Anda di halaman 1dari 2

RESUME

FILSAFAT ILMU DAN POTENSI TERAPAN DI KEDOKTERAN


Nama: Paul Herman atmaja
Prodi: Bedah Saraf

Filsafat berasal dari kata philos yang memiliki arti cinta dan sophia yang memiliki arti
kebijaksanaan, pihloshopos cinta pada ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Filsafat
Bertujuan untuk mencari hubungan antara pengetahuan dari berbagai bidang ilmu dan
kemudian disusun secara sistematis menjadi satu keseluruhan yang meyakinkan. Pola berfikir
akan mendasari aktivitas, kegiatan, tindakan, dan perilaku atas pandangan.

Stem cell merupakan masa depan ilmu kedokteran untuk terapi biologis yang memiliki
kemampuan untuk diaplikasikan pada berbagai kasus penyakit. Stem cell memiliki fungsi dan
tujuan 5R yaitu replace, repair, regeneration, rehabilitation, dan rejuvenation. Kedepannya
UI akan mengembangkan pusat terapi atau klinik stem cell untuk berbagai penyakit.

Hak sebagai pasien adalah untuk mendapatkan sumber data kesehatan dan arah terapi
mengenai penyakit atau keluhan yang saat ini diderita. Kewajiban sebagai pasien adalah
memberikan informasi sedetail mungkin kepada dokter agar rencana terapi dan tatalaksana
yang diambil akan optimal dan sesuai dengan kondisi pasien. Informasi ini tentu saja
tergantung dari karakteristik pasien baik secara usia maupun pendidikan. Wali/orang tua
pasien harus memberikan informasi yang detail bila pasien anak.

Tujuan dari pelayanan kedokteran adalah agar pasien mendapat kesembuhan atau sesuatu
yang diharapkan oleh pasien. Kesembuhan yang dimaksud dapat berupa sembuh secara total
ataupun sembuh sebagian. Hak dokter dalam interaksi dokter dan pasien adalah mendapatkan
info sedetail mungkin mengenai penyakit yang diderita pasien, akses informasi , akses
pengetahuan, dan akses pelatihan. Kewajiban dokter dalam interaksi dokter dan pasien adalah
melaksanakan SOP Dalam memberikan pelayanan kedokteran, seorang dokter harus
menguasai ilmu, metode, dan logika kedokteran.

Terdapat dua paradigma dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter. Paradigma
pertama adalah paradigma sosial dimana dokter cenderung melakukan suatu tatalaksana
semaksimal mungkin tanpa batasan dan cenderung tidak mengharapkan apa-apa. Pada
paradigma ini dokter tidak mengharapkan suatu implikasi terhadap jasa kedokteran yang Ia
berikan baik berupa materi maupun imbalan lainnya. Paradigma kedua adalah paradigma
materialistik dimana pelayanan kedokteran cenderung dibatasi oleh materi sesuai dengan nilai
dan cenderung mengharapkan imbalan sebagai implikasi dari pelayanan atau jasa yang telah
diberikan. Paradigma sosial dan materialistik harus diterapkan pada waktu dan pada kasus
yang tepat karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Anda mungkin juga menyukai