikasi respon jantung janin
terhadap hipoksia.
•Dilakukan setelah umur kehamilan >
32mgg
•Mesin yang digunakan disebut
cardiotocograph
•Dikenal pula dengan nama
electronic fetal monitor atau
external fetal monitor (EFM).
Metoda
•Pencatatan simultan dilakukan oleh
dua transducer terpisah,
satu untuk pengukuran DJJ dan
satu lagi untuk kontraksi uterus

•Terdapat transducer eksternal dan


internal
PRINSIP KERJA
ALAT
Auskultasi
BUNYI DOPPLER


Pengumpulan Data DJJ

Cardiotachometer merupakan komponen dalam CTG


yang mengkonversi sinyal ke dalam DJJ.
Cardiotachometer
• Pengukuran eksternal berarti kedua sensor
dilekatkan pada dinding abdominal. Sensor
ultrasonik jantung diletakkan dekat dengan
jantung janin.

• Pengukuran internal membutuhkan dilatasi


servikal karena dilakukannya insersi pressure
catheter kedalam rongga uterus, dan pelekatan
elektroda pada kepala janin.
Internal Fetal
Monitor
Transducer kontraksi yang sensitif
terhadap tekanan disebut
tocodynamometer (toco) akan mengukur
regangan dinding abdominal (suatu
pengukuran tidak langsung terhadap
tekanan intrauterin)
HASIL
• Hasil CTG dicetak pada kertas atau disimpan dalam
komputer untuk referensi selanjutnya.
• Penggunaan CTG dengan jaringan komputer
memungkinkan pengawasan kontinyu pada ruangan
yang jauh: dokter bisa mengawasi rekaman CTG
beberapa pasien secara simultan pada satu stasiun
komputer.
• CTG digunakan untuk monitoring
beberapa pengukuran:
 kontraksi uterus dan
 empat fitur denyut jantung janin:
baseline heart rate, variability,
accelerations, and decelerations.
Jenis Tes

Penggunaan CTG selama trimester ketiga


untuk monitoring janin disebut nonstress
test.
Hasil baik diindikasikan oleh suatu non-
stress test  Artinya DJJ meningkat ≥15x
dalam waktu ≥15 detik dan setidaknya
berlangsung 2x selama interval 20 menit.
• Penggunaan mesin CTG selama persalinan
disebut stress test.
• Praktek ini diharapkan bisa mengurangi
insidensi kematian janin dalam persalinan dan
mengurangi cerebral palsy (CP).

(London, Marcia; Patrica Ladewig, Jane Ball, & Ruth Bindler (2007). Maternal &
Child Nursing Care. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.)
KONDISI YANG HARUS DIKETAHUI
SEBELUM MENJALANKAN MESIN CTG

• Apakah kedua transducer (DJJ dan TOCO) telah siap untuk


digunakan?
• Umur Kehamilan
• ANTE/INTRAPARTUM STAGE
• PAPER VELOCITY
• Presentasi Janin
• SINGLETON/TWINS
• Posisi Ibu
• Obat yang digunakan
• FASTING/AFTER MEAL
• POSITION OF THE FHR/TOCO PEN/NEEDLE ‘0’
Indikasi Untuk Pemeriksaan CTG

Faktor Risiko Ibu Faktor Risiko Janin Faktor Risiko


Intrapartum

Riwayat SC Kecil untuk masa kehamilan Augmentasi Persalinan


Pre-eklampsi Prematur Epidural analgesia
Serotinus Oligohidramnion Perdarahan selama
persalinan
Kelainan aliran darah plasental yang
Ketuban Pecah Dini ditunjukkan dengan Doppler Demam saat persalinan
artery velocitometry

Induksi Persalinan Kehamilan Multipel Mekoneal


Diabetes Mekoneal  
Perdarahan Kelainan Letak  
antepartum
Penyakit lainnya yang    
berhubungan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai