Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MANDIRI KULIAH FILSAFAT

MANUSIA DAN PENGASUH ILMU FILSAFAT

Nama/NPM :
Prodi :
Hari/Tanggal/Jam :
Narasumber : Prof. Dr. Budhi Setianto, SpJP(K)

Tradisi Ilmiah-Sikap Kebangsaan dan Merajut Peradaban


Berbagai fenomena kesehatan (seperti pandemic COVID-19, fenomena distribusi
vaksin, dilemma dalam kasus emergensi) merupakan ujian terhaadap nilai-nilai kebersamaan.
Belajar dari pandemic COVID-19 kemarin, WHO menunjukkan sikap kebersamaan dengan
mengangkat isu ketimpangan akses kesehatan di negara-negara miskin.

Tren Ilmu Kedokteran di Masa Depan


Saat ini terdapat berbagai inovasi di bidang kedokteran (contoh : pemanfaatan
artificial intelligent, tekonologi informasi komunikasi, teknologi rekayasa genetik, dan teori
kuantum). Dalam dunia kesehatan, invoasi itu dapat diterapkan dalam berbagai hal
bermanfaat, seperti :
- Penemuan alat stimulasi listrik saraf
- Penemuan metode baru administrasi obat
- Penemuan metode transplantasi organ

Namun inovasi ini seringkali menyinggung aspek dilema etis, dikarenakan isu bahwa
profesi kesehatan dapat digantikan oleh robot serta sistem terkomputerisasi. Belum lagi,
penemuan inovasi di bidang kesehatan sering menggunakan organ hewan sebagai bahan uji,
dimana utilisasi secara berlebihan dapat dianggap melanggar kaidah bioetika kedokterann.

Hubungan Moral Dokter-Pasien


Isu terkait komputerisasi dan robot pengganti profesi kesehatan nampaknya beum bisa
menggantikan peranan dokter dalam menjalin hubungan moral dengan pasien. Hubungan
tersebut dapat ditampilkan melalui :
- Reassurance  Upaya untuk memberikan penjelasan yang rasional dengna
penyampaian yang baik (misalnya dengan mengedepankan senyum, salam, dan sapa)
- Reposition  Mencoba memposisikan diri sebagai pasien, sehingga dapat membuat
keputusan yang lebih sesuai dengan aksesibilitas, finansial, dan kapabilitas pasien.
- Re-education  Meyakinkan pasien bahwa aspek spiritual (hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Kuasa) juga menjadi hal yang penting dalam kesembuhan
seseorang

Hubungan antara dokter dan pasien juga dibatasi oleh berbagai aspek, mulai dari etik,
disiplin, dan legal.
- Dari aspek etik, dokter diharapkan mampu menerapkan kaidah autonomi,
beneficence, non-maleficence, justice, serta spiritual belief dalam melakukan
pelayanan pada pasien.
- Dari segi disiplin, dokter diharapkan tetap mempertahankan profesionalisme melalui
penyesuaian pengetahuan,keterampilan, dan sikap terhadap pasien
- Dari segi legal, dokter harus tetap menjalankan praktik kedokteran yang benar secara
hukum, sesuai dengan butir-butir KODEKI, sumpah dokter, dan UU yang berlaku.

Dokter Berjati Diri Indonesia


Dengan Berpegang teguh pada konsep dasar filosofi, seorang dokter dapat
menjembatani antara nilai yang dianut pasien (dalam mencapai kesembuhan dari penyakit)
denga jatidiri dokter tersebut. Terkadang, segala fenomena tubuh manusia tidak hanya
bersumber dari proses jasmani kasar (tubuh fisik), namun juga jasmani halus (jiwa)
Dalam jiwa terdapat campuran berbagai hal seperti angan-angan, perasaan, dan nafsu.
Ketika seseorang memiliki angan-angan yang positif secara sadar, diikuti dengan perasaan
percaya dan kontrol hawa nafsu dan emosi negatif, maka hal tersebut akan tertanam ke dalam
alam bawha sadar (Ego dan Super Ego) seseorang. Segala sesuatu yang tertanam di alam
bawah sadar, dapat melahirkan sebuah Tripurusa (Kepercayaan akan Tiga Rupa Tuhan yang
Menjadi Kesatuan). Tripurusa sendiri memiliki tiga wujud, yaitu :
- Suksma Kawaekas (melmbangkan sifat diam tanpa batas)
- Suksma Sejati (melambangkan sifat yang dinamis, tak terbatas(
- Roh suci (melambangkan sifat terbatas)
Gabungan antara kesadaran kolektif dan asadar akan menjadikan seorang insan yang
melebihi paradigma biomedik.
Menyikapi hal tersebut, masing-masing pihak yang terlibat di dunia kesehatan wajib
untuk menjalankan peranannya dalam hierarki politik kesehatan. Misalnya pemerintah dapat
terus mengembangkan program kesehatan yang berlandaskan pada tujuan Millenial
Development Goals (MDGs). Dokter yang mengani pasien juga diharapkan dapat
memperlakukan pasien selayaknya keluarga sendiri. Dengan begitu, dokter dapat
memberikan pelayaan kesehatan yang bersifat mandiri dan prophetis, serta komprehensif.

Kesimpulan :
Kesadaran seorang dokter akan posisi dan jati dirinya akan membantunya dalam
menyikapi perkembangan ilmu kedokteran yang mengarah pada automatisasi sistem. Dokter
harus ingat bahwa kesembuhan seorang pasien tidak sebatas berakar dari aspek biomedik,
melainkan juga aspek spiritual yang bersifat bawah sadar.

Anda mungkin juga menyukai